Anda di halaman 1dari 5

Nama: Ester Adya Yuliyantika S

Kelas: XI-4

Resensi Novel Danur

Judul Buku : Danur


Nama Pengarang : Risa Saraswati
Penerbit, Cetakan ke- : Bukune, 1
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2011
Jumlah Halaman : 216 Halaman; 13 x 19 cm
ISBN : 602-220-019-9

KEPENGARANGAN

Lahir di Bandung,24 Februari 1985. Selain menjadi penulis dan vokalis sebuah band, Risa juga
tercatat sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Anak
pertama dari dua bersaudara, memiliki adik bernama Riana Rizki. Anak dari pasangan Iman
Sumantri dan Elly Rawilah ini mulai menekuni bidang seni yang cukup serius di tahun 2002, dan
pada 2011 mulai tergerak untuk membukukan tulisan-tulisannya. Hingga saat ini, Risa tercatat
sudah mengeluarkan lima album bersama band Saraswati, dan beberapa karya tulis, beberapa
diantaranya mendapat predikat buku laris.
Sebagai penulis buku, Risa Saraswati telah melahirkan sejumlah judul bergenre horor yang
sukses. Sebut saja Danur, Maddah, dan Sunyaruri. Buku-buku itu sebagian juga telah diadaptasi
ke dalam bentuk film. Kini, menjelang tutup tahun 2018, Risa merilis buku berjudul Sandekala.

Bisa dibilang, Danur merupakan awal mula perjalanan karier Risa di dunia kepenulisan. Buku
yang diterbitkan pada awal 2012 ini mengisahkan tentang perkenalan Risa dengan kelima
sahabatnya itu. Menurut Risa, kelebihannya yang satu ini membawanya ke dalam persahabatan
unik dengan kelima hantu Belanda itu.

eberapa tahun setelah terbitnya Danur, Risa pun kembali menghadirkan Gerbang Dialog
Danur pada tahun 2015. Buku ini merupakan edisi re-package dari Danur. Isinya lebih
mendalam dan dilengkapi juga cover baru yang menggambarkan kelima sahabat Risa, ilustrasi,
serta sisipan tambahan yang pastinya tidak ada di buku Danur.

Di tahun yang sama dengan rilisnya buku Gerbang Dialog Danur, Risa juga melahirkan novel
misteri/horor perdananya yang berjudul Rasuk. Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang
gadis remaja bernama Langgir Janaka yang berubah 180 derajat setelah kepergian sang ayah.

Setelah Rasuk, di tahun 2016 Risa kembali menghadirkan kisah-kisah menarik dari kelima
sahabatnya. Kali ini, Risa mengupas lebih dalam tentang masing-masing sahabatnya itu.

Kisah tentang sahabat Risa ini dimulai dari Peter, sahabat Risa yang terkenal paling jahil, mudah
marah, dan suka memerintah di antara sahabat-sahabat lainnya. Bernama lengkap Peter van Gils,
sahabat Risa yang satu ini memiliki kisah kelam yang membuat kita berempati saat
membacanya.

Belum habis rasa terkejut setelah membaca kisah Peter, di tahun yang sama Risa kembali
menghadirkan kisah kelam sabahatnya. Kali ini adalah Hendrick.

Tidak jauh berbeda dari Peter, kisah Hendrick Konnings pun begitu memilukan untuk diikuti. Di
antara sahabat-sahabat Belanda Risa, Hendrick adalah anak yang paling tampan, usil, dan penuh
canda. Sayangnya, dibalik wajah tampannya itu tersimpan berjuta kepedihan. Bagai membuka
kotak pandora, Risa kerap kali urung melanjutkan kisah Hendrick karena terlalu menyedihkan.

Perjalanan menulis Risa pun tak terhenti pada kisah Hendrick. Di awal 2017, Risa menghadirkan
kisah Hans Joseph Weel. Seperti halnya Peter, Hans pun masih menunggu sosok sang ibu untuk
menjemputnya. Namun, kisah hidupnya jauh berbeda dengan Peter.

Setelah Hans, belum lama ini—tepatnya Mei 2017—Risa merilis kisah terbaru dari salah satu
sahabatnya, yaitu William.

Masih di tahun 2017, film Danur pun resmi dirilis. Film ini bercerita tentang Risa dan
persahabatannya dengan Peter, Hendrick, Hans, William, dan Jansen. Yang membedakan dengan
bukunya, cerita di film ini dibuat berdasarkan “kesepakatan” Risa dengan Peter.
Apakah Sandekala akan dijadikan film seperti buku Risa yang lain? Dengan mantap Risa
mengatakan, sampai 2021 dia sudah dikontrak salah satu rumah produksi. Mereka, kata Risa,
siap untuk memfilmkan 16 judul buku yang dia tulis.

SINOPSIS NOVEL

“ Jangan heran jika mendapatiku sedang berbicara sendirian atau tertawa tanpa seorangpun
telihat sedang bersamaku. Saat itu, mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima
sahabatku.
Kalian mungkin tak melihatnya… wajar. Mereka memang tak kasat mata dan sering disebut…
hantu. Ya, mereka adalah hantu, jiwa – jiwa yang penasaran atas kehidupan yang dianggap
mereka tidak adil.
Kelebihanku dapat melihat mereka adalah anugerah sekaligus kutukanku.kelebihan ini
membawaku ke dalam persahabatan unik dengan lima anak hantu belanda. Hari – hariku dilewati
dengan canda tawa peter, pertengkaran hans dan hendrick—dua sahabat yang sering berkelahi—
alunan lirih biola William, dan tak lupa: rengekan si Bungsu Jahnsen.
Jauh dari kehidupan “normal” adalah harga yang harus dibayar atas kebahagiaanku bersama
mereka. Dan semua itu harus berubah ketika persahabatan kami meminta lebih, yaitu
kebersamaan selamanya. Aku tak bisa member itu. Aku mulai menyadari bahwa hidupku bukan
hanya miliku seorang…”
“Namaku Risa. Aku bisa melihat “mereka”. Dan “mereka”, sesungguhnya, hanya butuh
didengar.” – Risa Saraswati
Buku ini menceritakan tentang persahabatan Risa dan kelima sahabatnya yang berbeda dimensi
lain. Awal pertemanan mereka saat Risa yang saat itu masih kelas 5 SD, dia baru saja pindah dari
desa ke kota Bandung. Risa tinggal bersama nenek dan sepupunya di sebuah rumah peninggalan
Belanda. Di rumah inilah Risa memulai persahabatannya dengan lima anak hantu Belanda yang
bernama Peter, Hans, Hendrick, William dan Janhsen.
Sejak saat itulah mereka berteman akrab hingga menjalin persahabatan berbeda dimensi. Hingga
akhirnya persahabatan Risa dengan kelima anak hantu Belanda itupun berjalan satu tahun, Risa
mulai sadar dan mendapati bahwa sahabat yang setiap hari diajaknya mengobrol itu hanyalah
seonggok tulang belulang tanpa kepala yang bisa menapak di tanah dan mereka berbeda dimensi.
Namun, Risa tidak mempersalahkan soal itu. Walaupun Risa dan kelima hantu Belanda itu
berbeda dimensi, mereka tetap sahabat.
Mereka berlima hadir membawa warna-warna pelangi tidak hanya hitam ataupun putih. Mereka
membawa kebahagiaan dan keceriaan dalam hidupnya. Risa berusaha menjadi pendengar yang
baik untuk kelima sahabat hantunya. Kebanyakan dari mereka bercerita tentang kesedihan yang
dibuat oleh penjajah Jepang. Terkadang mereka menunjukan ekspresi kemarahan, sedih,
menangis tanpa air mata bahkan terkadang menunjukan wujud yang sangat mengerikan. Tetapi,
Risa tidak sama sekali takut. Risa berfikiran positif dan mengambil hikmah dari kejadian yang
dialami oleh kelima sahabat hantunya itu.
Sudah beberapa tahun Risa dan kelima sahabatnya menjalin persahabatan. Dan saat itulah
persahabatan Risa sedang diuji. Risa yang ketika itu masih belia. Membuat janji terhadap Peter.
Risa berjanji mengakhiri hidupnya agar bisa hidup selamanya bersama kelima sahabat hantunya.
Risa berusaha menepati janjinya dengan melakukan percobaan bunuh diri sebanyak tiga kali.
Mulai dari menyayat tangannya dan meminum obat – obatan warung dalam dosis yang cukup
banyak. Tapi usaha yang di lakukan Risa selalu gagal.
Risa pun menyesal karena telah melanggar janji yang dia buat bersama Peter. Alhasil, Peter pun
marah besar dan mengajak empat sahabat Risa pergi meninggalkan Risa dan merekapun tak
pernah muncul lagi dihidup Risa selama belasan tahun.
Selama ditinggal kelima sahabat hantunya, Risa encoba menyibukan dirinya dengan kehidupan
nyatanya. Tapi tak jarang Risa bertemu dengan sahabat – sahabat hantu lainnya seperti
Samantha, Ardiah, Teddy, Edwin, Jane, Sarah, Elizabeth dan Kasih. Tak sedikit dari mereka
meminta bantuan kepada Risa untuk menemukan keluarga ataupun kekasih yang mereka cari.
Sesungguhnya Risa sangat rindu terhadap kelima sahabat kecil hantunya itu.
Hingga Risa dewasa kelima sahabatnya itu tidak pernah menapakkan batang hidungnya lagi.
Sampai saat itu tiba, ketika Risa sedang rekaman lagu untuk albumnya. Kelima sahabat Risa
muncul dan memberikan Risa dukungan. Bahkan sampai novel ini di tulis kelima sahabat Risa
menemani setiap hari.

KELEBIHAN

Buku ini sangat menarik dengan tema horror meskipun tak begitu menakutkan. Bahkan buku ini
mengajarkan kita bahwa hantu juga memiliki sisi manusiawi ketika ia masih hidup. Kisah
mereka pun patut di jadikan koreksi hidup kita kedepannya. Tapi percaya atau tidak terhadap
kisah hantu yang Risa tuliskan itu kembali ke diri sendiri. Seperti yang dikatakan Risa “tidak
perlu mempercayai keberadaan mereka, karena mereka hanya butu didengar”

KEKURANGAN

Dilihat dari sisi tampilannya atau kemasannya buku ini dicetak enggunakan kertas yang buram
sehingga agak kurang menarik untuk di baca.

PESAN MORAL

Jangan pernah menyianyiakan hidup, kerena apa yang kita lakukan semasa hidup kita akan
berakibat pada hidup kita di alam selanjutnya dan manfaatkanlah hidup kita sebak mungkin

REKOMENDASI

Sebenarnya, Danur merupakan edisi repackage dari Danur yang pernah diterbitkan tahun 2011
lalu. Bisa dibilang ini buku nonfiksi yang menceritakan pengalaman penulis, Risa Sarasvati,
yang sejak kecil bisa melihat dan berkomunikasi dengan hantu anak-anak Belanda yang ada di
rumahnya. Risa pun bersahabat dengan hantu-hantu tersebut. Novel ini juga menceritakan proses
pertemuan Risa dengan hantu-hantu lainnya. Walaupun di beberapa bagian terdengar horor,
membaca buku ini bisa mengajak kita melihat dunia hantu dari sisi yang berbeda.

Meski membuat bulu kuduk berdiri, novel ini bukan buku misteri. Novel ini sesungguhnya
bercerita soal persahabatan antar dimensi dengan cara yang menyentuh. Bisa dibilang, Risa telah
'memanusiakan' makhluk-makhluk halus itu lewat novel ini.

Anda mungkin juga menyukai