Kelas X
BAHASA INDONESIA
Debat
Tujuan Pembelajaran
A. Esensi Debat
Perhatikan dialog antara dua orang berikut.
Orang ke-1:
Tayangan kekerasan di televisi akan merusak karakter anak bangsa ke depannya
jika terus dibiarkan. Tayangan apa pun akan memengaruhi penontonnya hingga
terbawa ke dunia nyata. Jika sudah seperti itu, cara penanggulangannya akan
sulit. Tayangan kekerasan tersebut akan berdampak buruk karena memengaruhi
tindakan buruk anak di dunia nyatanya.
Orang ke-2:
Saat seorang anak menonton suatu acara di televisi, orang tua harus
mendampinginya dan itu sudah ada imbauannya dalam iklan layanan masyarakat
yang ditayangkan di televisi. Dengan pendampingan dan arahan dari orang tua,
pengaruh negatif tersebut bisa dihindarkan.
Orang ke-1:
Akan tetapi, bisa kita lihat bahwa saat ini banyak sekali kekerasan dan tindakan
kriminal lainnya yang dilakukan oleh seseorang yang masih tergolong anak-anak.
Menurut saya, itu karena pengaruh tontonan yang ditayangkan di televisi.
Orang ke-2:
Mohon maaf, saya memiliki pandangan lain. Ada juga seorang anak yang
tidak menonton televisi, tetapi tetap saja berperilaku demikian. Saya pikir
permasalahannya bukan karena tayangan di televisi, tetapi adanya tekanan yang
menyebabkan anak tersebut melakukan hal demikian. Setiap orang atau anak
pasti memiliki dua karakter di dalam dirinya, baik dan buruk. Karakter buruk
tersebut baru akan muncul jika terpancing oleh tekanan yang dihadapinya,
bukan karena tontonan.
Orang ke-1:
Justru tayangan atau tontonan itulah yang menyebabkan jiwa mereka tertekan
hingga akhirnya karakter buruk mereka muncul. Coba saja kita perhatikan berita
di televisi, banyak tindakan kriminal yang dilakukan dengan meniru teknik atau
cara yang sama yang ditayangkan di televisi.
Orang ke-2:
Pertama, tayangan di televisi tidak akan membuat mereka tertekan. Justru
mereka akan merasa senang dan bahagia apalalagi jika tayangan televisi tersebut
merupakan hal yang mereka sukai. Kedua, moral atau karakter mereka tidak
dirusak oleh tayangan, tetapi memang sudah rusak dari dulunya. Saya juga tidak
pernah mendengar ada seorang anak yang melakukan kriminal dengan motif
sering menonton tayangan kekerasan di televisi.
Dari kutipan tersebut, diketahui bahwa kedua orang yang berdialog mengutarakan
pendapatnya masing-masing dengan disertai alasan-alasan. Kedua orang tersebut tetap
pada keyakinannya masing-masing. Hal tersebut terlihat dari isi kalimat-kalimat yang
disampaikannya.
Dari dialog tersebut, dapat diketahui permasalahan atau isu yang sedang mereka
bicarakan, pendapat mereka terhadap isu tersebut, serta alasan mengapa mereka
memiliki pendapat demikian.
Debat 2
Isu:
Tayangan kekerasan di televisi yang merusak moral atau karakter anak.
Dari kedua pendapat dan argumen yang diutarakan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kedua orang tersebut memiliki perbedaan pendapat yang diperkuat dengan alasan
masing-masing. Tidak dapat ditemukan kesepakatan atau persamaan pandangan di
antara keduanya. Jadi, mereka tetap pada pendiriannya masing-masing.
Kamu pernah berbeda pendapat seperti itu tentang apa pun dengan orang tua, adik,
kakak, saudara, atau temanmu, kan? Pasti pernah! Saat berbeda pendapat dengan
temanmu, kamu dan temanmu juga pasti menyampaikan alasan masing-masing lalu
pada akhirnya bisa saja kalian tetap pada pendapat masing-masing seperti contoh
percakapan di atas. Nah, itulah contoh kegiatan berdebat.
Apa sih debat itu? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, debat merupakan pembahasan
dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk
mempertahankan pendapat masing-masing. Dengan demikian, poin inti dalam
berdebat, yaitu bertukar pendapat dan mempertahankan pendapat masing-masing
dengan disertai alasan. Jadi, dalam berdebat tidak akan didapatkan titik temu antara
para pendebat.
Debat 3
Kalau begitu, lantas apa manfaat debat yang dilakukan? Dengan berdebat yang sehat,
akan didapatkan wawasan baru dari sudut pandang orang lain yang berbeda pendapat.
Debat dan diskusi merupakan kegiatan yang berbeda, tetapi memiliki kesamaan.
Perbedaannya terletak pada akhir kegiatan. Jika diskusi mendapatkan titik temu atau kata
sepakat, tidak demikian halnya dengan debat. Persamaannya adalah adanya perbedaan
pendapat yang saling diutarakan hingga dapat menambah wawasan karena mendengar
dari sudut pandang yang berbeda.
1. Mosi
Dalam kegiatan berdebat, mosi yang dimaksud adalah pernyataan atau penentuan
mengenai suatu topik yang diperdebatkan. Mosi dapat disampaikan jauh-jauh hari
sebelum debat dilangsungkan, tetapi bisa juga disampaikan saat debat dilangsungkan.
Dalam penentuan mosi, berikut hal-hal yang harus diperhatikan.
a. Kontroversial
Kontroversial artinya bersifat menimbulkan perdebatan. Mosi harus kontroversial
karena dalam kegiatan debat terdapat dua pihak yang saling beradu pendapat
dan argumen. Ada pihak yang mendukung mosi dan ada pihak yang menolak
mosi. Jika suatu mosi yang diajukan tidak bersifat kontroversial, perdebatan tidak
akan terjadi.
b. Aktual
Aktual artinya betul-betul ada dan sedang menjadi pembicaraan. Setidaknya, mosi
yang diajukan memang sedang dihadapi atau dibicarakan oleh pihak-pihak yang
Debat 4
akan berdebat. Untuk menentukan mosi yang akan diperdebatkan, pelaksana
dapat memperhatikan lingkungan sekitar dengan menyimak apa permasalahan
yang mengandung perbedaan sudut pandang yang sedang banyak dibicarakan
oleh kalangan tertentu. Selain itu, bisa didapatkan mosi dari berita-berita di media
massa. Sebagai contoh, kamu mendengar berita di televisi mengenai tawuran
pelajar yang terjadi karena kurangnya pengawasan pihak sekolah. Nah, berita
tersebut dapat kamu jadikan sumber mosi. Akan tetapi, tetap harus ingat bahwa
mosi yang dipilih juga harus kontroversial.
c. Relevan
Relevan artinya berkaitan atau sesuai. Penentuan mosi harus melihat dari
berbagai sisi. Hal itu dilakukan agar mosi tersebut sesuai dengan pengetahuan
orang-orang atau pihak-pihak yang terlibat dalam debat. Berbagai sisi yang harus
diperhatikan antara lain usia, jenis kelamin, dan profesi agar mosi sesuai dengan
wawasan atau pengetahun yang mereka miliki. Sebagai contoh, pernyataan
perlunya pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia tidak mungkin dijadikan
sebagai mosi untuk siswa SD.
d. Spesifik
Spesifik artinya bersifat khusus. Maksudnya, mosi yang ditentukan tidak boleh
pernyataan yang bersifat luas karena perdebatan tidak akan berfokus pada suatu
permasalahan. Mosi yang umum atau bersifat luas akan membawa perdebatan
ke arah yang tidak jelas.
e. Bermanfaat
Mosi yang dipilih untuk menjadi bahan perdebatan sebaiknya memiliki nilai
manfaat yang dapat dirasakan, baik oleh peserta maupun penonton atau
pendengar.
2. Tim afirmasi
Tim afirmasi merupakan orang atau pihak yang setuju dengan topik yang
diperdebatkan. Tim afirmasi sering juga disebut sebagai tim pro.
3. Tim oposisi
Kebalikan dari tim afirmasi, tim oposisi merupakan orang atau pihak yang tidak
setuju dengan topik yang diperdebatkan. Tim oposisi sering juga disebut sebagai tim
kontra.
Debat 5
4. Tim netral
Keberadaan tim netral dalam kegiatan berdebat bersifat opsional. Artinya, tim ini
bisa dihadirkan atau tidak. Tim netral adalah tim yang tidak berpihak, tidak memihak
tim afirmasi ataupun tim oposisi. Tim netral biasanya memiliki pandangan sendiri
yang tidak menolak ataupun tidak menerima sepenuhnya permasalahan yang
diperdebatkan.
5. Tim moderator
Moderator merupakan orang atau pihak yang memimpin jalannya debat. Sebagai
pimpinan, moderator harus mampu mengarahkan dan mengatur jalannya debat,
termasuk menengahi kedua pihak (afirmasi dan oposisi).
Tata cara ini harus diterapkan dengan baik agar kegiatan debat dapat berlangsung
dengan lancar. Berikut ini adalah tata caranya.
a. memperkenalkan setiap pihak yang terlibat dalam debat, yang meliputi nama
dirinya (moderator), semua anggota setiap tim, sekretaris, dan juri;
Debat 6
2. Penyampaian pandangan oleh tim afirmasi dan tim oposisi
Setelah pembuka yang disampaikan moderator, kedua pihak yang akan berdebat
(tim afirmasi dan tim oposisi) menyampaikan pandangannya masing-masing berupa
pernyataan atas mosi. Penyampaian pernyataan dilakukan secara bergantian dengan
waktu yang sama. Dalam penyampaian pandangan ini, tidak diperbolehkan adanya
pertanyaan atau interupsi dari pihak lawan.
Saat kamu menjadi bagian dari salah satu tim yang berdebat, meskipun berlawanan
dengan tim lain, kamu tetap harus memperhatikan etika saat berdebat. Apa saja etika
tersebut? Berikut ini akan dijelaskan.
1. Ekspresi
Saat berdebat, peserta tidak boleh memperlihatkan ekspresi atau mimik muka
yang tidak sopan, seperti melotot, tersenyum sinis, atau meledek yang terlihat dari
ekspresi.
Debat 7
2. Gestur
Selain ekspresi, peserta debat juga harus memperhatikan gestur atau gerak tubuh.
Beberapa gestur yang tidak boleh dilakukan adalah menunjuk tim lawan, menggebrak
meja, atau gerak tubuh lainnya yang bersifat mengejek.
3. Kesantunan berbahasa
Pemilihan kata juga harus diperhatikan. Peserta harus menghindari penggunaan
kata-kata kasar atau kata lainnya yang dapat menyinggung perasaan lawan.
4. Kesantunan sikap
Dalam berdebat formal, baik tim afirmasi maupun tim oposisi, jangan sekali-
kali berbicara tanpa seizin dari moderator. Ingat, siapa pun yang akan atau ingin
berbicara harus meminta izin dulu kepada moderator. Jika ada interupsi yang ingin
disampaikan, misalnya, peserta dapat angkat tangan terlebih dahulu dan baru
menyampaikan interupsi setelah dipersilakan moderator.
1. Baku
Saat berdebat baik secara lisan maupun tulis, pemilihan kata dan struktur kalimat
yang disampaikan harus baku. Kebakuan tersebut meliputi pemilihan kata, penulisan
huruf, dan penggunaan tanda baca.
2. Efektif
Selain baku, kalimat yang disampaikan juga harus efektif. Keefektifan suatu kalimat
dapat dilihat berdasarkan kelogisan, kehematan, kejelasan makna, dan kejelasan
maksud.
Kelogisan artinya kalimat yang disampaikan harus dapat diterima dengan akal.
Kejelasan maksud artinya kalimat yang disampaikan memiliki pesan yang jelas.
Pesan yang jelas dalam suatu kalimat ditandai dengan adanya subjek dan predikat
dalam kalimat.
Debat 8
3. Denotatif
Kata-kata yang digunakan saat berdebat harus denotatif. Artinya, kata-kata yang
digunakan memiliki makna lugas atau sebenarnya. Hal ini begitu penting agar tidak
terjadi kesalahan lawan dalam memaknai hal yang diutarakan. Makna konotatif yang
memiliki makna kebalikan dari denotatif dapat menyebabkan setiap orang berbeda
pemaknaan dan pemahamannya. Oleh karena itu, penggunaan kata bermakna
konotatif harus benar-benar dihindari. Selain itu, kegiatan berdebat merupakan
kegiatan ilmiah yang memang harus menghindari kata-kata kias (konotatif).
Nah, sekarang mari perhatikan kutipan teks debat berikut lalu perhatikan dengan
saksama penggunaan bahasa dan perbaikan pada kalimat yang kurang efektif agar
menjadi baku, efektif, dan denotatif.
1. Moderator:
Kita semua telah mengetahui wacana mendikbud yang akan menerapkan
sekolah dengan sistem full day school. Sistem tersebut dianggap sebagai
solusi atas semua permasalahan pendidikan di Indonesia karena akan
berdampak positif bagi siswa.
2. Tim Afirmasi:
Kami sangat setuju dengan penerapan sistem tersebut. Sistem full day
school memakan waktu sekitar sembilan jam dalam satu hari. Dengan
begitu, guru akan mendapatkan waktu lebih dengan siswa karena waktu
belajar yang lebih panjang. Panjangnya rentang waktu tersebut sangat
memudahkan para guru-guru untuk memberikan perhatian lebih kepada
murid yang tertinggal ataupun pelajaran yang sulit. Saat ini banyak guru
yang mengeluhkan waktu yang terlalu sempit. Sementara itu materi yang
diajarkan belum benar-benar dikuasai.
3. Tim Kontra:
Kami tidak setuju dengan penerapan sistem tersebut. Sistem full day
school akan membuat siswa kelelahan. Waktu mereka akan habis hanya di
sekolah saja. Padahal, siswa perlu melakukan aktivitas lainnya, bukan hanya
belajar di sekolah. Selain itu, waktu belajar yang panjang tidak menjamin
bahwa siswa akan lebih memahami materi yang diajarkan. Menurut kami,
pemahaman siswa tentang suatu materi bergantung pada tehnik mengajar
yang digunakan oleh guru. Bagaimana kalian menjelaskan tentang sistem
ini yang berpengaruh pada siswa dalam penguasaan materi?
4. Tim afirmasi:
Full day school yang diterapkan akan memudahkan sekolah untuk
menambah porsi belajar pada pelajaran-pelajaran dianggap sulit oleh
Debat 9
siswa, seperti Matematika. Dengan lebih banyaknya waktu bagi guru
untuk membimbing, siswa akan lebih paham. Selain itu, siswa pun bisa
mendapatkan porsi belajar yang lebih pada pelajaran-pelajaran yang
cenderung di ke sampingkan, seperti musik, kesenian, olahraga, dan
lainnya. Pelajaran-pelajaran tersebut tidak mendapatkan porsi yang banyak
seperti halnya Matematika.
5. Tim Kontra:
Jika demikian, siswa tidak memiliki waktu untuk memilih kegiatan yang
diinginkan sesuai dengan minatnya. Padahal, siswa pasti memiliki minat
dan keinginan yang berbeda-beda, seperti berolahraga taekwondo, bulu
tangkis, tenis meja, dan musik. Siswa sudah menggunakan sebagian
waktunya untuk mentaati peraturan di sekolah. Nah, seharusnya ada
saatnya mereka bebas memilih kegiatan yang diinginkannya.
6. Tim Afirmasi:
Ada hal yang kalian lupakan. Faktor yang menyebabkan berhasilnya proses
pembelajaran di sekolah adalah lingkungan atau kondisi kelas. Kelas yang
kondusif yang akan membentuk siswa untuk meraih hasil maksimal
selama pembelajaran.
7. Tim Kontra:
Penjelasan saudara mengenai pengaruh lingkungan atau kondisi kelas
tidak memiliki kaitan dengan sistem full day school. Saudara pun tidak
menjelaskan apa kaitannya. Menurut kami, kondisi kelas tersebut tidak
dipengaruhi oleh diterapkannya sistem ini atau tidak. Semua kembali
kepada guru yang me-megang peran sentral selama berada di dalam kelas.
8. Tim Afirmasi:
Dengan sistem full day school, hasil pembelajaran pasti lebih maksimal
karena waktu belajar siswa yang panjang. Siswa pun mendapatkan
perhatian lebih dari guru. Banyak dampak positif yang akan dirasakan
siswa dengan diterapkannya sistem tersebut. Oleh karena itu, kami sangat
setuju dengan sistem full day school.
9. Tim Kontra:
Kami tetap yakin bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak
bergantung pada panjangnya waktu belajar di sekolah. Hal yang harus
diperhatikan adalah metoda belajar yang digunakan, bukan ditambahnya
waktu belajar. Jadi, kami tidak menyetujui diberlakukannya sistem full day
school.
Debat 10
10. Moderator:
Kita telah sama-sama mendengar pemaparan dari kedua tim. Kita bisa
mengetahui bahwa Tim A tetap menyetujui diberlakukannya sistem full
day school karena yakin sistem tersebut bisa memberikan dampak positif
sedangkan Tim B tetap pada keyakinannya dengan tidak menyetujui
diberlakukannya sistem full day school karena sistem tersebut tidak
memberikan dampak positif yang signifikan.
Kita semua telah mengetahui wacana mendikbud yang akan menerapkan sekolah
dengan sistem full day school.
Penulisan kata mendikbud menyebabkan kalimat tersebut tidak baku. Seharusnya, kata
tersebut diawali huruf kapital karena berupa jabatan yang merujuk pada seseorang.
Mendikbud merupakan akronim dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh
karena itu, agar menjadi kalimat baku, penulisannya harus diawali oleh huruf kapital,
yaitu Mendikbud.
Sistem full day school memakan waktu sekitar sembilan jam dalam satu hari.
Pemilihan kata memakan dalam kalimat tersebut kurang tepat. Hal itu disebabkan
oleh makna kata tersebut yang tidak denotatif. Untuk memperbaikinya, kita bisa
mengubah redaksi kalimat tersebut, contohnya dalam sistem full day school, diperlukan
waktu sekitar sembilan jam dalam satu hari.
Penggunaan frasa para guru-guru menyebabkan kalimat tersebut tidak efektif. Frasa
tersebut menggunakan kata mubazir karena para bermakna jamak dan guru-guru
pun bermakna jamak. Jadi, harus dihilangkan salah satu kata antara para atau guru.
Kalimat tersebut pun tidak efektif karena tidak memenuhi unsur kelogisan. Terdapat
bagian kalimat untuk memberikan perhatian lebih kepada murid yang tertinggal ataupun
pelajaran yang sulit. Berdasarkan konteks kalimatnya, hal yang seharusnya diberi
perhatian lebih adalah siswa (benda hidup)
Debat 11
Sementara itu materi yang diajarkan belum benar-benar dikuasai.
Kalimat tersebut tidak baku karena tidak diletakkannya tanda koma setelah konjungsi
antarkalimat sementara itu. Jadi, agar baku, tanda koma harus diletakkan setelah
konjungsi tersebut.
Kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata mubazir. Kata hanya dan
saja memiliki makna sama. Oleh karena itu, salah satu dari kedua kata tersebut harus
dihilangkan agar kalimat menjadi efektif.
Menurut kami, pemahaman siswa tentang suatu materi bergantung pada tehnik
mengajar yang digunakan oleh guru.
Kalimat tersebut tidak baku karena menggunakan kata tidak baku, yaitu tehnik. OLeh
karena itu, penulisan kata tersebut harus diperbaiki agar kalimat tersebut menjadi
baku. Kata yang baku adalah teknik.
Full day school yang diterapkan akan memudahkan sekolah untuk menambah porsi
belajar pada pelajaran-pelajaran dianggap sulit oleh siswa, seperti Matematika.
Kalimat tersebut tidak efektif karena tidak memenuhi kelogisan. Pada kalimat tersebut
disampaikan bahwa Full day school yang diterapkan akan memudahkan sekolah untuk
menambah porsi belajar. Padahal, sekolah tidak bisa menambah porsi belajar karena
sekolah merupakan benda mati. Seharusnya, digunakan kata lain yang membuat
kalimat tersebut menjadi logis, contohnya bagian kurikulum.
Selain itu, siswa pun bisa mendapatkan porsi belajar yang lebih pada pelajaran-
pelajaran yang cenderung di ke sampingkan, seperti musik, kesenian, olahraga, dan
lainnya.
Kalimat tersebut tidak baku karena terdapat penulisan yang tidak baku atau kaidah.
Kata di ke sampingkan merupakan dua kata dasar ke samping yang mendapatkan
awalan sekaligus akhiran. Kata seperti itu penulisannya harus digabung. Jadi, agar
baku, penulisannya harus diperbaiki menjadi dikesampingkan.
Padahal, siswa pasti memiliki minat dan keinginan yang berbeda-beda, seperti
berolahraga taekwondo, bulu tangkis, tenis meja, dan musik.
Kalimat tersebut tidak efektif karena ketidaksejajaran makna. Taekwondo, bulu tangkis,
dan tenis meja termasuk jenis olahraga, tetapi musik tidak termasuk. Seharusnya,
Debat 12
sebelum kata musik, dituliskan kata bermain karena kata musik tidak sejajar dengan
kata lainnya.
Kelas yang kondusif yang akan membentuk siswa untuk meraih hasil maksimal
selama pembelajaran.
Kalimat tersebut tidak efektif karena ketidakjelasan makna akibat tidak adanya
predikat dalam kalimat. Hal itu disebabkan oleh konjungsi yang yang diletakkan
sebelum kata akan. Untuk memperbaikinya agar menjadi kalimat efektif, kata yang
tersebut harus dihilangkan.
Penjelasan saudara mengenai pengaruh lingkungan atau kondisi kelas tidak memiliki
kaitan dengan sistem full day school.
Kata tersebut tidak baku karena penulisan huruf yang tidak sesuai kaidah. Kata
saudara dalam kata tersebut merupakan kata yang digunakan untuk menyapa. Kata
sapaan seharusnya diawali huruf kapital jika ditulis. Oleh karena itu, agar menjadi
baku, kata tersebut harus diperbaiki penulisannya, yaitu Saudara.
Dengan sistem full day school, hasil pembelajaran pasti lebih maksimal karena waktu
belajar siswa yang panjang.
Hal yang harus diperhatikan adalah metoda belajar yang digunakan, bukan
ditambahnya waktu belajar.
Kalimat tersebut tidak baku karena menggunakan kata tidak baku, yaitu metoda.
Agar menjadi baku, penulisannya harus diperbaiki menjadi metode.
Kita bisa mengetahui bahwa Tim A tetap menyetujui diberlakukannya sistem full day
school karena yakin sistem tersebut bisa memberikan dampak positif sedangkan
Tim B tetap pada keyakinannya dengan tidak menyetujui diberlakukannya sistem full
day school karena sistem tersebut tidak memberikan dampak positif yang signifikan.
Debat 13
Kalimat tersebut tidak baku karena tanda baca yang tidak digunakan sesuai kaidah.
Dalam kalimat tulis, tanda koma harus diletakkan sebelum konjungsi sedangkan.
Oleh karena itu, agar kalimat tersebut menjadi baku, tanda koma harus diletakkan
sebelum konjungsi tersebut.
Kalimat tersebut merupakan contoh tanggapan yang bisa ditemukan dalam kegiatan
berdebat. Ya, itu bisa terjadi karena setiap anggota tim afirmasi dan tim oposisi dapat
memberikan tanggapan saat kegiatan debat berlangsung. Tanggapan merupakan
respons atau sambutan seseorang atas suatu hal yang diucapkan oleh orang
lain. Dalam kegiatan debat, ada banyak jenis tanggapan yang dapat disampaikan,
antara lain sanggahan, kritik, pertanyaan, dan dukungan. Bentuk tanggapan berupa
sanggahan, kritik, dan pertanyaan diajukan untuk “menyerang” tim lawan, sedangkan
tanggapan berupa dukungan disampaikan untuk memperkuat penyampaian
pendapat dan argumen yang disampaikan oleh salah satu anggota timnya.
a. Sanggahan
Sanggahan merupakan bantahan. Dapat pula diartikan sebagai penolakan atas
pendapat yang disampaikan. Sanggahan artinya tidak setuju atas apa yang
disampaikan orang lain.
Contoh:
Mohon maaf, saya memiliki pendapat yang berbeda dengan Saudara. Menurut saya,
pemerintah belum mengupayakan lapangan pekerjaan yang optimal bagi rakyat. Hal
itu terbukti dari masih banyaknya lulusan SMA, SMK, bahkan perguruan tinggi yang
belum mendapatkan pekerjaan hingga sekarang.
b. Kritik
Kritik dalam debat adalah tanggapan berupa kecaman yang disampaikan atas
pendapat yang disampaikan oleh tim lawan dengan disertai alasan logis dan jelas.
Contoh:
Pendapat yang Saudara sampaikan kurang kuat karena tidak dilengkapi dengan data-
data yang akurat.
Debat 14
c. Pertanyaan
Pertanyaan merupakan tanggapan yang diajukan untuk meminta suatu
keterangan. Dalam debat, pertanyaan diajukan kepada tim lawan karena merasa
ada sesuatu yang tidak atau kurang jelas.
Contoh:
Apakah menurut Saudara pemberian hukuman tersebut tepat sementara siswa akan
mengalami kerugian karena tertinggal materi pelajaran?
d. Dukungan
Dukungan merupakan tanggapan yang diajukan untuk menguatkan suatu
keterangan atau pernyataan. Dalam debat, dukungan diberikan untuk menguatkan
pernyataan anggota lainnya yang berada pada tim yang sama.
Contoh:
Benar sekali apa yang disampaikan oleh teman saya tadi bahwa kemiskinan tidak akan
selesai dengan pemberian bantuan dari pemerintah berupa uang. Jika diibaratkan
memancing, pemerintah seharusnya memberikan umpan, bukan ikannya.
Simpulan yang disampaikan seseorang dapat ditarik dengan cara generalisasi, analogi,
atau sebab-akibat. Agar kamu lebih memahaminya, berikut ini penjelasannya.
a. Generalisasi
Penarikan simpulan yang menggunakan cara generalisasi dilakukan dengan
memaparkan hal-hal khusus terlebih dulu. Setelah itu, barulah ditarik simpulan
di akhir yang bersifat umum.
Contoh:
Banyak masyarakat yang dapat mengatur bantuan uang tersebut dengan baik
untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Banyak juga masyarakat
yang menjadikan bantuan uang tersebut sebagai modal usaha atau berdagang.
Banyak masyarakat yang tidak lagi merasa kelaparan karena bantuan tersebut. Jadi,
pemerintah telah tepat memberikan bantuan tersebut kepada rakyat yang tidak
mampu.
Debat 15
b. Analogi
Penarikan simpulan yang menggunakan cara analogi dilakukan dengan
memaparkan dua hal yang memiliki persamaan. Satu per satu hal tersebut
dipaparkan. Setelah itu, barulah ditarik simpulan di akhir yang memuat
perbandingan kedua hal tersebut.
Contoh:
Bantuan dari pemerintah kepada rakyat yang kurang mampu berupa uang tidak
memberikan solusi yang tepat. Seharusnya, rakyat diberikan jalan agar mampu
menghasilkan uang sendiri. Jika kita umpamakan, kita sedang memancing lalu datang
seseorang yang kelaparan lalu kita memberikan ikan hasil pancingan kita kepada
orang tersebut. Orang tersebut tidak akan mendapatkan makanan untuk jangka
panjang. Lain halnya bila kita memberi umpan kepadanya. Dengan umpan tersebut,
orang tersebut akan menjadi mandiri karena bisa mencari ikan sendiri dalam jangka
panjang dan akhirnya orang tersebut tidak akan merasa kelaparan lagi. Jadi, bantuan
tersebut tidak tepat karena memberi bantuan kepada rakyat berupa uang sama
dengan memberi ikan pada orang yang kelaparan.
c. Sebab-Akibat
Penarikan simpulan yang menggunakan cara sebab-akibat dilakukan dengan
memaparkan hal-hal yang menjadi penyebab terlebih dahulu. Setelah itu, barulah
ditarik simpulan di akhir yang berupa akibat dari sebab-sebab tersebut.
Contoh:
Bantuan uang yang diberikan oleh pemerintah tiap tiga bulan sekali tidak mencukupi
kebutuhan mereka selama itu. Mereka tidak bisa bertahan dengan jumlah tersebut
dalam waktu tiga bulan. Ada solusi lain yang seharusnya ditawarkan, yaitu dibukanya
lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, kami tidak menyetujui
pemberian bantuan dari pemerintah kepada masyarakat tidak mampu dalam bentuk
uang.
GAS
Debat 16
E. Identifikasi Isi Debat
Berikut ini adalah satu teks debat dan contoh identifikasi. Kamu bisa pelajari dengan
saksama agar dapat mengidentifikasi teks debat lainnya yang kamu baca.
Uraian Identifikasi
Debat 17
Uraian Identifikasi
Debat 18
Uraian Identifikasi
Debat 19
Uraian Identifikasi
Debat 20
Uraian Identifikasi
Debat 21