Anda di halaman 1dari 3

Resensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

1.Indentitas
Judul : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Penulis : Haji Abdul Malik Karim Amrullah ( HAMKA)

Penerbit : PT Bulan Bintang, Jakarta

Tahun Terbit : 1938

Tebal : 140 halaman 28 bab

Bahasa : indonesia dan minangkabau

2.Orientasi
Tenggelamnya Kapal van der Wijck adalah sebuah novel yang ditulis oleh Haji Abdul Malik Karim
Amrullah atau lebih dikenal dengan nama Hamka dan diterbitkan pada tahun 1983 oleh PT bulan
bintang di jakarta. Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah novel karya Hamka
menceritakan tentang kekasih yang tidak menyatu cinta nya yaitu Zainuddin dengan Hayati. Novel ini
mengisahkan persoalan adat yang berlaku di Minangkabau dan perbedaan latar belakang sosial yang
menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga mengisahkan percintaan yang ikhlas dan
cintanya zainuddin dengan hayati berakhir dengan kematian

Dikisahkan dari tahun 1930an di tanah kelahirannya Makassar, Zainuddin berlayar menuju kampung
halaman ayahnya di Batipuh, Padang Panjang. Disana, ia bertemu dengan Hayati , seorang gadis
cantik jelita yang menjadi bunga di desanya. Zainuddin yang memendam perasaan pada Hayati
seketika menjadi pujangga dengan kata-kata yang mampu menusuk perasaan wanita yang memiliki
kecantikan alami tersebut melalui rangkaian kata indah yang ia karang sendiri.

3. tafsiran isi
Tafsiran 1

Setelah disuguhi alur drama romantisme, pembaca kemudian diajak untuk memasuki konflik, yaitu
ketika hubungan berbeda budaya ini ditentang oleh para ninik dan mamak Hayati serta para tetua
suku karena Zainuddin dianggap bukan seorang yang berdarah Minang. Selain itu, Zainuddin bukan
termasuk seorang pria mapan sehingga dianggap tidak cocok untuk dijadikan sebagai sandaran
hidup Hayati. Pada akhirnya para tetua memutuskan agar Zainuddin segera angkat kaki dari Batipuh
dan tidak berhubungan lagi dengan Hayati. Hal tersebut memang merupakan hal yang lumrah terjadi
di kehidupan nyata pada zaman dahulu, dimana adat istiadat masih dipegang teguh oleh
masyarakat.
Tafsiran 2

Sebelum meninggalkan Batipuh, Zainuddin dan Hayati mengucapkan janji setia akan menjalani hidup
bersama suatu saat nanti. Mereka mengucapkan ikrar di sebuah danau tempat Zainuddin biasa
menulis surat – surat yang puitis untuk Hayati. Karena bagi Zainuddin danau merupakan lokasi yang
tepat untuk menulis di sana ia dapat mencurahkan segala isi hatinya melalui tulisan.

Tafsiran 3

Terdapat sifat Zainuddin yang patut ditiru oleh para kaum muda, yaitu ketika Zainuddin memutuskan
untuk berjuang, pergi dari tanah Minang dan merantau ke tanah Jawa demi bangkit melawan
keterpurukan cintanya. Zainuddin bekerja keras membuka lembaran baru dalam hidupnya dan tidak
terpuruk dalam kesedihan akibat berpisah dengan Hayati. Sampai akhirnya ia menjadi penulis
terkenal dengan karya-karya masyhur.

Tafsiran 4

Unsur dramatis kembali dimunculkan saat sebuah kenyataan menghantam Zainuddin yang tengah
bergelimangan harta dan kemasyuran. Dalam sebuah pertunjukkan opera, Zainuddin bertemu
dengan Hayati, kali ini hayati bersama suaminya yaitu Aziz. Pernikahan harta dan kecantikan
bertemu dengan cinta suci yang tak lekang oleh waktu. Pada akhirnya kisah cinta Zainuddin dan
Hayati menemui ujian terberatnya,yaitu dalam sebuah tragedi tengelamnya kapal Van Der Wijck.

4. Evaluasi
Ada beberapa kelebihan yang terkandung dalam novel ini. diantaranya ialah novel ini dibuat
berdasarkan kehidupan nyata yang terjadi ditahun 1930an dan banyak pelajaran hidup yang bisa
dikutip dari novel ini seperti seorang zainuddin yang terpuruk hancur berputus asa karena dikhianati
cintanya oleh hayati ,dan Zainuddin memutuskan untuk kembali bangkit berjuang dalam
keterpurukannya hingga menjadi seorang penulis yang terkenal dengan karya karya mansyurnya.

Novel ini mengembangkan jiwa menjadi orang lebih sabar dan novel ini mengandung banyak amanat
mengenai tanah buadaya.

adapun kelemahan dari novel ini yaitu adat istiadat minangkabau yang amat keras dan tidak sesuai
dengan nilai nilai kemanusiaan , manusia yang berhak mendapat cinta,pengakuan dan keluarga.

Novel ini meskipun dicetak berulang kali gaya bahasa nya telah disempurnakan sesuai dengan YED
namun bahasanya masih saja bahasa belum sempurna.dan ada beberapa bahasa minang yang tidak
terdapat terjemahannya. Sehingga banyak orang yang tidak bisa menterjemahkannya.kemudian sifat
toko sulit untuk dipahami pembaca ,karena tidak dijelaskan secara mendetail. Banyak kalimat yang
bertele tele dan pemborosan kata sehingga membuat pembaca mudah bosan.

5. Rangkuman
Perdebatan mengenai harta warisan antara Pendekar Sutan dengan mamaknya berujung pada
kematian. Pendekar Sutan diasingkan dari Batipuh ke Cilacap selama dua belas tahun karena
membunuh mamaknya. Setelah bebas, Pendekar Sutan memilih menetap di Makassar dan menikah
dengan Daeng Habibah. Akan tetapi, setelah memperoleh seorang anak bernama Zainuddin Daeng
Habibah meninggal dan tidak lama setelah itu Zainuddin menjadi yatim piatu.
Ketika beranjak remaja, Zainuddin meminta izin kepada pengasuhnya Mak Base untuk berangkat
ke Minangkabau ia telah lama ingin menjumpai tanah asal ayahnya di Batipuh. Namun, kedatangan
Zainuddin tidak mendapatkan sambutan baik di tengah-tengah masyarakat yang menarik struktur
kekerabatan dari ibu. Ia dianggap tidak memiliki pertalian darah lagi dengan keluarganya di
Minangkabau karena, meskipun ia berayah Minang dan ibunya berasal dari Bugis. Akibatnya, ia
merasa terasing dan tidak dianggap oleh masyarakat minangkabau. Tidak beberapa jauh dari batipuh
ada sebuah rumah adat yang indah dan kokoh,menandakan bahwa orang di rumah ini amat keras
dalam memegang adat lembaga minangkabau dan banyak beberapa gadis yg pergi untuk menutut
ilmu.zainuddin bertemu dengan gadis yang bernama hayati,hayati dengan zainuddin berkenalan dan
persabahatan hingga tumbuh rasa cinta . melalui surat-surat ia kerap mencurahkan kesedihannya
kepada Hayati, perempuan keturunan bangsawan Minang yang prihatin terhadapnya.
Setelah Zainuddin dan Hayati sama-sama mulai jatuh cinta, Zainuddin memutuskan pindah
ke Padang Panjang karena mamak Hayati memintanya untuk keluar dari Batipuh. Sebelum berpisah,
Hayati sempat berjanji kepada Zainuddin untuk selalu setia. Sewaktu Hayati berkunjung ke Padang
Panjang karena hendak menjumpai Zainuddin, Hayati sempat menginap di rumah sahabatnya,
Khadijah. Namun, sekembali dari Padang Panjang, Hayati dihadapkan oleh permintaan keluarganya
yang telah sepakat untuk menerima pinangan Azis, kakak Khadijah .Aziz, yang murni keturunan
Minang dan berasal dari keluarga terpandang, lebih disukai keluarga Hayati daripada Zainuddin.
Meskipun masih mencintai Zainuddin, Hayati akhirnya terpaksa menerima dinikahkan dengan Aziz.
Mengetahui Hayati telah menikah dan mengkhianati janjinya, Zainuddin yang sempat berputus asa
pergi ke Jawa bersama temannya yaitu Muluk, tinggal pertama kali di Batavia sebelum akhirnya
pindah ke Surabaya. Di perantauan, Zainuddin menjadi penulis yang terkenal. Pada saat yang sama,
Aziz juga pindah ke Surabaya bersama Hayati karena alasan pekerjaan, tetapi rumah tangga mereka
akhirnya menjadi berantakan. Setelah Aziz dipecat, mereka menumpang ke rumah Zainuddin, tetapi
Aziz lalu bunuh diri dan dalam sepucuk surat ia berpesan agar Zainuddin menjaga Hayati. Namun,
Zainuddin tidak memaafkan kesalahan Hayati. Hayati akhirnya disuruh pulang ke Batipuh dengan
menaiki kapal van der Wijck. Di tengah-tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati tenggelam, dan
setelah Zainuddin mendengar berita itu ia langsung menuju sebuah rumah sakit di Tuban. Sebelum
kapal tenggelam, Muluk yang menyesali sikap Zainuddin memberi tahu Zainuddin bahwa Hayati
sebetulnya masih mencintainya. Namun, tidak lama setelah Zainuddin datang, Hayati meninggal.
Sepeninggal Hayati, Zainuddin menjadi sakit-sakitan sampai akhirnya meninggal dan Jasadnya
dimakamkan di dekat pusara Hayati.

Anda mungkin juga menyukai