Anda di halaman 1dari 8

KEPEMIMPINAN DAN

MANAJEMEN PENDIDIKAN
DASAR
MODUL 8
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
KEGIATAN BELAJAR 1
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

NORMARETA NIATAMA
NIM. 530040085
Standar Pelayanan Minimal bidang pendidikan yang selanjutnya disebut SPM adalah jenis
dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang harus disediakan oleh satuan atau program
pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten atau kota sebagaimana diatur dalam PP No.38 Tahun 2007 tentang
Pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota

Tujuan dibuatnya SPM agar bisa dijadikan pedoman dalam


memberikan layanan pendidikan yang berkualitas kepada
masyarakat.
SPM yang dibuat meliputi Standar Pelayanan Minimal untuk
pendidikan Dasar, Standar Pelayanan Minimal Pendidikan
Menengah, Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Non
Formal, Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Kepemudaan,
dan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Kegiatan
pendidikan olahraga, Standar Pelayanan Minimal
Penyelenggaraan Statistik dan Pelaporan Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga.
LAYANAN SPM PENDIDIKAN MELIPUTI :
1.Yang merupakan tanggung jawab langsung
Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi tugas
pokok dan fungsi dinas pendidikan untuk
sekolah atau kantor Depag untuk madrasah.
2.Yang merupakan tanggung jawab tidak langsung
Pemerintah Kabupaten/Kota Dinas Pendidikan
dan Kantor Kemenag, karena layanan diberikan
oleh pihak sekolah dan madrasah, para guru
dan tenaga kependidikan dengan dukungan
Pemerintah.
Prinsip SPM menurut PP No. 65 Tahun 2005 Bab III Pasal 3 yaitu :

1. SPM disusun sebagai alat pemerintah dan Pemda untuk


menjamin layanan akses dan mutu layanan dasar kepada
masyarakat secara merata.
2. SPM ditetapkan oleh pemerintah dan diberlakukan untuk
seluruh Pemda
3. Penerapan SPM oleh Pemda merupakan bagian dari
penyelenggaraan pelayanan dasar nasional.
4. SPM bersifat sederhana, konkret, mudah diukur, terbuka,
terjangkau, dan dapat dipertanggungjawabkan
5. SPM disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan, prioritas,
dan kemampuan keuangan nasional, daerah, dan kelembagaan.
SPM Pendidikan SD/MI
1. 95% anak usia 7 – 12 tahun sekolah di SD/MI
2. APS tidak melebihi 1% dari jumlah siswa yang bersekolah
3. 90% sekolah memiliki sarpras minimal sesuai standar teknis nasional
4. 90% dari jumlah guru SD yang diperlukan terpenuhi.
5. 90% guru SD/MI memiliki kualifikasi sesuai kompetensi
6. 95% siswa memiliki buku pelajaran yang lengkap.
7. Jumlah siswa SD/MI per kelas 30 s.d 40 siswa.
8. 90% dari siswa yang mengikuti uji sampel mutu pendidikan
mencapai nilai memuaskan.
9. 95% lulusan SD/MI melanjutkan ke SMP/MTs
Prinsip SPM Pendidikan Dasar menurut Permen
Pendidikan dan Kebudayaan N. 23 Tahun 2013
1. Diterapkan pada urusan wajib
2. Diberlakukan untuk seluruh daerah kab/kota
3. Menjamin akses masyarakat guna mendapat akses
pelayanan dasar.
4. Merupakan indikator kinerja.
5. Bersifat dinamis.
6. Ditetapkan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan
dasar.
SPM Pendidikan SMP/MTs
1. 90% anak usia 13 – 15 tahun sekolah di SMP/MTs
2. APS tidak melebihi 1% dari jumlah siswa yang bersekolah
3. 90% sekolah memiliki sarpras minimal sesuai standar teknis nasional
4. 80% sekolah memiliki tenaga kependidikan nonguru
5. 90% dari jumlah guru SD yang diperlukan terpenuhi.
6. 90% guru SD/MI memiliki kualifikasi sesuai kompetensi
7. 100% siswa memiliki buku pelajaran yang lengkap.
8. Jumlah siswa SD/MI per kelas 30 s.d 40 siswa.
9. 90% dari siswa yang mengikuti uji sampel mutu pendidikan mencapai nilai
memuaskan.
10. 70% lulusan SMP/MTs melanjutkan ke SMA/MA
Untuk menciptakan pendidikan yang
berkualitas dengan berpedoman kepada
SPM maka dibutuhkan upaya keras dan
dukungan dari banyak pihak untuk
mewujudkannya.

Anda mungkin juga menyukai