Anda di halaman 1dari 2

Kritik Sastra Puisi "Sendiri" Karya Chairil Anwar

April 06, 2017


Sendiri

Hidupnya tambah sepi, tambah hampa


Malam apa lagi
Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya

Ia membenci. Dirinya dari segala


Yang minta perempuan untuk kawannya

Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga


Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama

Terkejut ia terduduk. Siapa yang memanggil itu?


Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!

Karya sastra tidak lahir dari situasi kosong budaya (Teew, 1980:11). Pendekatan
mimetik memiliki pandangan bahwa karya sastra sebagai tiruan alam, kehidupan atau dunia
ide.
Dalam puisi "Sendiri" karya Chairil Anwar ia dengan jelas menggambarkan bagaimana
hidup yang ia rasakan tanpa seorang ibu. Hampa. Puisi itu ditulis oleh Chairil pada Februari
1943, satu bulan sebelum puisi "Aku" ia tulis. Chairil adalah pemuda dengan semangat yang
membara, mencerminkan bagaimana ia selalu berjuang untuk kemerdekaan melalui puisi-
puisinya.
Namun tetap saja, seberapa kokoh pu seseorang, akan ada masa dimana ia surut, meski
hanya sekali. Puisi "Sendiri" seperti berbicara kepada para pembaca bahwa ia merindukan
ibunya. Seperti yang yang pernah saya baca diketahui bahwa Chairil selalu keluar masuk
penjara, walau pun ia lolos tetap saja badannya penuh lebam. Sekuat apa pun seseorang, pasti
ia membutuhkan sandaran disaat ia tak bisa berbuat apa-apa. Ibu. Segala macam keindahan
yang ada dimuka bumi, ialah Ibu.
Dimana pun seseorang berada, meski dalam keadaan seburuk apapun, asalkan ada
seorang ibu di sampingmu, maka kau akan merasa aman.
Puisi "Sendiri" ini memiliki cerminan yang sesuai pada keadaan zaman ini. Banyak
anak-anak dari berbagai daerah pergi meninggalkan kampungnya untuk bekerja, menimba
ilmu, atau pun dengan berbagai alasan yang lainnya. Saat-saat seperti itu adalah saat yang
memilukan yang akan dirasakan oleh setiap orang, berpisah dari keluarga yang ia sayangi.
Namun, saat ia telah tiba di tempat tujuannya, terkadang ia sengaja untuk tidak selalu
memberi kabar, karena tak ingin keluarganya cemas. Tetapi, jauh di dalam lubuk hati orang-
orang yang terpisah, ia pasti selalu ingin memberikan kabar dan bercerita tentang berbagai
hal. Karena hanya keluargalah yang mampu membuat seseorang merasa lengkap, terutama
ibu. Manusia yang selalu berbicara tanpa henti, tetapi seisi dunia selalu memihak padanya,
ialah ibu.

Anda mungkin juga menyukai