Pendidikan Pancasila
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan Pancasila Secara etimologi istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta
yang memiliki arti Panca artinya lima Syila artinya batu sendi, alas/dasar Syiila artinya
peraturan tingkah laku yang baik Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia
yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 and tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun. II No. 7
tanggal 15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.
Jadi pendidikan pancasila sendiri merupakan sekumpulan materi didikan dan
pengenalan akan pancasila sebagai dasar negara, dan untuk menanamkan ideologi pancasila
itu sendiri kepada anak didik.
Perlunya melakukan kajian ulang terhadap prinsip – prinsip dan tujuan pendidikan di Indonesia.
UUD 1945 : 27( WNI wajib membela Negara)
Hasil penelitian menunjukkan gambaran yang beragam tentang prakte operasionalisasi pendidikan
di berbagai Negara.
Pendidikan kewarganegaraan di Australia meliputi 3 mapel yaitu Sosiologi, Geografi, dan Sejarah.
Di hongkong pendidikan kewraganegaraan merupakan mata pelajaran pilihan melalui pelajaran
eksra kurikuler, papan display, dan diskusi – diskusi tingkat sekolahan.
Di Jepang pendidikan Kewarganegaraan diberikan melalui pendidikan moral, agama, serta ilmu
social, ketiga maple tersebut merupakan mapel wajib.
Di Taiwan mapel wajibnya yaitu ; sejarah, politik, bidang studi ekonomi, sosiologi,
kewarganegaraan.
Di Indonesia menggunakan separate approach ( berdiri sendiri ) melalui mapel khusus yaitu ; Pkn,
Mata kuliah dasar khusus untuk Perguruan Tinggi ( Pancasila dan kewiraan, penataran P4 ). Mata
kuliah tersebut gagal karena terlalu normative, materi cenderung militeristik, dan pendidikan tak
demokratis.
Beberapa kegagalan di atas memberikan gambaran bahwa perubahan paradigm dalam civic
education yang dikembangkan di lembaga pendidikanPerubahan dalam paradigm materi
diarahkan secara sistematis pada pengembangan wacana demokrasi yang berkembang,
sednagkan perubahan paradigm metodologis di arahkan untuk mengembangkan daya nalar anak
didik secara kritis dalam kelas – kelas yang partisipatif sehingga mereka benar benar dapat
mengalami demokrasi dalam pembelajaran mereka.
Latar belakang di atas member pengertian akan pentingnya civic education di Indonesia atas
pertimbangan lemahnya nilai – nilai good citizen pada masyarakat yang sedang mengalami
transformasi dan nilai – nilai otoritarianisme ke nilai nilai demokrasi.
Dengan demikian perlu civic education sebagai salah satu jalan terbaik mengubah mentalitas
masyarakat Indonesia agar menjadi warga Negara yang partisipatif di negerinya sendiri.
Sala satu peluang dalam mengembangkan civic education di Indonesia adalah melalui lembaga
perguruan tinggi,Perguruan tinggi memiliki akses yang kuat dengan masyarakat, akrena
kepercayaan masyarakat bahwa perguruan tinggi merupakan wadah bagi pengembangan ilmu
pengetahuan yang di aplikasikan melalui Tri Dharama Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.Di samping itu perguruan tinggi juga memiliki
aksesa yang kuat untuk melibatkan elemen – elemen bangsa yang lain, seperti LSM.Semangat
dan jiwa yang tertuang dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 (antara lain pasal 30),
serta pengalaman perjuangan bangsa Indonesia untuk menjamin tetap tegaknya NKRI selama
lebih dari setengah abad telah menumbuhkan tekad dan keyakinan bangsa Indonesia serta
merupakan suatu hal yang tak terelakan, bahwa kelangsungan hidup bangsa dan Negara
Indonesia.
Semangat demikian inilah yang tersirat dalam pasal 30 UUD 1945 yang menegaskan bahwa “
Tiap-tiap warganegara Indonesia berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara”.
Rumusan pasal 30 UUD 1945 ini mengandung makna adanya semangat semangat
“demakratisasi” dalam penyelenggaraan pembelaan Negara.
2.Landasan Kultural
Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta pegangan hidup
agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulan masyarakat internasional.
Pandangan hidup bagi suatu bangsa adalah bangsa yang tidak memiliki
kepribadian dan jati diri, sehingga bangsa itu mudah terombang-ambing dari
pergaulan, dari pengaruh yang berkembang di luar.
Kemudian Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia
merupakan pencerminan nilai-nilai yang telah lama tumbuh dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Sebagai hasil pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia
4
yang digali dari budaya bangsa sendiri, Pancasila tidak mengandung nilai-nilai
yang kaku dan tertutup. Pancasila mengandung nilai-nilai yang terbuka bagi
masuknya nilai-nilai baru yang positif. Dengan demikian generasi penerus bangsa
dapat memperkaya nilai-nilai pancasila dengan perkembangan zaman. Sehingga
dari pemikiran tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Pancasila memiliki landasan
cultural yang kuat bagi bangsa Indonesia.
3.Landasan Yuridis
Landasan yuridis pendidikan Pancasila dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Dalam peraturan pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan tinggi pasal 13
(ayat 2) ditetapkan bahwa kurikulum yang berlaku secara nasional diatur oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Perkuliahan Pendidikan Pancasila diatur
dalam Surat Keputusan Dirjen Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan Nasional
No. 467/DIKTI/1999, yang merupakan penyempurnaan Keputusan Dirjen Dikti
No. 356/DIKTI/1995.
Dalam SK Dirjen Dikti No. 467/DIKTI/1999 dijelaskan antara lain, (pasal 3)
bahwa Pendidikan Pancasila dirancang untuk memberikan pengertian kepada
mahasiswa tentang Pancasila sebagai filsafat/tata nilai bangsa, sebagai Dasar
Negara dan Ideologi Nasional dengan segala implikasinya. Sebelum dikeluarkan
PP No. 60 tahun 1999, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 30
tahun 1990 menetapkan status Pendidikan Pancasila dalam kurikulum Pendidikan
Tinggi, sebagai mana kuliah wajib untuk setiap program studi dan bersifat
nasional. Silabus Pendidikan Pancasila semenjak tahun 1983 sampai tahun 1999,
banyak mengalami perubahan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang
berlaku dalam masyarakat, bangsa dan Negara yang berlangsung serta sangat pesat
disertai dengan pola kehidupan masyarakat.
Selanjutnya Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, didasarkan pada SK
Dirjen Dikti Depdiknas No. 265/DIKTI/KEP/2000 tentang penyempurnaan
Kurikulum Inti Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Pancasila
pada Perguruan Tinggi di Indonesia, yang kemudian diganti oleh SK Dirjen Dikti
Depdiknas No. 38/DIKTI/KEP/2002 tanggal 18 Juli 2002 tentang rambu-rambu
Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, yang
merupakan penjabaran dari SK Mendiknas No. 232 N/2000 dan ditopang oleh SK
Mendiknas No. 045 N/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi.
4.Landasan Filosofis
Notonagaro menyatakan bahwa Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai
kebenaran ilmiah, filosofis dan religious.Kebenaran Pancasila secara filosofis
karena nilai-nilai Pancasila bersumber dari kodrat manusia. Nilai ketuhanan
bersumber dari kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan dan makhluk
pribadi. Sedangkan nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, (demokrasi) dan
keadilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap manusia.
Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan filosofis
bangsa Indonesia, oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk
secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek penyelenggaraan negara
yang harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila. Dalam menghadapi tantangan
kehidupan bangsa memasuki globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap memiliki
nilai-nilai yaitu Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan
yang menjiwai pembangunan nasional. Kurangnya keteladanan dari penyelenggara
negara dalam bidang moral, juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
pendidikan kurang berhasil membentuk generasi muda menjadi pribadi yang
mulia.
Secara filosofis dan objektif, nilai-nilai yang dituang dalam sila-sila
Pancasila merupakan filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara
Republik Indonesia. Menurut pendirinya negara Indonesia, dimana bangsa
Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan, bangsa berkemanusiaan yang adil dan
beradab, dan bangsa yang selalu berusaha mempertahankan persatuan bagi seluruh
rakyat untuk mewujudkan keadilan. Oleh karena itu sudah merupakan kewajiban
moral untuk merealisasikan nilai-nilai tersebut dalam segala bidang kehidupan
berbangsa dan bernegara.
BAB III
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Jadi pendidikan pancasila sendiri merupakan sekumpulan materi didikan dan
pengenalan akan pancasila sebagai dasar negara, dan untuk menanamkan ideologi pancasila
itu sendiri kepada anak didik.
Sedangkan Landasan Pendidikan Pancasila Memiliki 4 Landasan Yaitu ; Landasan
Historis,Landasan Kulturan,Landasan Yuridis, Dan Landasan Filososi.
Tujuan kita mempelajari Pendidikan Pancasila untuk membangkitkan “daya kritis”
mahasiswa atau dosen dalam rangka untuk mencapai kebenaran dan kebaikan yang terdalam.
Pancasila sebangai pandagan hidup bagi bangsa indonesia sangat penting karena dengan
menerapkan nilai – nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka tata kehidupan
yang harmonis diantara masyarakat Indonesia dapat terwujud.
Sedangkan Pancasila sebangai Dasar negara dikarenakan mempunyai nilai–nilai luhur
yang terkandung dalam pancasila memiliki sifat obyektif- subyektif.Sifat subyektif
maksudnya pancasila merupakan hasil perenungan dan pemikiran bangsa Indonesia,
sedangkan bersifat obyektif artinya nilai pancasila sesuai dengan kenyataan dan bersifat
universal yang diterima oleh bangsa-bangsa beradab
DAFTAR PUSTAKA
http://putrybulan17.blogspot.com/2013/03/latar-belakang-dan-tujuan-pendidikan.html
10:32 PM 9/14/13
http://yellowchutaphea.wordpress.com/2013/02/05/latar-belakang-pendidikan-pancasila-di-
perguruan-tinggi/
10:40 Pm 9/14/13
http://galihdanratna.wordpress.com/2010/12/30/latar-belakang-dan-sejarah-pendidikan-
kewarganegaraan-di-perguruan-tinggi-indonesia-pegertian-pkn-visi-dan-misi-pkn-urgensi-
kompetensi-yang-di-harapkan-garis-besar-bahan-perkuliahan/
10:45 pm 9/14/13
http://devalove.wordpress.com/2010/02/08/latar-belakangmaksud-dan-tujuan-
pendidikan-kewarnegaraan/
10:48 pm 9/14/13
http://saepudinonline.wordpress.com/2010/07/02/pengertian-bangsa-dan-negara/
10:53 pm 19/14/13
http://gracellya.wordpress.com/2012/03/12/latar-belakang-maksud-dan-tujuan-pendidikan-
kewarganegaraan-2/
10:56 pm 9/14/13
Ismaun. (1977). Tinjauan Pancasila Dasar Filsafat Negara RI. Bandung: Edisi ke
IV Karya Remaja.
Kaelan. (2002). Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia. Yogyakarta: Paradigma.
Notonagoro. (1971). Pancasila Dasar Falsafah Negara Republik
Indonesia. Jakarta: Pantjuran Tujuh.
Poespowardoyo, S. (1989). Filsafat Pancasila. Jakarta: Gramedia.
Sogito. (2000). Pancasila Aspek Historis. Semarang.
TIM. (2010). Pendidikan Pancasila. Tondano: Universitas Negeri Manado.
http://dc313.4shared.com/doc/Nsxpis4z/preview.html
10:59 PM 9/14/2013
http://sandyinferno.blogspot.com/2012/03/perlunya-pendidikan-kewarganegaraan-di.html
11:01 PM 9/14/13
http://landasanpancasila.blogspot.com/ 11:04 pm 9/14/13
http://toha-yahya.blogspot.com/2012/08/fugsi-pancasila-sebagai-tujuan-dan-cita.html
11:08 pm 9/14/13
http://praingfamily.wordpress.com/artikel/budaya/tujuan-pancasila-sebagai-ideologi-negara/
11:10pm 9/14/13
http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/view/5487
11:14 pm 9/14/13
http://tisna-dj.blogspot.com/2013/01/pancasila-sebagai-pandangan-hidup.html
11:20 pm 9/14/13
http://citadastmikpringsewu.wordpress.com/mata-kuliah/pancasila/pengertian-pancasila-
secara-etimologis-historis-terminologis-hakikat-pancasila/
11:22 pm 9/14/13