Anda di halaman 1dari 6

LITERASI

SMA NEGERI 1 CERME


TAHUN PELAJARAN 2019-2020

Di susun oleh :
NAMA : LILIS FITRIANA
KELAS : XI-IPA 5
NO. ABSEN : 18
NIS : 9980
BAB I
IDENTITAS BUKU

a) Judul buku : Be Calm, Be Strong, Be Grateful


b) Jenis buku : Non fiksi
c) Penulis : Wirda Mansur
d) Penyunting : Widyawati Oktavia & Gita Romadhona
e) Proofreader : Widyawati Oktavia
f) Desainer sampul : Milfa Saadah
g) Penata letak : Erina Puspitasari
h) Illustrasi isi : Milfa Saadah
i) Penerbit : KataDepan
j) Tahun terbit : Cetakan pertama, Juli 2017
Cetakan kedelapan, Januari 2019
k) Tebal buku : vii + 284 halaman
l) Ukuran buku : 13 x 19 cm
m) ISBN : 978-602-6475-54-1
BAB II
ISI POKOK BUKU

Be Calm Be Strong Be
Grateful

Be Calm, Be Strong, Be Grateful merupakan buku kedua dari Wirda Mansur setelah buku
pertamanya yaitu, Reach Your Dreams. Buku dengan jumlah 284 halaman dan 21 chapter ini
mampu menjawab masalah-masalah yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
bagi kalangan remaja. Karena memang sebagian besar buku ini berisi tentang pertanyaan dari
followersnya yang diajukan kepada Wirda Mansur. Pembahasannya pun beragam, mulai dari
cerita, impian, semangat, bahagia, tawa, dan air mata, juga arti sahabat sejati bagi Wirda Mansur.
Sesuai dengan pengalamannya yang mengajarkan supaya lebih tegar, lebih kuat, lebih sabar, dan
lebih bersyukur. 
Dengan gaya berceritanya yang khas betawi banget membuat pembaca asyik dan tidak
bosan saat membacanya, pembaca seolah sedang berbicara langsung dengan Wirda Mansur. Dan
ini termasuk dalam kategori buku motivasi yang tidak terkesan menggurui, namun sangat berisi
dan inspiratif. Dengan sampul yang lucu sesuai dengan target penjualan yang ditujukan kepada
kalangan remaja (Namun semua kalangan juga harus baca buku inspiratif ini), serta isinya yang
disertai gambar ataupun warna. Pokoknya tidak membosankan saat membacanya, malah yang
ada sangat bersemangat untuk beranjak membaca buku ini (seperti saya).

Soal BE CALM, Wirda menulis bahwa sabar itu adalah bakat terbesar, bakat
sesungguhnya. Banyak sekali orang yang sumbunya pendek. Apa maksud dari sumbu pendek?
Sumbu yang dimaksud oleh Wirda Mansur yaitu sumbu yang sering kita temui di petasan, "Baru
dicocolin api sedikit aja, langsung membara. Langsung nyemprot. Langsung ke mana-mana.
Langsung meledak. Langsung merembet." Penjelasan Wirda memang benar, tidak jarang kita
temui perilaku yang seperti ini. Bawaannya emosi aja, su'udzon aja, berantem, tikam-menikam,
saling tuduh, saling nyalahin, saling ngatain, suami istri yang saling ribut, persahabatan yang
hancur, seorang anak yang nangis karena di-bully, satu kubu adu mulut dengan kubu yang lain,
dan segala macam perilaku tidak cantik lainnya.

"Kita perlu belajar, yang namanya menaklukkan "api". Jika didatangkan api, jangan
melunjak. Jangan ngelawan. Terima aja, lalu ikhlaskan. Terima, lalu dibikin jinak." 

Jika kita ingin berpikir jernih, tidak ada yang bisa kita dapatkan dari perilaku-perilaku
tidak cantik tersebut. Kecuali kita merasa puas, dan itu merupakan penyakit. Jadi tidak usah
dipikirkan untuk sesuatu yang tidak mengenakkan hati, kembalikan saja semuanya ke Allah. Jadi
kalau kata Wirda mah, apa-apa dibawa kalem aja, santai aja. Jadi, misalkan ada haters yang
ngomongnya nyelekit banget. Biarkan saja haters mau berkata apa pun, ambil sisi positifnya
untuk kebaikan kita dan doakan supaya kelak haters tersebut menjadi pribadi yang lebih baik
lagi…Aamiin..

"Kembalikan aja semuanya, ke Allah. Inget, jadi orang jangan pendek sumbunya. Belajar
sabar, jangan dikit-dikit berantem. Dan, yang terpenting, bi kalem!". 
Lalu BE STRONG, “Apa pun masalah yang sedang kita hadapi, don’t give up!”
Pandangan Wirda Mansur dalam menghadapi masalah. Siapa pun itu, pasti pernah merasakan
apa itu sulit, apa itu susah, apa itu berjuang. Mungkin ada yang hampir menyerah atau mungkin
malah sudah menyerah duluan. Kita tidak pernah mengetahui apa yang ada dibalik diamnya
seseorang, apa saja masalah-masalah yang sedang dihadapi seseorang di kehidupan sehari-hari. 

“Gue selalu yakin, besar atau kecilnya masalah itu tergantung cara kita menyikapinya.
Semakin dipikirin, bakal semakin terbebani. Semakin dibayangin, bakal semakin serem.
Akhirnya, gue mengambil langkah singkat untuk membantu Papah. Gue coba bantu dengan
bacain sholawat setiap harinya. Juga dengan shalat sunah yang lain.” Tutur Wirda saat Ayahnya
sedang dilanda masalah. “Selalu serahkan semuanya ke Allah. Sebab, semua juga terjadi karena
kehendak-Nya.” Lanjut Wirda.

“Allah memberikan ujian yang berbeda-beda kepada setiap orang. Jika kita merasa ujian
kita adalah yang terberat, think again!  Di luar sana, lebih banyak orang yang ujiannya berkali-
kali lipat daripada kita. Dan, Allah sendiri yang berfirman di Al-Qur’an, bahwa setiap manusia
akan diuji. Nah, coba kalian sempetin buka Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 155. Baca
ayatnya, kemudian baca artinya. Belajar cari tahu sendiri, belajar buka dan pelajarin sendiri.
Oke? Orang bilang, “Semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya.” Supaya nggak diterpa
angin, atau angin nggak merasa kalau nerpa, ya, simpel. Jangan merasa tinggi. Merendah aja. Di
hadapan Allah yang Maha tinggi, Maha besar, Maha kuasa. And last but not least, never give
up!” Penjelasan Wirda Mansur.

Pokoknya di dalam buku ini Wirda Mansur, mengingatkan kepada kita semua untuk
selalu ingat kepada Allah. Mau minta sesuatu, mau itu sedang ada masalah, mau itu sedang
diberi ujian, apapun itu serahin aja semuanya sama Allah SWT. Dan selalu berpegang teguh
kepada Al-Qur'an. Tidak ada yang bisa menjadi pedoman kita di dunia itu ataupun di akhirat
kelak, selain Al-Qur'an. Hanya Al-Qur'an yang dapat menolong kita di akhirat kelak (Bagi
mereka yang membaca, belajar, mengamalkan, apalagi menjaga hafalan Al-Qur'an). Dan ini
semua menjadi tamparan keras untuk saya, agar dapat lebih berpedoman kepada Al-Qur'an

Dan Soal BE GRATEFUL, “Bagaimana supaya dari iri bisa jadi mimpi? Bersyukur
adalah kunci terpenting dalam hidup.” Tutur Wirda dalam bukunya. Yaa.. kita sebagai manusia
terlalu banyak penyakit hatinya, yang salah satunya yaitu merasa iri atau kata anak muda zaman
sekarang mah envy, apalagi kalau melihat orang lain senang sedangkan kita tidak bisa apa-apa.
Sebenarnya kita bisa lho mengolah rasa iri itu menjadi sebuah harapan di kemudian hari, yang
tentunya diiringi dengan do’a. Jadi gini, misalkan kita melihat teman kita dapat beasiswa ke luar
negri yang mana itu sangat kita inginkan dari dulu. Lalu bagaimana semestinya kita bersikap?
Yaa.. mestinya ikut senang dong melihat teman mendapatkan beasiswa ke luar negri, lalu
berdo’a saja sama Allah supaya beasiswa tersebut juga menghampiri kita, perbanyak ibadah,
sunnahnya dilakukan, sholawatnya dilantunkan. Insyaallah selama kita yakin dan berani
bermimpi, kelak akan menjadi nyata. Aamiin.. Dan sebelumnya kita juga wajib mensyukuri apa
yang telah Allah SWT berikan kepada kita.
Kalau kata Wirda Mansur “Jangan ambil pusing. Jangan jadi tukang ngiri. Jadiin aja
motivasi, jadiin impian, banyakin doa. Jadi besok-besok nggak usah empet ngeliat orang begini
begitu. Masukin aja ke list, ke daftar impian. Gue yakin, kok, semua hal yang kita tulis, ataupun
ucap, itu semua akan menjadi kenyataan. Asal kita percaya.” Ucap Wirda Mansur dalam
bukunya.

Dalam buku ini juga Wirda menekankan bahwa apapun yang terjadi, kita jangan sampai
lupa pada Allah. Bahwa segala keadaan seburuk apapun bisa disyukuri. Wirda juga mengajak
untuk terus berusaha menjadi lebih baik dan tidak mudah patah arang. Berkat membaca buku ini
saya semakin mempunyai keinginan yang kuat untuk berubah menjadi lebih baik, mulai dari
menertibkan shalat dan sering berdoa.
BAB III
PENILAIAN TERHADAP ISI BUKU

Kelebihan buku :
1. Buku ini cocok untuk dibaca kaum muda yang masih bingung, bimbang, dalam
menemukan jati diri mereka
2. Buku ini termasuk buku pengembangan diri dan motivasi yang bernuansa islami yang
tidak terkesan menggurui, namun sangat berisi dan inspiratif
3. Bahasa yang digunakan penulis adalah bahasa anak muda zaman sekarang. Bahasanya
yang mengalir, pembawaannya yang enak, enjoy, dan tidak kaku menjadikan daya tarik
tersendiri bagi remaja
4. Desain bukunya sangat bagus, desain luar dalamnya pun sangat menarik. Dilengkapi
dengan ilustrasi-ilustrasi yang membuat pembaca tidak bosan dan penat dalam membaca
buku ini
5. Buku ini cocok bagi pembaca yang menyukai Bahasa Inggris, karena penukis masih
banyak menggunakan istilah dan kalimat-kalimat dalam Bahasa Inggris
6. Banyak sekali kata-kata motivasi (quotes) yang bisa kita ambil dari buku ini yang
kemudian dapat kita terapkan di dalam kehidupan kita agar kita bisa menjadi pribadi
yang lebih baik lagi ke depannya

Kekurangan buku :
1. Buku ini termasuk kategori buku islami yang kemungkinan tidak semua orang bisa
membacanya. Namun, buku ini terbuka bagi mereka yang memiliki semangat belajar
tinggi
2. Mungkin buku ini kurang cocok untuk mereka yang belum bisa atau tidak menyukai
Bahasa Inggris
3. Beberapa pertanyaan ada yang berulang (intinya pertanyaannya sama) dengan jawaban
yang hampir sama juga
4. Beberapa jawaban disajikan dengan cukup singkat dan kurang terinci. Sehingga pembaca
masih belum puas dengan jawaban yang diberikan penulis
5. Ada sedikit kesalahan (miss typo) misalnya pada halaman 236
“...dan Rasul bilang juga bilang...”
6. Pemilihan jenis kertas yang kurang baik dan beberapa kalimat yang tidak tercetak jelas
cukup mengganggu pembaca. Mungkin karena ini bukan buku yang original sehingga
pemilihan kertas sebanding dengan harga jual buku ini

Anda mungkin juga menyukai