Anda di halaman 1dari 7

NAMA :AGIEL FEBRIANDO

NIM:21723002

JURUSAN: D3 TEKNIK MESIN

RESUME TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

A.KONSEP DAN URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA


I. KONSEP PENDIDIKAN PANCASILA
Pancasila adalah dasar ideologi-ideologi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang
Dasar 1945

Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945,
tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.Dalam tinjauan pedagogik,
Pendidikan Pancasila merupakan bidang kajian keilmuan, program kurikuler, dan aktivitas
sosial-kultural yang bersifat multidimensional. Sifat multi dimensional ini menyebabkan
Pendidikan Pancasila dapat disikapi sebagai:pendidikan nilai dan moral, pendidikan
kemasyarakatan, pendidikan kebangsaan,pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik,
pendidikan hukum dan hak asasi manusia, serta pendidikan demokrasi.

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila tidak


boleh keluar dari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional Undang-UndangDasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan landasan operasional Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, tidak boleh juga keluar dari
koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini
yang menyebabkan secara terminologi untuk pendidikan kewarganegaraan di Indonesia
digunakan istilah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mem


punyai misi sebagai pendidikan nilai dan moral Pancasila, penyadaran akan norma dan
konstitusi UUD Negara Republik IndonesiaI Tahun 1945, pengembangan komitmen terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan penghayatan terhadap filosofi Bhinneka
Tunggal Ika. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimaksudkan sebagai upaya
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Oleh karena itu, secara umum pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di sekolah adalah upaya mengembangkan kualitas warga Negara secara
utuh dalam berbagai aspek sebagai berikut:

1.Kemelekwacanaan sebagai warga negara (civic literacy), yakni pemahaman peserta didik
sebagai warga negara tentang hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan demokrasi
konstitusional Indonesia serta menyesuaikan perilakunya dengan pemahaman dan
kesadaran itu.

2.Komunikasi sosial kultural kewarganegaraan (civic engagement), yakni kemauan dan


kemampuan peserta didik sebagai warga negara untuk melibatkan diri dalam komunikasi
sosialkultural sesuai dengan hak dan kewajibannya

II. URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA

Urgensi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi yaitu agar mahasiswa tidak


tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah
penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan
nilai- nilai Pancasila.

B.ALASAN DIPERLUKANNYA PENDIDIKAN PANCASILA


Alasan diperlukannya pendidikan Pancasila adalah untuk membangun generasi bangsa
yang cerdas dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan agar mahasiswa mampu
berpartisipasi dalam upaya mencegah dan menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan
cara cerdas dan damai. Dalam kehidupan politik, para elit politik (eksekutif dan legislatif)
mulai
meninggalkan dan mengabaikanbudaya politik yang santun, kurang menghormati fatsoen
politik dan kering dari jiwa kenegarawanan. Bahkan, banyak politikus yang terjerat masalah
korupsi yang sangat merugikan keuangan negara. Selain itu, penyalahgunaan narkoba yang
melibatkan generasi dari berbagai lapisan menggerus nilai-nilai moral anak bangsa

Korupsi sangat merugikan keuangan negara yang dananya berasal dari pajak
masyarakat. Oleh karena terjadi penyalahgunaan atau penyelewengan keuangan negara
tersebut, maka target pembangunan yang semestinya dapat dicapai dengan dana tersebut
menjadi terbengkalai. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya Pancasila
diselenggarakan di perguruan tinggi untuk menanamkan nilai-nilai moral Pancasila kepada
generasi penerus cita-cita bangsa. Dengan demikian, pendidikan Pancasila diharapkan dapat
memperkokoh modalitas akademik mahasiswa dalam berperan serta membangun
pemahaman masyarakat, antara lain:
1. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri
2. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang
3. Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan (solidaritas) nasional
4. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan
5. Kesadaran pentingnya kesahatan mental bangsa
6. Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum
7. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi Pancasila.

Penanaman dan penguatan kesadaran nasional tentang hal-hal tersebut sangatpenting


karena apabila kesadaran tersebut tidak segera kembali disosialisasikan, diinternalisasikan,
dan diperkuat implementasinya, maka masalah yang lebih besar akan segera melanda
bangsa ini, yaitu musnahnya suatu bangsa (meminjam istilah dari Kenichi Ohmae, 1995
yaitu, the end of the nation-state). Punahnya suatu negara dapat terjadi karena empat “I”,
yaitu industri, investasi, individu, dan informasi (Ohmae, 2002: xv). Agar lebih jelas, Anda
dapat menggali informasi tentang ke-empat konsep tersebut untuk memperkaya wawasan
Anda tentang penyebab punahnya suatu bangsa.Kepunahan suatu bangsa tidak hanya
ditimbulkan oleh faktor eksternal, tetapi jugaditentukan oleh faktor internal yang ada dalam
diri bangsa itu sendiri. Salah satu contoh terkenal dalam sejarah, ialah musnahnya bangsa
Aztec di Meksiko yang sebelumnya dikenal sebagai bangsa yang memiliki peradaban yang
maju, tetapi punah dalam waktu singkat setelah kedatangan petualang dari Portugis

C. SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGI, POLITIK PENDIDIKAN PANCASILA


Dalam pendekatan sumber historis, pendidikan pancasila merupakan pelajaran paling
penting bagi mahasiswa untuk memelihara integrasi bangsa dengan semangat nasionalisme.
Dengan pendekatan historis, mahasiswa diharapkan akan memperoleh inspirasi untuk
berpartisipasi dalam pembangunan bangsa sesuai dengan program studi masing-masing,
sekaligus dapat berperan serta secara aktif dan arif dalam berbagai kehidupan berbangsa
dan bernegara, serta berusaha menghindari perilaku yang bernuansa mengulangi kesalahan
sejarah.

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan berbangsa yang berfungsi sebagai
pemersatu kehidupan negara yang majemuk. Pancasila memiliki pengaruh yang sangat
besar bagi bangsa Indonesia karena sejarah Pancasila mempengaruhi keragaman suku,
agama, bahasa daerah, daerah, adat istiadat, kebiasaan budaya, dan warna kulit yang
menjadikan Pancasila sebagai simbol kesepakatan dalam menyatukan hal-hal tersebut.
Sejarah Pancasila merupakan bagian dari inti sejarah negara Indonesia, sehingga Pancasila
dianggap sangat sakral dan wajib dihafal dan dipatuhi oleh seluruh rakyat Indonesia (Kaelan,
2007).1

Dalam pendekatan sosiologis Bung Karno menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari
bumi pertiwi Indonesia. Ini berarti bahwa nilai-nilai Pancasila berasal dari kehidupan
sosiologis bangsa Indonesia. Dengan demikian materi mata kuliah Pancasila jelas berasal
dari kenyataan hidup masyarakat Indonesia bukan diadopsi dari budaya lain sehingga
masyarakat Indonesia adalah Causa Prima Pancasila dasar negara. Dalam perspektif politik
dilakukanbahwa pancasila sebagai dasar negara merupakan ideologi politik Indonesia
1
mengandung nilai-nilai yang mengandung kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib
sosial yang ideal. Banyak fenomena politik yang berhasil menemukan pedoman yang
bersifat moral yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan politik yang sehat
sehingga bisa memberikan kontribusi yang konstruktif dalam menciptakan struktur politik
yang stabil dan dinamis. Pancasila sebagai sebuah ideologi adalah sebuah pandangan
berupa tujuan yang ingin dicapai sebagai pemersatu bangsa yang ada di Indonesia, sebuah
sistem yang dari awal dicetuskan telah menjadi sebuah dasar dai berbagai aspek kehidupan
bangsa. Pancasila yang terjabar secara konstitusional telah menjadi asas normatif,filosofis,
ideologis, dan konstitusional bangsa yang menjadi dasar dari cira budaya dan moral politik
nasional

D.DINAMIKA DAN TANTANGAN PENDIDIKAN PANCASILA


Sebagaimana diketahui, pendidikan Pancasila mengalami pasang surut dalam
pengimplementasiannya. Apabila ditelusuri secara historis, upaya pembudayaan atau
pewarisan nilai-nilai Pancasila tersebut telah secara konsisten dilakukan sejak awal
kemerdekaan sampai dengan sekarang. Namun, bentuk dan intensitasnya berbeda dari
zaman ke zaman. Baik dizaman pemerintahan Soekano hingga zaman Jokowi pada saat
sekarang ini. Pengimplementasian pendidikan pancasila berbeda-beda.

Adapun tantangan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi ialah menentukan bentuk


dengan format pembelajarannya agar mata kuliah Pendidikan Pancasila dapat
diselenggarakan di berbagai program study dengan menarik dan efektif. Tantangan ini dapat
berasal dari internal Perguruan Tinggi berupa sumber daya manusia (dosen) yang bisa
membahas materi Pancasila dalam hubungan dengan program studi yang dipilih oleh
mahasiswa di Perguruan Tinggi. Disamping itu juga ada pimpinan Perguruan Tinggi yang
menganggap mata kuliah Pancasila tidak perlu karena tidak berhubungan dengan ekonomi
(produk orientid) yang selama ini dikaitkan dengan penelitian yang dikembangkan
diperguruan tinggi. Kemudian tantangan secara eksternal adalah tidak dilaksanakan nya
pendidikan pancasila secara konsisten dalam kehidupan bernegara sehingga menyebabkan
berbagai banyak krisis. Karena untuk membangun sebuah negara membutuhkan dasar
fundamental yang kuat, agar negara tersebut menjadi negara yang kuat pula. Bagi bangsa
Indonesia, Pancasila sama halnya dengan dasar bangunan sebuah gedung yang kokoh dan
Sebagaimana diketahui, pendidikan Pancasila mengalami pasang surut dalam
pengimplementasiannya. Apabila ditelusuri secara historis, upaya pembudayaan atau
pewarisan nilai-nilai Pancasila tersebut telah secara konsisten dilakukan sejak awal
kemerdekaan sampai dengan sekarang. Namun, bentuk dan intensitasnya berbeda dari
zaman ke zaman. Baik dizaman pemerintahan Soekano hingga zaman Jokowi pada saat
sekarang ini. Pengimplementasian pendidikan pancasila berbeda-beda.

Adapun tantangan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi ialah menentukan bentuk


dengan format pembelajarannya agar mata kuliah Pendidikan Pancasila dapat
diselenggarakan di berbagai program study dengan menarik dan efektif. Tantangan ini dapat
berasal dari internal Perguruan Tinggi berupa sumber daya manusia (dosen) yang bisa
membahas materi Pancasila dalam hubungan dengan program studi yang dipilih oleh
mahasiswa di Perguruan Tinggi. Disamping itu juga ada pimpinan Perguruan Tinggi yang
menganggap mata kuliah Pancasila tidak perlu karena tidak berhubungan dengan ekonomi
(produk orientid) yang selama ini dikaitkan dengan penelitian yang dikembangkan
diperguruan tinggi. Kemudian tantangan secara eksternal adalah tidak dilaksanakan nya
pendidikan pancasila secara konsisten dalam kehidupan bernegara sehingga menyebabkan
berbagai banyak krisis. Karena untuk membangun sebuah negara membutuhkan dasar
fundamental yang kuat, agar negara tersebut menjadi negara yang kuat pula. Bagi bangsa
Indonesia, Pancasila sama halnya dengan dasar bangunan sebuah gedung yang kokoh

E.Esensi dan urgensi pendidikan pancasila untuk masa depan


Generasi penerus melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkanakan
mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan
konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dalam hubungan internasional serta memiliki
wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan
perilaku yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlakukan demi tetap
utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.Tujuan utama Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,
sikap serta perilaku yang cinta tanah air, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional
dalam diri warga negara Republik Indonesia. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani.

Pengembangan nilai, sikap, dan kepribadian diperlukan pembekalan kepada peserta didik di
Indonesia yang diantaranya dilakukan melalui Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Ilmu
Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dan Ilmu Alamiah Dasar (sebagai aplikasi nilai dalam
kehidupan) yang disebut kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) dalam
komponen kurikulum perguruan tinggi. Hak dan kewajiban warga negara, terutama
kesadaran bela negaraakan terwujud dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan
bahwa konsepsi demokrasi dan hak asasi manusia sungguh– sungguh merupakan sesuatu
yang paling sesuai dengan kehidupannya sehari–hari.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental
yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan
perilaku yang :

1.Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai–nilai falsafah
bangsa

2.Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


3.Rasional, dinamis, dan sadar akanhak dan kewajiban sebagai warga negara.

4.Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.

5.Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk kepentingan


kemanusiaan, bangsa dan negara.

Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, warga negara Republik Indonesia


diharapkan mampu “memahami, menganalisa, dan menjawab masalah–masalah yang
dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan
dengan cita–cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945 “.
Dalam perjuangan non fisik, harus tetap memegang teguh nilai-nilai ini disemua aspek
kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial,
korupsi, kolusi, dan nepotisme; menguasai IPTEK, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia agar memiliki daya saing; memelihara serta menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa; dan berpikir obyektif rasional serta mandiri.

DAFTAR PUSTAKA
Putri, N. M. (2021). Menelusuri konsep dan urgensi pendidikan pancasila.
Putri, Mira Y. “Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila.” OSF Preprints, 30 Jan. 2021.
Web.

Dewantara, J. A., Suhendar, I. F., Rosyid, R., & Atmaja, T. S. (2019). Pancasila as Ideology and
Characteristics Civic Education in Indonesia. International Journal for Educational and
Vocational Studies, 1(5), 400-405.

JUNIAR, F. ESENSI DAN URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK MASA DEPAN.

Anda mungkin juga menyukai