Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU KEWARGANEGARAAN

NAMA : MUHAMMAD FALAQ AL JAMIL

NIM : 41515310029

TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2015/2016
ABSTRAKSI

PANCASILA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA


Dasar Negara Republik Indonesia adalah Pancasila yang terdapat pada
pembukaan undang-undang dasar 1945. Pancasila adalah ideologi dasar bagi
negara Indonesia, Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta: panca berarti
lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-
4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Mendasarkan pada perspektif teori fungsionalisme structural,Sebuah Negara
bangsa yang majemuk seperti Indonesia membutuhkan nilai bersama yang
dapat dijadikan nilai perangkat intergrasi,titik temu,jati diri bangsa dan sekaligus
nilaiyang dianggap baik untuk diwujudkan. Nilai bersama ini tidak hanya
diterima tetapi juga dihayati.

LATRA BELAKANG
Pendidikan kewarganegaraan menduduki peran penting dalam
kehidupan suatu bangsa. Seturut dengan pandangan bahwa Pendidikan
kewarganegaraan mengajarkan tentang prinsip-prinsip politik umum seperti
keadilan ,toleransi dan civilitas, maka pendidikan kewarganegaraan juga
menyajikan pondasi dan kesatuan nasional.
Seperti halnya pancasila menjadikan pedoman atau landasan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dan merupakan sebuah tujuan atau cita
cita dari penyelengaraan pendidikan kewarganegaraan Indonesia, pada
hakekatnya merupakan bentuk pengimplementasian pancasila melaui jalur
pendidikan.
Namun dalam prakteknya menemui sejumlah persoalan, pasang surutnya
pendidikan pancasila dalam pendidikan kewarganegaraan sehingga ketika
diaplikasikan pada kehidupan menjadi tidak sesuai dengan nilai nilai pancasila
itu sendiri sehingga selalu bertolak belaka dikarenakan kurang pemahaman
akan pancasila itu sendiri. Merujuk dari pernyataan diatas maka pendidikan
kewarganegaraan merupakan suatu cermin atas nila - nilai kesepakatan
bangsa sekaligus menjadi cita cita kehidupan. Untuk bangsa Indonesia
pancasila diterima sebagai kesepakatan bangsa, disamping undang undang
19945, Bhineka Tunggal Ika dan Neragara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila ditetapkan sebagai dasar Negara.
Rakyat Indonesia membangun bangsa dan negara dengan kekuatan
kepribadian sendiri, perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi dipandang
sebagai upaya bangsa untuk mengembangkan kepribadiannya melalui
penyesuaian dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat modern. Bangsa
dan negara Indonesia berani menyongsong dan memandang pergaulan
dunia. Kini, mau tak mau dan suka tak suka, bangsa Indonesia harus hidup dan
berada di antara pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi, harus diingat bahwa
bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup di
tengah-tengah pergaulan dunia. Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-
akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar
baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang
datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa
yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat
saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang
mengarah kepada faham liberalisme.
Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila sebagai pandangan
hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai
nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai
Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya
tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di
dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan
mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan
pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang
setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut.

RUMUSAN MASALAH
Implementasi nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pelaksanaan nilai Pancasila lebih penting
ketimbang pembahasan-pembahasan secara teori.Saat ini yang diperlukan
adalah bagaimana melaksanakan Pancasila. Pembahasan memang
diperlukan tapi orientasinya tetap pada pelaksanaan. Sebab pembahasan
tanpa pelaksanaan sama saja menjadikan masyarakat Indonesia Tuna
Pancasila
Sila kelima ini juga menjadi sebuah pernyataan bahwa Pancasila
memang untuk semua. Bukan hanya bagi daerah, suku, dan kelompok tertentu
tapi bagi seluruh rakyat Indonesia,Dikatakannya, Pancasila digali dari bumi
pertiwi Indonesia. Para pemimpin Negara ini telah menyatakan kembali bahwa
Pancasila adalah faktor pengikat untuk Bangsa Indonesia. Jadi sekarang
tinggal bagaimana melaksanakannya.Pelaksanaan Pancasila ini penting bukan
hanya supaya kita tidak menjadi Tuna Pancasila tapi juga supaya rakyat
Indonesia merasakan manfaat dari Pancasila. Makin dilaksanakan dengan
benar maka manfaat Pancasila makin dirasakan oleh rakyat
Tanpa disadari pula perubahan globalisasi juga memperngaruhi aspek
apek dari nilai pancasial itu sendiri, Sebagai Proses, globalisasi berlangsung
melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan
waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi
dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang
kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan dan lain- lain. Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-
batasan antar negara seakan memudar karena terjadinya berbagai
perkembangan di segala aspek kehidupan,khususnya di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.Dengan terjadinya perkembangan berbagai
aspek kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan
berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan
berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di dunia.
Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampakpositif,
berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat
terasa,baik itu di bidang politik,ekonomi,sosial,budaya,dan teknologi informasi.
Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter
dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari
pada hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari
fenomena globalisasi ini.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan
suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu
pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai
bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya
dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

PENDEKATAN
a. Pendekatan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang mulai jaman kerajaan
Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya penjajah. Bangsa Indonesia
berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka dan
memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat
hidup, di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat karakter bangsa yang berbeda
dengan bangsa lain. Oleh para pendiri bangsa kita (the founding father)
dirumuskan secara sederhana namun mendalam yang meliputi lima prinsip
(sila) dan diberi nama Pancasila.
Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan
hidup yang kuat (nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah
masyarakat internasional.
Hal ini dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar
pada sejarah bangsa. Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara
Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.
Sehingga asal nilainilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa
Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila.
b. Pendekatan Sosiologis
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang
dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukanlah
merupakan hasil konseptual seseorang saja melainkan merupakan suatu hasil
karya bangsa Indonesia sendiri yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki
melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara. Oleh karena itu generasi
penerus terutama kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk
mendalami serta mengkaji karya besar tersebut dalam upaya untuk
melestarikan secara dinamis dalam arti mengembangkan sesuai dengan
tuntutan jaman.
c. Pendekatan Yuridis
Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan
Tinggi diatur dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 39 menyatakan : Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan
wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan.
Demikian juga berdasarkan SK Mendiknas RI, No.232/U/2000, tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa, pasal 10 ayat 1 dijelaskan bahwa kelompok Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi, yang
terdiri atas Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Sebagai pelaksanaan dari SK tersebut, Dirjen
Pendidikan Tinggi mengeluarkan Surat Keputusan No.38/DIKTI/Kep/2002,
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK). Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa kompetensi kelompok mata kuliah MPK
bertujuan menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis,
berpandangan luas sebagai manusia intelektual. Adapun rambu-rambu mata
kuliah MPK Pancasila adalah terdiri atas segi historis, filosofis, ketatanegaraan,
kehidupan berbangsa danbernegara serta etika politik. Pengembangan
tersebut dengan harapan agar mahasiswa mampu mengambil sikap sesuai
dengan hati nuraninya, mengenali masalah hidup terutama kehidupan rakyat,
mengenali perubahan serta mampu memaknai peristiwa sejarah, nilai-nilai
budaya demi persatuan bangsa.

PEMBAHASAN
Dengan menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari - hari
diharapkan untuk menghasilkan Individu dengan sikap dan perilaku :
1. Beriman dan takwa kepada Tuhan YME
2. Berkemanusiaan yang adil dan beradab
3. Mendukung persatuan bangsa
4. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas
kepentingan individu/golongan
5. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan social dalam
masyarakat. Melalui Pendidikan Pancasila warga negara Indonesia diharapkan
mampu memahami, menganalisa dan menjawab masalah-masalah yang
dihadapi oleh masyarakat bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten
dengan cita-cita dan tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945.Pancasila
termasuk Filsafat Pancasila sebagai suatu kajian ilmiah harus memenuhi syarat-
syarat ilmiah, menurut Ir. Poedjowijatno dalam bukunya Tahu dan
Pengetahuan mencatumkan syarat-syarat ilmiah sebagai berikut :
-berobyek
-bermetode
-bersistem
-bersifat universal

1. Berobyek
Dalam filsafat, ilmu pengetahuan dibedakan antara obyek forma dan
obyek materia. Obyek materia Pancasila adalah suatu sudut pandang tertentu
dalam pembahasan Pancasila. Pancasila dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang misalnya : Moral (moral Pancasila), Ekonomi (ekonomi Pancasila), Pers
(Pers Pancasila), Filsafat (filsafat Pancasila), dsb. Obyek Materia Pancasila
adalah suatu obyek yang merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian
Pancasila baik yang bersifat empiris maupun non empiris. Bangsa Indonesia
sebagai kausa materia (asal mula nilai-nilai Pancasila), maka obyek materia
pembahasan Pancasila adalah bangsa Indonesia dengan segala aspek
budaya dalam bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Obyek materia
empiris berupa lembaran sejarah, bukti-bukti sejarah, benda-benda sejarah dan
budaya, Lembaran Negara, naskah-naskah kenegaraan, dsb. Obyek materia
non empiris, non empiris meliputi nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral, nilai-nilai
religius yang tercermin dalam kepribadian, sifat, karakter dan pola-pola
budaya.
2. Bermetode
Metode adalah seperangkat cara/sistem pendekatan dalam rangka
pembahasan Pancasila untuk mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat
obyektif. Metode dalam pembahasan Pancasila sangat tergantung pada
karakteristik obyek forma dan materia Pancasila. Salah satu metode adalah
analitico syntetic yaitu suatu perpaduan metode analisis dan sintesa. Oleh
karena obyek Pancasila banyak berkaitan dengan hasil-hasil budaya dan
obyek sejarah maka sering digunakan metode hermeneutika yaitu suatu
metode untuk menemukan makna dibalik obyek, demikian juga metode
koherensi historis serta metode pemahaman penafsiran dan interpretasi.
Metode-metode tersebut senantiasa didasarkan atas hukum-hukum logika
dalam suatu penarikan kesimpulan.

3. Bersistem
Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan sesuatu yang bulat dan
utuh. Bagian-bagian dari pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu kesatuan
antara bagian-bagian saling berhubungan baik hubungan interelasi (saling
hubungan maupun interdependensi (saling ketergantungan). Pembahasan
Pancasila secara ilmiah harus merupakan suatu kesatuan dan keutuhan
(majemuk tunggal) yaitu ke lima sila baik rumusan, inti dan isi dari sila-sila
Pancasila merupakan kesatuan dan kebulatan.

4. Universal
Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal artinya
kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, keadaan, situasi, kondisi maupun
jumlah. Nilai-nilai Pancasila bersifat universal atau dengan kata lain intisari,
esensi atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila pada hakekatnya
bersifat universal.
Tingkatan Pengetahuan Ilmiah, Tingkat pengetahuan ilmiah dalam
masalah ini bukan berarti tingkatan dalam hal kebenarannya namun lebih
menekankan pada karakteristik pengetahuan masing-masing. Tingkatan
pengetahuan ilmiah sangat ditentukan oleh macam pertanyaan ilmiah sbb :
Deskriptif suatu pertanyaan bagaimana Kausal suatu pertanyaan mengapa
Normatif suatu pertanyaan kemana

KESIMPULAN DAN SARAN


Maka dari itu pengamalan pancasila seharusnya diterapkan sejak dini
sehingga setiap individu sudah mengerti dari maksud dan tujuan pancasila
demi bersatunya bangsa ini. Hampir generasi pemuda tidak tahu akan makna
dari pancasila sehingga dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara tidak
mengacu pada nilai-nilai pancasila, Alangkah baiknya jika masyarakat benar
benar mengimplementasikan pancasila dalam kehidupan sehari - hari
sehingga tercapainya cita-cita bangsa dari pancasila itu sendiri. Sangatlah
tidak heran jika generasi pemuda mulai meninggalkan pancasila karena situasi
dan kondisi saat ini berbeda jauh dengan pertama kalinya pancasila lahir. Dari
pernyataan tersebut seharusnya pendidikan kewarganegaraan tidak hanya
untuk jenjang sekolah maupun kuliah tetapi ketika kerja ataupun berorganisasi
harus mengacu pada pancasila sehingga pancasila benar benar sebagai
dasar Negara.
Salah satu cara untuk menjalankan langkah-langkah kenegaraan yang
sesuai dengan nilai Pancasila, yakni secepat mungkin membuat perubahan
untuk memenuhi kebutuhan rakyat seperti diamanatkan dalam pembukaan
dan batang tubuh UUD 1945. saat ini perubahan yang dilakukan oleh
pemerintah tidak terlalu berjalan dengan optimal. Sehingga dalam
kenyataannya, pelajaran berharga di masa lalu tersebut tidak dijadikan
cambuk untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Kita lihat saja kejadian-kejadian yang masih mengental dalam keseharian
kita. Misalnya, masih saja terjadi konflik yang bernuansa agama, tawuran anak
sekolah, kekerasan, korupsi, kemiskinan. Dari masalah-masalah ini ada kesan
yang dirasakan, tetapi tidak terucap oleh rakyat banyak pada tingkat akar
rumput. Bahwa mereka memang tidak merasakan adanya pancasila.
Nilai Pancasila juga harus menjadi landasan kokoh dalam pembentukan
karakter bangsa. Ia menuturkan, di tengah kehidupan masyarakat yang
pruralistik, baik dari segi agama, kebudayaan, adat istiadat, dan etnis, peranan
Pancasila mempunyai nilai-nilai kultural yang mampu mempersatukan
kemajemukan tersebut.
"Pancasila dalam keseluruhan konteks pembukaan UUD 1945, harus
menjadi rujukan bagi seluruh peraturan perundang-undangan serta kebijakan
eksekutif yang akan diputuskan oleh negara ini. Dalam artian, seluruh
peraturan-peraturan tersebut telah menyimpang dari pembukaan UUD 1945,
maka peraturan itu bersifat batal demi hukum atau dapat dibatalkan.
Selain itu,perlu juga dibentuk lembaga-lembaga kajian Pancasila yang
bertugas mendalami serta menjabarkan visi Pancasila yang mengikuti
perkembangan zaman, serta untuk memecahkan berbagai problem bangsa
saat ini. lembaga tersebut dapat diciptakan sebuah model yang tepat untuk
mengajarkan Pancasila sesuai dengan tingkatan dan kelompok masyarakat.
Jadi, Pancasila adalah harga mati yang harus dilaksanakan oleh seluruh
bangsa Indonesia. Dengan bentuk sosialisasi yang benar, maka dasar pancasila
akan terimplementasi dengan sempurna, sehingga di masa depan nanti
mampu tercipta bangsa yang berkarakter, berintegritas, bermatabat dan
mandiri yang terbentuk dari peradaban yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
----Pancasila sebagai pradigma Pipin Hanapiah, Drs.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/05/pancasila_sbg_paradigma.pdf
----Implementasi pancasila melalui pendidikan kewarganegaraan Winarno
Narmoatmojo. http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/10/Implementasi-
Pancasila.pdf
----Pancasila dalam kehidupan Bangsa Indonesia .
http://www.walibarokah.org/pancasila-dalam-kehidupan-bermasyarakat-
berbangsa-dan-bernegara/
----Masyarakat mulai tuna pancasila .
http://news.okezone.com/read/2011/06/15/337/468675/masyarakat-indonesia-
mulai-tuna-pancasila
---- pancasila sebagai dasar Negara Bab 1.
http://gatot_sby.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17755/BAB+I.pdf
Ahmad Muchji, Drs,H.MM.dkk,Gunadarma,Jakarta,Pendidikan Pancasila,2006.
Darmiyati, Tri. pengaruh globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme .
wikimutoday.com (diakses pada tanggal 5 April 2011)
Ghanni, Abdul. makalah peran pancasila di era globalisasi .
abdulghanni.blogspot.com(diakses pada tanggal 5 April 2011)
Harwis, Apriani Pengaruh Pancasila Terhadap Nilai Sosial Budaya Bangsa di Era
Globalisasi. aprianiharwis.blogspot.com (diakses pada tanggal 5 April 2011)
Jamli, Edison dkk.Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi Akasara Krsna.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara
Berkembang.2005.internet:Public Jurnal

Anda mungkin juga menyukai