Anda di halaman 1dari 17

EKSPLORASI ATAS

BUDAYA LOKAL
DI INDONESIA
The Team Introduction

ALMIRA FAUSTINA ANGELINA PUTRI ARDITA S. CHOIRUNNISA AMELIA R.


21/474470/TK/52348 21/482004/TK/53204 21/482488/TK/53293

DINATHA AJI P. ENDAH AYU S. SALSABILA ATALIEANI A. SYDNEY ILMA ZEES


20/462975/SA/20542 20/460294/TK/50883 20/463381/TK/51373 20/456196/TK/50326
Pancasila sebagai salah satu pilar penyangga dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara memiliki konsep, prinsip dan nilai yang
merupakan kristalisasi dari sistem berbagai wilayah lokal bangsa
Indonesia, memberikan warna dalam setiap sistem kedaerahan yang
termanifestasi secara nasional dan menjadikannya Bhinneka Tunggal Ika.
Lima sila dalam Pancasila menunjukkan ide-ide fundamental mengenai
manusia dan seluruh realitasnya dalam kehidupan bersama dengan
perbedaanperbedaan suku, ras, agama, budaya tetap bersatu saling
melengkapi yang dibungkus dengan bingkai kebhinekaan hidup gotong-
royong yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia dan
bersumber pada watak, kebudayaan Indonesia dan melandasi berdirinya
Negara Indonesia.
PENGERTIAN BUDAYA LOKAL
Koentjaraningrat (2002) memandang budaya lokal terkait dengan istilah
suku bangsa, dimana menurutnya, suku bangsa sendiri adalah suatu
golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan
’kesatuan kebudayaan’
Sedangkan kebudayaan umum lokal adalah tergantung pada aspek
ruang, biasanya ini bisa dianalisis pada ruang perkotaan dimana hadir
berbagai budaya lokal atau daerah yang dibawa oleh setiap pendatang,
namun ada budaya dominan yang berkembang, misalnya budaya lokal
yang ada di kota atau tempat tersebut. Sedangkan kebudayaan nasional
adalah akumulasi dari budaya-budaya daerah.
Kontribusi Budaya Lokal Atas
Nilai-nilai Pancasila
Tilaar (2015) dalam Pingge & Aingu (2021) menyatakan bahwa ideologi
atau nilai yang terkandung dalam Pancasila bersumber dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang tumbuh dan berkembang di
Indonesia yang terdapat di dalam adat-istiadat dan dalam agama-
agama bangsa Indonesia.

Pancasila dengan nilai-nilai yang tekandung di dalamnya


merupakan kristalisasi dari adat-istiadat, kebiasaan, sosial,
kebudayaan serta agama-agama yang tumbuh dan berkembang
di negara Indonesia. Dengan kata lain Pancasila lahir dari nilai-nilai
kebudayaan suku bangsa Indonesia.
Kontribusi Budaya Lokal Atas
Nilai-nilai Pancasila
Kearifan Lokal Sila ke-1 tentang Ketuhanan
Umat beragama di Indonesia sangatlah beragam, masing-masing memiliki
kepercayaannya sendiri. Walaupun demikian, kerukunan dan rasa saling
menghargai antar umat beragama tetap selalu dijunjung tinggi.

Beberapa ritual keagamaan di Indonesia juga termasuk ke dalam kebudayaan


masyarakat setempat atau budaya lokal. Contoh dari ritual keagamaan
tersebut adalah upacara selamatan dan tumpengan yang merupakan
akulturasi budaya Jawa dengan Agama Islam sebagai ungkapan rasa syukur
kepada Tuhan.
Kearifan Lokal Sila ke-2 tentang Kemanusiaan
Dimana contoh budaya yang mengandung nilai Pancasila pada sila ke dua
khususnya bidang kemanusiaan, yaitu kearifan lokal sila ke-2.

Seperti contohnya gotong royong, kerja bakti, dalam membangun rumah


ibadah, tempat ibadah, atau dalam hal memperbaiki jalan untuk kepentingan
bersama masyarakat

Kearifan Lokal Sila ke-3 tentang Persatuan


Dimana contoh budaya yang mengandung nilai Pancasila pada sila ke tiga
khususnya bidang Persatuan, yaitu kearifan lokal sila ke-3.

Misalnya contoh mengenai budaya lokal di dalam sistem kekerabatan


masyarakat yang mana dapat menyatukan orang dan keluarga besar dalam
satu kelompok sosial di masyarakat. Yaitu berupa etnis, suku, marga, klan dan
sejenisnya.
Kearifan Lokal Sila ke-4 tentang Demokrasi atau
Musyawarah
Contoh budaya yang mengandung nilai Pancasila untuk sila ke-4 mengenai
demokrasi yang identik dengan musyawarah.

Dimana kearifan lokal ini seperti halnya pemilihan kepala desa, kepala suku,
kepala kelompok, atau pun memilih pemimpin dalam komunitas masyarakat.
Yang mana dilakukan dengan musyawarah mufakat. Dengan demikian,
setiap warga masyarajat berhak dalam menyampaikan pandangan dan
masukannya mengenai pendapat tentang topik yang sedang dibahas tersebut

Kearifan Lokal Sila ke-5 tentang Keadilan


Makna dari sila kelima Pancasila yaitu bahwa setiap warga negara Indonesia
diperlakukan sama dan adil tanpa memandang perbedaan dalam
keberagaman bangsa Indonesia. Seperti, suku, ras, budaya, agama, bahasa,
atau status sosial tertentu. Oleh sebab itu, sila kelima ini bertujuan agar seluruh
warga negara Republik Indonesia dapat diperhatikan dan diperlakukan secara
adil dan sama oleh negara.
Tension antara Budaya Lokal dan
Budaya Global

Budaya Lokal Budaya Global

KUNO MODERN

NILAI LUHUR NILAI EKONOMI


Dampak dari budaya global
terhadap budaya lokal
Dampak Positif
Adanya modernisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan
sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir
lebih maju.
Tingkat Kehidupan yang lebih baik dengan dibukanya industri yang
memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak dari budaya global
terhadap budaya lokal
Dampak Negatif
Perkembangan industry yang pesat menjadikan masyarakat menjadi lebih
konsumtif.
Munculnya sikap individualistic sebagai akibat dari perkembangan
teknologi
Terdapat beberapa budaya global yang tidak sesuai dengan budaya di
Indonesia seperti kehidupan bebas remaja, dan lain sebagainya.
Terjadinya kesenjangan sosial yang menyebabkan adanya jarak antara si
kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bias merusak kebhinekaan
dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan nilai-nilai
persaudaraan masyarakat
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perubahan Kebudayaan
Akulturasi
Menurut Dr. Koentjaraningrat, akulturasi merupakan proses yang timbul apabila suatu kelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan
asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan sendiri.

Difusi kebudayaan
Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu individu ke individu
lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Difusi mengandung tiga proses yang
meliputi proses penyajian unsur baru kepada suatu masyarakat, penerimaan unsur baru,
berikutnya proses integrasi

Discovery dan invention


Discovery dan invention adalah pangkal tolak dalam studi mengenai pertumbuhan dan
perubahan kebudayaan, karena hanya dengan proses inilah unsur yang baru dapat
ditambahkan kepada keseluruhan kebudayaan manusia.
Contoh Studi Kasus
Contoh dari perubahan kebudayaan dari lokal menuju global salah
satunya adalah anak muda jaman sekarang baik yang tinggal di kota
maupun di desa lebih mahir memainkan alat musik modern yang
berasal dari negara lain seperti gitar, bass, drum, piano dibandingkan
dengan alat musik asli daerahnya seperti angklung, gamelan, dan
alat-alat musik lainnya. Selain itu, sebagian besar remaja cenderung
lebih menguasai tarian moderen sepert hip-hop dan breakdance dari
pada tarian daerah seperti tari topeng dari DKI Jakarta, ataupun tari
serimpi dari Jawa Tengah.
Cara Melestarikan Budaya Lokal
Pada Era Globalisasi
Mempelajari budaya lokal dengan memahami informasi mengenai budaya itu sendiri.
Mengikuti kegiatan budaya asal dengan terlibat langsung di dalamnya, misalnya
menjadi peserta atau penonton kegiatan budaya tersebut.
Mengenalkan produk budaya ke kancah tradisional melalui jejaring sosial dengan
mengunggah foto atau video di media sosial.
Menjadikan budaya lokal sebagai identitas dan bangga terhadap budaya lokal
tersebut di tengah-tengah era globalisasi.
Mengekspor dan mempromosikan kebudayaan lokal melalui produk kesenian ke luar
negeri.
Memasukkan dan mempelajari kebudayaan lokal dalam mata pelajaran muatan lokal
di sekolah.
Mengembangkan dan membuat inovasi baru dalam pengenalan budaya ke
masyarakat.
Kesimpulan
Dari penejelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perubahan
global telah banyak merubah tatanan nilai dalam skala lokal
maupun nasional, ada yang positif ada pula yang negatif. Pada
masa kini, yaitu dengan hadirnya berbagai teknologi telah banyak
meluluhlantahkan nilai-nilai budaya lokal yang menjadi warisan
nenek moyang secara turun temurun. Oleh karena itu, perlu adanya
upaya dalam melakukan counter terhadap hegemoni perubahan
global tersebut sehingga dapat mencegah problem kehidupan yang
berkepanjangan, mulai dari sektor domestik hingga sektor publik,
mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat luas sampai
pada aspek nilai-nilai budaya lokal agar tetap terjaga dan dijadikan
sebagai pedoman hidup sebagaimana hakikatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Salima, D. M., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Implementasi Nilai–nilai Pancasila
pada Kearifan Lokal Masyarakat Baduy. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 7158-7163.
Pingge, H. D. & Aingu, R. M. (2021). Studi Etnopedagogi Nilai-Nilai Sila Pancasila pada
Budaya Lokal Masyarakat Adat Sumba. Jurnal Papeda, 3(1), hal. 16-22
Wartoyo, F. X. (2019). Kearifan Lokal Budaya Jawa Dalam Perspektif Pancasila. Waskita:
Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter, 2(2), 83-88.
Budi Setyaningrum, N. (2022). BUDAYA LOKAL DI ERA GLOBAL. Retrieved 31 May 2022,
from
https://www.sosiologi.info/2022/02/contoh-kearifan-lokal-yang-sesuai-dengan-
nilai-nilai-pancasila.html
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai