Anda di halaman 1dari 21

Kurikulum 2013 Revisi

Kelas X
BAHASA INDONESIA
Debat

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.


1. Mampu mengetahui dan menyimpulkan esensi debat.
2. Mampu menguasai unsur-unsur, tata cara, dan etika debat.
3. Mampu menguasai ragam bahasa debat.
4. Mampu memperbaiki bahasa yang belum sesuai dengan ragam bahasa debat.
5. Mampu mengidentifikasi bentuk tanggapan dan cara penarikan simpulan.
6. Mampu memberikan tanggapan dan menarik simpulan dengan cara yang tepat dan
terstruktur.
7. Mampu mengidentifikasi bagian, unsur, dan isi debat.

A. Esensi Debat
Perhatikan dialog antara dua orang berikut.

Orang ke-1:
Tayangan kekerasan di televisi akan merusak karakter anak bangsa ke depannya
jika terus dibiarkan. Tayangan apa pun akan memengaruhi penontonnya hingga
terbawa ke dunia nyata. Jika sudah seperti itu, cara penanggulangannya akan
sulit. Tayangan kekerasan tersebut akan berdampak buruk karena memengaruhi
tindakan buruk anak di dunia nyatanya.

Orang ke-2:
Saat seorang anak menonton suatu acara di televisi, orang tua harus
mendampinginya dan itu sudah ada imbauannya dalam iklan layanan masyarakat
yang ditayangkan di televisi. Dengan pendampingan dan arahan dari orang tua,
pengaruh negatif tersebut bisa dihindarkan.

Orang ke-1:
Akan tetapi, bisa kita lihat bahwa saat ini banyak sekali kekerasan dan tindakan
kriminal lainnya yang dilakukan oleh seseorang yang masih tergolong anak-anak.
Menurut saya, itu karena pengaruh tontonan yang ditayangkan di televisi.

Orang ke-2:
Mohon maaf, saya memiliki pandangan lain. Ada juga seorang anak yang
tidak menonton televisi, tetapi tetap saja berperilaku demikian. Saya pikir
permasalahannya bukan karena tayangan di televisi, tetapi adanya tekanan yang
menyebabkan anak tersebut melakukan hal demikian. Setiap orang atau anak
pasti memiliki dua karakter di dalam dirinya, baik dan buruk. Karakter buruk
tersebut baru akan muncul jika terpancing oleh tekanan yang dihadapinya,
bukan karena tontonan.

Orang ke-1:
Justru tayangan atau tontonan itulah yang menyebabkan jiwa mereka tertekan
hingga akhirnya karakter buruk mereka muncul. Coba saja kita perhatikan berita
di televisi, banyak tindakan kriminal yang dilakukan dengan meniru teknik atau
cara yang sama yang ditayangkan di televisi.

Orang ke-2:
Pertama, tayangan di televisi tidak akan membuat mereka tertekan. Justru
mereka akan merasa senang dan bahagia apalalagi jika tayangan televisi tersebut
merupakan hal yang mereka sukai. Kedua, moral atau karakter mereka tidak
dirusak oleh tayangan, tetapi memang sudah rusak dari dulunya. Saya juga tidak
pernah mendengar ada seorang anak yang melakukan kriminal dengan motif
sering menonton tayangan kekerasan di televisi.

Diadaptasi dari grangoprint.blogspot.com

Dari kutipan tersebut, diketahui bahwa kedua orang yang berdialog mengutarakan
pendapatnya masing-masing dengan disertai alasan-alasan. Kedua orang tersebut tetap
pada keyakinannya masing-masing. Hal tersebut terlihat dari isi kalimat-kalimat yang
disampaikannya.

Dari dialog tersebut, dapat diketahui permasalahan atau isu yang sedang mereka
bicarakan, pendapat mereka terhadap isu tersebut, serta alasan mengapa mereka
memiliki pendapat demikian.

Debat 2
Isu:
Tayangan kekerasan di televisi yang merusak moral atau karakter anak.

Pendapat orang ke-1: Setuju terhadap isu


Alasan:
Tayangan buruk memengaruhi pelaku yang juga buruk terhadap anak.
Banyaknya anak yang melakukan kriminal dengan meniru teknik atau cara
yang ditayangkan.
Tayangan buruk (kekerasan) menyebabkan jiwa anak tertekan.

Pendapat orang ke-2: Tidak setuju terhadap isu


Alasan:
Anak dapat dibimbing dan diarahkan oleh orang tua saat menonton tayangan
yang mengandung kekerasan.
Tidak ada tindakan kriminal anak yang bermotif tayangan kekerasan yang
ditontonnya.
Tayangan atau tontonan di televisi justru membuat anak terhibur, bukan
tertekan.

Dari kedua pendapat dan argumen yang diutarakan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kedua orang tersebut memiliki perbedaan pendapat yang diperkuat dengan alasan
masing-masing. Tidak dapat ditemukan kesepakatan atau persamaan pandangan di
antara keduanya. Jadi, mereka tetap pada pendiriannya masing-masing.

Kamu pernah berbeda pendapat seperti itu tentang apa pun dengan orang tua, adik,
kakak, saudara, atau temanmu, kan? Pasti pernah! Saat berbeda pendapat dengan
temanmu, kamu dan temanmu juga pasti menyampaikan alasan masing-masing lalu
pada akhirnya bisa saja kalian tetap pada pendapat masing-masing seperti contoh
percakapan di atas. Nah, itulah contoh kegiatan berdebat.

Apa sih debat itu? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, debat merupakan pembahasan
dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk
mempertahankan pendapat masing-masing. Dengan demikian, poin inti dalam
berdebat, yaitu bertukar pendapat dan mempertahankan pendapat masing-masing
dengan disertai alasan. Jadi, dalam berdebat tidak akan didapatkan titik temu antara
para pendebat.

Debat 3
Kalau begitu, lantas apa manfaat debat yang dilakukan? Dengan berdebat yang sehat,
akan didapatkan wawasan baru dari sudut pandang orang lain yang berbeda pendapat.

Debat dan diskusi merupakan kegiatan yang berbeda, tetapi memiliki kesamaan.
Perbedaannya terletak pada akhir kegiatan. Jika diskusi mendapatkan titik temu atau kata
sepakat, tidak demikian halnya dengan debat. Persamaannya adalah adanya perbedaan
pendapat yang saling diutarakan hingga dapat menambah wawasan karena mendengar
dari sudut pandang yang berbeda.

B. Unsur-Unsur dan Tata Cara Debat


Kegiatan berdebat dapat dilakukan secara formal
ataupun informal. Debat informal dilakukan tanpa
perencanaan dan tanpa unsur lainnya, sedangkan
debat formal dilakukan dengan perencanaan dan
penjadwalan serta kelengkapan unsur atau perangkat
debat.

Apa dan siapa sajakah yang terlibat dalam kegiatan


debat formal? Berikut ini adalah unsur-unsurnya.

1. Mosi
Dalam kegiatan berdebat, mosi yang dimaksud adalah pernyataan atau penentuan
mengenai suatu topik yang diperdebatkan. Mosi dapat disampaikan jauh-jauh hari
sebelum debat dilangsungkan, tetapi bisa juga disampaikan saat debat dilangsungkan.
Dalam penentuan mosi, berikut hal-hal yang harus diperhatikan.

a. Kontroversial
Kontroversial artinya bersifat menimbulkan perdebatan. Mosi harus kontroversial
karena dalam kegiatan debat terdapat dua pihak yang saling beradu pendapat
dan argumen. Ada pihak yang mendukung mosi dan ada pihak yang menolak
mosi. Jika suatu mosi yang diajukan tidak bersifat kontroversial, perdebatan tidak
akan terjadi.

Contoh mosi kontroversial:


Larangan membawa ponsel ke sekolah bagi siswa.

Contoh mosi tidak kontroversial:


Penyakit influenza yang dapat menular.

b. Aktual
Aktual artinya betul-betul ada dan sedang menjadi pembicaraan. Setidaknya, mosi
yang diajukan memang sedang dihadapi atau dibicarakan oleh pihak-pihak yang

Debat 4
akan berdebat. Untuk menentukan mosi yang akan diperdebatkan, pelaksana
dapat memperhatikan lingkungan sekitar dengan menyimak apa permasalahan
yang mengandung perbedaan sudut pandang yang sedang banyak dibicarakan
oleh kalangan tertentu. Selain itu, bisa didapatkan mosi dari berita-berita di media
massa. Sebagai contoh, kamu mendengar berita di televisi mengenai tawuran
pelajar yang terjadi karena kurangnya pengawasan pihak sekolah. Nah, berita
tersebut dapat kamu jadikan sumber mosi. Akan tetapi, tetap harus ingat bahwa
mosi yang dipilih juga harus kontroversial.

c. Relevan
Relevan artinya berkaitan atau sesuai. Penentuan mosi harus melihat dari
berbagai sisi. Hal itu dilakukan agar mosi tersebut sesuai dengan pengetahuan
orang-orang atau pihak-pihak yang terlibat dalam debat. Berbagai sisi yang harus
diperhatikan antara lain usia, jenis kelamin, dan profesi agar mosi sesuai dengan
wawasan atau pengetahun yang mereka miliki. Sebagai contoh, pernyataan
perlunya pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia tidak mungkin dijadikan
sebagai mosi untuk siswa SD.

d. Spesifik
Spesifik artinya bersifat khusus. Maksudnya, mosi yang ditentukan tidak boleh
pernyataan yang bersifat luas karena perdebatan tidak akan berfokus pada suatu
permasalahan. Mosi yang umum atau bersifat luas akan membawa perdebatan
ke arah yang tidak jelas.

Contoh mosi yang spesifik:


Penerapan kesetaraan gender dalam dunia kerja

Contoh mosi yang tidak spesifik:


Kesetaraan gender di Indonesia

e. Bermanfaat
Mosi yang dipilih untuk menjadi bahan perdebatan sebaiknya memiliki nilai
manfaat yang dapat dirasakan, baik oleh peserta maupun penonton atau
pendengar.

2. Tim afirmasi
Tim afirmasi merupakan orang atau pihak yang setuju dengan topik yang
diperdebatkan. Tim afirmasi sering juga disebut sebagai tim pro.

3. Tim oposisi
Kebalikan dari tim afirmasi, tim oposisi merupakan orang atau pihak yang tidak
setuju dengan topik yang diperdebatkan. Tim oposisi sering juga disebut sebagai tim
kontra.

Debat 5
4. Tim netral
Keberadaan tim netral dalam kegiatan berdebat bersifat opsional. Artinya, tim ini
bisa dihadirkan atau tidak. Tim netral adalah tim yang tidak berpihak, tidak memihak
tim afirmasi ataupun tim oposisi. Tim netral biasanya memiliki pandangan sendiri
yang tidak menolak ataupun tidak menerima sepenuhnya permasalahan yang
diperdebatkan.

5. Tim moderator
Moderator merupakan orang atau pihak yang memimpin jalannya debat. Sebagai
pimpinan, moderator harus mampu mengarahkan dan mengatur jalannya debat,
termasuk menengahi kedua pihak (afirmasi dan oposisi).

6. Penonton atau juri yang telah ditentukan


Penonton atau juri yang telah ditentukan biasanya berperan untuk menentukan siapa
pemenang debat, apakah tim afirmasi atau tim oposisi. Juri yang berperan untuk
memutuskan siapa yang menjadi pemenang debat tentu harus memiliki wawasan
yang memadai terkait mosi dengan melihat sudut pandang yang disampaikan kedua
belah pihak. Selain itu, juri harus benar-benar bersikap adil dalam memutuskan
hasil, bukan bergantung pada pendapat juri pribadi atas mosi tersebut.

7. Penulis atau sekretaris


Penulis atau sekretaris memiliki sebutan lain, yaitu notulis. Notulis merupakan orang
yang mencatat hal-hal penting terkait argumentasi yang disampaikan kedua pihak
selama proses debat. Hasil catatannya diperlukan oleh seorang moderator sebagai
pertimbangan atau masukan untuk menyusun rangkuman atau esensi debat.

Sekarang kamu telah mengetahui unsur-unsur debat. Mengetahui unsur-unsurnya saja


belum cukup bagimu untuk melakukan debat. Nah, selain unsur-unsur tersebut, kamu
juga harus mengetahui tata cara untuk melaksanakan debat.

Tata cara ini harus diterapkan dengan baik agar kegiatan debat dapat berlangsung
dengan lancar. Berikut ini adalah tata caranya.

1. Pembukaan oleh moderator


Pada bagian pembuka kegiatan debat, moderator harus menyampaikan beberapa
hal, antara lain:

a. memperkenalkan setiap pihak yang terlibat dalam debat, yang meliputi nama
dirinya (moderator), semua anggota setiap tim, sekretaris, dan juri;

b. menyampaikan topik atau permasalahan yang akan diperdebatkan (mosi);

c. membacakan atau menyampaikan aturan debat, seperti waktu yang disediakan


untuk tiap sesi dan berapa sesi debat yang dilakukan.

Debat 6
2. Penyampaian pandangan oleh tim afirmasi dan tim oposisi
Setelah pembuka yang disampaikan moderator, kedua pihak yang akan berdebat
(tim afirmasi dan tim oposisi) menyampaikan pandangannya masing-masing berupa
pernyataan atas mosi. Penyampaian pernyataan dilakukan secara bergantian dengan
waktu yang sama. Dalam penyampaian pandangan ini, tidak diperbolehkan adanya
pertanyaan atau interupsi dari pihak lawan.

3. Pelaksanaan debat antara tim afirmasi dan tim oposisi


Pada pelaksanaan debat, setiap tim diberikan kesempatan yang sama untuk
berbicara. Kedua pihak harus menyampaikan komentar atas apa yang disampaikan
oleh tim lawan. Komentar tersebut tentunya bertujuan mendebat tim lain. Tim
yang mendapatkan komentar harus berusaha mempertahankan pendapatnya
dengan argumen. Pada bagian ini, tim lawan dapat menyampaikan interupsi, kritik,
sanggahan, atau pertanyaan kepada pihak yang sedang menyampaikan argumen.
Namun, penyampaiannya baru dapat diutarakan setelah mendapatkan izin dari
moderator.

4. Penyampaian simpulan dari kedua tim


Setiap tim mendapatkan kesempatan dan waktu berbicara yang sama untuk
menyampaikan pendapat beserta argumen-argumennya yang mendukung. Pendapat
beserta argumen-argumen yang disampaikan oleh suatu pihak terkait mosi harus
disampaikan kembali dalam bentuk simpulan oleh pihak tersebut, tentunya dengan
mempertimbangkan sanggahan-sanggahan yang didapatkan dari tim lawan.

5. Penutupan oleh moderator


Penutupan yang disampaikan oleh moderator ini biasanya berupa rangkuman atau
ringkasan atas perdebatan yang terjadi. Jadi, yang disampaikan bukanlah suatu
simpulan karena dalam kegiatan debat tidak terjadi kesepakatan antara kedua belah
pihak.

Saat kamu menjadi bagian dari salah satu tim yang berdebat, meskipun berlawanan
dengan tim lain, kamu tetap harus memperhatikan etika saat berdebat. Apa saja etika
tersebut? Berikut ini akan dijelaskan.

1. Ekspresi
Saat berdebat, peserta tidak boleh memperlihatkan ekspresi atau mimik muka
yang tidak sopan, seperti melotot, tersenyum sinis, atau meledek yang terlihat dari
ekspresi.

Debat 7
2. Gestur
Selain ekspresi, peserta debat juga harus memperhatikan gestur atau gerak tubuh.
Beberapa gestur yang tidak boleh dilakukan adalah menunjuk tim lawan, menggebrak
meja, atau gerak tubuh lainnya yang bersifat mengejek.

3. Kesantunan berbahasa
Pemilihan kata juga harus diperhatikan. Peserta harus menghindari penggunaan
kata-kata kasar atau kata lainnya yang dapat menyinggung perasaan lawan.

4. Kesantunan sikap
Dalam berdebat formal, baik tim afirmasi maupun tim oposisi, jangan sekali-
kali berbicara tanpa seizin dari moderator. Ingat, siapa pun yang akan atau ingin
berbicara harus meminta izin dulu kepada moderator. Jika ada interupsi yang ingin
disampaikan, misalnya, peserta dapat angkat tangan terlebih dahulu dan baru
menyampaikan interupsi setelah dipersilakan moderator.

C. Ragam Bahasa Debat


Saat menjadi salah satu tim yang berdebat, tentu kamu harus berbicara untuk
menyampaikan pendapat ataupun argumen. Pendapat dan argumen yang disampaikan
tersebut harus disampaikan dengan baik agar pihak lain mampu memahami apa yang
diutarakan. Nah, berikut ini penggunaan bahasa yang harus diperhatikan ketika berdebat.

1. Baku
Saat berdebat baik secara lisan maupun tulis, pemilihan kata dan struktur kalimat
yang disampaikan harus baku. Kebakuan tersebut meliputi pemilihan kata, penulisan
huruf, dan penggunaan tanda baca.

2. Efektif
Selain baku, kalimat yang disampaikan juga harus efektif. Keefektifan suatu kalimat
dapat dilihat berdasarkan kelogisan, kehematan, kejelasan makna, dan kejelasan
maksud.

Kelogisan artinya kalimat yang disampaikan harus dapat diterima dengan akal.

Kehematan artinya kalimat yang disampaikan tidak mengandung kata-kata yang


mubazir.

Kejelasan makna artinya kalimat yang disampaikan mengandung makna yang


jelas, sejajar, dan tidak ambigu sehingga tidak menimbulkan salah tafsir.

Kejelasan maksud artinya kalimat yang disampaikan memiliki pesan yang jelas.
Pesan yang jelas dalam suatu kalimat ditandai dengan adanya subjek dan predikat
dalam kalimat.

Debat 8
3. Denotatif
Kata-kata yang digunakan saat berdebat harus denotatif. Artinya, kata-kata yang
digunakan memiliki makna lugas atau sebenarnya. Hal ini begitu penting agar tidak
terjadi kesalahan lawan dalam memaknai hal yang diutarakan. Makna konotatif yang
memiliki makna kebalikan dari denotatif dapat menyebabkan setiap orang berbeda
pemaknaan dan pemahamannya. Oleh karena itu, penggunaan kata bermakna
konotatif harus benar-benar dihindari. Selain itu, kegiatan berdebat merupakan
kegiatan ilmiah yang memang harus menghindari kata-kata kias (konotatif).

Nah, sekarang mari perhatikan kutipan teks debat berikut lalu perhatikan dengan
saksama penggunaan bahasa dan perbaikan pada kalimat yang kurang efektif agar
menjadi baku, efektif, dan denotatif.

1. Moderator:
Kita semua telah mengetahui wacana mendikbud yang akan menerapkan
sekolah dengan sistem full day school. Sistem tersebut dianggap sebagai
solusi atas semua permasalahan pendidikan di Indonesia karena akan
berdampak positif bagi siswa.

2. Tim Afirmasi:
Kami sangat setuju dengan penerapan sistem tersebut. Sistem full day
school memakan waktu sekitar sembilan jam dalam satu hari. Dengan
begitu, guru akan mendapatkan waktu lebih dengan siswa karena waktu
belajar yang lebih panjang. Panjangnya rentang waktu tersebut sangat
memudahkan para guru-guru untuk memberikan perhatian lebih kepada
murid yang tertinggal ataupun pelajaran yang sulit. Saat ini banyak guru
yang mengeluhkan waktu yang terlalu sempit. Sementara itu materi yang
diajarkan belum benar-benar dikuasai.

3. Tim Kontra:
Kami tidak setuju dengan penerapan sistem tersebut. Sistem full day
school akan membuat siswa kelelahan. Waktu mereka akan habis hanya di
sekolah saja. Padahal, siswa perlu melakukan aktivitas lainnya, bukan hanya
belajar di sekolah. Selain itu, waktu belajar yang panjang tidak menjamin
bahwa siswa akan lebih memahami materi yang diajarkan. Menurut kami,
pemahaman siswa tentang suatu materi bergantung pada tehnik mengajar
yang digunakan oleh guru. Bagaimana kalian menjelaskan tentang sistem
ini yang berpengaruh pada siswa dalam penguasaan materi?

4. Tim afirmasi:
Full day school yang diterapkan akan memudahkan sekolah untuk
menambah porsi belajar pada pelajaran-pelajaran dianggap sulit oleh

Debat 9
siswa, seperti Matematika. Dengan lebih banyaknya waktu bagi guru
untuk membimbing, siswa akan lebih paham. Selain itu, siswa pun bisa
mendapatkan porsi belajar yang lebih pada pelajaran-pelajaran yang
cenderung di ke sampingkan, seperti musik, kesenian, olahraga, dan
lainnya. Pelajaran-pelajaran tersebut tidak mendapatkan porsi yang banyak
seperti halnya Matematika.

5. Tim Kontra:
Jika demikian, siswa tidak memiliki waktu untuk memilih kegiatan yang
diinginkan sesuai dengan minatnya. Padahal, siswa pasti memiliki minat
dan keinginan yang berbeda-beda, seperti berolahraga taekwondo, bulu
tangkis, tenis meja, dan musik. Siswa sudah menggunakan sebagian
waktunya untuk mentaati peraturan di sekolah. Nah, seharusnya ada
saatnya mereka bebas memilih kegiatan yang diinginkannya.

6. Tim Afirmasi:
Ada hal yang kalian lupakan. Faktor yang menyebabkan berhasilnya proses
pembelajaran di sekolah adalah lingkungan atau kondisi kelas. Kelas yang
kondusif yang akan membentuk siswa untuk meraih hasil maksimal
selama pembelajaran.

7. Tim Kontra:
Penjelasan saudara mengenai pengaruh lingkungan atau kondisi kelas
tidak memiliki kaitan dengan sistem full day school. Saudara pun tidak
menjelaskan apa kaitannya. Menurut kami, kondisi kelas tersebut tidak
dipengaruhi oleh diterapkannya sistem ini atau tidak. Semua kembali
kepada guru yang me-megang peran sentral selama berada di dalam kelas.

8. Tim Afirmasi:
Dengan sistem full day school, hasil pembelajaran pasti lebih maksimal
karena waktu belajar siswa yang panjang. Siswa pun mendapatkan
perhatian lebih dari guru. Banyak dampak positif yang akan dirasakan
siswa dengan diterapkannya sistem tersebut. Oleh karena itu, kami sangat
setuju dengan sistem full day school.

9. Tim Kontra:
Kami tetap yakin bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak
bergantung pada panjangnya waktu belajar di sekolah. Hal yang harus
diperhatikan adalah metoda belajar yang digunakan, bukan ditambahnya
waktu belajar. Jadi, kami tidak menyetujui diberlakukannya sistem full day
school.

Debat 10
10. Moderator:
Kita telah sama-sama mendengar pemaparan dari kedua tim. Kita bisa
mengetahui bahwa Tim A tetap menyetujui diberlakukannya sistem full
day school karena yakin sistem tersebut bisa memberikan dampak positif
sedangkan Tim B tetap pada keyakinannya dengan tidak menyetujui
diberlakukannya sistem full day school karena sistem tersebut tidak
memberikan dampak positif yang signifikan.

Diadaptasi dari kaskus.co.id

Kalimat pada nomor 1 yang tidak memenuhi ragam bahasa debat:

Kita semua telah mengetahui wacana mendikbud yang akan menerapkan sekolah
dengan sistem full day school.

Penulisan kata mendikbud menyebabkan kalimat tersebut tidak baku. Seharusnya, kata
tersebut diawali huruf kapital karena berupa jabatan yang merujuk pada seseorang.
Mendikbud merupakan akronim dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh
karena itu, agar menjadi kalimat baku, penulisannya harus diawali oleh huruf kapital,
yaitu Mendikbud.

Kalimat pada nomor 2 yang tidak memenuhi ragam bahasa debat:

Sistem full day school memakan waktu sekitar sembilan jam dalam satu hari.

Pemilihan kata memakan dalam kalimat tersebut kurang tepat. Hal itu disebabkan
oleh makna kata tersebut yang tidak denotatif. Untuk memperbaikinya, kita bisa
mengubah redaksi kalimat tersebut, contohnya dalam sistem full day school, diperlukan
waktu sekitar sembilan jam dalam satu hari.

Panjangnya rentang waktu tersebut sangat memudahkan para guru-guru untuk


memberikan perhatian lebih kepada murid yang tertinggal ataupun pelajaran yang
sulit.

Penggunaan frasa para guru-guru menyebabkan kalimat tersebut tidak efektif. Frasa
tersebut menggunakan kata mubazir karena para bermakna jamak dan guru-guru
pun bermakna jamak. Jadi, harus dihilangkan salah satu kata antara para atau guru.

Kalimat tersebut pun tidak efektif karena tidak memenuhi unsur kelogisan. Terdapat
bagian kalimat untuk memberikan perhatian lebih kepada murid yang tertinggal ataupun
pelajaran yang sulit. Berdasarkan konteks kalimatnya, hal yang seharusnya diberi
perhatian lebih adalah siswa (benda hidup)

Debat 11
Sementara itu materi yang diajarkan belum benar-benar dikuasai.

Kalimat tersebut tidak baku karena tidak diletakkannya tanda koma setelah konjungsi
antarkalimat sementara itu. Jadi, agar baku, tanda koma harus diletakkan setelah
konjungsi tersebut.

Kalimat pada nomor 3 yang tidak memenuhi ragam bahasa debat:

Waktu mereka akan habis hanya di sekolah saja.

Kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata mubazir. Kata hanya dan
saja memiliki makna sama. Oleh karena itu, salah satu dari kedua kata tersebut harus
dihilangkan agar kalimat menjadi efektif.

Menurut kami, pemahaman siswa tentang suatu materi bergantung pada tehnik
mengajar yang digunakan oleh guru.

Kalimat tersebut tidak baku karena menggunakan kata tidak baku, yaitu tehnik. OLeh
karena itu, penulisan kata tersebut harus diperbaiki agar kalimat tersebut menjadi
baku. Kata yang baku adalah teknik.

Kalimat pada nomor 4 yang tidak memenuhi ragam bahasa debat:

Full day school yang diterapkan akan memudahkan sekolah untuk menambah porsi
belajar pada pelajaran-pelajaran dianggap sulit oleh siswa, seperti Matematika.

Kalimat tersebut tidak efektif karena tidak memenuhi kelogisan. Pada kalimat tersebut
disampaikan bahwa Full day school yang diterapkan akan memudahkan sekolah untuk
menambah porsi belajar. Padahal, sekolah tidak bisa menambah porsi belajar karena
sekolah merupakan benda mati. Seharusnya, digunakan kata lain yang membuat
kalimat tersebut menjadi logis, contohnya bagian kurikulum.

Selain itu, siswa pun bisa mendapatkan porsi belajar yang lebih pada pelajaran-
pelajaran yang cenderung di ke sampingkan, seperti musik, kesenian, olahraga, dan
lainnya.

Kalimat tersebut tidak baku karena terdapat penulisan yang tidak baku atau kaidah.
Kata di ke sampingkan merupakan dua kata dasar ke samping yang mendapatkan
awalan sekaligus akhiran. Kata seperti itu penulisannya harus digabung. Jadi, agar
baku, penulisannya harus diperbaiki menjadi dikesampingkan.

Kalimat pada nomor 5 yang tidak memenuhi ragam bahasa debat:

Padahal, siswa pasti memiliki minat dan keinginan yang berbeda-beda, seperti
berolahraga taekwondo, bulu tangkis, tenis meja, dan musik.

Kalimat tersebut tidak efektif karena ketidaksejajaran makna. Taekwondo, bulu tangkis,
dan tenis meja termasuk jenis olahraga, tetapi musik tidak termasuk. Seharusnya,

Debat 12
sebelum kata musik, dituliskan kata bermain karena kata musik tidak sejajar dengan
kata lainnya.

Kalimat pada nomor 6 yang tidak memenuhi ragam bahasa debat:

Kelas yang kondusif yang akan membentuk siswa untuk meraih hasil maksimal
selama pembelajaran.

Kalimat tersebut tidak efektif karena ketidakjelasan makna akibat tidak adanya
predikat dalam kalimat. Hal itu disebabkan oleh konjungsi yang yang diletakkan
sebelum kata akan. Untuk memperbaikinya agar menjadi kalimat efektif, kata yang
tersebut harus dihilangkan.

Kalimat pada nomor 7 yang tidak memenuhi ragam bahasa debat:

Penjelasan saudara mengenai pengaruh lingkungan atau kondisi kelas tidak memiliki
kaitan dengan sistem full day school.

Kata tersebut tidak baku karena penulisan huruf yang tidak sesuai kaidah. Kata
saudara dalam kata tersebut merupakan kata yang digunakan untuk menyapa. Kata
sapaan seharusnya diawali huruf kapital jika ditulis. Oleh karena itu, agar menjadi
baku, kata tersebut harus diperbaiki penulisannya, yaitu Saudara.

Kalimat pada nomor 8 yang tidak memenuhi ragam bahasa debat:

Dengan sistem full day school, hasil pembelajaran pasti lebih maksimal karena waktu
belajar siswa yang panjang.

Kalimat tersebut tidak efektif karena ketidakjelasan makna. Kalimat tersebut


maknanya menjadi ambigu karena keberadaan frasa waktu belajar siswa yang
panjang. Berdasarkan frasa tersebut, maknanya dapat menjadi waktu belajarnya yang
panjang atau siswanya yang panjang. Oleh karena itu, frasa tersebut harus diperbaiki,
contohnya waktu belajar yang panjang bagi siswa.

Kalimat pada nomor 9 yang tidak memenuhi ragam bahasa debat:

Hal yang harus diperhatikan adalah metoda belajar yang digunakan, bukan
ditambahnya waktu belajar.

Kalimat tersebut tidak baku karena menggunakan kata tidak baku, yaitu metoda.
Agar menjadi baku, penulisannya harus diperbaiki menjadi metode.

Kalimat pada nomor 10 yang tidak memenuhi ragam bahasa debat:

Kita bisa mengetahui bahwa Tim A tetap menyetujui diberlakukannya sistem full day
school karena yakin sistem tersebut bisa memberikan dampak positif sedangkan
Tim B tetap pada keyakinannya dengan tidak menyetujui diberlakukannya sistem full
day school karena sistem tersebut tidak memberikan dampak positif yang signifikan.

Debat 13
Kalimat tersebut tidak baku karena tanda baca yang tidak digunakan sesuai kaidah.
Dalam kalimat tulis, tanda koma harus diletakkan sebelum konjungsi sedangkan.
Oleh karena itu, agar kalimat tersebut menjadi baku, tanda koma harus diletakkan
sebelum konjungsi tersebut.

D. Tanggapan dan Simpulan dalam Debat


1. Tanggapan dalam Debat
Mohon maaf, pernyataan Saudara tentang kenakalan remaja terjadi akibat kurangnya
pendidikan dan pengawasan orang tua tidak sepenuhnya benar. Orang tua bukanlah
menjadi satu-satunya pihak yang dapat disalahkan bila kenakalan remaja terjadi. Kita
harus melihat sisi lain bahwa perilaku seorang remaja juga dapat dipengaruhi oleh
teman-temannya.

Kalimat tersebut merupakan contoh tanggapan yang bisa ditemukan dalam kegiatan
berdebat. Ya, itu bisa terjadi karena setiap anggota tim afirmasi dan tim oposisi dapat
memberikan tanggapan saat kegiatan debat berlangsung. Tanggapan merupakan
respons atau sambutan seseorang atas suatu hal yang diucapkan oleh orang
lain. Dalam kegiatan debat, ada banyak jenis tanggapan yang dapat disampaikan,
antara lain sanggahan, kritik, pertanyaan, dan dukungan. Bentuk tanggapan berupa
sanggahan, kritik, dan pertanyaan diajukan untuk “menyerang” tim lawan, sedangkan
tanggapan berupa dukungan disampaikan untuk memperkuat penyampaian
pendapat dan argumen yang disampaikan oleh salah satu anggota timnya.

a. Sanggahan
Sanggahan merupakan bantahan. Dapat pula diartikan sebagai penolakan atas
pendapat yang disampaikan. Sanggahan artinya tidak setuju atas apa yang
disampaikan orang lain.

Contoh:
Mohon maaf, saya memiliki pendapat yang berbeda dengan Saudara. Menurut saya,
pemerintah belum mengupayakan lapangan pekerjaan yang optimal bagi rakyat. Hal
itu terbukti dari masih banyaknya lulusan SMA, SMK, bahkan perguruan tinggi yang
belum mendapatkan pekerjaan hingga sekarang.

b. Kritik
Kritik dalam debat adalah tanggapan berupa kecaman yang disampaikan atas
pendapat yang disampaikan oleh tim lawan dengan disertai alasan logis dan jelas.

Contoh:
Pendapat yang Saudara sampaikan kurang kuat karena tidak dilengkapi dengan data-
data yang akurat.

Debat 14
c. Pertanyaan
Pertanyaan merupakan tanggapan yang diajukan untuk meminta suatu
keterangan. Dalam debat, pertanyaan diajukan kepada tim lawan karena merasa
ada sesuatu yang tidak atau kurang jelas.

Contoh:
Apakah menurut Saudara pemberian hukuman tersebut tepat sementara siswa akan
mengalami kerugian karena tertinggal materi pelajaran?

d. Dukungan
Dukungan merupakan tanggapan yang diajukan untuk menguatkan suatu
keterangan atau pernyataan. Dalam debat, dukungan diberikan untuk menguatkan
pernyataan anggota lainnya yang berada pada tim yang sama.

Contoh:
Benar sekali apa yang disampaikan oleh teman saya tadi bahwa kemiskinan tidak akan
selesai dengan pemberian bantuan dari pemerintah berupa uang. Jika diibaratkan
memancing, pemerintah seharusnya memberikan umpan, bukan ikannya.

2. Simpulan dalam Debat


Simpulan adalah pernyataan akhir yang disampaikan berdasarkan uraian-uraian
yang telah dipaparkan sebelumnya. Dalam kegiatan debat, simpulan biasanya
disampaikan oleh masing-masing tim yang berdebat sebagai penutup pernyataan.
Kalimat berupa simpulan yang disampaikan dapat diidentifikasi berdasarkan
makna kalimatnya. Selain itu, simpulan yang disampaikan pun dapat diidentifikasi
berdasarkan keberadaan konjungsi penanda simpulan, seperti oleh karena itu, oleh
sebab itu, jadi, dan dengan demikian.

Simpulan yang disampaikan seseorang dapat ditarik dengan cara generalisasi, analogi,
atau sebab-akibat. Agar kamu lebih memahaminya, berikut ini penjelasannya.

a. Generalisasi
Penarikan simpulan yang menggunakan cara generalisasi dilakukan dengan
memaparkan hal-hal khusus terlebih dulu. Setelah itu, barulah ditarik simpulan
di akhir yang bersifat umum.

Contoh:
Banyak masyarakat yang dapat mengatur bantuan uang tersebut dengan baik
untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Banyak juga masyarakat
yang menjadikan bantuan uang tersebut sebagai modal usaha atau berdagang.
Banyak masyarakat yang tidak lagi merasa kelaparan karena bantuan tersebut. Jadi,
pemerintah telah tepat memberikan bantuan tersebut kepada rakyat yang tidak
mampu.

Debat 15
b. Analogi
Penarikan simpulan yang menggunakan cara analogi dilakukan dengan
memaparkan dua hal yang memiliki persamaan. Satu per satu hal tersebut
dipaparkan. Setelah itu, barulah ditarik simpulan di akhir yang memuat
perbandingan kedua hal tersebut.

Contoh:
Bantuan dari pemerintah kepada rakyat yang kurang mampu berupa uang tidak
memberikan solusi yang tepat. Seharusnya, rakyat diberikan jalan agar mampu
menghasilkan uang sendiri. Jika kita umpamakan, kita sedang memancing lalu datang
seseorang yang kelaparan lalu kita memberikan ikan hasil pancingan kita kepada
orang tersebut. Orang tersebut tidak akan mendapatkan makanan untuk jangka
panjang. Lain halnya bila kita memberi umpan kepadanya. Dengan umpan tersebut,
orang tersebut akan menjadi mandiri karena bisa mencari ikan sendiri dalam jangka
panjang dan akhirnya orang tersebut tidak akan merasa kelaparan lagi. Jadi, bantuan
tersebut tidak tepat karena memberi bantuan kepada rakyat berupa uang sama
dengan memberi ikan pada orang yang kelaparan.

c. Sebab-Akibat
Penarikan simpulan yang menggunakan cara sebab-akibat dilakukan dengan
memaparkan hal-hal yang menjadi penyebab terlebih dahulu. Setelah itu, barulah
ditarik simpulan di akhir yang berupa akibat dari sebab-sebab tersebut.

Contoh:
Bantuan uang yang diberikan oleh pemerintah tiap tiga bulan sekali tidak mencukupi
kebutuhan mereka selama itu. Mereka tidak bisa bertahan dengan jumlah tersebut
dalam waktu tiga bulan. Ada solusi lain yang seharusnya ditawarkan, yaitu dibukanya
lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, kami tidak menyetujui
pemberian bantuan dari pemerintah kepada masyarakat tidak mampu dalam bentuk
uang.

SUPER "Solusi Quipper"

Cara menarik simpulan:

GAS

Generalisasi => khusus-khusus ke umum


Analogi => perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama
Sebab-akibat => pemaparan sebab-sebab lalu diikuti akibat

Debat 16
E. Identifikasi Isi Debat
Berikut ini adalah satu teks debat dan contoh identifikasi. Kamu bisa pelajari dengan
saksama agar dapat mengidentifikasi teks debat lainnya yang kamu baca.

Uraian Identifikasi

Moderator: Pada bagian ini, ditemukan mosi


Kita semua telah mengetahui wacana yang diperdebatkan. Mosi biasanya
Mendikbud yang akan menerapkan disampaikan oleh seorang moderator
sekolah dengan sistem full day school. saat membuka acara atau kegiatan
Sistem tersebut dianggap sebagai debat. Berdasarkan paragraf tersebut,
solusi atas semua permasalahan diketahui mosinya, yaitu sistem full
pendidikan di Indonesia karena akan day school sebagai solusi atas semua
berdampak positif bagi siswa. permasalahan pendidikan di Indonesia
karena akan berdampak positif bagi
siswa.

Tim Afirmasi: Pada bagian ini, ditemukan pendapat


Kami sangat setuju dengan penerapan dan alasan yang disampaikan.
sistem tersebut. Dalam sistem full Pendapatnya adalah setuju dengan
day school, diperlukan waktu sekitar penerapan sistem full day school. Alasan
sembilan jam dalam satu hari. Dengan atau argumennya adalah waktu yang
begitu, guru akan mendapatkan lebih panjang bagi siswa sehingga bisa
waktu lebih dengan siswa karena belajar lebih lama dan mendapatkan
waktu belajar yang lebih panjang. perhatian lebih dari guru.
Panjangnya rentang waktu tersebut
sangat memudahkan para guru untuk
memberikan per-hatian lebih kepada
murid yang tertinggal. Saat ini banyak
guru yang mengeluhkan waktu yang
terlalu sempit. Sementara itu, materi
yang diajarkan belum benar-benar
dikuasai.

Debat 17
Uraian Identifikasi

Tim Kontra: Pada bagian ini, ditemukan pendapat,


Kami tidak setuju dengan penerapan alasan, dan tanggapan yang berupa
sistem tersebut. Sistem full day school pertanyaan. Pendapatnya adalah tidak
akan membuat siswa kelelahan. setuju dengan sistem full day school.
Waktu mereka akan habis di sekolah Alasannya adalah membuat siswa
saja. Padahal, siswa perlu melakukan kelelahan dan waktu yang panjang tidak
aktivitas lainnya, bukan hanya belajar di menjamin pemahaman materi yang
sekolah. Selain itu, waktu belajar yang dikuasai siswa karena bergantung pada
panjang tidak menjamin bahwa siswa teknik mengajar yang digunakan oleh
akan lebih memahami materi yang guru. Tanggapan berupa pertanyaan
diajarkan. Menurut kami, pemahaman yang diajukan adalah meminta
siswa tentang suatu materi bergantung keterangan atas penjelasan pengaruh
pada teknik mengajar yang digunakan sistem tersebut yang memengaruhi
oleh guru. Bagaimana kalian penguasaan materi siswa.
menjelaskan tentang sistem ini yang
berpengaruh pada siswa dalam
penguasaan materi?

Tim afirmasi: Pada bagian ini, ditemukan tanggapan


full day school yang diterapkan akan berupa sanggahan dan alasan.
memudahkan bagian kurikulum Sanggahannya adalah sistem tersebut
untuk menambah porsi belajar pada akan berpengaruh pada pemahaman
pelajaran-pelajaran dianggap sulit materi siswa. Alasannya adalah siswa
oleh siswa, seperti Matematika. mendapatkan porsi belajar yang lebih
Dengan lebih banyaknya waktu bagi pada pelajaran-pelajaran yang sulit
guru untuk membimbing, siswa akan dan pada mata pelajaran yang selama
lebih paham. Selain itu, siswa pun ini mendapatkan porsi sedikit.
bisa mendapatkan porsi belajar yang
lebih pada pelajaran-pelajaran yang
cenderung dikesampingkan, seperti
musik, kesenian, olahraga, dan lainnya.
Pelajaran-pelajaran tersebut tidak
mendapatkan porsi yang banyak
seperti halnya Matematika.

Debat 18
Uraian Identifikasi

Tim Kontra: Pada bagian ini, ditemukan pendapat


Jika demikian, siswa tidak memiliki dan alasan. Pendapatnya adalah
waktu untuk memilih kegiatan yang sistem full day school tidak memberikan
diinginkan sesuai dengan minatnya. keleluasaan bagi siswa untuk memilih
Padahal, siswa pasti memiliki minat kegiatan sesuai minatnya. Alasannya
dan keinginan yang berbeda-beda, adalah sebagian besar waktu siswa
seperti berolahraga taekwondo, bulu telah dihabiskan di sekolah dengan
tangkis, tenis meja, dan bermain musik. segala aturannya.
Siswa sudah menggunakan sebagian
waktunya untuk mentaati peraturan di
sekolah. Nah, seharusnya ada saatnya
mereka bebas memilih kegiatan yang
diinginkannya.

Tim Afirmasi: Pada bagian ini, ditemukan pendapat


Ada hal yang kalian lupakan. Faktor dan alasan. Pendapat yang diutarakan
yang menyebabkan berhasilnya proses adalah kondisi kelas yang memengaruhi
pembelajaran di sekolah adalah keberhasilan proses pembelajaran.
lingkungan atau kondisi kelas. Kelas Alasannya adalah kelas kondusif
yang kondusif akan membentuk siswa membentuk siswa untuk meraih hasil
untuk meraih hasil maksi-mal selama maksimal. Ini adalah contoh pendapat
pembelajaran. dan alasan yang kurang baik karena
secara makna tidak ada penjelasan
yang mengaitkannya dengan sistem full
day school yang sedang diperdebatkan.

Seharusnya, bagian ini ditambahkan


penjelasan lainnya. Berikut contoh
tambahan penjelasan yang harus
diberikan.

Kekondusifan tersebut bisa didapatkan


dengan cara menciptakan keakraban
antara semua penghuni kelas. Keakraban
antarsiswa akan semakin terbentuk jika

Debat 19
Uraian Identifikasi

menerapkan sistem ini karena waktu


untuk berinteraksi pun akan semakin
banyak. Para siswa akan makan
siang bersama, berolahraga bersama,
bermusik bersama, dan lainnya.

Tim Kontra: Pada bagian ini, ditemukan kritik dan


Penjelasan Saudara mengenai alasannya serta tanggapan berupa
pengaruh lingkungan atau kondisi dukungan. Kritik yang disampaikan
kelas tidak memiliki kaitan dengan adalah ketidakjelasan kaitan antara
sistem full day school. Saudara pun tidak pendapat yang diutarakan dengan hal
menjelaskan apa kaitannya. Menurut yang didebatkan. Alasannya adalah
kami, kondisi kelas tersebut tidak tidak menjelaskan kaitan antara sistem
dipengaruhi oleh diterapkannya sistem full day school dengan kekondusifan
ini atau tidak. Seperti telah disampaikan kelas. Dukungan yang diutarakan
oleh teman saya sebelumnya, semua dapat terlihat dari kalimat Seperti
kembali kepada guru yang memegang telah disampaikan oleh teman saya
peran sentral selama pembelajaran di sebelumnya, semua kembali kepada guru
dalam kelas. yang memegang peran sentral selama
pembelajaran di dalam kelas.

Tim Afirmasi: Pada bagian ini, ditemukan adanya


Dengan sistem full day school, hasil simpulan yang disampaikan. Simpulan
pembelajaran pasti lebih maksimal ini disampaikan dengan cara sebab-
karena waktu belajar yang panjang akibat. Penyebabnya adalah banyaknya
bagi siswa. Siswa pun mendapatkan dampak positif yang akan dirasakan
perhatian lebih dari guru. Banyak siswa dengan sistem full day school.
dampak positif yang akan dirasakan Akibatnya adalah mereka setuju
siswa dengan diterapkannya sistem dengan diberla-kukannya sistem
tersebut. Oleh karena itu, kami san-gat tersebut.
setuju dengan sistem full day school.

Debat 20
Uraian Identifikasi

Tim Kontra: Pada bagian ini ditemukan simpulan.


Kami tetap yakin bahwa keberhasilan Simpulannya ditarik dengan cara
suatu proses pembelajaran tidak sebab-akibat. Sebabnya keber-hasilan
bergantung pada panjangnya waktu proses belajar tidak bergan-tung
belajar di sekolah. Hal yang harus pada waktu belajar, tetapi metode
diperhatikan adalah metode belajar belajar. Akibatnya, mereka tidak setuju
yang digunakan, bukan ditambahnya diberlakukannya sistem tersebut.
waktu belajar. Jadi, kami tidak
menyetujui diberlakukannya sistem
full day school.

Moderator: Pada bagian ini ditemukan rangku-


Kita telah sama-sama mendengar man debat yang disampaikan oleh
pemaparan dari kedua tim. Kita moderator. Rangkumannya berupa
bisa mengetahui bahwa Tim A tetap pandangan masing-masing tim terkait
menyetujui diberlakukannya sistem mosi yang diperdebatkan.
full day school karena yakin sistem
terse-but bisa memberikan dampak
positif, sedangkan Tim B tetap pada
keyakinannya dengan tidak menyetujui
diberlakukannya sistem full day
school karena sistem tersebut tidak
memberikan dampak positif yang
signifikan.

Diadaptasi dari kaskus.co.id

Debat 21

Anda mungkin juga menyukai