MINGGUAN
NIM : E1A02310126
PROJECT KE :1
1) POKOK-POKOK PIKIRAN
Seperti yang kita ketahui Seiring perkembangan zaman di era globalisasi
saat ini, yang dimana perkembangan teknologi informasi yang
berkembang sangat cepat, telah membawa dampak bagi kehidupan
manusia, Yaitu dapat berdampak positif dan negatif, salah satu dampak
positif dari teknologi ini yaitu apabila kita mampu memanfaatkannya
maka dapat meningkatkan taraf hidup.Adapun dampak negatif yang dapat
ditimbulkan oleh teknologi ini yaitu dapat berdampak merugikan seperti
perubahan berbagai aspek kehidupan, termasuk terhadap karakter
generasi muda, seperti yang kita lihat saat ini banyak sekali generasi
muda yang sersikap tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila hal tersebuat
disebabkan karena rendahnya kesadaran pada diri mereka sendiri.
Sehingga generasi muda sangat memerlukan adanya
1. Pendidikan
2. Teori umum Pendidikan
3. iImu Pendidikan
Tujuan dari pendidikan menurut negara kita sudah jelas tercantum dalam
alinea IV pembukaan UUD 1945,yaitu:
Pancasila sebagai dasar negara dapat dikatakan sebagai status pokok yang
memiliki landasan konstitusional dan berimplikasi yuridis. Menurut Darji
Darmodiharjo, pancasila merupaka dasar falsafah negara yang digunakan
untuk mengatur pemerintahan negara, atau dengan kata lain digunakan
untuk penyelenggaraan negara.1
Memilih pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah pilihan yang tepat
bagi bangsa indonesia. Untuk itu, perlu kiranya memahami nilai-nilai
yang tercantum di dalam Pancasila secara baik dan benar.
Landasan historis
Setelah melalui proses sejarah yang panjang, nilai-nilai pancasila itu telah
melalui pematangan sehingga tokoh-tokoh bangsa indonesia akan
mendirikan negara republik indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar
negara. Dalam perjalanan ketatanegaraan indonesia telah terjadi
perubahan dan pergantian UUD, seperti UUD 1945 digantikan
kedudukannya oleh konsitusi RIS, kemudian berubah menjadi UUD
sementara dan kembali lagi ke UUD1945.
Pancasila mendapatkan di pandang yang berbeda-beda pada setiap rezim.
Pada masa orde lama, pancasila ditafsirkan dengan nasionalis,agama,dan
komunis (Nasakom) yang di sebut dengan Tri sila,kemudian diperas lagi
menjadi Eka sila(gotong royong). Pada masa orde baru, pancasila harus
dihayati dan diamalkan dengen berpedoman kepada butir-butir yang telah
ditetapkan oleh MPR melalui Tap.MPR No.II/MPR/1978 tentang P-4.
Namun, penafsiran rezim itu membuat kenyataan dalam masyarakat dan
bangsa berbeda-beda dengan nilai-nilai pancasila yang sesungguhnya.
Oleh sebab itu, timbul lah tuntutan reformasi dalam segala bidang.
Beberapa bangsa dan negara ppasti memiliki suatu pandangan hidup serta
pegangan hidup agar tidak terombang abimbing dalam kancah pergaulan
masyarakat Dunia Internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan
pandangan hidup yang berbeda satu dengan yang lain. Indonesia sendiri
memiliki pandangan hidup yang membedakannya dengan negara liberal
komunis maupun lainnya. Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu azas kultural
yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.
Nilai-nilai kultural yang terpelihara dan sudah ada sejak Indonesia ada
merupakan sumber Ideologi Pancasila. Semua negara didunia ini memiliki
budaya yang membedakannya dengan negara lain. Bagi bangsa Indonesia,
Kebudayaan merupakan warisan sosial yang harus dijaga dan dipelihara.
Upaya menjaga dan memelihara tersebut telah dilakukan oleh para pendiri
negara kita melalui jarya besarnya yakni Pancasila yang setiap silanya
duangjat dari nilai-nilai kultural bangsa indonesia sendiri.
Landasan Yuridis
Landasan Filsofis
Menurut Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies Natalis Universitas
Airlangga Surabaya pada tanggal 10 November 1955 : “Susunan Pancasila
itu adalah suatu kebulatan yang bersifat hierrarchies dan piramidal yang
mengakibatkan adanya hubungan organis di antara 5 sila negara kita”.
Pernyataan dan pendapatnya tersebut kemudian diterima dan dikukuhkan
oleh MPRS dalam Ketetapan No. XX/MPRS/1960 jo. Ketetapan No.
V/MPR/1973. Pernyataan tersebut diperkuat juga oleh Ketetapan MPR
No. XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan
utuh dari kelima silanya. Dikatakan demikian, karena masing-masing sila
dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara sendiri-
sendiri. Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara terpisah dari
sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru tentang
Pancasila.
Dengan demikian, landasan Filsafat Pancasila merupakan harmonisasi
dari nilai-nilai dan norma-norma utuh yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila, yang bertujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya
secara mendasar dan menyeluruh agar menjadi landasan filsafat yang
sesuai dengan keperibadian dan cita-cita Bangsa.
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala
tindakan para penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-
undangan yang berlaku dalam kehidupan bernegara. Oleh karena
itu,dalam menghadapi tantangan kehidupan bangsa memasuki globalisasi,
bangsa indonesia harus tetap memiliki nilai-nilai, yaitu pancasila sebagai
sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai pembangunan
nasional dalam bidang politik, ekonomi, sosialbudaya, dan pertahanan
keamanan.