Anda di halaman 1dari 9

PERAN MAHASISWA DALAM MENERAPKAN ETIKA PANCASILA

PADA MASYARAKAT

ahmadfaiqiftikharudin@gmail.com
Di susun oleh:
1. Ahmad Faiq Iftikharuddin (220201110128)

HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
SEPTEMBER/2022

ABSTRACT
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multicultural. Ditandai dengan adanya
bebagai macam etnis, Bahasa, agama dan kebudayaan yang berbeda-beda dari sabang sampai
merauke. Berbagai macam perbedaan tersebut bisa menjadi kekuatan dan kelemahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada situasi tersebut, pancasila merupakan salah satu
pemersatu keberagaman yang ada pada masyarakat Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena
nilai-nilai pancasila digali dari kebudayaan yang melekat dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Besarnya arti dan makna pancasila bagi Indonesia, sayangnya mulai memudar di
kalangan pemuda atau mahasiswa yang disebabkan oleh bebagai macam faktor. Jauhnya pemuda
dari nilai-nilai pancasila menjadikan generasi kehilangan karakter dan mudah terpengaruh
dengan budaya dari bangsa lain. Implikasinya generasi muda (mahasiswa) lebih menyukai
budaya agar bangsa lain dan tidak bangga dengan kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa kita
sendiri. Fenomena ini menjadi penanda pentingnya revitalisasi nilai-nilai pancasila sehingga bisa
diamalkan oleh generasi muda dalam konteks kekinian. Revitalisasi bisa dilakukan dengan
berbagai macam cara, sesuai dengan kondisi mahasiswa. Pada level kampus penanaman nilai
bisa diawali dengan pembenahan kurikulum dengan mencatumkan pancasila pada berbagai
macam kurikulum di beberapa kajian studi yang relvan. Dalam kehidupan kampus sehari-hari,
mahasiswa bisa menerapkan perilaku yang pancasialis, misalnya: membiasakan diskusi dalam
setiap kajian ataupun ikut menolong jika ada mahasiswa lain yang tertimpa musibah,
bermusyawarah untuk memutuskan hal untuk kepentingan bersama.
Keywords: Revitalisasi, Mahasiswa, pancasila, masyarakat

LATAR BELAKANG
Kita sebagai generasi muda Indonesia memiliki karakter yang berbeda dengan
generasi muda yang tinggal di negara lain. Mereke tinggal di negara dan dalam masyarkat
Indonesia yang merupakan salah satu bangsa dan masyarakat unik, khas dan memiliki
perbedaan dengan bangsa-bangsa lain. Secara geografis, wilyahnya berbentuk kepulauan
yang menyebabkan komunikasi masyarakat antar pulau membutuhkan waktu dan biaya
mahal. Pada aspek inilah Indonesia disebut sebagai salah satu negara multicultural,
sehingga generasi mudanya pun adalah generasi muda multicultural.
Multikulturalisme dapat dilihat dari dapat dilihat dari banyaknya etnis yang hidup dan
mendiami beberapa pulau di Indonesia. Jumlah etnis yang ada di Indonesia sebanyak 633
kelompok etnis besar, yang apabila dirinci secara detail terdapat kurang lebih 1331 (BPS
2013) perbedaan atnis tersebut secara otomatis memunculkan perbedaan kebiasaan hidup
sehari-hari atau secara umum perbedaan budaya. Berbagi macam perbedaan tersebut
menjadi salah satu penyebab rentannya konflik sosial muncul dalam masyarakat.
Mengingat konflik terjadi ketika hubungan antara dua pihak atau lebih (baik individu atau
kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki sasaran dan tujuan yang sudah tidak
seirinng sejalan.
Berbagai macam perbedaan dan kerentanan konflik tersebut menjadi hambatan,
peluang dan tantangan untuk membangun negara dan pemuda Indonesia dalam satu
kesatuan. Menjadi hambatan karena rentan terpecah belah dan menimbulkan berbagai
macam konflik karena adanya hukum alam bahwa seseorang, atau komunitas, komunitas,
kelompok dan etnis akan cenderung mengumpul pada seseorang atau komunitas yang
memiliki kesamaan dalam hal apa pun, terutama kebudayaan. Analisis benedict Anderson
pun bisa dibenarkan tentang imagine community sebagai sebuah istilah yang mengacu
pada nasionalisme sebuah negara merupakan sebuah komunitas terbayang karena
seseorang sebagai bagian kecil dari negara tidak mengenal secara keseluruhan anggota
lain, namun menjadi sebuah bangsa merupakan bayangan sebuah kebersamaan dari
seseorang.
Perbedaan menjadi peluang dan tantangan, mengingat komunitas yang terbayang
tersebut pada kenyataannya bisa dipersatukan oleh kekuatan yang berasal dari dalam diri
kita sebagai bangsa. Pemersatu bangsa Indonesia adalah pancasila sebagai sebuah
identitas nasional yang tidak boleh diragukan sebagai kekuatan pemersatu yang ampuh
dan terbukti sakti mempersatukan semua kekuatan, kelompok dan berbagai macam
golongan yang ada di Indonesia. Pancasila sebagai pemersatu mengingat keberadaan
pancasila bagi masyarakat Indonesia sebagai hal yang tidak bisa terpisahkan dalam
kehidupan bernegara.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian tentang analisis cara
pengimplementasian etika yang terkandung pada nilai-nilai panccasila guna menimalisir
dekadensi moral ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang tidak menggunakan
perhitung-hitungan secara sistematis dan statistic, melainkan lebih menekankan pada
kajian interpretatif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah memberikan deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, fakta-fakta, serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi dan sistem filsafat berbangsa
Pancasila merupakan:
I. Pancasila sebagai dasar negara.

Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam alinea ke-4 pembukaan


UUD 1945. Mengingat letaknya yang berbeda dalam pembukaan tersebut
menyiratkan bahwa pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum bagi semua peraturan yang berlaku. Dengan kata lain,
semua peraturan tidak boleh bertentangan dengan pancasila. Pancasila memiliki
hubungan yang erat dengan pembukaan UUD 1945. Secara formal,
tercantumnya pancasila secara formal dalam pembukaan, sehingga memperkuat
kedudukan pancasila sebagai norma dasar hukum tertinggi. Secara material,
menunjuk pada material, menunjuk pada materi pokok atau isi pembukaan yang
tidak lain adalah pancasila, sehingga pembukaan 1945 disebut sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental.
Hubungan pancasila dengan batang tubuh UUD 1945 terjalin dengan erat
oleh sebab kelima sila pancasila tercantum pada UUD 1945. Padahal,
pembukaan merupakan penyebab keberadaan batang tubuh. Hubungan ini yang
disebut hubungan kasual. Sisi yang lain, pembukaan dan batang tubuh UUD
1945 merupakan satu keastuan yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan ini
disebut dengan hubungan organis. Dicantumkannya pancasila tersebut
menunjukkan bahwa pancasila bukan sebagai cita-cita hukum, akan tetapi
pancasila menjadi hukum positif.

II. Pancasila sebagai ideology pancasila


Pancasila sebagai ideology negara memiliki fungsi sebagai:

A. Struktur kognitif – sebagai landasan untuk memahami dunia.


B. Orientasi dasar untuk membuka wawasan.
C. Norma-norma yang menjadi pedoman.
D. Bekal dan jalan untuk menemukan identitasnya.
E. Kekuatan untuk menyemangati dan mendorong seseorang.
F. Pendidikan bagi masyarakat.
Pancasila merupakan ideology yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia, yang memiliki perbedaan dibandingkan dengan ideologi lain,
memiliki ciri khas dan paling cocok dengan karakter masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai bangsa Indonesia tersebut teruang dalam kelima sila dari pancasila
itu sendiri, yaitu : ketuhanan yang maha esa, kemanusaian yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Apabila diperas kelima sila tersebut, nilai asi dari
masyarakat Indonesia adalah gotong royong. Jiwa gotong royong melekat
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat indonsia.
Jika kita kaji, ideologi pancasila berbeda dengan nilai-nilai ideology besar
yang lain, diantaranya: liberalisme dan komunisme. Liberalisme tidak bisa
diterima oleh masyarakat Indonesia karena paham ini sangat mengutamakan
individualidme dan kebebasan makhluk hidup. Kebebasan individu yang
berlebihan bertentangan dengan nilai pancasila karena pada hakikatnya tidak
ada perilaku seseorang yang sangat bebas tanpa adanya pembatasan akan hak
orang lain. Bahkan, nilai ketimuran itu dipahami sebagai sebuah nilai yang
lebih mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan dengan
kepentingan diri sendiri. Dengan demikian kebebasan individu itu, sebaiknya
ditekan demi kemaslahatan msyarakat secara umum. Pemikiran semacam itu
disebut dengan pandangan integralistik. Masysarakat Indonesia lebih cocok
menganut paham integralistik dibandingkan dengan individualistik. Paham
integralistik tersebut berupaya menyeimbangkan antara kepentingan sebagai
makhluk pribadi dan makhluk sosial. Mengingat pada hakikatnya manusia
adalah makhluk yang prulalistik, melebihi makhluk dualistik.
Paham liberalism ini, di dalamnya termuat kebebasan untuk tidak
memeluk agama (atheis) sebagai bagian dari menghormati hak-hak asasi
manusia. Padahal dalam pandangan masyarakat, seseorang yang tidak
beragama sangat dilarang di Indonesia karena negara Indonesia adalah negara
yang bedasarkan atas azas ketuhanan yang maha esa. Dengan kata lain, negara
Indonesia adalah negara agama yang mengakui bahwa kehidupan
bermasyarakat dan bernegara harus berlandaskan pada ajaran agama. Akan
tetapi, bagi umat penganut aliran-aliran kepercayaan, tetap dihargai dalam
menjalankan kepercayaan tetap di pelihara di Indonesia karena berbagai
macam aliran kepercayaan ini juga mengakui keberadaan tuhan sebagai
penguasa alam semesta.
Pancasila menolak paham komunisme karena paham ini tidak memberikan
kesempatan kepada individu untuk mengembangkan dirinya, sehingga
seseorang menjadi terbelenggu dan dikendalikan oleh kekuatan di luar dirinya,
terutama oleh dominasi negara. Paham ini sangat tertutup dari pengaruh dunia
luar dirinya sehngga menjadikan seseorang terhambat untuk berkreativitas
sebagai individu. Hal ini bertentangan dengan hakikat manusia yang
membutuhkan kebebasan dalam menjalankan kehidupannya. Disamping itu
paham ini juga mengkomodir seseorangyang tidak mengakui keberadaan
tuhan maha pencipta. Dalam hal pembiaran warga negara untuk beragam
sama dengan paham liberal. Nilai tersebut bertentangan dengan nilai luhur
masyarakat Indonesia yang sangat mengakui keberadaan tuhan yang
mengendalikan kehidupan manusia.
Pancasila identik dengan pengakuan terhadap sang pencipta sehingga
sangat relevan bahwa negara Indonesia adalah negara yang beragama.
Pengakuan negara terhadap keberadaan agama-agama di Indonesia menjadi
sebuah keniscayaan. Agama-agama yang diakui di Indonesia mencakup islam,
Kristen, hindu, budha, konghucu, katolik. Aliran kepercayaan bukan
merupakan agama, akan tetapi penganut aliran-aliran kepercayaan yang
jumlahnya tidak sedikit selalu mendapatkan tempat dalam menjalankan ibadah
sesuai dengan kepercayaannya tersebut. Pengakuan pancasila terhadap lebih
dari satu agama ini menyiratkan pemahaman bahwa Indonesia bukan negara
yang berdasarkan salah satu ajaran agama, akan tetapi sangat mendukung
umat beragama hidup berdampingan secara damai di Indonesia.
Nilai-nilai pancasila yang mengakui keberadaan beberapa agama tersebut
digali dari nilai-nilai bangsa Indonesia berupa nilai-nilai religious yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat nusantara mendapat
pengaruh agama-agama (hindu,bidha,islam dan Kristen) sehingga nilai
tersebut dikenal dengan istilah bhineka tunggal ika. Indonesia mempunyai
prinsip ketuhanan yang berarti bahwa: pengakuan akan eksistensi agama-
agama di Indonesia mendapat tempat sebaik-baiknya dan posisi negara
terhadap agama menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
bertuhan. Dibuktikan dengan adanya sila pertama. Prinsip ketuhanan yang
maha esa, mengisyaratkan bahwa manusia Indonesia mengabdi kepada satu
tuhan selain tuhan yang maha esa.

III. Pemuda, pancasila dan negara

Pemuda Indonesia berjumlah 61,8 juta jiwa atau sekitar 25 persen dari
total penduduk Indonesia (BPS 2014). Jumlah tersebut memiliki arti penting
bagi sebuah negara sebagai pewaris keberlangsungan bangsa. Mereka adalah
harapan bangsa dan agent perubahan nasional dalam setiap kegiatan apa pun.
Beberapa waktu ini banyak kita menyaksikan kabar baik pemuda dalam
bidang olahrag, olimpiade sains, kompetisi music-film ataupun social-prenuer
yang berkibar di dunia ineternasional. (nahrowi 2016). Hal ini tersebut sangat
membanggakan dan mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia
internasional.

Pentingnya peran pemuda ini bahkan dewan ekonomi dan sosial PBB pada
tahun 1997 mendefinisikan secara khusus tentang pengarustamaan pemuda
(youth mainstreaming) yaitu suatu proses penilaian besarnya pengaruh
terhadap dari tindakan yang telah direncanakan. Misalnya: pembuatan
undang-undang, kebijakan atau program dalam kehidupan sehari-hari pun
pemuda, terutama mahasiswa memiliki peranan penting untuk melakukannya.
Revitalisasi terhadap nilai-nilai pancasila menjadi sebuah keniscayaan untuk
dilakukan saat ini, terutama oleh generasi muda. Penyebabnya saat ini
pengaruh serbuan kebudayaan dari luar negeri begitu deras menyerbu dan
menggerus budaya bangsa sendiri. Factor ini menjadikan pemuda kehilangan
jati diri dan karakternya sebagai sebuah bangsa. Implikasinya: mereka lebih
menyukai, menonton dan mempratikkan budaya asing dibandingkan dengan
mengembangkan kebudayaan sendiri; menipsnya semangat nasionalisme dan
menghormati hak-hak antar sesame manusia yang mulai luntur tergantikan
oleh monetesasi; keterjajahan dan ketergantungan dengan bangsa lain dalam
hal ekonomi, teknologi, sosial dan akademis.

Peran-peran yang bisa dilakukan oleh mahasiswa dalam upaya revitalitas


nilai-nilai pancasila ini adalah sebagai berikut:

Pengamalan sila 1 ketuhanan yang maha esa

1. Menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing


2. Mengingatkan teman secara arif dan bijaksana untuk menjalankan ibadah
dengan benar
3. Bertoleransi dengan teman yang berbeda agama dalam menjalankan ibadah

Pengamalan sila 2 kemanusian yang adil dan beradab.


1. Membangun empati di kalangan teman (menjenguk jika sakit, membantu
jika mengalami kesulitan membayar spp)
2. Menumbuhkan semangat filantropi untuk membantu saudara-saudara yang
membutuhkan.
3. Tidak menghina teman yang berbeda dengan kita.

Pengamalan sila 3 persatuan Indonesia

1. Gotong royong untuk menyelesaikan permaslahan bersama yang dialami


oleh teman dan lingkungan sekitar
2. Mengembangkan budaya sendiri agar bisa bersaing dengan kebudayaan
asing
3. Lebih memilih produksi dalam negeri dibandingkan dengan produk impor

Pengamalan sila 4 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan dan perwakilan
1. Membangun toleransi dalam wilayah yang sempit, misalnya: kelas, prodi
dan fakultas maupun universitas untuk bisa maju
2. Membiasakan diskusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi bersama,
sebelum mengambil suara terbanyak (membuat kaos/jaket kelas,
pembagian kelompok)
3. Menghindari pemaksaan kehendak kepada orang lain.

Pengamalan sila 5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


1. Berlaku adil kepada teman/orang tua/dosen
2. Tidak pilih-pilih dalam berteman karena pada hakikatnya manusia
Indonesia adalah berbeda.
3. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
KESIMPULAN
Pemuda memiliki peranan penting untuk melestarikan dan mengamalkan nilai-
nilai pancasila. Pada perilaku mereka lah nilai-nilai luhur dapat dikembangkan sekaligus
diwariskan kepada generasi mendatang. Peran-peran yang dilakukan oleh mahasiswa
merupakan peran-peran yang besar dalam rangka pengembangan pengetahuan sekaligus
dalam perilaku sehari-hari. Pengamalan nilai-nilai pancasila yang paling penting adalah
bagaimana perilaku sehari-hari pemuda bisa mencerminkan nilai pancasila, sehingga
budaya pancasila benar-benar tertanam dalam setiap perilaku warga negara.
Kita sebagai anak muda milenial harus mengerti dengan betul tenang pancasila
dan arti-arti atau maksud dalam tiap sila-sila di pancasila tersebut. Mahasiswa yang baik
bukanlah menunjukkan keegoisan kesombongan atas ilmu yang kita miliki tapi kita
harus bisa mengkaji semua peristiwa-yang kerap banyak terjadi di negara ini jangan
seperti orang buta meraba gajah dia tahu dia paham tpi tidak mau untuk bersuara dan
terus memendam itu.

DAFTAR PUSTAKA
Nahrowi, M. 2016. Pengarusutamaan Pemuda. Kompas
Puruhito.2013. Revitalisasi dan Reinterpretasi Nilai-Nilai Pancasila. Surabaya.
M. Syamsudin. 2009 Menempatkan pancasila dalam konteks kesilaman dan
keindonesiaan
Penerapan pancasila dalam demokrasi di Indonesia 2005
Made adi widayana pendidikan pancasila 2012

Zaim uchrowi, ruslinawati 2021 Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan

Lukman Surya Saputra, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai