Anda di halaman 1dari 11

“KONSEP DAN LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Dosen Pengampuh: Kharis Sulaiman Hasri, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 1
Millah Fadilla T (2023050101125)
Aldi Jasa (2023050101113)

PROGRAM STUDI S1 EI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
“KONSEP DAN LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA”
Disusun Oleh:
Millah Fadilla T (2023050101125)
Aldi Jasa (2023050101113)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya manusia membutuhkan Pendidikan, khususnya negara


Indonesia adalah negara yang luas dengan banyak pulau. Meskipun Indonesia memiliki
berbagai suku, tetapi mereka dapat dengan mudah Bersatu jika bermodalkan dengan
dasar-dasar Pancasila sebagai landasan bangsa Indonesia yang lebih maju dan damai.

Maka dari itu Pendidikan sangat dibutuhkan untuk memahami segalanya apa
yang harus dilakukan, apa yang harus ditinggalkan, terutama kita sebagai mahasiswa
perlu memahami dan menghayati makna dari ideologi bangsa. Artinya Pendidikan
Pancasila diharapkan menjadi ruh dalam membentuk jati diri mahasiswa untuk
mengembangkan kualitas profesionalitasnya dalam Pendidikan dibidangnya masing-
masing.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep Pendidikan Pancasila?


2. Apa landasan Pendidikan Pancasila?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Pancasila

Pendidikan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Pendidikan
2. Teori umum Pendidikan
3. Ilmu Pendidikan
Yang pertama memiliki arti yang merujuk pada Pendidikan yang dilakukan
Masyarakat umumnya. Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak manusia ada
dipermukaan bumi. Pada zaman dahulu, Sebagian manusia memperlakukan anak-
anaknya secara naluri, merupakan ciri bawaan bagi kelangsungan hidup generasi
mendatang.
Tujuan dari Pendidikan negara kita didefinisikan dengan jelas pada Alinea
keempat pembukaan UUD 1945 berbunyi:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Sedangkan Pancasila sering dimaknai sebagai dasar negara. Dalam kalimat


“Pancasila sebagai Dasar Negara” sebenarnya tidak menjelaskan apa itu Pancasila
tetapi status, kedudukan, termasuk fungsi dari Pancasila di kehidupan negara
Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara dapat dikatakan sebagai status pokok
yang memiliki landasan konstitusional dan berimplikasi yuridis. Menurut Darji
Darmodiharjo, Pancasila merupakan falsafah dasar negara untuk mengatur
pemerintah negara, atau dengan kata lain digunakan untuk penyelenggaraan
negara.1

1
Dr, Winarno, M.Si, dkk, Pancasila dan UUD NRI 1945, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014) hlm 1.
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa sudah terwujud dalam kehidupan bermasyarakat
sejak sebelum Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dalam satu sistem nilai.
Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara ini mempunyai beberapa nilai
yang dipegang teguh oleh masyarakatnya, sebagai contoh:
1. Percaya Kepada Tuhan dan Toleran,
2. Gotong royong,
3. Musyawarah,
4. Solidaritas atau kesetiakawanan sosial, dan sebagainya
Munculnya permasalahan yang melanda Indonesia menunjukkan bahwa
hal ini sudah terjadi terkikisnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, perlu adanya
pemaparan terhadap permasalahan tanah air tercintah. Hal ini menunjukkan
pentingnya mata kuliah Pendidikan Pancasila memperhatikan permasalahan
tersebut, Pendidikan Pancasila telah diajar disemua jenjang Pendidikan,
terutama di perguruan tinggi.urgensi Pendidikan Pancasila diperguruan tinggi,
agar mahasiswa tidak dirugikan akar budayanya sendiri sehinnga mahasiswa
mempunyai pedoman atau perinsip yang membimbing pemikiran dan Tindakan
berbasis nilai kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Selain itu, urgensi Pendidikan Pancasila terletak pada kemampuannya untuk
menjadikan semangat kebangsaan mahasiswa sebagai motivasi utama
(leitmotive) dan Bintang penunjuk jalan (leitstar) (Abdulgani, 1979:14).
Urgensi pendidikan Pancasila bagi mahasiswa sebagai calon pemegang tongkat
estafet kepemimpinan bangsa untuk berbagai bidang dan tingkatan, yaitu agar
tidak terpengaruh oleh paham-paham asing yang negatif. Dengan demikian,
urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi dengan meminjam istilah
Branson (1998), yaitu sebagai pembentuk civic disposition yang dapat menjadi
landasan untuk pengembangan civic knowledge dan civic skills mahasiswa.2
Pendidikan Pancasila merupakan Upaya sadar dan terencana untuk
mencapai suasana belajar dan proses pembelajaran membuat mahasiswa tetap
aktif dalam mengembangkan potensi pengetahuan, kepribadian dan

2
Paristiyanti Nurwadani, dkk. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016) hlm 13 dan 20.
kemampuannya memperoleh pengetahuan profesional sesuai dengan rencana
studi masing-masing. Dengan cara ini, mahasiswa mampu memberikan
kontribusi yang konstruktif kepada Masyarakat, bangsa dan negara, dengan
mengacu pada nilai-nilai Pancasila.

B. Landasan Pokok Pendidikan Pancasila


Pancasila merupakan dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, Masyarakat Indonesia harus konsisten menerapkannya
ke dalam seleruh aspek kehidupan, yaitu Masyarakat, bangsa dan negara. Secara
filosofis dan obyektif, rakyat Indonesia menerapkan nilai-nilai Pancasila sebelum
berdirinya negara Indonesia yaitu, sebagai bangsa yang berketuhanan,
berkemanusiaan, Bersatu dan bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah hidup
dengan bijaksana dan menegakkan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembukaan UUD 1945, khususnya Alinea ke IV memjadi dasar pertama untuk
mempelajari Pancasila sebagai dasar negara tersebut. Berdasarkan pokok pikiran
IV menegaskan adanya kewajiban bagi pemerintah dan penyelenggara negara agar
memelihara budi pekerti yang luhur. Hal ini berarti seluruh Masyarakat Indonesia
berbudi luhur sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Peraturan pemerintah no 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi pasal 13 ayat
(2) menegaskan bahwa kurikulum yang berlaku secara nasional diatur oleh menteri
pendidikan dan kebudayaan yang secara lebih terperinci pendidikan pancasila
diatur dalam surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan tinggi. SK Dirjen Dikti
No38/Dikti/kep/2002 yang isinya bahwa pendidikan pancasila merupakan. Salah
satu komponen dari mata kuliah pengembangan kepribadian yang wajib diikuti oleh
aeluruh mahasiswa di perguruan tinggi.3

Untuk memahami Pancasila, anda harus memahami terlebih dahulu landasan utama
Pendidikan Pancasila di perguruaan tinggi yaitu:

3
Drs. Ali Amran, S.H.,M.H. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2016) hlm 24-27.
1. Landasan historis
Suatu bangsa memiliki ideologi dan pandangam hidupnya sendiri yang
diambil dari nila-nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu
sendiri.pancasila digali dari bangsa indonesia sendiri yang telah tumbuh dan
berkembang semenjak lahirnya bangsa indonesia.yang dapat dipersamakan
dengan lahirnya bangsa indonesia yang memiliki wilayah seperti indonesia
merdeka saat ini yaitu kerajaan sriwijaya dan majapahit. Pada masa itu, nilai-
nilai ketuhanan,seperti kepercayaan kepada tuhan telah berkembang dan sikap
toleransi juga telah lahir,begitu pula nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
dan sila-sila yang lainnya.
Setelah melalui proses sejarah yang panjang, nilai-nilai pancasila itu
telah melalui pematangan sehingga tokoh-tokoh bangsa indonesia akan
mendirikan negara republik indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar
negara. Dalam perjalanan ketatanegaraan indonesia telah terjadi perubahan dan
pergantian UUD, seperti UUD 1945 digantikan kedudukannya oleh konsitusi
RIS, kemudian berubah menjadi UUD sementara dan kembali lagi ke
UUD1945.
Pancasila mendapatkan di pandang yang berbeda-beda pada setiap
rezim. Pada masa orde lama, pancasila ditafsirkan dengan nasionalis,agama,dan
komunis (Nasakom) yang di sebut dengan Tri sila,kemudian diperas lagi
menjadi Eka sila(gotong royong). Pada masa orde baru, pancasila harus dihayati
dan diamalkan dengen berpedoman kepada butir-butir yang telah ditetapkan
oleh MPR melalui Tap.MPR No.II/MPR/1978 tentang P-4. Namun, penafsiran
rezim itu membuat kenyataan dalam masyarakat dan bangsa berbeda-beda
dengan nilai-nilai pancasila yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, timbul lah
tuntutan reformasi dalam segala bidang.
Dalam kenyataan ini, MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Penegasan
pancasila sebagai dasar negara,yang mengandung makna ideologi Nasional
sebagai cita-cita dan tujuan negara.4

4
Drs. Ali Amran, S.H.,M.H. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2016) hlm 27-28.
2. Landasan Kultural (Budaya)
Beberapa bangsa dan negara ppasti memiliki suatu pandangan hidup
serta pegangan hidup agar tidak terombang abimbing dalam kancah pergaulan
masyarakat Dunia Internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan
pandangan hidup yang berbeda satu dengan yang lain. Indonesia sendiri
memiliki pandangan hidup yang membedakannya dengan negara liberal
komunis maupun lainnya. Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu azas kultural yang dimiliki
dan melekat pada bangsa itu sendiri.
Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-
sila pancasila bukan hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang saja,
melainkan meruiakan suatu hasil karya besar bangsa indonesia melalui suatu
refleksi filosofis dari para pendiro negara seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta,
Soepomo, serta para tokoh pendiri lainnya. Satu-satunya karua besar bangsa
indonesia yang sejajar dengan karya besar lain didunia ini adalah hasil penikiran
tentang bangsa dan negara yang mendasarkan pandangan hidup pada suatu
prinsip nilai yang tertuang dalam sila-sila pancasila.

3. Landasan Yuridis
Dituangaknnya pancasila kedalam pembujaan UUD 1945, maka
mengisyaratkan bahwa secara yuridis konstitusional Pancasila telah menjadi
Dasar Negara Republik Indonesia. Untuk memudahkan warga negara dalam
memahami pancasila, maka dilaksanakanlah Pendidikan Pancasila, khususnya
di perguruan tinggi.
Landasan Yuridis perkuliahan pendidikan pancasila dari perguruan
tinggi secara gamblang tertuang dalam UU no. 2 tahun 1989 tentang sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 29 UU ini telah menetapkan bahwa udi kurikulum
stiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib mmuat Pendidikan Pancasila.

Pada dasarnya, landasan yuridis pendidikan pancasila juga terdapat


dalam beberapa ketentuan yang pernah berlaku di Indonesia, antara lain:
a. Pembukaan UUD NRI 1945, dalam alenia IV pembukaan UUD 1945 telah
disebutkan tentang dasar negara republik indonesia yakni Pancasila.
b. Pasal 31 UUD NRI 1945 tentang Pendidijan dam Kebudayaan , yang memuat:
(1). Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. (2). Setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3). Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional ysng meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dslam
rangka mencerdakan kehidupan bangsa yang diatur dengan UU.
c. TAP MPRS No. XXVIII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidikan dan
Kebudayaan.
d. Peraturan pemerintah RI Nomor. 19 tahun 2005 tetntang standar Nasional
Pendidikan. Pasal 9 ayat 2 “Kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi wajib
memuat mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris.
e. UU No. 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi yang mewajibkan kurikulum
pendidikan tinggi memuat mata kulia Pendidikan Pancasila.
f. Kepmendiknas No. 045 U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, “
Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan
merupaka kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian yang wajib
diberikan dalam kurikulum setiap program studi atau kelompok program studi”.

4. Landasan Filosofis
Pancasila dikenal sebagai filosofi Negara Indonesia. Nilai-nilai yang
tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan filosofis yang
dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma,
nilainilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan
paling sesuai sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies Natalis
Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 10 November 1955 : “Susunan
Pancasila itu adalah suatu kebulatan yang bersifat hierrarchies dan piramidal
yang mengakibatkan adanya hubungan organis di antara 5 sila negara kita”.
Pernyataan dan pendapatnya tersebut kemudian diterima dan dikukuhkan oleh
MPRS dalam Ketetapan No. XX/MPRS/1960 jo. Ketetapan No. V/MPR/1973.
Pernyataan tersebut diperkuat juga oleh Ketetapan MPR No. XI/MPR/1978,
Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya.
Dikatakan demikian, karena masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat
dipahami dan diberi arti secara sendiri-sendiri. Memahami atau memberi arti
setiap sila-sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan
pengertian yang keliru tentang Pancasila.
Dengan demikian, landasan Filsafat Pancasila merupakan harmonisasi
dari nilai-nilai dan norma-norma utuh yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila, yang bertujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya
secara mendasar dan menyeluruh agar menjadi landasan filsafat yang sesuai
dengan keperibadian dan cita-cita Bangsa.
Adapun bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai berikut :
a. Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran
mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa
(kebenaran religius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan
manusia.
b. Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak
sekedar mencari kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi
hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut dipergunakan
sebagai pedoman hidup seharihari (way of life / weltanschaung) agar
mencapai kebahagiaan lahir dan bathin, dunia maupun akhirat (Pancasilais).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan Pancasila adalah untuk mengembangkan kepribadian yang


berkarakter, mandiri, dan berdaya saing tinggi, serta memiliki pemahaman yang
mendalam dan pengamalan yang tulus terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia, Tujuan diharapkan dapat membangun kesadaran dan kepedulian
warga negara terhadap kepentingan bangsa dan negara serta menjaga keutuhan dan
keberlangsungan bangsa Indonesia sebagai negara yang plural, demokratis, dan
berkeadilan.

Pendidikan Pancasila di Indonesia tidak hanya ditekankan pada aspek teoritis,


tetapi juga pada aspek praktis dalam kehidupan sehari-hari, sehingga setiap warga
negara dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai individu
dan anggota masyarakat. Dengan demikian, tujuan pendidikan Pancasila adalah untuk
membentuk manusia Indonesia yang berakhlak mulia, berbudaya, berdisiplin, dan
memiliki rasa tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.
DAFTAR PUSTAKA

Winarno, dkk. 2014. Pancasila dan UUD NRI 1945, Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Amran, Ali. 2016. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi, Jakarta: PT RAJAGRAFINDO


PERSADA.
Nurwadani, Paristiyanti, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Pidarta, Made. 2013. Landasan Pancasila, Jakarta: Rineka Cipta.

Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan, Yogyakarta: Teras.

Syarbaini, Syahrial. 2009. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai