Anda di halaman 1dari 11

KRITIK TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

Penulis : BUYA HAMKA
Diterbitkan oleh Balai Pustaka Djakarta  th.1958
Tebal:  200 halaman.

RINGKASAN
Roman ini menceritakan tentang Tenggelamnya Kapal Van der
Wijck yang  mengisahkan tentang perselisihan persoalan dari adat yang berlaku di
Minangkabau dan perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan percintaan
dari sepasang kekasih sehingga berakhir dengan kematian.
Pada suatu masa di wilayah mengkasar di tepi pantai yang beradadi antara kampung
baru dan kampung mariso, berdirilah sebuah rumahyang berbentuk sebuah ciri khas
daerah Mengkasar. Yang di dalamnyahiduplah seorang pemuda yang berumur 19
tahun, pemuda itu bernama Zainuddin. Zainudin adalah seorang pemuda
dari hasil perkawinan campuran Minangkabau dan Mengkasar.
Selama hidupnya Ia berkeinginan untuk selalu mendengarkancerita dari orang tua
angkatnya, Mak Base. Zainuddin tidak pernah bosan mendengarkan cerita Mak Base
tentang ayahnya saat muda, pada saat ia termenung  teringatlah pesan dari ayahnya
ketika beliau akan meninggal,ayahnya mengatakan bahwa kampungnya  bukanlah
Mengkasar.
Di Negeri Batipuh Sapuluh Koto (Padang panjang) 30 tahun
lampau, hiduplah seorang pemuda bergelar Pendekar Sutan, pendekar sutan kemenakan
Datuk Mantari Labih yang merupakan alih pewaris tunggal dari harta peninggalan
ibunya yang dikarenakan tidak memilikisaudara perempuan, maka harta bendanya diurus
oleh  mamaknya dari Datuk Mantari Labih.
Datuk Mantari Labih inilah mamak yang diamanahkan oleh ibu Pendekar sutan
untuk  menjaga warisan anak Pendekar Sutan, akan tetapiDatuk Mantari labih serakah akan
harta yang diwarisinya itu, dan ia hanya bisa menghabiskan harta tersebut, sedangkan
untuk kemenakannya  Pendekar Sutan dianjurkan untuk tidak menggunakannyadan
memiliki warisan tersebut.
Hingga suatu hari, ketika Pendekar Sutan ingin menikah namun tidak
diizinkan untuk menggunakan harta warisan tersebut. Pendekar Sutan marah kepada Datuk
Mantari labih dan akhirnya terjadilah pertengkaran antara Pendekar Sutan dan Datuk
Mantari Labih yang membuat Datuk Mantari labih meninggal lebih dahulu.
Setelah kematian Datuk Mantari Labih, Pendekar Sutan punditangkap dan dibuang,
pada saat itu ia baru berusia 15 tahun dan  iapundibuang ke Cilacap. Kemudian ia dibawa
ke Tanah Bugisdikarenakannya ada Perang Bone, dan akhirnya ia sampai di Tanah
Mengkasar dan Pendekar Sutan bebas dari hukumannya, setelah ia bebas ia pun pergi ke
daerah mengkasar dan setelah itu ia menemukan pujaan hatinya dan ia menikah dengan
Daeng Habibah putri dari seorang penyebar agama islam yang berketurunan Melayu.
 Empat tahun kemudian Daeng habibah Putri melahirkan seorang anak laki
laki  yang bernama Zainuddin, saat Zainuddin berusia masih kecil ibunya Daeng Habibah
putri meninggal, dan beberapa bulan kemudian ayahnya Pendekar Sutan menyusul ibunya,
dan Zainuddin diasuh oleh Mak Base. Mak base adalah orang terdekat dari Pendekar Sutan
dan Daeng Habibah Putri dan beliaulah yang merawat dan mendidik Zainuddin sehingga ia
tumbuh dewasa dan  menjadi seorang yang berakhlak mulia.
Setelah Zainuddin tumbuh dewasa Zainuddin pun berfikir keras dalam
upaya meminta izin kepada Mak Base untuk pergi ke kampung ayahnya di  daerah Padang
Panjang. Dengan berat hati, Mak Base melepas Zainuddin pergi. Zainuddin pun pergi ke
kampung halaman ayahnya dengan berat hati, karna ia tidak tega meniggalkan Mak Base
sendirian.
Sampai di Padang Panjang Zainuddin langsung
menuju kampungBatipuh. Disanalah ayahnya dilahirkan. Sesampainya di
sana ia sangatgembira, namun lama-kelamaan kegembiraan nya itu hilang karena
semuanya ternyata tidak seperti yang ia harapkan, karna ia masih dianggap sebagai orang
asing, dianggap orang Bugis oleh masyarakat setempat, dan hanya karena di
lahirkan dari seorang wanita yang bukan keturunan ninik mamaknya. Tetapi Zainuddin
tetap tabah menghadapi omongan orang-orang di kampung tersebut.
Betapa malang dirinya Zainuddin, karena di negeri ibunya ia juga
dianggap sebagai orang asing oleh orang Padang. Ia pun jenuh dan tidak tahu lagi harus
kemana dan iapun berfikir untuk kembali lagi ke kampung Mak Base. Tetapi pada saat ia
akan pergi ia pun bertemu Hayati seorang gadis cantik Minang yang membuat hatinya
gelisah danmenjadikannya alasan untuk tetap tinggal di sana.
Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja antara Zainuddin dan Hayati
di sebuah jalan pada waktu turunnya hujan dan dari surat menyurat itulah mulainya
sebuah percintaan dari sepasang kekasih yang penuh penderitaan ini dimulai. Mereka
selalu berkirim surat untuk nmenyurahkan isi hati mereka yang saling mencintai.
"Sebagai kukatakan dahulu, lebih bebas saya menulis surat daripada berkata-kata dengan
engkau. Saya lebih pandai meratap,menyesal dan mengupat dalam sebuah surat. Karena,
bilamana saya bertemu dengan engkau, maka matamu yang sebagai Bintang Timur itu
senantiasa menghilangkan susun kataku."

Sebuah surat dari Zainuddin yang berisi tentang perasaan yang susah untuk
diucapkan kepada  sahabat perempuan yang dicintainyayaitu Hayati. 
Berawal dari pertemuan singkat di daerah Padang yang berada didekat rumah
Hayati. Hayati yang berbudi pekerti yang baik, sopan danmemiliki tutur kata yang indah,
juga parasnya yang cantik, yang bisa membuat tergugahnya hati Zainuddin untuk
memiliknya. Sehingga hati Zainuddin pun terpikat. Merekapun berkenalan dengan baik
dan saling menjalin persahabatan yang dimulai dari pertemuan itu, hingga akhirnya
terjalinlah sebuah hubugan yang saling mencintai, mereka saling bertemu dengan
melibatkan adik laki-laki Hayati sebagai orang ketiganya.
Hubungan kisah Zainuddin dan Hayati tidak disetujui oleh ninik dan mamaknya
Hayati. Dikarenakan Zainuddin tidak bersuku dan bebeda adat. Zainuddin dianggap
sebagai anak orang Mengkasar oleh orang-orang Minangkabau, sekalipun
ayahnya adalah asli orang situ,karena ayahnya menikah bukan dengan orang sesama
sukunya. Begitu pula di Mengkasar Zainuddin
dianggap asing oleh masyarakat padang tersebut karena ibunya memiliki suami yang
merupakan orang buangan dari Minangkabau.
Setalah  keluarga dari hayati mengetahui asal usul Zainuddin, mereka tidak
menyetujui hubungan antara Zainuddin dan Hayati sekalipun memutuskan silahturahmi
antara mereka. Akhirnya Zainuddinyang malang harus bisa menerima dan
meghilangkan perasaan cintanyakepada Hayati.  
Karena mengingat statusnya sebagai pemuda yang tidak jelas asal
usulnya. Ia pun harus menelan mentah-mentah kehidupannya yang berbeda suku adat
dan  tidak memiliki jaminan harta yang begitu banyak untuk menyandingkan Hayati di
sisinya. Karena Hayati terlahir dari keluarga yang terpandang dan tinggal di suatu tempat
yang masih kentalsuku peradatannya, dengan terpaksa Zainuddin pun harus dengan ikhlas
untuk pisah dari Hayati meskipun keduanya saling mencintai.
Cinta yang suci atas nama Ilahi, mereka tetap berkomunikasi lewat surat-surat yang
indah bahasanya, saling mengungkapkan perasaanrindu antar mereka di dalam surat.
Hayati berjanji pada Zainuddin bahwa ia akan menunggu kepulangan Zainuddin sampai
kapanpun, dan sampai saat itu ia tak akan mengubah perasaannya untuk memberikan
cintanya pada siapapun selain Zainuddin.
Kabar kedekatan mereka tersebar luas dan menjadi bahan gunjingan oleh
masyarakat  Minang. Karena keluarga Hayati merupakan keturunan terpandang , maka hal
itu menjadi aib bagi keluarganya,Zainuddin dipanggil oleh mamak Hayati dengan alasan
demi keselamatan Hayati, mamak Hayati menyuruh Zainuddin pergi meninggalkan
Batipuh.
Dan Zainuddin pun pindah ke Padang Panjang dengan berat hati,selain menunggu
pujaan hatinya, di Padang Panjang Zainuddin memperdalam ilmu agama dan
pengetahuannya,  karena di kota tersebuttelah berdiri sekolah-sekolah bagus tentang
memperdalam ajaran islam. Tetapi penantian Zainuddin tidak berujung indah karena
Hayati akhirnya memilih untuk diperistri oleh Aziz, kakak dari sahabatnya yang bernama
Khadijah.
Luluh lantaklah hati si Yatim-Piatu yang terbuang itu, terlebih lagi disaat yang
sama Zainuddin mendapat kabar kalau Mak Base, pengasuhnya juga telah berpulang. Mak
Base meninggal dan mewariskan banyak harta kepada
Zainuddin. Lalu akhirnya Zainuddinmemberanikan diri mengirim surat lamaran kepada
Hayati di Batipuh.
Tetapi sayangnya hal itu bersamaan pula dengan datangnyarombongan dari pihak
Aziz yang juga hendak melamar Hayati. Zainuddin tanpa menyebutkan harta kekayaan
yang dimilikinya, akhirnya ia ditolak oleh ninik mamak Hayati, dan ninik mamak hayati
pun menerima pinangan Aziz yang di mata mereka lebih beradab dan kaya raya.
Hayati akhirnya menikah dengan Azis kakak dari sahabatnya Khadijah yang tinggal di
Padang Panjang atas dasar pilihan Hayati dan keputusan mamaknya yang sepakat
menerima Azis dan menolak lamaran Zainuddin. Azis anak orang berada yang masih
sesuku dan terikat kerabat walaupun jauh dengan mamaknya hayati.
Awal pernikahan Hayati dan Azis sangat bahagia karena Azis pandai mengambil dan
menyenangkan hati Hayati. Namun tanpa sepengetahuan Hayati Azis adalah tipe pemuda
yang suka menghamburkan uang, berjudi, mabuk-mabukkan dan senang main perempuan.
Zainuddin tidak mampu menerima penolakan tersebut, apalagi kata sahabatnya Muluk,
Aziz adalah seorang yang bejat moralnya, Hayati juga merasakan kegetiran. Namun apalah
dayanya di hadapan ninik mamaknyatersebut.
 Setelah pernikahan Hayati, Zainuddin pun jatuh sakit, sakitnya di akibatkan terlalu
memikirkan seseorang ia cintai pergi bersama orang lain. Dan sakitnya itu seperti orang tidak
waras yang selalu memanggil nama Hayati setiap harinya. Atas permintaan dokter dan izin dari
Azis suami hayati, akhirnya hayati pun menjenguk Zainuddin.
Dengan sekejap sakitnya langsung sembuh. Setelah sembuh dari sakit Zainuddin pun
mulai bangkit untuk melupakan pujaan hatinya yaitu Hayati.Berselingnya waktu Zainuddin
pun menjadi penulis yang hebat dan terkenal di tanah Jawa, dan ia berusaha Untuk melupakan
masa lalunya bersama Hayati.
Akhirnya Zainuddin dan Muluk pindah ke Jakarta. Di sana Zainuddin mulai menunjukkan
kepandaiannya menulis dan mulai bangkit dari keterpurukan yang dirasakannya selama ia
hidup. Karyanya dikenal masyarakat dengan nama letter “Z”. Karna semangat dari Muluklah
Zainuddin berhasil dan bisa bangkit dari keterpurukan yang di alaminya hingga sampai saat ia
bisa melupakan hayati.
Hayati dan Aziz hijrah ke Surabaya. Semakin lama watak asli Aziz semakin terlihat
juga. Ia suka berjudi dan main perempuan. Kehidupan perekonomian mereka makin
memprihatinkan dan terlilit banyak hutang. Mereka diusir dari kontrakan dan secara kebetulan
mereka bertemu dengan Zainuddin, mereka singgah di rumah Zainuddin karena tak kuasa
menanggung malu atas kebaikan Zainuddin, Aziz meninggalkan istrinya untuk mencari pekerjaan
ke Banyuwangi.
Beberapa hari kemudian, datang dua surat dari Aziz yang pertama berisi surat perceraian
untuk Hayati, yang kedua berisi surat permintaan maaf dan permintaan agar Zainuddin mau
menerima Hayati kembali. Setelah itu datang berita bahwa Aziz ditemukan bunuh diri di
kamarnya. Hayati juga meminta maaf kepada Zainuddin teleh merelakan kembali mengabdi
kepadanya. Namun karena masih merasa sakit hati Zainuddin menyuruh Hayatipulang ke
kampung halamannya saja.
Esok harinya, dengan terpaksa Hayati menolak untuk pulang kembali ke
kampungnya dengan  berat hati dan perasaan sedih menaiki kapal Van Der Wijck. Setelah Hayati
pergi, barulah Zainuddin menyadari bahwa ia tidak bisa hidup tanpa Hayati. Apalagi setelah
membaca surat Hayati yang bertulis “aku cinta engkau dan kalau kumati adalah kematianku di
dalam mengenang engkau.” Maka segeralah ia menyusul Hayati ke Jakarta.
 Saat sedang bersiap-siap Zainuddin  tersiar kabar bahwa kapal Van Der Wijck
tenggelam.  Kapal Van Der Wijck kapal yang ditumapangi oleh hayati.
Setelah Zainuddin mendengar kabar berita itu pun  Zainuddin langsung syok dan langsung pergi
ke Tuban bersama Muluk sahabtnya untuk mencari Hayati.

Sebelum kapal tenggelam, Muluk menyesali sikap nya sendiri karna ia tidak memberi
tahu Zainuddin bahwa Hayati sebetulnya masih mencintainya.Hayati meninggal setelah Zainuddin
mengajarkannya mengucapkan kalimah syahadat.
Zainuddin juga meniggal tidak lama setelah Hayati meninggal,Zainuddin meninggal
karena tidak bisa berhenti memikirkan hayati wanita yang selalu dicintainya sampai kapanpun
itu. Sehingga ia menjadi sakit-sakitan sampai akhirnya meninggal dan Jasadnya dimakamkan oleh
sahabatnya muluk , Zainudin dimakam kan di dekat pusara Hayati dan cinta sejatinya kekal
abadi.
PEMBAHASAN
Sebagai seorang ulama, Hamka mempergunakan tulisannya sebagai media untuk
menyampaikan nilai-nilai agama dengan begitu halus dan tidak terkesan sedang berdiri di
mimbar dakwah. Melalui karyanya yang awalnya berupa cerita bersambung dan kemudian
dinovelkan,  Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, seorang ulama kharismatik asal
tanah minang inijuga berusaha menyampaikan kritik sosialnya terhadap tradisi yang telah
mengakar kuat di kehidupan masyarakat.
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck seperti kebanyakan Novel Melayu
lainnya berkisah tentang romansa percintaan berlatar budaya lokal. Kisah yang berlatar 
peristiwa 1930-an tersebut menceritakan seorang tokoh bernama Zainuddin yang berdarah
Bugis-Minang menaruh hati pada seorang gadis jelita bernama Hayati, namun kuatnya adat
istiadat tanah Minang menjadi aral yang menyebabkan Zainuddin harus merelakan Hayati
dipersunting lelaki lain yang memiliki strata sosial sepadan menurut adat setempat.
Zainuddin hanyalah lelaki berdarah Minang dari garis keturunan ibunya dan Bugis dari
keturunan ayahnya, sedang dalam tradisi adat Minang sistem nasab dari jalur ibu tidak
diakui, sehingga ia dipandang tidak  memiliki strata sosial yang selayaknya dalam
masyarakat Minangkabau. Arus kuat tradisi dan adat yang menghalangi keinginan
Zainuddin akhirnya menjadi titik balik kehidupan dalam cerita ini.
Dalam masyarakat Indonesia pada umumnya, struktur sosial masih sangat
dipengaruhi oleh sistem adat istiadat, umumnya adat istiadat yang dijadikan patokan bukan
sebagai tembok sosial yang membatasi relasi antar kelompok masyarakat, melainkan untuk
menjaga nilai-nilai dalam masyarakat adat. Aturan-aturan adat yang sangat ketat umumnya
berlaku dalam hal pernikahan, karena menyangkut silsilah keturunan yang akan
mempengaruhi struktur sosial masyarakat, sehingga adat bertujuan memproteksi adanya
pergeseran tatanan nilai dalam masyarakat. Berbeda dalam kasus Zainuddin, adat justru
digunakan sebagai alat untuk meneguhkan paradigma materialistik, dimana stratifikasi
sosial dipandang melalui kacamata harta dan strata kebangsawanan, bukanlagi pada hal
yang lebih subtansi, yakni pada keteguhan, visi hidup, sikap beragama dan moralitas.
Bagaimanapun tak ada adat istiadat yang bertujuan merendahkan martabat kemanusiaan,
oleh sebabnya ia dibuat sebagai sebuah tatanan nilai yang akan menciptakan sikap saling
menghargai, melindungi, dan memanusiakan. Seringkali adat berusaha dibenturkan dengan
keyakinan agama, padahal keduanya bisa berjalan harmonis jika kita melihatnya sebagai
sebuah suprastuktur sosial yang akan menjadi sumber spirit, moralitas serta laku hidup
dalam sebuah tatanan masyarakat.

Masyarakat Minang dikenal sebagai masyarakat yang taat pada ajaran agama Islam,
sehingga arus Islamisasi tidak serta merta menggusur tradisi yang telah berabad-abad
dipelihara oleh masyarakat, justru Islam begitu ramah dengan lokalitas tradisi dan budaya
masyarakat setempat, sehingga ajaran Islam justru semakin memperkuat adat istiadat
masyarakat dan sebaliknya tradisi masyarakat semakin menegaskan Islam sebagai agama
rahmatan lil alamin. Agama dan adat tersebut berkolaborasi untuk menciptakan sebuah
masyarakat yang humanis yang jauh dari sifat-sifat individualis dan materialistis.
Berbeda dengan kisah roman pada umumnya yang lebih menonjolkan kisah
percintaan yang mengumbar asmara minim estetika, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
tidak sekedar menceritakan tentang pertautan hati dua insan yang sedang dilanda cinta,
tetapi juga tentang bagaimana sikap menghadapi kondisi yang tak berpihak, dimana
keinginan hati harus diurungkan atas nama adat, sekaligus berusaha mencibir mereka yang
seringkali menggunakan dalih adat dan agama untuk kepentingan-kepentingan materi.
Kasus yang menimpa Zainuddin masih seringkali dijumpai dalam masyarakat kita,
strata sosial seringkali diukur dari harta dan jabatan, si miskin dan si kaya tak sepantasnya
menjalin sebuah ikatan, akhir cerita dari Nurhayati dan suaminya menjadi bukti bahwa
kebahagiaan yang diukur melalui perspektif materi tidak akan berumur lama.

Tema
 Tema dari film yang berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” adalah
tentang cinta yang sejati, tulus dan cinta yang setia antara laki-laki dan perempuan
tetatpi tidak dapat dipersatukan dan tak tersampaikan karena tradisi adat
minangkabau yang begitu mengikat dan terlalu mendeskriminasi adat lainnya pada
saat itu.
2.      Alur
 Alur dalam film tersebut adalah campuran. Karena dalam film tersebut banyak
kisah masa lalu dari kehidupan Zainuddin, seperti contoh dari awal cerita film
tersebut terdapat bagian cerita tentang perjalanan hidup ayah Zainuddin yang di
ceritakan oleh Mak Base. Cerita dari Muluk tentang karya Zainuddin yang terakhir
kalinya sebelum dia meninggal. Dan selebihnya film tersebut menceritakan tentang
masa depan kehidupan Zainuddin dan Hayati.
3. Tokoh
 Tokoh utama
 Zainuddin
 Hayati
 Khadijah
 Aziz
 Alasannya adalah karena dalam cerita tersebut mereka sering terlibat dalam dialog
langsung maupun tidak langsung. Konflik dalam cerita juga di akibatkan oleh tokoh
tersebut.

 Tokoh pendukung
 Mak Base (Orang Tua Angkat Zainuddin).
 Muluk (sahabat Zainuddin).
 Daeng Masiga.
 Mak Tengah Limah (Ibu dari Hayati)
 Alasannya karena mereka sebagai tokoh pendukung dari tokoh utama juga
melakukan dialog dengan tokoh utama pada film tersebut. Tokoh pendukung juga
menjadi tokoh dalam adanya konflik dalam film tersebut.
4.      

Penokohan
 Zainuddin (Protagonis).
 Seorang laki-laki yang baik hati, alim, setia, dan seorang laki-laki yang memiliki
ambisi yang tinggi.
 Hayati (Protagonis).
 Seorang perempuan yang baik, lembut, penurut adat, sederhana, dan memiliki
kesetian.
 Aziz (antagonis).
 Seorang laki-laki yang pemboros, suka berfoya-foya. Tidak setia, tidak memiliki
tujuan hidup, dan tidak beriman.
 Khadijah
 Seorang perempuan yang berwatak keras, dan senang mempengaruhi orang lain.
5.     
 Sudut Pandang
 Penulis dalam menceritakan film ini menggukan sudut pandang orang ke-3.
6.      

Latar Film
 Latar tempat
 Mangkasar (tempat zainuddin dilahirkan).
 Dusun Batipuh (tempat hayati bertemu dangan zainuddin).
 Padang Panjang (tempat zainuddin mendalami ilmu agama).
 Jakarta/ batavia (tempat mulukdan zainuddin pertama kali ke jawa).
 Serabaya (tempat zainuddin mendapat pekerjaan dan menjadi orang sukses).
 Lamongan (tempat terakhir zainuddin bertemu dengan hayati ketika kapal van der
wijck tenggelam).
 Latar waktu
 Siang
 Malam
 Latar suasana
 Mengharuhkan (saat Haytai menerima cinta Zainuddin ketika Zainuddin
menyatakan lewat surat dan bertemu di bentang sawah milik datuk).
 Menyedihkan ( ketika Zainuddin hidup sengsara, dan ketika permintaan Zainuddin
untuk menikahi Hayati di tolak oleh keluarga Hayati).
7.
Gaya Bahasa
 Menggunakan bahasa melayu kental dipadukan dengan bahasa minangkabau.
8.      
A Amanat
 Jika cinta itu tulus dari hati yang sebenarnya, maka cinta itu tidak perlu
memaksakan untuk dimiliki.
 Walaupun cinta tak tersampaikan, kita harus tetap menjaga cinta itu dengan baik.
 Dalam hidup kita tidak boleh putus asa dan harus selalalu mempunyai tujuan hidup.
 Jika cinta tak tersampaikan, bukan berarti itu adalah akhir dari segalanya

 Nilai moral
 Menghormati dan menjaga adat. Selain itu juga menghormati dan menghargai
istri/suami orang lain, seperti yang dilakukan oleh Zainuddin kepada Aziz dan
Hayati.
 2)      Nilai agama
 Zainuddin dan Hayati yang selalu menghormati nilai agama dalam kisah percintaan
mereka. Dan Zainuddin yang rela pergi jauh untuk menuntuk ilmu agama.
 3)      Nilai sosial
 Keluarga Hayati yang sangat memgang erat adat minangkabau.
PENILAIAN
Novel ini mengembangkan jiwa, menjadikan pembaca merasa berada
langsung pada periode dan tempat yang ada dalam novel. Buya Hamka membawa pembaca
pada periode saat Indonesia masih berada dalam dunia penjajahan. Dibalut dengan kisah
cinta suci yang mengharukan dan membuat jiwa bergejolak, Buya Hamka menggambarkan
Negeri Padang dengan begitu indah dan menawan. Yang paling diminati dari buku ini
adalah cara penyampaian Hamka pada saat itu yang dinilai tidak terlalu kaku namun tetap
detail dan romatis ala tahun 1930an. Penyampaian kata romantis disini terlihat dalam surat-
surat yang dikirim oleh Zainuddin kepada Hayati, begitu juga sebaliknya. Roman ini sangat
menyentuh hati pembacanya. Banyak mengajarkan banyak hal. Salah satunya adalah untuk
selalu sabar.

Kultur budaya melayu yang menjadi roh dari karya sastra ini sangat berpengaruh
besar terhadap berbagai aspek di dalam proses pembuatannya. Banyak ditemukan istilah-
istilah melayu yang mungkin tidak dimengerti oleh pembaca yang buta dengan budaya
melayu dan bahasanya. Istilah-istilah tersebut seperti uang ditulis wang, dan surat kabar
juga disebut dengan Perkabaran. Hal ini sangat disayangkan karena kualitas bahasa
maupun ejaan tidak sebanding dengan banyaknya jumlah buku yang dicetak. Hal kecil
seperti ini memang tidak begitu penting, tapi cukup mengganggu pembaca untuk
memahami kata demi kata yang menyusun alur cerita dari novel ini.

Novel tenggelamnya kapal Van Der Wijck meskipun telah di cetak ulang sebanyak
16 cetakan, gaya bahasanya telah disempurnakan sesuai dengan EYD, namun tetap saja
basahanya masih belum sempurna. Begitu juga dengan adat yang diceritakan dalam novel
ini sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, manusia yang berhak mendapat
mendapat cinta, pengakuan, dan keluarga.

Terlepas dari kekurangan dan kelemahannya, novel besutan Hamka, Tenggelamnya


Kapal Van der Wijck sangat layak untuk diapresiasi. Kritik sosial yang begitu dalam
mengenai tradisi yang telah mengakar kuat patut dijadikan renungan agar di masa depan
tidak ada lagi sosok seperti Zainuddin dan Hayati lagi.
KRITIK DAN ESAI NOVEL
TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

DISUSUN OLEH
AYU NOVALIA ARTHA SUNDA
BIRGITA YOLANDA
M.RIZQI ALRASYID
RETYA LUCKY LUSNI CAHYA

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NGANJUK


Jl.Anjuk Ladang 09 Telepon(0358) 322585 NGANJUK 64417

Website : www.sman2nganjuk.sch.id e-mail: sman2nganjuk@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai