Anda di halaman 1dari 13

“PANCASILA DI BIDANG SOSIAL BUDAYA”

DI SUSUN OLEH:
1. Peby Anilua (B1031191140)
2. Tasya Syawarizka (B1031191148)
3. Klara Kulansari. MP (B1031191156)
4. Karlina Feby Anastasia A (B1031191164)
5. Jacky Jonggi (B1031191172)
6. Kristiana Mila (B1031191181)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
A. LATAR BELAKANG
Suatu negara yang dilihat pertama kali adalah sosial dan budayanya. Sosial dan
budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Sosial yang
berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat sekitar. Budaya yang
berarti segala sesuatu yang mengandung cinta dan rasa. Sosial budaya juga berkaitan
erat dengan nilai-nilai pancasila dan menjadi pedoman dalam bersosial dan
berbudaya. Dewasa ini tidak mudah dalam menciptakan sosial budaya dengan ciri
khas Indonesia dan berdasarkan pancasila.
Sosial dan budaya adalah suatu unsur terkecil dalam tatanan nilai yang berlaku
dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut. Dengan
kata lain, merupakan tatanan hidup bersama. Dalam tatanan hidup bersama, sosial dan
budaya berkaitan dengan nilai-nilai pancasila. Menyimpangnya nilai-nilai pancasila
dalm sosial budaya masa kini mengakibatkan permasalahan-permasalahan yang
mengusik persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pemahaman dan kesadaran akan
sosial budaya yang berpancasila diharapkan dapat dikembangkan kembali.
Dalam lingkup sosial sekarang lebih ke individualis dan cenderung menirukan
budaya yang kurang baik. Sosial dan budaya termasuk juga dalam sikap, etika, dan
karakter warga negara. Ketiganya sekarang menyimpang dari norma-norma
masyarakat. Tidak hanya terjadi dalam masyarakat saja, namun par pejabat
pemerintah yang kurang dalam budaya jujur dan bertanggungjawab atas amanah yang
diberikan.
Sosial dan budaya masa kini sudah menyimpang dari nilai-nilai moral yang
berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan ini dapat dilihat dan dominan pada generasi
milenial sekarang yang mencontoh budaya barat, misalnya dalam cara berpakaian dan
kebiasaan berperilaku. Budaya barat yang masuk ke Indonesia dapat dengan mudag
diterima di kalangan remaja, hal ini terjadi karena kurang tersaringnya budaya barat
yang masuk ke Indonesia. Budaya yang masuk dinilai sebagai contoh kebiasaan yang
baru dan baik di pandangan generasi milenial saat ini.
Selain itu, kehidupan masyarakat indonesiayang sekarang lebih individualis juga
menjadi faktor dalam beretika. Pergaulan masa kini membawa dampak yang tidak
mudah untuk diselesaikan, terutama pengaruh teknologi. Oleh karena itu, kita harus
menciptakan kehidupan sosial dan budaya yang berdasarkan pancasila.
Sekarang ini, kondisi sosial dan budaya di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
wabah covid-19. Dimana tatanan hidup sosial masyarakat dengan budayanya yang
luar biasa, sudah mengalami perubahan yang signifikan dalam kehidupan sehari-
hari. Di saat yang seperti ini, Pancasila sangat dibutuhkan sebagai pedoman
dalam kehidupan sosial budaya agar tetap tercipta kesejahteraan sosial.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana seharusnya penerapan Pancasila di Bidang Sosial Budaya saat ini?

C. LANDASAN TEORI
Indonesia adalah negara yang didirikan dengan Pancasila, UUD 1945, dan
Bhineka Tunggal Ika. Dimana ketiga pedoman tersebut berperan besar dalam
berlangsungnya. Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga sekarang ini. Pancasila
disebut Soekarno sebagai Philosofische Grondslag (dasar, filsafat, atau jiwa). Beliau
juga mengutarakan pandangannya bahwa dasar negara Indonesia ini haruslah
ditemukan dalam diri bangsa Indonesia jauh sebelum bangsa ini merdeka. Dasar
pancasila terkait dengan sesuatu yang sudah mendarah daging dan ada dalam semua
sanubari rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara menyangkut lima prinsip, yaitu kebangsaan
Indonesia,internasionalisme(kemanusiaan),mufakat/permusyawaratan, kesejahteraan
(keadilan sosial), dan akhirnya ketuhanan. Pancasila menjadi kekuatan Negara
Indonesia dimana pancasila tidak dapat ditemukan di negara manapun selain di
Indonesia. Sebagai dasar negara tentunya banyak peran yang dapat kita ambil. Sila-
sila dalam pancasila mengandung makna yang sangat penting dan akan berdampak
besar bagi bangsa indonesia jika nilai-nilai pancasila dapat diterapkan dalam
kehidupan sosial budaya masyarakat indonesia. Namun sayangnya peran pancasila
kini semakin tidak terlihat apa perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejak reformasi bergulir hingga saat ini, Pancasila telah mulai dilupakan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sesungguhnya tidak ada
yang salah dengan Pancasila. Apabila terdapat kekeliruan, hal itu dikarenakan adanya
pihak yang membuat pemaknaan tunggal atas Pancasila yang kemudian dipaksakan
sebagai alat politik untuk mempertahankan status quo kekuasaan. Meskipun
demikian, terdapat keyakinan, bahwa persatuan dan kesatuan nasional baik yang
bernuansa struktural maupun cultural (solidaritas sosial) tetap dapat dipertahankan di
negeri ini. Sebab Indonesia didirikan atas dasar rasa penderitaan yang sama (sense of
common suffering) akibat penjajahan asing ratusan tahun, bukan atas dasar falsafah
non-primordialisme.
Pancasila merupakan paham yang berpendirian, bahwa suatu bangsa adalah
semua orang yang ingin membentuk masa depan bersama di bawah lindungan
suatu negara, tanpa membedakan suku, ras, agama ataupun golongan. Pancasila
bukan semata-mata sebagai ideologi negara, melainkan vision of state yang
dimaksudkan untuk memberi landasan filosofis bersama (common philosophycal
ground) sebuah masyarakat plural yang modern, yaitu masyarakat Indonesia yang
maju, berdaulat, adil dan makmur. Tantangan utama dalam membangun bangsa
adalah bagaimana negara memberikan identitas yang kuat agar dapat memberikan
perasaan istimewa, lain dari pada yang lain. Dengan prinsip-prinsip Pancasila, bangsa
Indonesia diharapkan dapat memiliki karakter yang memiliki nilai tambah jika
dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.
Pancasila merupakan identitas bangsa Indonesia sebagai sistem nilai yang
dapat membedakannya dengan bangsa-bangsa yang lain. Sebagai Identitas,
Pancasila merupakan suatu perangkat konsep dan nilai-nilai yang mengatur
hubungan antara manusia dan Tuhan, antar-sesama manusia, serta antara manusia
dan alam semesta, yang terwujud dalam nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan sosial. Hubungan ini, bersifat dinamis dan terbuka terutama
pada upaya pembentukan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa ini
membutuhkan kerja keras yang persisten dan konsisten agar dapat mengatasi semua
persoalan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sinergi segenap komponen bangsa dalam melanjutkan pembangunan karakter bangsa
diperlukan untuk mewujudkan bangsa yang berkarakter, maju, berdaya saing, dan
mewujudkan bangsa Indonesia yang bangga terhadap identitas nasional yang
dimiliki, seperti nilai budaya dan bahasa.
Revitalisasi dan reaktualisasi Pancasila sebagai aras perubahan sosial dan
pranata sosial kemasyarakatan merupakan upaya yang perlu dilakukan melalui upaya
mendefinisikan Pancasila secara sosiologis untuk mempertinggi derajat kemanusiaan
bangsa. Hal ini dapat dilakukan, antara lain melalui: (1) aktualisasi nilai-nilai dan
penguatan ketahanan Pancasila dalam menghadapi derasnya arus budaya global; (2)
peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengapresiasi pesan moral yang
terkandung pada setiap sila Pancasila sebagai kekayaan dan nilai-nilai luhur; serta (3)
mendorong kerjasama yang sinergis antar pemangku kepentingan dalam
mengimplementasikan Pancasila sebagai visi bersama mewujudkan Indonesia baru.
Bangunan Indonesia Baru dari hasil reformasi yang diharapkan adalah sebuah
‘masyarakat multicultural Indonesia’, yang bercorak‘masyarakat majemuk’ (plural
keanekaragamansukubangsa dan kebudayaannya, melainkan keanekaragaman
kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia. Dalam upaya ini, harus dipikirkan
adanya ruang-ruang fisik dan budaya bagi keanekaragaman kebudayaan yang ada
setempat pada tingkat lokal, atau pada tingkat nasional serta berbagai corak
dinamikanya. Upaya ini dapat dimulai dengan pembuatan pedoman etika dan
pembakuannya sebagai acuan bertindak. Sesuai dengan adab dan moral dalam
berbagai interaksi yang terserap dalam hak dan kewajiban pelakunya dalam berbagai
struktur kegiatan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Menempatkan Pancasila sebagai visi membangun masa depan Indonesia,
dihadapkan pada dua hal yang sangat fundamental, yaitu grand solidarity, rasa
kebersamaan untuk membangun bangsa, dan grand reality, sebuah realitas agung
sebagai sebuah bangsa yang demikian besar dan kaya. Makna grand reality dalam
konteks masa kini berarti usaha menyejahterakan rakyat, mempertinggi tingkat
kecerdasan anak bangsa, menjaga martabat bangsa, menciptakan rasa aman, dan
memberikan hak-hak rakyat berdasarkan rasa keadilan. Oleh karena itu, persoalan
Pancasila sebagai aras perubahan sosial merupakan persoalan kehidupan masyarakat,
yang memiliki relasi atau hubungan tertentu dalam struktur sosial. Hubungan
Pancasila dan perubahan social dengan struktur, masih dapat diperdebatkan, apakah
Pancasila bagian dari struktur, entitas yang terpisah,atau bahkan justru sebagai
pembentuk struktur sosial. Seiring tersubordinasinya Pancasila ke dalam struktur,
menyebabkannya dipakai sebagai alat untuk menunjang struktur social yang telah
ditetapkan oleh suatu grand design politik tertentu.Akibatnya, Pancasila tidak saja
kehilangan otonominya, melainkan juga dimanipulasi sedemikian rupa, sehingga
menjadi sekadar alat legitimasi politik. Transformasi struktural ataupun transformasi
Pancasila sebagai visi perubahan sosial dapat menjadi tema pokok, yang mengarahkan
masyarakat masuk ke dalam suatu keadaan, sehingga memungkinkan terjadinya
keadilan sosial atau perdamaian manusia. Dalam arti demikian, maka Pancasila
merupakan seperangkat nilai yang dapat dipercaya sebagai perekat komunitas, yang
ditentukan secara kultural, sehingga komunitas baru akan muncul dalam berbagai
tingkatan berbeda dalam budaya yang berbeda pula. Meminjam bahasa Fukuyama,
kepercayaan atau trust adalah efek samping yang penting dari norma-norma Pancasila
yang kooperatif yang mewujudkan perubahan sosial. Jika suatu anggota masyarakat
dapat menjaga komitmen, menghormati norma-norma saling tolong-menolong, dan
menghindari prilaku yang oportunistik, maka berbagai anggota masyarakat lain akan
terbentuk dengan cepat, dan akan mampu mencapai tujuan bersamanya secara lebih
efisien.
Secara konstitusional negara Indonesia dibangun untuk mewujudkan dan
mengembangkan bangsa yang religius, humanis, bersatu dalam kebhinekaan.
Konsekuensinya ialah keharusan melanjutkan proses membentuk kehidupan sosial
yang maju dan kreatif, memiliki sikap budaya kosmopolitan dan pluralistik, tatanan
sosial politik yang demokratis dan struktur sosial ekonomi masyarakat yang adil dan
bersifat kerakyatan. Secara garis besar, Pancasila ditempatkan sebagai pedoman
nilai dan norma, yang diimplementasikan dalam aturan yang mengatur tindakan
anggota masyarakat. Oleh karena itu, perubahan sosial perlu menyerap prinsip moral
dan nilai Pancasila yang mendukung dan menjamin terwujudnya masyarakat
Indonesia yang bermartabat, adil, makmur, aman, dan sejahtera.
Perubahan sosial diarahkan pada pengembangan jati diri dan harga diri
bangsa, masyarakat yang multikultural, pelestarian berbagai warisan budaya, dan
pengembangan infrastruktur pendukung pembangunan nasional. Adapun nilai
Pancasila yang dapat memberikan arah perubahan sosial, yaitu:
1. Karakter “Ketuhanan Yang Maha Esa” terwujud dalam sikap hormat dan
bekerja sama antarpemeluk agama dan penganut kepercayaan, saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya itu, dan tidak memaksakan agama dan kepercayaannya
kepada orang lain.
2. Perubahan sosial berlandaskan nilai “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”
terwujud dalam perilaku hormat-menghormati antarwarga negara sebagai
karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kemanusiaan seseorang
tecermin antara lain dalam pengakuan atas persamaanderajat,hak,dan
kewajiban; saling mencintai;tenggang rasa; tidak semenamena terhadap orang
lain; gemar melakukan kegiatan kemanusiaan; menjunjung tinggi nilai- nilai
kemanusiaan; berani membela kebenaran dan keadilan; dirinya sebagai bagian
dari seluruh umat manusia serta mengembangkan sikap hormat-menghormati.
3. Perubahan sosial berlandaskan nilai “Persatuan Indonesia” mewujud dalam
kehidupan berbangsa yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa di
atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan. Di samping itu, nilai
persatuan merupakan perekat, yang mendamaikan kelompok masyarakat yang
memiliki berbagai nilai kelompok yang ada di Indonesia, yaitu: budaya lokal
(tempatan), budaya sukubangsa, budaya global, budaya bangsa, serta budaya
agama dan sistem kepercayaan.
4. Perubahan sosial berlandaskan nilai “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan” termanifestasi dalam
kehidupan bangsa yang demokratis, saling bergotongroyong, serta
menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia sebagai wujud nyata dari
karakter warga Indonesia yang pokok dalam mendukung pembangunan
nasional.
5. Perubahan sosial yang sesuai dengan nilai “Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia” terwujud dalam kehidupan berbangsa yang mengedepankan
keadilan dan kesejahteraan rakyat. Karakter berkeadilan sosial seseorang
tecermin antara lain dalam perbuatan yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan; sikap adil; menjaga
keharmonisan antara hak dan kewajiban; hormat terhadap hak-hak orang lain;
suka menolong orang lain; menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain;
tidak boros; tidak bergaya hidup mewah; suka bekerja keras; menghargai
karya orang lain.

D. ANALISA
Sebagai dasar negara tentunya banyak peran yang dapat kita ambil. Sila sila
dalam pancasila mengandung makna yang sangat penting dan akan berdampak besar
bagi bangsa indonesia jika nilai-nilai pancasila dapat diterapkan kehidupan sosial
budaya masyarakat indonesia. Namun sayangnya peran pancasila kini semakin tidak
terlihat apa perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sosial dan Budaya
yang semakin kesini semakin luntur dan tidak menampakkan budaya indonesia.
Budaya Indonesia yang gotong royong, kehidupan sosial yang rukun dan harmonis,
dan menghargai, menghormati perbedaan yang ada. Kehidupan sosial dan budaya
sekarang ini lebih ke individualis dan kepentingan kelompok.
Mengingat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berbeda-
beda, dari suku, budaya, agama, dan bahasa. Dewasa ini perbedaan tersebut bahkan
sering dijadikan faktor dan alasan untuk memperpecah belah Negara Indonesia.
Perbedaan yang ada dijadikan sebagai bahan provokasi antara golongan satu dengan
golongan yang lain. Memudarnya rasa nasionalisme terhadap bangsa kini juga sudah
dirasakan. Tetapi perpecahan tidak akan terjadi jika warga negara paham akan
Bhineka Tunggal Ika, jika warga negara paham makna pancasila, dan menerapkan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sosial budaya masyarakat. Upaya penerapan
tersebut dapat menjadi alasan bagi pancasila dalam mengamanahkan nilai-nilainya
dalam mendorong warga negara untuk lebih mengedepankan persatuan dalam
perbedaan, daripada kepentingan individu dan kelompok yang dapat memecah belah
persatuan dan kesatuan yang sudah diciptakan Indonesia merdeka.
Selain faktor keberagaman di atas, kehidupan sosial dan budaya juga bisa
terpengaruh atau bahkan luntur akibat globalisasi. Globalisasi ini banyak membawa
dampak negative, seperti masukya budaya asing. Budaya asing yang masuk ini tentu
mempengaruhi kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia apabila diterima tetapi
tidak disaring dengan pancasila. Salah satu contohnya adalah cara berpakain yang
semaki kebarat-baratan. Cara berpakaian remaja yang mencontoh budaya barat saat
ini sudah sering diperbincangkan keberadaannya. Kebiasaan perilaku budaya barat
juga dijadikan sebagai kebiasaan baru, kalau saja kebiasaan yang dicontoh adalah
budaya baiknya seperti kedisiplinan waktu, menghargai waktu, dan pekerja keras itu
akan berdampak baik dalam sosial budaya di Indonesia. Tetapi sayangnya kebiasaan
perilaku yang ditiru adalah budaya buruknya seperti seks bebas, narkoba, alkohol,
dan lain sebagainya.
Masuknya budaya barat di Indonesia tidak hanya karena mudahnya budaya yang
masuk, tetapi juga mudahnya masyarakat menerima tanpa memilah terlebih dulu
budaya tersebut. Kurangnya pengetahuan agama juga menjadi faktor dalam
masuknya budaya barat, pengetahuan akan ilmu agama sangat penting dan
bermanfaat dikalangan remaja, dimana pengetahuan agama akan mengontrol diri para
remaja dan menghindari perbuatan yang buruk. Selain itu kurangnya peran utama
orang tua dalam pengawasan. Orang tua bertanggung jawab terhadap perilaku dan
pergaulan anaknya ketika di luar rumah. Seorang anak akan mencari kebahagian di
tempat lain atau dengan teman-temannya ketika mereka merasa orang tuanya kurang
peduli dan merasa tidak disayangi ketika berada dalam lingkungan keluarga.
Akibatnya perilaku para remaja saat ini sudah tidak mencerminkan sosial dan budaya
luhur bangsa dengan nilai dan norma yang ada. Norma-norma sosial budaya
lingkungan keluarga dan pendidikan agama menjadi bagian penting dalam
menciptakan sosial budaya yang positif dan berdampak bagi Sumber Daya Manusia.
Selain budaya asing, proses globaslisasi juga banyak menimbulkan sikap
konsumerisme, individualisme, dan lain-lain. Seiring perkembangan globaslisasi,
banyak juga berkembang teknologi yang kini menjadi salah satu faktor utama yang
membuat generasi milenial menjadi cenderung ketergantungan dengan berbagai
teknologi, seperti telepon genggam maupun media massa lainnya, terumata
penggunaan internet. Apabila tidak digunakan dengan baik maka bisa merusak
kehidupan sosial budaya.
Kehidupan masyarakat indonesia yang sekarang lebih ke individualis juga
menjadi faktor dalam beretika. Pergaulan masa kini membawa dampak yang tidak
mudah untuk diselesaikan. Terutama pengaruh dalam teknologi, telephone genggam
dari kalangan anak-anak hingga dewasa sudah banyak yang menggunakannya, tetapi
dalam penggunaannya tidak dibatasi. Jaringan internet yang sangat luas dapat
memberikan dampak negatif jika tidak diawasi dalam penggunannya terutama dalam
penyaringan informasi yang harus benar-benar ditekankan mulai sekarang. Berita
hoax atau berita bohong yang sering sekali muncul menimbulkan keresahan bagi
masyarakat, misalnya pada tanggal 23 September 2019 lalu telah terjadi kerusuhan di
Wamena Papua yang disebabkan oleh hoax, kejadian ini sangat meresahkan hingga
warga sekitar harus mengungsi dan menyelamatkan diri dari kerusuhan tersebut. Di
era sekarang ini beretika dan berbudaya tidak hanya dalam lingkungan saja, tetapi
etika sosial budaya dalam dunia maya juga harus mulai di antisipasi, melihat semakin
banyak berita hoax yang sering muncul dan meresahkan masyarakat. Banyak
pengaruh kecil yang bisa menjadi permasalahan dalam kehidupan sosial dan budaya,
terutama dalam beretika dan bermoral. Contoh perilaku dalam etika dan moral dapat
kita lihat dalam penerapan pancasila, jadikan pancasila sebagai pegangan bagi
masyarakat indonesia seluruhnya. Hal-hal kecil seperti ini harus dibiasakan, meski
kecil jika terjadi dalam skala besar dan menjadi kebiasaan juga dapat berdampak
buruk bagi kedamaian negara. Sekarang harus memulai menciptakan sosial budaya
yang berpancasila. Jangan sampai warga negara Indonesia tidak mendapat
kesejahteraan karena perilaku warga negaranya sendiri.
Disamping dampak-dampak yang diuraikan diatas, terdapat juga kegiatan
bersosial yang dapat kita dukung terus perkembangannya. Dengan memanfaatkan
teknologi kini menjadi alternatif dalam kegiatan bersosial dalam kemanusiaan.
Sekarang sudah banyak komunitas-komunitas yang berbau sosial kemanusiaan,
dengan mencarikan donasi untuk yang lebih membutuhkan. Kegiatan positif seperti
ini merupakan bagian dari kesadaran masyarakat dalam mengamalkan nilai-nilai
pancasila dengan bersosial dan berbudaya. Walaupun hal kecil sekalipun, harus selalu
menghargai karena dari perbuatan kebaikan dan positif inilah bisa tercipta SDM yang
berkulitas dalam bidang manapun. Terdapat juga upaya suatu organisani atau instansi
yang menyelenggarakan kegiatan kerelawanan melalui ekspedisi di daerah pelosok
atau desa bagi para pemuda, dan dibiayai secara penuh bagi peserta yang terpilih
dalam pengabdian masyarakat. Kegiatan seperti ini termasuk dalam upaya
menciptakan generasi yang berkualitas, cinta tanah air, dan ilmu kemasyarakatan
dengan menunjukkan sikap sosial di tempat yang berbeda budaya dengan lingkungan
sehari-hari.
Dunia pendidikan sekarang juga harus ikut berpartisipasi dan lebih kuat dalam
mengajarkan, mendukung, dan menciptakan sikap beretika, bermoral,dan bersosial
budaya sesuai pancasila. Agar generasi penerus bangsa selanjutnya dapat menciptakan
generasi yang mampu menjunjung tinggi etika dalam bersosial dan berbudaya sesuai
dengan pedoman negara pancasila. Menciptakan generasi yang tidak mudah
terprovokasi, menghargai dan menghormati perbedaan yang ada, dan menjalin
hubungan baik dalam berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Apabila dunia pendidikan berhasil menciptakan hal tersebut di atas, maka
kehidupan sosial budaya juga akan menjadi lebih baik lagi.
Dengan memperbaiki sosial dan budaya berarti memperbaiki juga kualitas
SDM dari akar-akarnya. Dengan begitu sosial dan budaya mampu mendorong
kesejahteraan dan menciptakan kedamaian dalam tatanan hidup bersama yang
penuh dengan rasa aman. Pancasila dalam kehidupan sosial dan budaya semakin
dibutuhkan peranannya dalam pencapaian kesejahteraan bersama, maka berbagai
karakter sosial dan budaya yang ada dalam pancasila harus diterapkan kepada
warga negara untuk menciptakan kesadaran dan rasa nasionalisme terhadap
bangsa Indonesia.
Sosial dan budaya berdasarkan pancasila sangatlah diperlukan, dan harus
mulai diciptakan kepada generasi selanjutnya, agar segala sesuatu yang tidak baik
tidak berkembang biak di negara Indonesia. Menciptakan budaya posistif melalui diri
sendiri dan dikembangkan dengan berbuat kebaikan terhadap sesama dan
menciptakan kedamaian di negara Indonesia melalui sosial dan budaya yang
berpancasila.
Sekarang ini, kehidupan sosial budaya diguncang oleh wabah covid-19. Tatanan
hidup sosial dan budaya masyarakat kita yang terkenal dengan ramah tamahnya,
bertemu bersalaman ,cipika cipiki, senyum sapa hangat yang selalu terpancar, kini
seakan menghilang. Selain itu, timbul rasa curiga dan hilangnya kepercayaan
terhadap orang-orang yang ada di seputaran kita atau yang baru kita kenal dan
kebiasaan berjabat tanganpun yang sudah diajarkan sejak kecil sudah tidak dilakukan
lagi sekalipun kepada orang yang lebih tua. Bukan hanya itu, kewajiban dan
kebiasaan untuk berkumpul di tempat ibadah pun sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Begitu besar dampak covid-19 terhadap kehidupan sosial dan budaya ini, bahkan
sudah hampir luntur dan pemikiran selalu dipenuhi rasa takut dan curiga. Hal ini
sudah jelas menyimpang dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang kita
jadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Menghadapi musibah Covid-
19 bukan hanya para medis yang berperan, tetapi juga hendaknya pemerintah
mengajak para pemuka agama untuk ikut berperan aktif, sehingga masyarakat merasa
tenang dan tidak dihantui oleh berita-berita yang menakutkan. Peran serta keluarga
dengan memberikan pemahaman dan penanganan yang baik kepada anggota keluarga
menjadi faktor utama dalam keberhasilan pencegahan Covid-19.
Pancasila dalam sosial dan budaya penerapannya dapat melalui hal sederhana,
yang dapat ditemukan di kehidupan masyarakat. Dengan sosial dan budaya yang
berpancasila, kita perlu menekankan agar seluruh masyarakat paham akan perbedaan
yang ada di negara indonesia, yang harusnya sekarang sudah tidak perlu dijelaskan
lagi bahwa negara Indonesia adalah negara yang berbeda-beda golongannya.
Penerapan nilai pancasila dapat dimulai dari diri sendiri misalnya dengan
menghargai dan menghormati adanya perbedaan agama, menempatkan sesama
sebagai makhluk Tuhan dengan segala martabat dan hak asasi, menempatkan
kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan golongan, menjunjung tinggi
sosial kemasyarakatan, dan sikap hidup tolong menolong, kekeluargaan, dan gotong
royong.
Dengan sosial dan budaya yang menerapkan sila dalam pancasila kita bisa
mengajarkan warga negara untuk mengenal dan berhubungan baik dengan saudara
sebangsa dan setanah air, tidak mudah terprovokasi, siap bela negara, dan ikut serta
menjadi Sumber Daya Manusia yang unggul untuk diri sendiri dan untuk Negara
Indonesia. Sosial dan budaya memanglah bukan hal besar jika dibandingkan dengan
urusan negara yang lain. Akan tetapi sosial dan budaya menyangkut kualitas Sumber
Daya Manusia. Adanya hubungan yang baik dengan lingkungan akan tercipta
Sumber Daya Manusia yang unggul, kreatif, dan kompetitif dan dapat mendorong
tujuan negara yaitu kesejahteraan dan kedamaian terhadap sesama warga negara.
Selain itu terciptanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan memiliki nilai
sosial budaya tinggi akan memberikan dampak besar bagi Bangsa Indonesia. Adanya
sosial dan budaya dalam lingkungan masyarakat dimulai dari kesadaran masing
masing dan dari lingkungan positif yang juga berpengaruh dalam perkembangan
sosial budaya masyarakat.

E. KESIMPULAN
Pancasila dan sosial budaya memiliki hubungan yang saling terkait. Dengan
bersosialisasi dan berbudaya sama artinya dengan sudah mengamalkan nilai-nilai
pancasila. Sebagai warga negara Indonesia kita semua diamanahkan untuk
mengamalkan nilai-nilai pancasila tersebut terutama dalam bersosialisasi dan
berbudaya, dengan cara menjaga toleransi terhadap sesame, mementingkan
kepentingan dan kesejahteraan bersama.
Kita semua membutuhkan generasi penerus yang lebih berkualitas, agar dapat
meningkatkan SDM yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Beberapa
contoh dapat dimulai dari diri sendiri seperti menghormati sesama tanpa memandang
perbedaan yang ada, membiasakan diri melakukan hal-hal positif, saling tolong
menolong terhadap sesama, dan mulai menghargai hal-hal kecil yang bersifat positif.
Memulai melestarikan kembali budaya-budaya di Indonesia agar Indonesia memiliki
citra yang baik akan budaya yang sangat banyak ini.
Berhati-hati dalam bersosialisasi di media sosial, mengawasi dan membatasi
penggunakan teknologi, demi menghindari hoax yang menimbulkan perpecahan
terhadap saudara sebangsa dan setanah air. Marilah kita ikut serta dalam
meningkatkan kualitas SDM di Indonesia dengan sosial dan budaya. Mengedepankan
sikap saling menghargai, menciptakan kedamaian dan kesejahteraan di negara kita
bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Yogyakarta. Kanisius.


Soeharto. (1976). Pandangan Presiden Soeharto Tentang Pancasila. Jakarta. Centre
For Strategic and International Studies.
Kaplan, D. Manner, A. (2003). Teori Budaya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
https://www.dosenpendidikan.co.id/budaya-asing/
https://aceh.tribunnews.com/2020/03/21/pengaruh-corona-terhadap-kehidupan-sosial-
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai