Anda di halaman 1dari 14

PERAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

SOSIAL DAN BUDAYA


-Pendidikan Pancasila-

Dosen :
Dr. Agustinus W. Dewantara, S.S., M.Hum

Disusun Oleh :
Endah Dwi Inahasari
3903019023

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDY MANAJEMEN
UNIVERSITAS KHATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA KAMPUS MADIUN
TAHUN 2019
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sosial dan budaya adalah suatu unsur terkecil dalam tatanan hidup
bersama. Dalam tatanan hidup bersama sosial dan budaya berkaitan dengan nilai-
nilai pancasila. Menyimpangnya nilai-nilai pancasila dalam sosial budaya masa
kini mengakibatkan permasalahan-permasalahan yang mengusik persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Pemahaman dan kesadaran akan sosial dan budaya
yang berpancasila diharapkan dapat dikembangkan kembali.

Dengan memperbaiki sosial dan budaya berarti memperbaiki juga kualitas


SDM dari akar-akarnya. Dengan begitu sosial dan budaya mampu mendorong
kesejahteraan dan kedamaian dalam tatanan hidup bersama yang penuh dengan
rasa aman. Pancasila dalam kehidupan sosial dan budaya semakin dibutuhkan
peranannya dalam pencapaian kesejahteraan bersama, maka berbagai karakter
sosial dan budaya yang ada dalam pancasila harus diterapkan kepada warga
negara untuk menciptakan kesadaran dan rasa nasionalisme terhadap bangsa
Indonesia.

2. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui peran pancasila terhadap sosial
dan budaya, perkembangan sosial dan budaya hingga dewasa ini, dan upaya-
upaya
dalam pengembangan sosial budaya berdasarkan karakter dalam nilai-nilai
pancasila. Seberapa besar potensi sosial budaya yang berpancasila berpengarh
teradap kesejahteraan bangsa. Analisa dengan membahas rangkaian penulisan
agar dapat menentukan langkah-langkah menerapkan pancasila terhadap sosial
dan budaya.
Abstrak :

Suatu negara yang dilihat pertama kali adalah sosial dan budayanya. Sosial
dan budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Sosial
yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat sekitar. Dan
budaya yang berarti segala sesuatu yang mengandung cinta dan rasa. Sosial
budaya juga berkaitan erat dengan nilai-nilai pancasila dan menjadi pedoman
dalam bersosial dan berbudaya. Dewasa ini tidak mudah dalam menciptakan
sosial budaya dengan ciri khas Indonesia dan berdasarkan pancasila.

Dalam lingkup sosial sekarang lebih ke individualis, dalam lingkup budaya


sekarang lebih ke menirukan budaya yang kurang baik. Sosial dan budaya
termasuk juga dalam sikap, etika, dan karakter warga negara. Ketiganya sekarang
sudah menyimpang dari norma norma kemasyarakatan. Tidak hanya terjadi dalam
masyarakat saja, namun para petinggi negara yang kurang dalam budaya jujur dan
bertanggung jawab atas amanah yang diberikan.

Dalam budaya berpolitik, Indonesia memiliki citra yang kurang baik.


Politik uang yang masih ada, sikap tanggung jawab para petinggi negara yang
kini sulit dipercaya lagi, dan korupsi yang semakin menjadi. Panggung
perpolitikan memang selalu menggila, ditambah dengan provokator yang juga
tidak berbudaya menjadikan ancaman bagi Negara Indonesia.

Sosial dan budaya berdasarkan pancasila sangatlah diperlukan, dan harus


mulai diciptakan kepada generasi selanjutnya, agar segala sesuatu yang tidak baik
tidak berkembang biak di negara Indonesia. Menciptakan budaya posistif melalui
diri sendiri dan dikembangkan dengan berbuat kebaikan terhadap sesama dan
menciptakan kedamaian di negara Indonesia melalui sosial dan budaya yang
berpancasila.
A. MAKNA PANCASILA DAN SOSIAL BUDAYA
Indonesia adalah negara yang didirikan dengan hebat dengan Pancasila
UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Dimana ketiga pedoman tersebut berperan
besar dalam berlangsungnya Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga dewasa
ini. Pancasila ditawarkan Soekarno sebagai Philosofische Grondslag (dasar,
filsafat, atau jiwa). Soekarno juga mengutarakan pandangannya bahwa dasar
negara Indonesia ini haruslah ditemukan dalam lubuk hati dan jiwa bangsa
Indonesia jauh sebelum bangsa ini merdeka. Dasar pancasila terkait dengan
sesuatu yang sudah mendarah daging dan ada dalam semua sanubari rakyat
Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara menyangkut lima prinsip, yaitu
kebangsaan Indonesia, internasionalisme (kemanusiaan),
mufakat/permusyawaratan, kesejahteraan (keadilan sosial), dan akhirnya
ketuhanan. Pancasila menjadi kekuatan Negara Indonesia dimana pancasila tidak
dapat ditemukan di negara manapun selain di indonesia.

Sebagai dasar negara tentunya banyak peran yang dapat kita ambil. Sila
sila dalam pancasila mengandung makna yang sangat penting dan akan
berdampak besar bagi bangsa indonesia jika nilai-nilai pancasila dapat diterapkan
dalam kehidupan sosial budaya masyarakat indonesia. Namun sayangnya peran
pancasila kini semakin tidak terlihat apa perannya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Sosial dan Budaya yang semakin kesini semakin luntur dan tidak
menampakkan budaya indonesia. Budaya Indonesia yang gotong royong,
kehidupan sosial yang rukun dan harmonis, dan menghargai, menghormati
perbedaan yang ada. Kehidupan sosial dan budaya sekarang ini lebih ke
individualis dan kepentingan kelompok.

Mengingat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berbeda


beda, dari suku, budaya, agama, dan bahasa. Dewasa ini perbedaan tersebut
bahkan sering dijadikan faktor dan alasan untuk memperpecah belah Negara
Indonesia. Perbedaan yang ada dijadikan sebagai bahan provokasi antara
golongan satu dengan golongan yang lain. Memudarnya rasa nasionalisme
terhadap bangsa kini juga sudah dirasakan. Tetapi perpecahan tidak akan terjadi
jika warga negara paham akan Bhineka Tunggal Ika, jika warga negara paham
makna pancasila, dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sosial
budaya masyarakat. Upaya penerapan tersebut dapat menjadi alasan bagi
pancasila dalam mengamanahkan nilai-nilainya dalam mendorong warga negara
untuk lebih mengedepankan persatuan dalam perbedaan, daripada kepentingan
individu dan kelompok yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan yang
sudah diciptakan Indonesia merdeka hingga usia 74 tahun ini.

Pancasila dalam sosial dan budaya penerapannya dapat melalui hal


sederhana, yang dapat ditemukan di kehidupan masyarakat. Dengan sosial dan
budaya yang berpancasila, kita perlu menekankan agar seluruh masyarakat paham
akan perbedaan yang ada di negara indonesia, yang harusnya sekarang sudah
tidak perlu dijelaskan lagi bahwa negara indonesia adalah negara yang berbeda
beda golongannya. Penerapan nilai pancasila dapat dimulai dari diri sendiri
misalnya dengan menghargai dan menghormati adanya perbedaan agama,
menempatkan sesama sebagai makhluk tuhan dengan segala martabat dan hak
asasi, menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan golongan,
menjunjung tinggi sosial kemasyarakatan, dan sikap hidup tolong menolong,
kekeluargaan, dan gotong royong.

Dengan sosial dan budaya yang menerapkan sila dalam pancasila kita bisa
mengajarkan warga negara untuk mengenal dan berhubungan baik dengan
saudara sebangsa dan setanah air, tidak mudah terprovokasi, siap bela negara, dan
ikut serta menjadi Sumber Daya Manusia yang unggul untuk diri sendiri dan
untuk Negara Indonesia. Sosial dan budaya memanglah bukan hal besar jika
dibandingkan dengan urusan negara yang lain. Tetapi sosial dan budaya
menyangkut kualitas Sumber Daya Manusia. Dengan berhubungan baik dengan
lingkungan akan tercipta Sumber Daya Manusia yang unggul, kreatif, dan
kompetitif. Dan dapat mendorong tujuan negara yaitu kesejahteraan dan
kedamaian terhadap sesama warga negara. Selain itu terciptanya Sumber Daya
Manusia yang berkualitas dan memiliki nilai sosial budaya tinggi akan
memberikan dampak besar bagi Bangsa Indonesia. Adanya sosial dan budaya
dalam lingkungan masyarakat dimulai dari kesadaran masing masing dan dari
lingungan positif yang juga berpengaruh dalam perkembangan sosial budaya
masyarakat.
B. BAGAIMANA KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASA KINI?
Sosial budaya masa kini sudah menyimpang dari nilai-nilai moral yang
berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan ini dapat dilihat dan dominan pada
generasi milenial sekarang yang mencontoh budaya barat, misalnya dalam cara
berpakaian dan kebiasaan perilaku. Cara berpakaian remaja yang mencontoh
budaya barat saat ini sudah sering diperbincangkan keberadaannya. Kebiasaan
perilaku budaya barat juga dijadikan sebagai kebiasaan baru, kalau saja kebiasaan
yang dicontoh adalah budaya baiknya seperti kedisiplinan waktu, menghargai
waktu, dan pekerja keras itu akan berdampak baik dalam sosial budaya di
Indonesia. Tetapi sayangnya kebiasaan perilaku yang ditiru adalah budaya
buruknya seperti seks bebas, narkoba, alkohol, dan lain sebagainya. Budaya barat
yang masuk ke Indonesia dapat dengan mudah diterima di kalangan remaja, hal
ini terjadi karena kurang tersaringnya budaya barat yang masuk di Indonesia.
Budaya yang masuk tersebut dinilai sebagai contoh kebiasaan yang baru dan baik
di kacamata generasi milenial saat ini.

Masuknya budaya barat di Indonesia tidak hanya karena mudahnya budaya


yang masuk, tetapi juga mudahnya masyarakat menerima tanpa memilah terlebih
dulu budaya tersebut. Kurangnya pengetahuan agama juga menjadi faktor dalam
masuknya budaya barat, pengetahuan akan ilmu agama sangat penting dan
bermanfaat dikalangan remaja, dimana pengetahuan agama akan mengontrol diri
para remaja dan menghindari perbuatan yang buruk. Selain itu kurangnya peran
utama orang tua dalam pengawasan. Orang tua bertanggung jawab terhadap
perilaku dan pergaulan anaknya ketika di luar rumah. Seorang anak akan mencari
kebahagian di tempat lain atau dengan teman-temannya ketika mereka merasa
orang tuanya kurang peduli dan merasa tidak disayangi ketika berada dalam
lingkungan keluarga. Akibatnya perilaku para remaja saat ini sudah tidak
mencerminkan sosial dan budaya luhur bangsa dengan nilai dan norma yang ada.
Dalam norma-norma sosial budaya lingkungan keluarga dan pendidikan agama
menjadi bagian penting, dalam menciptakan sosial budaya yang positif dan
berdampak bagi Sumber Daya Manusia.

Disamping dampak dampak yang diurakan diatas, terdapat juga kegiatan


bersosial yang dapat kita dukung terus perkembangannya. Dengan memanfaatkan
teknologi kini menjadi alternatif dalam kegiatan bersosial dalam kemanusiaan.
Sekarang sudah banyak komunitas-komunitas yang berbau sosial kemanusiaan,
dengan mencarikan donasi untuk yang lebih membutuhkan. Kegiatan positif
seperti ini merupakan bagian dari kesadaran masyarakat dalam mengamalkan
nilai-nilai pancasila dengan bersosial dan berbudaya. Walaupun hal kecil
sekalipun harus sering menghargai karena dari perbuatan kebaikan dan positif
inilah bisa tercipta SDM yang berkulitas dalam bidang manapun. Terdapat juga
upaya suatu organisani atau instansi yang menyelenggarakan kegiatan
kerelawanan melalui ekspedisi di daerah pelosok atau desa bagi para pemuda, dan
dibiayai secara penuh bagi peserta yang terpilih dalam pengabdian masyarakat.
Kegiatan seperti ini termasuk dalam upaya menciptakan generasi yang
berkualitas, cinta tanah air, dan ilmu kemasyarakatan dengan menunjukkan sikap
sosial di tempat yang berbeda budaya dengan lingkungan sehari-hari.

C. SOSIAL BUDAYA DALAM BERPOLITIK


Politik adalah sistem atau tatanan hidup bersama. Salah satu sistem
politik
yang ada di Indonesia adalah demokrasi. Seperti ditegaskan dalam buku Politics
Aristoteles apabila manusia ingin menggapai kesempurnaannya ia necessarily
(secara perlu) mesti masuk dalam tatanan hidup bersama. Dengan manusia
dimaksutkan “jiwa” manusia. Manusia terdiri dari tiga bagian: bagian tertinggi,
akal budi, bagian roh/semangat, dan bagian yang disebut appetitive. Sebagaimana
manusia, demikian juga negara. Bagi Plato konstitusi atau bentuk negara
mununjuk langsung pada siapa yang memerintah! Artinya, menunjuk ke karakter
yang memerintah. Ada beberapa bentuk negara berdasarkan karakter dimana
setiap karakter tidak sama pemerintahannya. Karakter ini tentu saja masuk ke
dalam sosial dan budaya juga, karakter seorang pemimpin atau pemerintah yang
jujur, bijaksana, dan adil adalah sesuatu yang sangat lazim diinginkan oleh setiap
warga negara. Berbeda jika pemerintahan memiliki karakter yang menyimpang
dari kebijaksanaan seorang pemerintah.

Dalam dunia perpolitikan dewasa ini makin banyak para calon, para anggota
pemerintahan, dan para pejabat negara yang tidak mengamanahkan tugasnya
sebagaimana mestinya. Karakter para petinggi negara kini sudah sulit dipercaya,
kenapa? Tentu masyarakat sudah melihat, dari korupsi yang semakin menjadi
jadi, dari anggaran yang tidak sampai target, dan yang paling sering adalah
ketidak jujuran para kandidat yang menggunakan politik uang dalam pemilu.
Politik uang selalu ada dalam setiap pemilu meskipun sudah dilarang
keberadaannya. Dari sikap karakter yang tidak jujur ini sama saja menciptakan
seorang pemimpin yang tidak bijaksana dilihat dari cara usahanya. Kejadian
seperti ini memang sudah tidak asing lagi, cara berpolitik yang tidak jujur
menunjukkan bahwa tujuan ia mencalonkan diri bukanlah untuk menyejahterakan
masyarakat bersama tapi menyejahterakan diri sendiri, dengan jabatan dan gaji
yang diharapkan. Bahkan kadang karena waktu pemilu menggunakan politik uang
dengan dana yang tidak sedikit. Akhirnya memberanikan diri untuk korupsi uang
publik, dan mengembalikan uang yang sebelumnya digunakan dalam
memenangkan pemilu.

Itulah sosial dan budaya perpolitikan di Indonesia, tidak bersih dari politik
uang, kejujuran, dan kebijaksanaan para pemimpin. Ketiganya berdampak pada
meningkatnya jumlah korupsi. Dalam penjelasan ini dapat diketahui bahwa
moral, etika, dan karakter sosial dan budaya di Indonesia kini harus benar-benar
diperbaiki. Sepandai apapun petinggi negara, sebesar apapun gaji petinggi negara
jika tidak dilandaskan dengan kejujuran dan kebijaksanaan maka tidak akan
tercapai kesejahteraan masyarakat bersama sampai kapanpun. Yang perlu kita
perhatikan adalah karakter etika dan moral yang harus mulai menciptakan
kebiasaan dan kebudaayaan yang jujur, disiplin, patuh terhadap aturan, dan sadar
diri akan kebaikan dan kejujuran.

D. UPAYA DALAM SOSIAL BUDAYA


Etika dan moral menjadi dasar dalam perkembangan sosial dan budaya
di Indonesia. Menciptakan etika dan moral yang baik juga menjadi bagian dari
upaya pembangunan sosial dan budaya. Di indonesia sekarang ini, etika dan
moral semakin sulit dimengerti lagi. Dari hal-hal kecil yang seharusnya tidak
dibesar-besarkan menjadi besar karena kesalah pahaman dan etika moral yang
tidak mementingkan lagi persaudaraan berbangsa dan bernegara. Mungkin
contoh etika dan moral dapat dijumpai dalam dunia perpolitikan. Dimana
beberapa bulan yang lalu diadakannya piilihan presiden, para pendukung sudah
masa bodoh dengan kedamaian dan kesejahteraan negara demi membela calon
yang didukungnya. Etika dan Moral orang kini sangat mudah dicampur tangani
oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab, lebih tepatnya ada seorang
provokator yang mudah sekali menghasut para masyarakat yang tidak menahu
apa apa.

Kehidupan masyarakat indonesia yang sekarang lebih ke individualis juga


menjadi faktor dalam beretika. Pergaulan masa kini membawa dampak yang tidak
mudah untuk diselesaikan. Terutama pengaruh dalam teknologi, telephone
genggam dari kalangan anak-anak hingga dewasa sudah banyak yang
menggunakannya, tetapi dalam penggunaanya tidak dibatasi, jaringan internet
yang sangat luas dapat memberikan dampak negatif jika tidak diawasi dalam
penggunannya terutama dalam penyaringan informasi yang harus benar-benar
ditekankan mulai sekarang. Berita hoax atau berita bohong yang sering sekali
muncul menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Misalnya pada tanggal 23
September 2019 lalu telah terjadi kerusuhan di Wamena Papua yang disebabkan
oleh hoax, kejadian ini sangat meresahkan hingga warga sekitar harus mengungsi
dan menyelamatkan diri dari kerusuhan tersebut. Di era sekarang ini beretika dan
berbudaya tidak hanya dalam lingkungan saja, tetapi etika sosial budaya dalam
dunia maya juga harus mulai di antisipasi, melihat semakin banyak berita hoax
yang sering muncul dan meresahkan masyarakat. Banyak pengaruh kecil yang
bisa menjadi permasalahan dalam kehidupan sosial dan budaya, terutama dalam
beretika dan bermoral. Contoh perilaku dalam etika dan moral dapat kita lihat
dalam penerapan pancasila, jadikan pancasila sebagai pegangan bagi masyarakat
indonesia seluruhnya. Hal-hal kecil seperti ini harus dibiasakan, meski kecil jika
terjadi dalam skala besar dan menjadi kebiasaan juga dapat berdampak buruk
bagi kedamaian negara. Sekarang harus memulai menciptakan sosial budaya yang
berpancasila. Jangan sampai warga negara Indonesia tidak mendapat
kesejahteraan karena perilaku warga negaranya sendiri.

Dunia pendidikan sekarang juga harus ikut berpartisipasi dan lebih kuat
dalam mengajarkan, mendukung, dan menciptakan sikap beretika, bermoral,dan
bersosial budaya sesuai pancasila. Agar generasi penerus bangsa selanjutnya
dapat menciptakan generasi yang mampu menjunjung tinggi etika dalam bersosial
dan berbudaya sesuai dengan pedoman negara pancasila. Menciptakan generasi
yang tidak mudah terprovokasi, menghargai dan menghormati perbedaan yang
ada, dan menjalin hubungan baik dalam berbangsa dan bernegara di Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam buku “Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini” Plato


berpendapat bahwa natura manusia adalah jiwanya, yang terdiri atas
intelektualistasnya, semangatnya, dan nafsunya. Oleh sebab itu, struktur negara
identik dengan struktur jiwa manusia. Struktur jiwa manusia tercipta secara
alamiah, kodrat, dan dari lahir. Dalam jiwa manusia dapat diketahui sesuatu yang
menjadi kebiasan seseorang, dari kebiasaan tersebut terbentuklah karakter dan
sosial budaya dalam diri. Dari jiwa manusia yang berkarakter, dan bersosial
budaya manusia adalah kekuatan negara setelah pancasila. Mengapa? Karena
jiwa manusia menjadi bagian dari dasar berdirinya negara dalam perkembangan
kedepannya, jika jiwa manusia memiliki karakter dan sosial budaya yang baik
maka akan menciptakan kesejahteraan dalam skala kecil yaitu dalam diri orang
itu sendiri, tetapi jika seluruh masyarakat mampu memiliki keduanya,
kesejahteraan akan tercipta dengan skala yang lebih besar, kesejahteraan dalam
suatu negara setelah peran pemerintah menyejahterakan masyarakatnya.

Sosial budaya di Indonesia sangat beragam. Dari daerah satu dengan


daerah yang lain memiliki karakteristik budaya yang tidak sama. Dari adat
istiadat, kepercayaan, dan bahasa dalam berkomunikasi. Budaya yang berbeda
sudah menjadi ciri khas di Indonesia, budaya yang ada lahir secara alamiah sesuai
dengan lingkungannya. Dalam berkebudayaan terdapat budaya murni dan budaya
kebiasaan, budaya murni ialah suatu kebiasaan yang sudah ada dalam lingkunnya
sejak seseorang dilahirkan, misalnya yang dilahirkan di pulau jawa, mestinya
sudah dari lahir cara berkomunikas dan logat bahasa akan berbeda dengan daerah
lain misalnya di sulawesi. Sedangkan budaya kebiasaan adalah suatu kegiatan
yang dilakukan berulang-ulang, misalnya dalam kedisiplinan. Kedisiplinan
merupakan bagian dari pembentukan karakter, jika kebiasaan disiplin sudah
ditanamkan sejak dini dan diajarkan secara berulang-ulang disiplin akan menjadi
budaya kebiasaan. Tetapi sayangnya kini pembentukan karakter seperti ini sudah
sulit diterapkan. Masyarakat berkebiasaan santuy, menunda-nunda pekerjaan, dan
tidak on time. Sesungguhnya budaya kebiasaan disiplin bisa menjadi kebiasaan
positif dalam kehidupan masyarakat, tapi memang sulit jika tidak dibiasakan
sejak dini.

Sosial dan budaya sudah harusnya menjadi hal paling penting dalam
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Misalnya dalam program beasiswa
di luar negeri yang difasilitasi pemerintah untuk para pelajar di Indonesia, yang
mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam dunia pendidikan.
Dalam penentuan siapa penerima beasiswa tentunya diseleksi terlebih dahulu, dan
dalam seleksi pasti dipilih beberapa yang terbaik dari keseluruhan pendaftar
beasiswa. Dari sini bisa dilihat bahwa keunggulan dan kemampuan warga negara
sendirilah yang akan membawa kebaikan walaupun masih untuk individu, dan
negara hanya faktor pendorong dengan memfasilitasi beasiswa bagi pelajar di
Indonesia. Dengan adanya fasilitas beasiswa seperti ini, diharapkan akan
membawa peubahan bagi pendidikan di Indonesia juga. Masyarakat yang kreatif,
inovatif, dan kompetitif juga akan membawa kebaikan dalam perekonomian
meski masih dalam skala kecil. Menciptakan masyarakat yang produktif dan
bergotong, mewujudkan nilai nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sumber Daya Manusia yang berkualitas akan berdampak bagi
kesejahteraan di Indonesia.
Kesimpulan :

Pancasila dan sosial budaya memiliki hubungan yang saling terikat. Dengan
bersosial dan berbudaya sama dengan sudah mengamalkan nilai-nilai pancasila.
Sebagai warga negara Indonesia kita semua diamanahkan untuk mengamalkan nilai
nilai pancasila tersebut terutama dalam bersosial dan berbudaya, dengan cara menjaga
toleransi terhadap sesama, mementingkan kepentingan dan kesejahteraan bersama.

Kita semua membutuhkan generasi penerus yang lebih berkualitas, agar dapat
meningkatkan SDM yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Beberapa
contoh dapat dimulai dari diri sendiri seperti menghormati sesama tanpa memandang
perbedaan yang ada, membiasakan diri melakukan hal-hal positif, saling tolong
menolong terhadap sesama, dan mulai menghargai hal-hal kecil yang bersifat positif.
Memulai melestarikan kembali budaya-budaya di Indonesia agar Indonesia memiliki
citra yang baik akan budaya yang sangat banyak ini.

Berhati hati dalam bersosialisasi di media sosial, mengawasi dan membatasi


penggunakan teknologi, demi menghindari hoax yang menimbulkan perpecahan
terhadap saudara sebangsa dan setanah air. Marilah kita ikut serta dalam
meningkatkan kualitas SDM di Indonesia dengan sosial dan budaya, seperti visi
Indonesia di usia 74 tahun ini “SDM Unggul Indonesia Maju”. Mengedepankan sikap
gotong royong, menciptakan kedamaian dan kesejahteraan di negara kita bersama
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.

Dewantara, A. (2018). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (indonesia Dalam


Kacamata Soekarno).

Anda mungkin juga menyukai