A. Ungkapan
• Pengertian ungkapan
Ungkapan dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari dua kata yang memunculkan arti
baru.
• Contoh Ungkapan
1. Banting tulang artinya bukan membanting tulang secara harfiah tapi kiasan untuk menyatakan kerja
keras.
2. Gulung tikar artinya bangkrut.
3. Angkat kaki artinya pergi
4. Naik pitam artinya marah
5. Buah bibir artinya topik pembicaraan
• Contoh Ungkapan dalam Kalimat
1. Kasus pembunuhan itu telah bergulir ke meja hijau.
Meja hijau artinya pengadilan.
2. Kita harus menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin.
Kepala dinging artinya tenang atau tidak emosi.
3. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu.
Besar mulut artinya suka membual
4. Usai pertengkaran, suaminya gelap mata dan memukuli istrinya.
Gelap mata artinya hilang kesabaran.
5. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini.
Berputih tulang artinya mati.
B. Majas
• Pengertian Majas
Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara
imajinatif dan kias.
• Macam-macam majas
➢ Majas perbandingan, terbagi menjadi:
1. Personifikasi
Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya
manusia.
Contoh: Daun kelapa tersebut seakan melambai kepadaku dan mengajakku untuk segera
bermain di pantai.
2. Metafora
Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan
dalam bentuk ungkapan.
Contoh: Pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut.
Tangan kanan merupakan ungkapan bagi orang yang setia dan dipercaya.
3. Asosiasi
Yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan pemberian kata
sambung bagaikan, bak, laksana, ibarat, ataupun seperti.
Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya memiliki wajah
yang sangat mirip.
4. Hiperbola
Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.
Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah. Memeras
keringat artinya bekerja dengan keras.
5. Eufemisme
Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan padanan yang lebih
halus.
Contoh: Tiap universitas dan perusahaan sekarang diwajibkan menerima difabel. Difabel
menggantikan frasa “orang cacat”.
6. Metonimia
Yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada benda umum.
Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minum Aqua. Aqua di sini merujuk pada air
mineral.