Anda di halaman 1dari 4

RESENSI TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

v Judul : Tenggelamnya kapal van der wijck


v Pengarang : HAMKA
v Penerbit : Bulan bintang
v cetakan-ke : 26
v Tahun terbitan : 2002
v Tebal : 213 halaman
v Ukuran buku : 14,5 x21,5 cm
v Tebal buku :1cm
v Jenis cover : hard cover
v Jenis kertas : kertas ubi
v Harga : Rp 20.000
v Kondisi buku : bagus(baru)
v Sampu : berwarna biru, tanpa gambar yang bertuliskan
v Hamka Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
v Kelebihan : Kata-kata dalam novel ini sangat halus halus dan menyenangkan hati.
Emosi yang dibangun terasa nyata. Luapan kemarahan, perasaan sedih, kegembiraan dan
cinta semuanya melebur jadi satu.

v Kekurangan : adanya penggalan surat cinta yang terlalu banyak ,menyebabkan


pembaca menjadi cepat jenuh, walaupun sejujurnya surat cinta itu menarik hati.

Sinopsis tenggelamnya kapal van der wijck

Zainuddin berhasil kembali ke kampung halamannya setelah mendapat izin dari Mak Base,
orang tua angkatnya. Zainuddin tinggal di Mengkasar setelah ayah kandungnya, pendekar
Sutan, terusir dari Batipuh karena membunuh Datuk Mantari Labih, kemudian ia pergi ke
Mengkasar dan menikah dengan Daeng Habibah sehingga lahirlah Zainuddin. setelah
ayahnya meninggal dunia,Zainuddin diangkat anak oleh Mak Base yang baik hati itu.
Ketidakadilan yang menimpa ayahnya akibat adat istiadat yang membelenggu di
daerahnya juga dirasakan oleh pemuda itu. Zainuddin yang bukan orang padang asli, karena
ibunya bukan kelahiran Batipuh . harus mendapatkan tantangan yang besar dalam menjalin
hubungan cintanya dengan Hayati. Selain itu, juga karena Zainuddin adalah anak yatim piatu.
Sekalipun demikian, hubungan cinta kasih antara Zainuddin dan Hayati tetap berjalan dengan
cara saling berkirim surat.
Suatu hari Hayati bermaksud pergi ke Padang Panjang untuk melihat pasar malam.
sebelum berangkat, ia telah mengabarkannya kepada Zainuddin, sehingga kedua anak muda
itu berjanji untuk bertemu dan melepaskan perasaan rindunya di rumah Khadijah, sahabat
Hayati.
Namun, pertemuan antara Hayati dan Zainuddin mendapatkan halangan dari Azis, kakaknya
Khadijah yang secara diam-diam mencintai Hayati.
Persaingan antara Zainuddin dan Azis terjadi ketika kedua pemuda itu sama-sama
mengirimkan surat kepada orang tua Hayati. Dari lamaran kedua pemuda itu, ternyata
lamaran Azis yang diterima karena orang tua Hayati mengetahui latar belakang keluarga
pemuda yang kaya raya itu. Sedangkan lamaran Zainuddin ditolak karena orang tua Hayati
tidak ingin anaknya bersuamikan lelaki miskin. Mereka tidak mengetahui bahwa Zainuddin
baru saja menerima warisan kekayaan dari Mak Base yng telah meninggal dunia.
setelah lamarannya ditolak, Zainuddin pun jatuh sakit, sedangkan Hayati harus menjalani
hidup dengan orang yang tidak ia cintai sehingga ia merasa sangat tertekan . Apalagi Azis
memiliki perangai yang buruk sehingga rumah tangganya tidak bahagia.
Zainuddin kemudian mengikuti saran Muluk sahabatnya, untuk pindah ke Jakarta. Di Jakarta,
Zainuddin menjadi penulis yang terkenal sehingga namanya mulai banyak dikenal orang.
kemudian, ia pindah ke surabaya dan tetap meneruskan pekerjaannya sebagai penulis.
Ia bahkan dikenal sebagai penulis yang kaya dan dermawan. Sementara itu, Azis pun
dipindahkan ke Surabaya, sehingga ia bersama Hayati menetap di kota yang sama.
Kepindahan ini mempertemukan Hayati dengan Zainuddin.
Ketika Azis dipecat dari pekerjaannya karena kecerobohan dan kelalaiannya dalam
menjalankan perusahaan, ia bersama Hayati tinggal di rumah Zainuddin.
Namun, Azis merasa tidak kerasan tinggal di rumah Zainuddin karena perlakuan Zainuddin
yang yang sangat baik terhadap keluarganya.
Azis kemudian memutuskan untuk meninggalkan Hayati di rumah Zainuddin dan pergi entah
kemana.
Tak berapa lama kemudian, Azis mengirimkan dua surat, yaitu surat pertama ditujukan
kepada Hayati yang isinya akan menceraikan Hayati, dan surat yang kedua ditujukan kepada
Zainuddin yang isinya meminta Zainuddin untuk menikahi Hayati. Surat itu merupakan pesan
terakhir darinya karena tak berapa lama Azis pun meninggal dunia.
Sekalipun dalam hati Zainuddin masih mencintai Hayati, ia menolak permintaan Azis karena
perasaan dendamnya kepada orang tua Hayati yang menolak lamarannya ketika dahulu.
ia bahkan menyuruh Hayati untuk kembali ke kampung halamannya.
Hal itu membuat hati Harxati merasa hancur. Keesokan harinya, Hayati bergegas untuk
kembali ke kampung halamannya dengan menggunakan kapal Van Der Wijk .
Setelah Hayati pergi, hati Zainuddin merasa gelisah karena ia tidak dapat menghilangkan
perasaan cintanya kepada Hayati.
Ia segera menyusul Hayati ke pelabuhan, namun kapal yang ditumpangi Hayati telah
berangkat. Zainuddin merasa sedih dan sangat menyesali perbuatannya.
Zainuddin semakin sedih ketika ia mendapat kabar bahwa kapal yang ditumpangi Hayati
tenggelam, Hayati di rawat di rumah sakit,.
Dengan ditemani sahabatnya, Zainuddin segera berangkat ke rumah sakit untuk menengok
wanita yang sangat dicintainya itu. Ketika Zainuddin sampai di rumah sakit, ia melihat
Hayati sedang terbaring tak berdaya. Ia pun memeluk Hayati dan menyatakan penyesalannya.
Pertemuan mereka itu adalah pertemuan yang terakhir karena Hayati menghembuskan
nafasnya yang terakhir dalam pelukan Zainuddin.
Kejadian itu membuat Zainuddin merasa sangat menyesal. sehingga ia jatuh sakit dan
meninggal dunia.
Sebelum ia meninggal dunia, ia menuliskan wasiat yang berisi bahwa seluruh harta
kekayaannya diberikan kepada Muluk, sahabat setiannya.

UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DALAM CERITA FILM


“TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK”

Ø UNSUR-UNSUR INTRINSIK
1. Tema
Tema dari film yang berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” adalah tentang cinta
yang sejati, tulus dan cinta yang setia antara laki-laki dan perempuan tetatpi tidak dapat
dipersatukan dan tak tersampaikan karena tradisi adat minangkabau yang begitu mengikat
dan terlalu mendeskriminasi adat lainnya pada saat itu.
2. Alur
Alur dalam film tersebut adalah campuran. Karena dalam film tersebut banyak kisah masa
lalu dari kehidupan Zainuddin, seperti contoh dari awal cerita film tersebut terdapat bagian
cerita tentang perjalanan hidup ayah Zainuddin yang di ceritakan oleh Mak Base. Cerita dari
Muluk tentang karya Zainuddin yang terakhir kalinya sebelum dia meninggal. Dan
selebihnya film tersebut menceritakan tentang masa depan kehidupan Zainuddin dan Hayati.
3. Tokoh
· Tokoh utama
 Zainuddin
 Hayati
 Khadijah
 Aziz
Alasannya adalah karena i dalam cerita tersebut mereka sering terlibat dalam dialog langsung
maupun tidak langsung. Konflik dalam cerita juga di akibatkan oleh tokoh tersebut.
· Tokoh pendukung
 Mak Base (Orang Tua Angkat Zainuddin).
 Muluk (sahabat Zainuddin).
 Daeng Masiga.
 Mak Tengah Limah (Ibu dari Hayati)
Alasannya karena mereka sebagai tokoh pendukung dari tokoh utama juga melakukan dialog
dengan tokoh utama pada film tersebut. Tokoh pendukung juga menjadi tokoh dalam adanya
konflik dalam film tersebut.
4. Penokohan
 Zainuddin (Protagonis).
Seorang laki-laki yang baik hati, alim, setia, dan seorang laki-laki yang memiliki ambisi yang
tinggi.
 Hayati (Protagonis).
Seorang perempuan yang baik, lembut, penurut adat, sederhana, dan memiliki kesetian.
 Aziz (antagonis).
Seorang laki-laki yang pemboros, suka berfoya-foya. Tidak setia, tidak memiliki tujuan
hidup, dan tidak beriman.
 Khadijah
Seorang perempuan yang berwatak keras, dan senang mempengaruhi orang lain.
5. Sudut Pandang
Penulis dalam menceritakan film ini menggukan sudut pandang orang ke-3.
6. Latar Film
 Latar tempat
 Mangkasar (tempat zainuddin dilahirkan).
 Dusun Batipuh (tempat hayati bertemu dangan zainuddin).
 Padang Panjang (tempat zainuddin mendalami ilmu agama).
 Jakarta/ batavia (tempat mulukdan zainuddin pertama kali ke jawa).
 Serabaya (tempat zainuddin mendapat pekerjaan dan menjadi orang sukses).
 Lamongan (tempat terakhir zainuddin bertemu dengan hayati ketika kapal van der
wijck tenggelam).
· Latar waktu
 Siang
 Malam
· Latar suasana
 Mengharuhkan (saat Haytai menerima cinta Zainuddin ketika Zainuddin menyatakan
lewat surat dan bertemu di bentang sawah milik datuk).
 Menyedihkan ( ketika Zainuddin hidup sengsara, dan ketika permintaan Zainuddin
untuk menikahi Hayati di tolak oleh keluarga Hayati).
7. Gaya Bahasa
Menggunakan bahasa melayu kental dipadukan dengan bahasa minangkabau.
8. Amanat
 Jika cinta itu tulus dari hati yang sebenarnya, maka cinta itu tidak perlu memaksakan
untuk dimiliki.
 Walaupun cinta tak tersampaikan, kita harus tetap menjaga cinta itu dengan baik.
 Dalam hidup kita tidak boleh putus asa dan harus selalalu mempunyai tujuan hidup.
 Jika cinta tak tersampaikan, bukan berarti itu adalah akhir dari segalanya
Ø UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK
1) Nilai moral
Menghormati dan menjaga adat. Selain itu juga menghormati dan menghargai istri/suami
orang lain, seperti yang dilakukan oleh Zainuddin kepada Aziz dan Hayati.
2) Nilai agama
Zainuddin dan Hayati yang selalu menghormati nilai agama dalam kisah percintaan mereka.
Dan Zainuddin yang rela pergi jauh untuk menuntuk ilmu agama.
3) Nialai sosial
Keluarga Hayati yang sangat memengan erat adat minangkabau.

Anda mungkin juga menyukai