A. Landasan Pancasila
Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan
sejarah kemerdekaan bangsa indonesia telah mengalami persepsi dan interpretasi sesuai
dengan kepentingan rezim yang berkuasa.Pancasila telah digunakan sebagai alat untuk
memaksa rakyat setia kepada pemerintah yang berkuasa dengan menempatkan pancasila
sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, barbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagaimana yang dimaksut dalam pembukaan UUD 1945 adalah dasar Negara
dari Negara Kesatupan Republik Indonesia harus dipelajari dan dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan bernegara.Sehubungan dengan itu agar tidak terjadi kesalahan
interpertasi tehadap pancasila maka di dalam mempelajari pancasila ada baiknya telebih
dahulu dimulai dari landasan dan tujuan pendidikan pancasilaLandasan pendidikan
pancasila meliputi,yaitu : (1) Landasan Historis, (2) Landasan Kultural, (3) Landasan
Yuridis, (4) Landasan Filosofis.
1.Landasan Historis
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup berasal dari bangsa Indonesia
sendiri yang telah tumbuh dan berkembang semenjak lahirnya bangsa indonesia,bahkan
nilai-nilai tersebut tumbuh dan berkembang jauh-jauh sebelum Negara Indonesia
2.Landasan Kultural
Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan pencerminan
nilai-nilai yang telah lama tumbuh dalam kehidupan bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang
dirumuskan dalam pancasila bukanlah pemikiran satu orang,seperti halnya ideologi komunis
yang merupakan pemikiran dari Karl Marx,melainkan pemikiran konseptual dari tokoh-
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
2
tokoh bangsa indonesia, seperti Soekarno, Drs.Mohammad Hatta, Mr.Muhammad Yamin,
Prof.Mr.Dr.Supomo, dan tokoh-tokoh lainnya.
Sebagai hasil pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang digali dari budaya
bangsa sendiri,pancasila tidak mengandung nilai-nilai yang kaku dan tertutup. Pancasila
mengandung nilai-nilai yang terbuka maksutnya nilai-nilai yang baru yang positif,bail yang
datang dari dalam Negeri sendiri maupun yang datang dari luar Negeri. Dengan demikian,
generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai pancasila sesuai dengan
perkembangan zaman.
3.Landasan Yuridis
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan
bahwa penyelenggaraan pendidikan nasional harus pula berlandaskan kepada falsafah
pancasila. Hal ini mengandung arti bahwa nilai0nilai pancasila harus disebar luaskan untuk
diketahui oleh bangsa Indonesia. Melalui pembelajaran pendidikan pancasila maka nilai-
nilai dan hakekat isi kandungan pancasila semakin mantap diketahui dan dihayati dan
diimplementasikan.
Keptusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No.30 tahun 1999 menetapkan status
pendidikan pancasila dalam kurikulum pendididkan tinggi yaitu sebagai mata kuliah wajib
untuk setiap program studi dan sifatnya nasional. Perubahan silabus pendidikan
pancasila adalah dengan keluarnya keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi,Nomor :
265/Dikti/Kep/2000 tentang penyempurnaan kurikulum Inti mata kuliah pengembangan
kepribadian Pendidikan Pancasila pada perguruan tinggi di indonesia. Dalam keputusan ini
dinyatakan bahwa mata kuliah pendidikan pancasila yang mencangkup unsur filsafat
pancasila merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok mata
kuliah pengembangan kepribadian (MKPK) dalam susunan inti perguruan tinggi di
indonesia. Mata kuliah pendidikan pancasila adalah mata kuliah wajib untuk diambil oleh
setiap mahasiswa diperguruan tinggi untuk program Diploma/Politeknik dan program
sarjana. Pendidikan pancasila dirancang dengan maksut untuk memberikan pengertian
kepada mahasiswa tentang pancasila sebagai filsafat/tata nilai bangsa,dasar negara,dan
ideology nasional dengan segala implikasinya.
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Mendiknas No.232/U/2000 tentang pedoman
penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi,dan penilai hasil belajar mahasiswa telah
dititipkan bahwa Pendidikan Agama,Pendidikan Pancasila Dan Pendidikan
4.Landasan Filosofi
Secara filosofis dan obyektif,nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila pancasila
merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara Republik Indonesia.
Sebelum berdirinya Negara Indonesia,bangsa Indonesia adalah bangsa yang
berketuhanan,bangsa yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,dan bangsa yang selalu
berusaha mempertahankan persatuan bagi seluruh rakyat untuk mewujudkan keadilan. Oleh
kerena itu,sudah nerupakan kewajiban moral untuk merealisasikan nilai-nilai tersebut dalam
segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara harus menjadi sumber dan tujuan bagi segala
tindakan para penyelenggara Negara,menjadi jiwa perundang-undangan yang berlaku dalam
kehidupan bernegara. Oleh karena itu,dalam menghadapi tantangan kehidupan bangsa dan
memasuki globalisasi,bangsa Indonesia harus tetap memiliki nilai-nilai,yaitu Pancasila
sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional
dalam bidang politik ,ekonomi,social budaya,dan pertahanan keamanan.
B.Tujuan Pendidikan Pancasila
1. Berobjek
Syarat pertama bagi suatu pengetahuan yang memenuhi syarat ilmiah adalah bahwa
semua ilmu pengetahuan itu harus memiliki objek. Olek karena itu,pembahasan pancasila
secara ilmiah harus memiliki obyek,yang didalam filsafat ilmu pengetahuan dibedakan atas
dua macam yaitu,obyek forma dan obyek materia.Yang dimaksut “obyek forma” pancasila
1. Kerajaan Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400M, dengan ditemukannya prasasti
yang berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa raja
Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman ketrurunan dari Kudungga. Raja
Mulawarman menurut prasasti tersebut mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada
para Brahmana, dan para Brahmana membangun yupa itu sebagai tanda terimakasih raja
yang dermawan (Bambang Sumadio, dkk.,1977 : 33-32). Masyarakat kutai yang membuka
zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial politik dan
ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana.
Dalam zaman kuno (400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai
integrasi dengan wilayah yang meliputi hampir separoh Indonesia dan seluruh wilayah
Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit yang berpusat di
Jawa.
2. Kerajaan Sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin bahwa berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa
Indonesia. Negara kebangsaaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu : pertama,
zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400), yang bercirikan kedatuan. Kedua,
negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan, kedua tahap
Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya
pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang di bantu oleh
Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah
kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung Melayu (Malaysia
sekarang) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara.
Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam
satu kerajaan. Empu Prapanca menulis Negarakertagama. Dalam kitab tersebut telah telah
terdapat istilah “Pancasila”. Empu tantular mengarang buku Sutasoma, dan didalam buku
itulah kita jumpai seloka persatuan nasional, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”, yang bunyi
lengkapnya “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”, artinya walaupun berbeda ,
namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki tuhan yang berbeda.
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gaja Mada dalam sidang ratu dan
menteri-menteri di paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang berisi cita-cita
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
10
mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : “Saya baru akan berhentui berpuasa
makan pelapa, jikalau seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalau
Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah
dikalahkan” (Yamin, 1960 : 60).
Dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti
Rakryan I Hino , I Sirikan, dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja, hal
ini sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem pemerintahan
kerajaan Majapahit.
Dalam hubungannya dengan negara lain raja Hayam Wuruk mengadakan hubungan
bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa, dan Kamboja.
Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak
meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia
17Agustus 1945. Disebabkanoleh faktor dalam negeri sendir seperti prerselisihan dan
perang saudara pada permulaan abad XV, maka sinar kejayaan Majapahit mulai
memudardan akhirnya mengalami keruntuhan dengan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada
permulaan abad XVI (1520).
C. Zaman Penjajahan
Pada abat ini sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha dengan keras untuk
memperkuat dan mengitensifkan kekuasaannya di seluruh Indonesia. Melihat hal tersebut
maka munculah perlawanan yang masih bersifat kedaerahaan. Seperti di Maluku (1817),
Imam Bonjol (1821-1837), Pangeran Diponegoro dan masih banyak lainnya.
Dorongan akan cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan
penindasan Belanda, namun sekali lagi karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di antara
mereka dalam melawan penjajah, maka perlawanan terebut senantiasa kandas dan
menimbulkan banyak korban.
Setelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah
agama islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersama dengan itu berkembang pulalah
kerajaan-kerajaan islam seperti kerajan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang
Eropa di Nusantara. Mereka itu antara lain orang Portugis yang kemudian diikuti oleh
orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
12
Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah
orang-orang Portugis. Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia
dengan menempuh jalan yang penuh kesulitan. Utuk menghindarkan persaingan diantara
mereka sendiri, kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama
V.O.C, yang dikalangan rakyat dikenal dengan istilah ‘kompeni’.
Praktek-praktek VOC mulai kelihatan dengan paksaan-paksaan sehingga rakyat
mulai mengadakan perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645)
berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan tahun
1929, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P Coen tewas dalam
serangan Sultan Agung yang kedua itu.
Di Makassar yang memiliki kedudukan yang sangat vital berhasil juga dikuasai
kompeni tahun 1667 dan timbullah perlawanan dari rakyat Makasar di bawah Hasanudin.
Menyusul pula wilayah Banten (Sultan Ageng Tirtoyoso) dapat ditundukkan pula oleh
kompeni pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati di Jawa Timur pada
akhir abad ke XVII nampaknya tidak mampu meruntuhkan kekuasa. Demikian kompeni
pada saat itu. Demikian pula ajakan Ibnu Iskandar pimpinan Armada dari Minangkabau
untuk mengadakan perlawanan bersama terhadap kompeni juga tidak mendapat sambutan
yang hangat. perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan yang terpencar-pencar dan
tidak memiliki koordinasi tersebut banyak mengalami kegagalan sehingga banyak
menimbulkan korban bagi anka-anak bangsa.
Janji penjajah Belanda tentang Indonesia merdeka hanyalah suatu kebohongan belaka
dan tidak pernah menjadi kenyataan sampai akhir penjajahan Belanda tanggal 10 Maret
1940. Kemudian Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang memimpin Asia.
Jepang saudara tua bangsa Indonesia”.
Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan ulang tahun Kaisar Jepang, penjajah
Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Janji ini diberikan karena
Jepang terdesak oleh tentara Sekutu. Bangsa Indonesia diperbolehkan memperjuangkan
kemerdekaannya, dan untuk mendapatkan simpati dan dukungan bangsa Indonesia maka
Jepang menganjurkan untuk membentuk suatu badan yang bertugas menyelidiki usaha-
usaha persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Zyumbi Tiosakai. Pada hari itu juga diumumkan
Penyusunan pancasila oleh panitia sembilan, serta pemakaian istilah “hukum dasar”
diganti dengan undang-undang dasar karena hal ini merupakan hukum retulis atas saran
prof. Soepomo. Serta membahas bentuk negara yang setuju adalah pro republik. Keputusan-
keputusan lain adalah membentuk panitia kecil. Perancang undang-undang dasar di ketuai
oleh Soekarno, panitia ekonomi dan keuangan di ketuai oleh Moh. Hatta dan pembea tahan
air di ketuai oleh Abikusno Tjokrosoejono.
Dalam sidang ini dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang dan popular disebut
dengan “panitia sembilan” yang anggotanya adalah sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno
2. Wachid Hasyim
3. Mr. Muh. Yamin
4. Mr. Maramis
5. Drs. Moh. Hatta
6. Mr. Soebarjo
7. Kyai Abdul Kahar Muzakir
8. Abikoesmo Tjokrosoejoso
9. Haji Agus Salim
Panitia sembilan ini mengadakan pertemuan secara sempurna dan mencapai suatu hasil
baik yaitu suatu persetujuan antara golongan islam dengan golongan kebangsaan. Adapun
naskah preambule yang disusun oleh panitia sembilan tersebut pada bagian terakhir adalah
sebagai berikut :
“…………maka disusunlah kemerdekaan bangsa Indonesia itu dalam suatu hukum dasar
negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan sreta dengan mewujudkan suatu keadilan sosisal bagi
seluruh rakyat Indonesia”
Dalam sidang BPUPKI kedua ini pemakaian istilah hukum dasar diganti dengan istilah
undang-undang dasar. Keputusan penting dalam rapat ini adalah tentang bentuk negara
republik dan luas wilayah negara baru. tujuan anggota badan penyelidik adalah
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
16
menghendaki Indonesia raya yang sesungguhnya yang mempersatukan semua kepulauan
Indonesia.
Susunan Undang Undang Dasar yang diusulkan terdiri atas tiga bagian yaitu :
a. Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan dimuka dunia atas Penjajahan
Belanda
b. Pembukaan yang didalamnya terkandung dasar negara Pancasila
c. Pasal-pasal Undang Undang Dasar.
3. Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI
Pada pertengahan bulan agustus 1945 akan dibentuk PPKI. Untuk keperluan itu Ir.
Soekarno dan Drs. Muh. Hatta dan Dr. Radjiman diberangkatkan ke Saigon atas pangilan
jendral besar Terauchi. Pada tanggal 9 agustus 1945 Jendral Terauchi memberikan kepada
mereka 3 cap, yaitu :
a. Soekarno diangkat sebagai ketua PPKI, Muh. Hatta sebagai wakil dan Radjiman sebagai
anggota
b. Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 agustus 1945
c. Cepat atau tidaknya pekerjaan panitia di serahkan seperlunya pada panitia.
Sekembaliannya dari saigon 14 agustus 1945, Ir. Soekarno mengumumkan dimuka
umum bahwa bangsa Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga (secepat mungkin)
dan kemerdekaan bangsa Iindonesia ini bukan merupakan hadiah dari Jepang melainkan dari
hasil perjuangan sendiri. Setelah Jepang menyerah pada sekutu, maka kesempatan itu
dipergunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia. Untuk
mempersiapkan Proklamasi tersebut maka pada tengah malam, Soekarno-Hatta pergi ke
rumah Laksamana Maeda di Oranye Nassau Boulevard (sekarang Jl. Imam Bonjol No.1).
Setelah diperoleh kepastian maka Soekarno-Hatta mengadakan pertemuan pada larut
malam dengan Mr. Achmad Soebardjo, Soekarni, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Sayuti Melik,
Dr. Buntaran, Mr. Iwakusuma Sumantri dan beberapa anggota PPKI untuk merumuskan
redaksi naskah Proklamasi. Pada pertemuan tersebut akhirnya konsep Soekarno lah yang
diterima dan diketik oleh Sayuti Melik.
Kemudian pagi harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan timur 56 Jakarta,
tepat pada hari Jumat Legi, jam 10 pagi Waktu Indonesia Barat (Jam 11.30 waktu jepang),
Bung Karno dengan didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan
khidmad dan diawali dengan pidato, sebagai berikut :
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
17
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yeng
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus 1945
Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno Hatta
Sehari setelah Proklamasi keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
mengadakan sidangnya yang pertama.
Sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) maka ditanda tangani suatu
persetujuan (mantel resolusi) Oleh Ratu Belanda Yuliana dan wakil pemerintah RI di Kota
Den Hag pada tanggal 27 Desember 1949, maka berlaku pula secara otomatis berlakunya
persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi RIS, antara lain :
a. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federal) yaitu 16 Negara bagian pasal
(1 dan 2)
b. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal dimana
menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah terhadap
parlemen (pasal 118 ayat 2)
c. Mukadiamah RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun isi
pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi yang
terinci.
d. Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena itu
persetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan kedaulatan melainkan
“pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan”
6. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950
Berdirinya negara RIS dalam Sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu
taktik secara politis untuk tetap konsisten terhadap Proklamasi yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 taitu negara persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam
Alinea IV, bahwa pemerintah negara.......” yang melindungi segenap bangsa Indoneia dan
seluruh tumpah darah negara Indonesia .....” yang berdasarkan kepada Pancasila. Maka
terjadilah gerakan unitaristissecara spontan dan rakyat untuk membentuk negara kesatuan
yaitu menggabungkan diri dengan Negara Proklamasi RI yang berpusat di Yogyakarta,
walaupun pada saat itu Negara RI yang berpusat di Yogyakarta itu hanya berstatus sebagai
negara bagian RIS saja.
Pada suatu ketika negara bagian dalam RIS tinggal 3 buah negara bagian saja yaitu :
1. Negara Bagian RI Proklamasi
2. Negara Indonesia Timur (NIT)
3. Negara Sumatera Timur (NST)
Pada pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan dan
keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada politik, sosial, ekonomi,
dan hankam. Hal ini disebabkan oleh konstituante yang seharusnya membuat UUD negara
RI ternyata membahas kembali dasar negara, maka presiden sebagai badan yang harus
bertanggung jawab mengeluarkan dekrit atau pernyataan pada tanggal 5 Juli 1959, yang
isinya :
1. Membubarkan Konstituante
2. Menetapkan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya kembali UUDS 1950
3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
Berdasarkan Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di negara
Republik Indonesia hingga sat ini. Dekrit adalah suatu putusan dari organ tertinggi(Kepala
Negara) yang merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak. Dekrit dilakukan bila
negara dalam keadaan darurat, keselamatan bangsa dan negara terancam oleh bahaya.
Landasan hukum dekrit adalah ‘Hukum Darurat’yang dibedakan atas dua macam yaitu :
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
21
a. Hukum TataNegara Darurat Subyektif
Hukum TataNegara Darurat Subjektif yaitu suatu keadaan hukum yang memberi
wewenang kepada organ tertinggi untuk mengambil tindakan-tindakan hukum sepihak
dalam keadaan darurat dengan tidak berdasarkan konstitusi.
b. Hukum TataNegara Darurat Objektif
Hukum TataNegara Darurat Objektif yaitu suatu keadaan hukum yang memberikan
wewenang kepada organ tertinggi negara untuk mengambil tindakan-tindakan hukum,
tetapi berlandaskan konstitusi yang berlaku.
c. Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 keadaan tatanegara Indonesia mulai stabil, keadaan
ini dimanfaatkan oleh kalangan komunis dengan menanamkan ideologi belum selesai.
Ideologi pada saat itu dirancang oleh PKI dengan ideologi Manipol Usdek serta konsep
Nasakom. Puncak peristiwa pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 untuk
merebut kekuasaan yang sah negara RI, pemberontakan ini disertai dengan pembunuhan
para Jenderal yang tidak berdosa. Pemberontakan PKI tersebut berupaya
untukmengambil secara paksa ideologi dan dasar filsafat negara Pancasila dengan
ideologi komunis Marxis. Atas dasar tersebut maka pada tanggal 1Oktober 1965
diperingati bangsa Indonesia sebagai ‘Hari Kesaktian Pancasila’
8. Masa Orde Baru
‘Orde Baru’, yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menutut
dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Munculnya orde
baru diawali dengan aksi-aksi dari seluruh masyarakat antara lain: Kesatuan Aksi Pemuda
Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi
guru Indonesia (KAGI), dan lainnya. Aksi tersebut menuntut dengar tiga tuntutan atau yang
dikenal dengan ‘Tritura’, adapun isi tritura tersebut sebagai berikut :
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
2. Pembersihan kabinet dari unsur G 30 S PKI
3. Penurunan harga
Karena orde lama tidak mampu menguasai pimpinan negara, maka Panglima tertinggi
memberikan kekuasaan penuh kepada Panglima Angkatan Darat Letnan Jendral Soeharto
dalam bentuk suatu surat yang dikenal dengan ‘surat perintah 11 Maret 1966’ (Super
Semar). Tugas pemegang super semar yaitu untuk memulihkan keamanan dengan jalan
menindak pengacau keamanan yang dilakukan oleh PKI. Orde Baru berangsur-angsur
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
22
melaksanakan programnya dalam upaya merealisasikan pembangunan nasional sebagai
perwujudan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Soal latihan
1. Jelaskan unsur-unsur pembentuk Pancasila itu benar-benar berasal dari
kebudayaan bangsa Indonesia
2. Jelaskan isi piagam Jakarta, apakah bedanya dengan pembukaan UUD 1945
tentang rumusan dasar negara?
3. Tuliskan penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan UUD 1945!
Tujuan Pembahasan: Topik ini bertujuan untuk memahami pancasila sebagai system
filsafat, meliputi sebagai berikut. (a). Cara berfikir filsafati, (b). Pengertian pancasila
secara filsafat (aspek antologi, epistemology, dan aksiolgi), dan (c) Nilai-nilai pancasila
menjadi dasar dan arah keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat, suatu bangsa, senantiasa memiliki
suatu pandangan hidup atau filsafat hidup masing-masing , yang berbeda dengan bangsa lain
di dunia dan hal inilah yang disebut sebagai local genius (kecerdasan/kreatifitas lokal) dan
sekaligus sebagai local wisdom (kearifan lokal) bangsa. Dengan demikian bangsa Indonesia
tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup dengan bangsa lain.
Ketika para pendiri negara Indonesia menyiapkan berdirinya negara Indonesia merdeka,
mereka sadar sepenuhnya untuk menjawab suatu pertanyaan yang fundamental ‘di atas
dasar apakah negara Indonesia merdeka ini didirikan’. Jawaban atas pertanyaan mendasar
ini akan selalu menjadi dasar dan tolok ukur utama bangsa ini meng-Indonesia. Dengan
kata lain jati diri bangsa akan selalu bertolok ukur kepada nilai-nilai Pancasila sebagai
filsafat bangsa.
Pancasila di yakini sebagai produk kebudayaan Indonesia yang telah menjadi sistem
nilai selama berabad-abad lamanya. Pancasila tidak bersumber dari berbagai paham,
meskipun diakui, bahwa terbentuknya dasar Negara memang menghadapi pengaruh
bermacam-macam ideologi pada masa itu.
Pancasila sebagai dasar Negara pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1
juni 1945 di hadapan sidang BPUPKI. Menurut beliau istilah Pancasila tersebut diperoleh
dari bisikan sahabatnya yang merupakan ahli bahasa. Tetapi sebetulnya istilah ‘Pancasila’
ada sejak zaman majapahit abad (ke-14) yakni ditemukan dalam buku ‘Sutasoma’ karya
Mpu Tatular. Istilah Pancasila diartikan sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima
(Pancasila karma) dan berisi lima larangan untuk : (1). Melakukan kekerasan, (2) Mencuri,
(3) berjiwa dengki, (4) berbohong’ (5) mabuk akibat minuman keras.
Pancasila sebagai dasar Negara memuat lima prinsip dasar untuk menjadi landasan moral
etik dan bertingkah laku dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia. Rumusan
Pancasila pada dasarnya tersusun secara sistematis dan logic adalah lahir dari pemikiran
mendalam yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri.
a. Pengertian Filsafat
Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat langsung
dengan suatu objek), yang mendalam, dan daya pikir subjek manusia dalam memahami
segala sesuatu dalam mencari kebenaran. Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang
sedalam-dalamnya tentang kesemestaan, secara, mendasar (fundamental dan hakiki).
Filsafat sebagai hasil pemikiran pemikir (filosof), merupakan suatu ajaran atau sistem nilai,
baik berwujud pandangan hidup (filasafat hidup) maupun sebagai ideologi yang dianut suatu
masyarakat atau bangsa dan negara.
b. Sistem Filsafat
Pemikiran filsafat berasal dari berbagai tokoh yang menjadikan manusia sebagai subjek.
Perbedaan latar belakang tata nilai dan alam kehidupan, cita-cita dan keyakinan yang
mendasari tokoh filsafat itu melahirkan perbedaan-perbedaan mendasar antar ajaran filsafat.
Meskipun demikian, antar ajaran tokoh-tokoh filsafat mempunyai persamaan, dapat
digolongkan dalam aliran berdasarkan watak dan inti ajarannya. Jadi, aliran filsafat
terbentuk atas beberapa ajaran filsafat dari berbagai tokoh dan dari berbagai zaman.
Tegasnya, perbedaan aliran bukan bukan ditentukan oleh tempat dan waktu lahirnya
filsafat, melainkan oleh watak isi dan nialai ajarannya.
Suatu ajaran filsafat yang bulat mengajarkan tentang berbagai segi kehidupan yang
mendasar. Suatu sistem filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas ,
filsafat hidup, dan tata nilai (etika), termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan
Suatu sistem filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakiakt realita, filsafat
hidup dan tata nilai (etika), termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan logika.
c. Aliran-aliran Filsafat
1. Aliran Materialisme. Aliran ini mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan
termasuk mahluk hidup, manusia ialh materi. Semua realitas itu ditentukan oleh
materi (misalnya benda ekonomi, makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu
hukum sebab akibat (Hukum kausalitas) yang bersifat objektif.
2. Aliran Idealisme/Spritualisme. Aliran ini mengajarkan bahwa ide atau spirit
manusia menentukan hidup dan pengertian manusia. Subjek manusia sadar atas
realitas dirinya dan kesemestaan, karena ada akal budi dan kesadaran rohani.
Manusia ang tak sadar atau mati sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas
semata. Jadi hakiakat diri dan kenyataan ialah akal budi (ide dan spirit).
3. Aliran Realisme. Aliran ini menggambarkan bahwa kedua aliaran diatas
materialisme dan idealisme yang bertentangan itu, tidak sesuai dengan kenyataan
(tidak realitas). Sesungguhnya realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah
benda (materi) semata-mata. Kehidupan, seperti tampak pada tumbuh-tumbuhan,
hewan dan manusia, mereka hidup berkembang biak, kemudian tua dan akhirnya
mati. Realitas itu adalah paduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang non
materi (spiritual, jiwa dan rohaniah). Khusus pada manusia, tampak dalam gejala
daya pikir, cipta dan budi. Jadi realisme merupakan sinetsis antara jasmaniah dan
rohaniah, materi dan non materi.
1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur siakp dan tingkah
laku manusia Indonesia, dalam hubungannya dengan Tuhan, masyarakat, dan alam
semesta.
2. Pancasila sebagai dasar negara, ini berarti bahwa niali-nilai yang terkandung dalam
Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan
bernegara, seperti yang diatur oleh UUD 1945.
3. Filsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan uraian terinci dari proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijiwai Pancasila.
4. Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu
kebulatan yang utuh.
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
26
5. Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok ang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945.
6. Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, undang-undang dasar menciptakan
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 pada pasal-
pasalnya. Hal ini berarti pasal-pasal dalam batang tubuh UUD 1945 menjelmakan
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai
perwujudan dari jiwa Pancasila.
Secara filosofis dalam kehidupan bangsa Indonesia diakui bahwa nilai Pancasila adalah
pandangan hidup. Dengan demikian Pancasila dijadikan sebagai pedoman dalam bertingkah
laku dan berbuat dalam segala bidang kehidupan, meliputi bidang ekonomi, politik, sosial
budaya, dan pertahanan dan keamanan. Sebagai ajaran filsafat, Pancasila mencerminkan
nilai dan pandangan dasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya sumber
kesemestaan yakni Tuhan Yang Maha Esa.
Dasar normatif yang dapat kita sebut filsafat Negara diperlukan sebagai kerangka
untuk menyelenggarakan Negara. Falsafah Negara merupakan norma yang paling
mendasar untuk mencek apakah kebijakan legislatif dan eksekutif sesuai dengan
persetujuan dasar masyarakat.
Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila memenuhi 5 persyaratan bagi suatu sistem yaitu:
a. Adanya kesatuan dari kelima unsur silanya yang satu sama lain tidak dipisah-pisahkan.
b. Adanya keteraturan dari sila-silanya, yakni berinteraksi secara hierakhis dan koheren,
serta konsisten, tak ada satupun di antara kelima silanya itu saling bertentangan; masing-
masing sila berada dalam suatu urutan yang berjenjang-tingkat secara berurut dan runtut,
sila yang mengandung nilai-nilai yang lebih esensial menempati urutan di depan sila-sila
lainnya.
a. Aspek Ontologi
Ontologi menurut Runes ialah teori tentang ada keberadaan atau eksistensi. Menurut
Aristoteles, sebagai filsafat pertama, ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat susuatu
dan disamakan artinya dengan metafisika.
Pada awal pemikiran manusia, mereka berusaha mengerti hakikat sesuatu yang ada
disekitarnya, alam dan kehidupan. Apakah realitas yang tampak ini sesuatu realitas sebagai
wujudnya, yakni benda (materi)? Apakah ada suatu rahasia dibalik realitas itu, sebagai mana
yang tampak pada mahluk hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia? Apakah
sesungguhnya alam semesta, bintang-bintang, matahari dan bulan yang beredar menjadikan
siang dan malam dan bergerak (beredar) terus menerus? i\tu semua adalah contoh-contoh
masalah yang pada awal pemikiran manusia.
Bidang Ontologi ini meliputi penyelidikan tentang makna keberadaan (ada, eksistensi)
manusia, benda, ada alam semesta (kosmologi), juga ada mutlak yang tidak terbatas sebagai
maha sumber ada semesta. Artinya Ontologi menjangkau adanya Tuhan dan alam gaib,
seperti rohani dan kehidupan sesudah kematian. (alam dibalik dunia, alam semesta).
Jadi ontologi adalah bidang yang menyelidiki makna ada yang ada (eksistensi dan
keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada dalam, manusia,
metafisika, dan kesemestaan atau kosmologi.
b. Aspek Epistomologi
Epistemologi menurut Runes adalah bidang atau cabang filsafat yang menyelidiki asal,
syarat, susunan, metode, dan validasi ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia, sebagai hasil
pengalaman dan pemikiran, membentuk budaya. Bagaimana proses terjadinya pengetahuan
sampai membentuk kebudayaan, sebagai wujud keutamaan (superioritas) manusia, ingin
disadari lebih dalam. Bagaimana manusia mengetahuai bahwa ia mengetahui bahwa ia tahu,
atau bagaimana manusia mengetahui bahwa sesuatu ilmu pengetahuan, hal ini menjadi
penyelidikan epistemologi.
Jadi bidang epistomologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna dan nilai ilmu
pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantic,
logika dan teori ilmu.
c. Aspek Aksiologi
Aksiologi menurut Runes berasal dari istilah Yunani, axios yang berarti niali, manfaat,
pikran atau ilmu/teori. Dalam pengertian yang modern disamakan dengan teori nilai, yakni
sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik, bidang yang menyelidiki hakikat nilai,
criteria, dan kedudukan metafisika suatu nilai.
Menurut Prof. Brameld, aksiologi dapat disimpulkan sebagai suatu cabang filsafat yang
menyelidiki:
Kehidupan manusia sebagai mahluk subjek budaya, pencipta dan penegak nilai berarti
manusia secara sadar mencari, memilih, dan melaksanakan (menikmati) nilai. Jadi nilai
merupakan fungsi rohani dan jasmani manusia. Artinya nilai di dalam kiepribadian manusia
. bahkan nilai di dalam kepribadian, seperti pandangan hidup, keakinan (agama), dan
bagaimana manusia mengamalkannya (sama dengan moral) merupakan kualitas
kepribadian. Martabat manusia di tentukan oelh keakinannya dan amal kebijakannya.
(1990:19-20).
Dengan demikian, aksiologi merupakan bidang yang menyelidiki makna nilai, sumber
nilai, jelas nilai, tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika ketuhanan dan
agama.
a. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
2 1 3 4 5
3 2 1 4 5
3 2 1 5
a. Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal
ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia
sendiri.
b. Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila
yang ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal)
c. Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan
merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
d. Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi :
Nilai adalah suatu ide atau konsep tentang apa yang seseorang pikirkan merupakan hal
yang penting dalam hidupnya. Nilai dapat berada di dua kawasan : kognitif dan afektif. Nilai
adalah ide, bisa dikatakan konsep dan bisa dikatakan abstraksi (Sidney Simon, 1986). Nilai
merupakan hal yang terkandung dalam hati nurani manusia yang lebih memberi dasar dan
prinsip akhlak yang merupakan standar dari keindahan dan efisiensi atau keutuhan kata hati
(potensi). Langkah-langkah awal dari “nilai” adalah seperti halnya ide manusia yang
merupakan potensi pokok human being. Nilai tidaklah tampak dalam dunia pengalaman. Dia
nyata dalam jiwa manusia. Dalam ungkapan lain ditegaskan oleh Sidney B. Simon (1986)
6. Nilai-nilai Pancasila menjadi Dasar dan Arah Keseimbangan antara Hak dan
Kewajiban Asasi Manusia.
Selain dari pandang diatas, ada lagi pandangan lain mengenai hubungan manusia dengan
masyarakat yang memberi bobot yang berlebihan terhadap masyarakat, sehingga kedudukan
manusia kehilangan kepribadiannya. Masyarakatlah yang dianggap segala-galanya, sehingga
pribadi-pribadi dianggap seolah-olah sebuah mesin raksasa masyarakat. Dalam masyarakat
yang demikian, terasa adanya tekanan bathin sehingga kebahagiaan yang utuh tidak
terpenuhi.
a. Hubungan Vertikal
Hubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai
penjelamaan dari nilai-nilai Ketuhanan Yang maha Esa. Dalam hubungan ini manusia
memiliki kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan perintah Tuhan dan menghentikan
segala larangan-Nya. Sedangkan hak yang diterima oleh manusia adalah rahmat yang
tidak terhingga yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan pembalasan amal baik
diakhirat.
b. Hubungan Horizontal
Hubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan sesamanya, baik dalam
fungsinya sebagai warga masyarakat, warga bangsa, dan warga negara. Hubungan
tersebut melahirkan hak dan kewajiban yang seimbang, seperti pajak yang dibayar
kepada Negara sebagai suatu kewajiban warga negara, sedangkan hak yang diterima
Warga negara adalah pembangunan infrastruktur (jalan raya, pengairan, dan lain-lain).
Sebagai kewajiban Negara terhadap rakyatnya.
c. Hubungan Alamiah
Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan,
tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan segala kekayaannya. Seluruh alam dengan segala
isinya adalah untuk kebutuhan manusia, namun manusia berkewajiban melestarikan
alam dan kekayaannya, karena alam mengalami penyusutan yang nilai-nilainya makin
lama semakin berkurang, sedangkan manusia yang membutuhkannya makin lama
semakin bertambah. Oleh sebab itu, memelihara kelestarian alam merupakan kewajiban
Dengan demikian hubungan manusia dengan alam memiliki keseimbangan antara hak
dan kewajiban sebagaimana hubungan manusia dengan masyarakat dan Tuhan Yang
Maha Kuasa .
Pancasila adalah suatu padangan hidup atau ideologi yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, antrar manusia, manusia dengan masyarakat atau bangsanya dan manusia
dan alam lingkungan. Alasan yang prinsipil Pancasila sebagai pandangan hidup dengan
fungsinya tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1. Mengakui adanya kekuatan gaib yang ada diluar diri manusia menjadi pencipta
serta mengatur penguasa alam semesta.
2. Keseimbangan dalam hubungan, keserasian-keserasian,dan untuk
menciptakannya perluh pengendalian diri.
3. Dalam mengatur hubungan, peranan dan kedudukan bangsa sangat penting.
Persatuan dan kesatuan sebagai bangsa merupakan nilai sentral.
4. Kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, serta musyawarah, untuk mufakat
untuk dijadikan sendi kehidupan bersama:
5. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bersama.
Isi filsafat Pancasila sebagai suatu pemikiran filsafat tentang Negara bahwa pancasila
memberikan jawaban yang mendasar dan menyeluruh filsafat Negara yang terpusat pada
lima masalah keadilan.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakekatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis, fundamental dan
menyeluruh. Untuk itu sila-sila Pancasila merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat bulat dan
utuh, hierarkhis dan sistematis. Dalam pengertian inilah maka sila-sila Pancasila merupakan
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna
bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus
berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari pandangan bahwa negara adalah merupakan
suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan
masyarakat hukum (legal society).
Adapun negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat bahwa manusia
sebagai warga negara sebagai persekutuan hidup adalah berkedudukan kodrat manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (hakikat sila pertama). Negara yang merupakan
persekutuan hidup manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, pada hakikatnya
bertujuan untuik mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai mahluk yang berbudaya
atau mahluk yang beradab (hakikat sila kedua). Untuk mewujudkan suatu negara sebagai
suatu organisasi hidup manusia harus membentuk suatu ikatan sebagai suatu bangsa
(hakikat sila ketiga). Terwujudnya persatuan dan kesatuan akan melahirkan rakyat sebagai
suatu bangsa yang hidup dalam suatu wilayah negara tertentu. Konsekuensinya dalam hidup
kenegaraan itu haruslah mendasarkan pada nilai bahwa rakyat merupakan asal mula
kekuasaan negara. Maka negara harus bersifat demokratis, hak serta kekuasaan rakyat harus
dijamin, baik sebagai individu maupun secara bersama (hakikat sila keempat). Untuk
mewujudkan tujuan negara sebagai tujuan bersama, maka dalam hidup kenegaraan harus
mewujjudkan jaminan perlindungan bagi seluruh warga, sehingga untuk mewujudkan tujuan
seluruh warganya harus dijamin berdasarkan suatu prinsip keadilan yang timbul dalam
kehidupan bersama/kehidupan (hakikat sila kelima).
Tujuan Pembahasan: mahasiswa dapat memahami dan menerapkan nilai – nilai etika
yang terkandungdalam Pancasiladalam kehidupan,bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, MenjelaskandanmenyebutkanPancasilasebagaietikapolitikdannilai–nilai
etika yang terkandung di dalamnya, Menerapkan etikadalamdalam kehidupan
kekaryaan, kemasyarakatan, kenegaraan, dan memberikan evaluasi kritis terhadap
penertapan etika.
A.Konsep-KonsepDasar
Sebelum membahas pengertian etika politik terlebih dulu harus dipahami arti konsep-
konsep dasar yang erat kaitannya seperti etika, moral, norma dan nilai sebagai berikut :
1. Etika
Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang
berartiwatak,adatataupunkesusilaan.Jadietikapadadasarnyadapat diartikan sebagai suatu
kesediaan jiwa seseorang untuk senantiasa patuh kepada seperangkataturan-
aturankesusilaan(KencanaSyafiie,1993).Dalam konteks
filsafat,etikamembahastentangtingkah lakumanusiadipandangdarisegibaik dan buruk. Etika
lebih banyak bersangkutdenganprinsip-prinsipdasar pembenarandalam
hubungandengantingkahlakumanusia(Kattsoff,1986). Selanjutnya etika dapat dibagi atas
etika umum dan etika khusus.
Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia. Sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya
dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Etika khusus terbagi
menjadietikaindividual,yaitumembahas kewajibanmanusiaterhadapdidiri sendiri dan etika
sosial membahasi kewaiban manusia terhadap manusia lain dalam
hidupbermasyarakat(Magnis-Suseno,1987).Padadasarnyaetika membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan nilai-nilai seperti nilai baik dan buruk, nilaisusila atau tidak susila, nilai
kesopanan, kerendahan hati dan sebagainya.
c. Lingkup Etika
1) Normatif Etik yakni melalui penelaahan dan penyaringan ukuran- ukuran
normatif seseorang berperilaku sesuai dengan normayang telah disepakati baik
lisan maupun tulisan
2) Deskriptif Etik adalah sadar akan kebaikan etika tapi tidak merasa perlu
mentaatinya secara keseluruhan
3) Practical Etik yakni sadar memperlakukan etika sesuai status dan kemampuannya
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
37
d. Norma Dasar Etika (metaethics)
1) Norma ke-Tuhanan (Hablumminallah)
Manusia berperilaku etika yakni melaksanakan perintah/menjauhi larangan
Tuhan
2) Norma kemanusiaan (Hablumminannas)
Perilaku Etika yakni berakibat baik pada kehidupan bersama
e. Prinsip-Prinsip Etika
Ideyang menjadi landasan prinsipetika :
1)Prinsip keindahan (beauty), contoh hidup bahagia, penampilan yang serasi
2)Prinsip persamaan (Equality), contoh persamaan derajat, non diskriminatif,
3)Prinsip Kebaikan (Good), contoh objektiitas, saling menghormati, sadar hukum
4)Prinsip Keadilan (justice), persamaan didepan hukum, kejujuran
5)Prinsip Kebebasan (liberty)keleluasaan untuk bertindak /tidak bertindak
berdasarkan pilihan yangtersedia
6) Prinsip kebenaran (truth), Kebenaran dalampemikiran (truth in the mind)
Kebenaran dalamkenyataan (truth inthe reality)
2. Moral
Moralmerupakanpatokan-patokan,kumpulanperaturanlisanmaupun
tertulistentangbagaimanamanusiaharushidupdanbertindak agarmnejadi manusia yang lebih
baik. Moral dengan etika hubungannya sangat erat, sebab etika suatu pemikiran kritis dan
mendasar tetang ajaran-ajaran dan pandangan moraldan etikamerupakan ilmu
pengetahuanyangmembahasprinsip-prinsip moralitas(Devos,1987).Etikamerupakan
tingkahlaku yang bersifatumum universalberwujudteoridanbermuara
kemoral,sedangkanmoralbersifat tindakanlokal,berwujudpraktekdanberupahasilbuahdari
etika.Dalametika seseorang dapat memahamidan mengerti bahwa mengapa dan atas dasar
apa manusia harus hidup menurut norma-norma tertentu,inilahkelebihanetika dibandingkan
dengan moral. Kekurangan etika adalah tidak berwenang menentukan apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukanseseorang, sebab wewenang ini ada pada ajaran moral.
3. Norma
Nilai pada hakikatnya suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek,
namun bukan objek itu sendiri.Nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia, yang kemudian nilai dijadikanlandasan,alasandanmotivasidalam
bersikapdanberperilakubaik disadari maupuin tidak disadari. Nilai merupakan harga untuk
manusia sebagai
pribadiyangutuh,misalnyakejujuran,kemanusiaan(KamusBhasaIndonesia,2000).
Nilaiakanlebihbermanfaatdalam menuntunsikapdantingkahlakumanusia, maka harus lebiih
di kongkritkan lagisecara objektif, sehingga mamudahkannya dalam menjabarkannyadalam
tingkahlaku,misalnyakepatuhandalam norma hukum, norma agama, norma adat istiadat dll
B.Etika Politik
Etikapolitikadalah filsafatmoraltentangdimensipolitikkehidupan manusia. Karena
itu, etika politikmempertanyakannya tanggungjawab dan kewajiban manusia sebagai
manusia dan sebagai warga negara terhadap negara, hukum dan sebagainya (lihat magnis-
suseno: 1986). Selanjutnya dijelaskan bahwa “Dimensi Politis Manusia” adalah dimensi
masyarakat sebagai keseluruhan.Jadiyangmenjadicirikhas suatu
pendekatanyangdisebut“Politis” adalahpendekatanitutrejadidalam
kerangkaacuanyangberorientasipada masyarakat secara keseluruhan.
Dimensipolitisitusendirimemilikiduasegifundamentalyangsaling melengkapi,
sesuaikemampuan fundamental manusiayaitu pengertian dan
kehendakuntukbertindak.Strukturganda ini,“tahu”dan“mau”dapatdiamati dalamsemua
bidang kehidupan manusia. kehendakuntukbertindak.Strukturganda
ini,“tahu”dan“mau”dapatdiamati dalamsemua bidang kehidupan manusia.
Sesuai kemampuan ganda manusia, makaada dua cara menata
masyarakatyaitupenataanmasyarakatyangnormatifdanefektif(Magnis-Suseno: 1986).
Lembaga penataan normatif masyarakat adalah hukum. Hukumlah yang
memberitahukankepada semua anggota masyarakatbagaimanamerekaharus
bertindak.Hukum terdiridarinorma-normabagiperilakuyangbenardansalah dalam
masyarakat.Tetapihukumhanyabersifatnormatifdantidakefektif. Artinya, hukum sendiri
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
39
tidak bisa menjamin agar anggota masyarakat patuh kepadanorma-
normanya.Sedangkanpenataanyangefektif dalam menentukan perilaku masyarakat hanyalah
lembaga yang mempunyai kekuasaan untuk
memaksakankehendaknya.LembagaituadalahNegara.Karenaituhukum dan kekuasaan
Negara menjadibahasan utama etikapolitik.Tetapiperludi pahami bahwa baik “hukum”
maupun “Negara” memerlukan legitimasi.
Inti permasalahanetika politikadalahmasalah Legitimasi etis
kekuasaanyangdapatdirumuskandalam pertanyaan:atashakmoralapa seseorang atau
sekelompok orang memegang dan mempergunakan kekuasaan
yangmerekamiliki?betapapunbesarnya kekuasaan,selaludituntut pertanggung jawaban.
Karena itu, etika politikmenuntutagarkekuasaan dilaksanakansesuaidenganhukum
yangberlaku(Legalitas),disahkansecara demokratis(LegitimasiDemokratis)
dantidakbertentangandenganprinsip- prinsipdasarmoral(LegitimasiMoral).Ketiga
tuntutanitudapatdisebut Legitimasinormatifatauetis (Magnis-
suseno:1987).Selanjutnyadijelaskan kriteria-kriteria legitimasi yaitu legitimasi sosiologis,
legalitas, dan legitimasi etis sebagai berikut :
1. Legitimasi Sosiologis
Paham sosiologistentanglegitimasi.Mempertanyakanmotivasi- motivasiapakahyang
nyata-nyatamembuatmasyarakatmaumenerima kekuasaan atau wewenag seseorang,
sekelompok orang atau penguasa. Magnis-Suseno
menyebutkanmotivasipenerimaankekuasaansebagaimana dirumuskan oleh Max Weber
yaitu : (1) “Legitimasi Tradisional”yakni keyakinandalam
suatumasyarakattradisonal,bahwapihakyangmenurut tradisilamamemegangpemerintahan
memangberhakuntukmemerintah, misalnya golongan Bangsawan atau keluarga raja dan
memang patut untuk ditaati. (2)
“LegitimasiKharismatik”Berdasarkanperasaankagum,hormat, dan cinta masyarakat
terhadap seseorang pribadi yang sangat mengesankan sehingga masyarakat bersedia taat
kepadanya. (3) “Legitimasi rasional-Legal” Berdasarkankepercayaanpadatatananhukum
rasionalyangmelandasi kedudukan seseorang atau penguasa.
2. Legalitas;
Suatu tindakan adalah legal apabila dilakukan sesuai dengan hukum atau peraturan
yang berlaku. Jadi legalitas adalah kesesuaian dengan hukum yang
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
40
berlaku.Legalitasmenuntut agarkekuasaanataupunwewenang dilaksanakansesuaihukum
yangberlaku.Jadisuatutindakanadalahsah
apabilasesuai,tidaksahapabilatidaksesuaidenganhukum yangberlaku. Karena itu legalitas
merupakan salah satu kriteriakeabsahan suatu kekuasaan atau wewenang.
3. Legitimasi Etis;
Legitimasietismempersoalkan keabsahanwewenangataupun kekuasaan politik dari
segi norma-norma moral.Legitimasiinimunculdalam konteks bahwa setiap tindakan
pemerintah apakah Legislatif, Eksekutif maupun Yudikatifdipertanyakan dari segi norma-
normamoral. Pertanyaan yangtimbulmerupakanunsurpenting
untukmengarahkan“kekuasaan”dalam menggunakan kebijakan-kebijakanyang semakin
sesuai tuntutan kemanusian yang adil dan beradab.
C.PancasilaSebagiSumberEtika
Tatarannilaiyangterkandungdalam Pancasilasesuaidengansystemnilai dalam
kehidupanmanusia.Secarateoritisnilai-nilaipancasiladapatdirincimenurut jenjang dan
jenisnya.
1 .Menurut jenjangnya sebagai berikut:
a. Nilai Religius ;
Nilaiinimenempatinilaiyang tertinggidan melekat/dimilikiTuhanYang Maha Esa
yaitu nilai yang Maha Agung, Maha Suci, Absolud yang tercermin pada Sila
pertama pancasila yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
b. Nilai Spiritual ;
Nilaiinimelekatpadamanusia,yaitu budipekerti,perangai,kemanusiaan dan
kerohanian yang tercermin pada sila keduapancasila yaitu”Kemanusiaan yang
adil dan beradab”.
c. Nilai Vitalitas;
Nilai ini melekat pada semua makhluk hidup, yaitu mengenai daya hidup,
kekuatanhidupdanpertahananhidup semuamakhluk.Nilaiinitercermin
padasilaketigadankeempatdalam pancasilayaitu“PersatuanIndonesia” dan
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/ perwakilan”
d. Nilai Moral;
a. Nilai dasar;
Merupakan prinsip yang bersifat sangat Abstrak, umum-universal dan tidak
terikat oleh ruang dan waktu. Dengan kandungan kebenaran bagaikan Aksioma,
berkenaan dengan eksistensi, sesuai cita-cita, tujuan,tatanandasar dan cirikhasnya yang
pada dasarnya tidakberubah sepanjang zaman.
Nilai dasar Pancasila bersifat Abadi, Kekal, yang tidak dapat berubah,
wujudnyaialahsila-silapancasila:KetuhananYangMahaEsa,kemanusiaanyang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatanyang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaandalam permusyawaratan/perwakilandankeadilansocialbagiseluruh
rakyatIndonesia.
Jugadapatditemukandalam4AlineapembukaanUUD1945danpokok- pokok
pikiran yaitu;
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
42
1. Dalampembukaan UUD 1945 :
a. Alinea 1= mencerminkan keyakinan kemerdekaan ialah hak segala bangsa,
perikemanusian dan perikeadilan. Konsekuensi logisnya adalah penghapusan
penjajahan diatas muka bumi.
b. Alinea2= menegaskancita-cita nasional/cita-citakemerdekaan,negarayang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil,dan makmur.ketegasan tersebut
mengandung makna falsafah yang mendasar (cita-cita Negara).
c. Alinea 3= memuat pernyataan kemerdekaan untuk mencapai kehidupan
kebangsaanyangbebas(eksistensi/cita-cita)memuatwatakaktif dari
masyarakat Indonesia yang menyatakan merdekaaan.
d. Alinea 4= memberiarahantentangtujuanNegara,susunanNegara,system
pemerintahan Negara, dan dasar Negara.Nilai-nilaidasarinimerupakanasas-
asas yang kita terimasebagai dalil dan bersifat mutlak.
2. Dalampokok-pokok pikiran yaitu:Persatuan, -Keadilan sosial,Kedaulatan rakyat,
Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Nilai Instrumental :
Berupa penjabaran nilai dasar, yaitu arahan kinerja untuk kurun waktu tertentu
dankondisitertentu.Sifatkontektual,harus disesuaikandengantuntutanjaman.Nilai
Instrumental berupa kebijakan, strategi, system, rencana, programdan proyek.
Pelaksanaan umum dari nilai dasar, biasanya dari wujud normasosial ataupun
normahukumyangselanjutnyaakanterkristalisasidalam lembaga-lembagayang
bersifatdinamik.Menjabarkannilaidasaryangumum kedalamwujudkongkrit, sehingga
dapat sesuai dengan perkembangan jaman, merupakan semacam tafsir politik
terhadap nilai dasar umumtersebut.
Nilaiinstrummentalterpengaruholeh waktu,keadaan,dantempat,sehingga sifat
dinamis, berubah, berkembang, dan inovatif. Kontekstualisasi nilai dasar harus
dijabarkansecarakreatifdandinamikkedalam nilaiinstrumentalpenjabarannilai dasar
terwujud ke dalam:
TAPMPR,PROPENAS UNDANG-UNDANG,DAN
PERATURANPELAKSANAAN.
c. Nilai Praksis
Nilai yang dilaksanakan dalam kenyataan hidup sehari-hari, istilah
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
43
“Praksis”tidak seluruhnya sama maknanya dengan istilah “Praktek”. Praksis
harusselaluPasedOnValues,sedangkanPraktekbisabersifatValueFree,maka
secarahierarkhisberadadibawah nilaiinstrumentaldanmenjabarkannilai instrumental
tersebut secara taat asas (konsisten).
Merupakan interaksi antara nilai instrumentaldengansituasikongkritpada
tempat dan waktu tertentu.juga merupakan gelanggang pertarungan antara idealisme
denganrealitas,yangtidakdapatsepenuhnya kitakuasai,adakalanyajustrukondisi objektif
itu yang jauh lebih kuat dari nilai praksis berupa nilai yang sebenarnya kita
laksanakandalam kehidupankenyataan sehari-hari,contohnya=memelihara
persahabatan.
BerbagaiwujudpenerapanPancasiladalam kenyataansehari-hari,baikoleh
parapenyelenggaraNegaramaupunolehmasyarakat Indonesia sendiri, misalnya dalam
kerukunanhidupberagama,praksisnya:silahturahmiantarumatberagama,
melakukandialogantarumatberagama,toleransi dan saling menghormati.antar umat
beragama.
Aktualisasi Pancasila sebagai dasar etika tercermin dalamsila-silanya, yaitu:
Sila pertama: menghormati setiap orang atau warga negara atas berbagai
kebebasannya dalam menganut agama dan kepercayaannya masing-masing, serta
menjadikanajaran-ajaransebagaianutanuntukmenuntunataupunmengarahkanjalan
hidupnya.
Sila kedua:menghormatisetiaporangdanwarganegarasebagaipribadi(personal)
“utuh sebagai manusia”, manusia sebagai subjek pendukung, penyangga, pengemban,
serta pengelolahak-hak dasar kodratiyang merupakan suatu keutuhan dengan eksistensi
dirinya secara bermartabat.
Silaketiga:bersikapdanbertindakadildalam mengatasisegmentasi-
segmentasiatau primordialismesempitdenganjiwadansemangat“BhinnekaTunggalIka”-
“bersatudalamperbedaan” dan “berbeda dalam persatuan”.
Sila keempat: kebebasan, kemerdekaan, dan dimiliki dan
dikembangkandengandasarmusyawarahuntuk mencapaikemufakatansecarajujur dan
terbuka dalam menata berbagai aspek kehidupan.
Silakelima:membinadanmengembangkanmasyarakatyang berkeadilansosial
yang mencakupkesamaanderajat(equality)danpemerataan(equity) bagi setiap orang
Kompetensi Dasar: Makna Ideologi Bagi Bangsa dan Negara, Arti Ideologi, Pancasila
Sebagai Ideologi Nasional, Macam-Macam Ideologi yang ada di dunia.
Tujuan Pembahasan: Topik ini bertujuan agar mahasiswa memahami arti penting
ideologi bagi bangsa dan negara, memahami dan membandingkan macam-macam
ideologi yang ada di dunia, memahami dan memaknai pancasila sebagai ideologi
terbuka, mengetahui dan memahami posisi dan peranan Pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negaraindonesia ditengah ideologi-ideologi di dunia.
A. Pengertian Ideologi
1. Arti Ideologi
Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk idea dan logos. Yang berasal dari
bahasa Ideologi yunani eidos dan logos .Secara sederhana ideologi berarti suatu gagasan
yang bedasarkan pemikiran filsafat. Dalam arti kata luas istilah ideologi dipergunakan untuk
segala kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan,yang mau dijunjung
tinggi sebagi pedoman normatif.dalam artian ini ideologi disebut terbuka.
Dalam arti sempit ideologi adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang
makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana manusjia
harus hidup dan bertindak, dalam artian ini disebut juga ideologi tertutup. Kata ideologi
sering juga dijumpai untuk pengertian mutlak gagasan tertentu, sifatnya tertutup dimana
teori-teori bersifat pura-pura dengan kebenaran tertentu, tetapi menyembunyikan
kepentingan kekuasaan tetentu yang bertentangan dengan teorinya. Dalam hal ini deologi
diasosiasikan kepada hal yang bersifat negatif.
Ideologi juga diartikan sebagai ajaran, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini
kebenarannya, disusun secara sistematis, dan diberi petunjuk pelaksanaannya dalam
menanggapi serta menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Keterikatan ideologi dengan pandangan hidup akan membedakan ideologi suatu
bangsa dengan bangsa lain. Dalam praktek orang menganut dan mempertahankan ideologi
karena memandang ideologi itu sebagai cita-cita hidup. Oleh sebab itu, menurut Gunawan
Setiardja (1999: 30) ideologi dapat dirumuskan sebagai seperangkat ide asasi manusia dan
seluruh realitasnya, yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Dewasa ini ideologi telah menjadi suatu pengertian yang kompleks, dalam
perkembangan itu ideologi mempumyai arti yang berbeda.
Ideologi adalah istilah yang sejak lama telah dipakai dan menunjukan beberapa arti.
Semua arti itu menurut Destutt de Tracy pada tahun 1796, memakai istilah ideologi dengan
pengertian Science of ideas yaitu suatu program yang diharapkan dapat membawa
perubahan institusional dalam masyarakat Prancis. Namun Napoleon mencemohkan sebagai
khayalan belaka yang tidak akan mempunyai kenyataan.
Terdapat empat tipe ideologi (BP-7 Pusat. 1991 : 384) yaitu sebagai berikut:
Ideologi Konservatif, yaitu ideologi yang memelihara keadaan yang ada (status quo), untuk
hal-hal teknis.
a. Kontra ideologi, yaitu melegtimasikan penyimpanan yang ada dalam masyarakat
sebagai yang sesuai dan malah dianggap baik.
b. Ideologi reformis, yaitu berkehendak untuk merubah keadaan.
c. Ideologi revolusioner,yaitu ideologi yang bertujuan mengubah seluruh sistem nilai
masyarakat itu.
Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nlai- nilai budaya indonesia, yaitu
cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila bersifat integralistik, yaitu paham tentang
hakikat negara yang dilandasi dengan konsep kehidupan bernegara, pancasila yang
melandasi kehidupan bernegara, menurut supomo adalah dalam kerangka negara
integralistik, untuk membedakan paham paham yang digunakan oleh pemikir kenegaraan
lainya. Untuk mem ahami konsep pancasila bersifat integralistik, maka terlebih dahulu kita
harus melihat beberapa teori (paham) menyenai dasar negara, yaitu sebagai berikut:
1. Ideologi Liberalisme
Inggrislah yang memulai timbulnya liberalisme yang diakibatkan oleh alam pemikiran
yang disebut zaman pencerahan (aufklarung) yang menyatakan bahwa manusia memberikan
penghargaan dan kepercayaan besar pada rasio. Ajaran liberalisme bertitik tolak dari hak
asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun
termasuk penguasa kecuali dengan persetujuanya. Hak asasi tersebut memiliki nilai-nilai
dasar (intrisic), yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan indifidu
secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup ditengah-tengah kekayaan
materil yang melimpah dan dicapai dengan bebas. Ancaman dari paham liberalisme hampir
tidak dapat digolongkan dalam urayan sejarah sebagaimana tergambar dalam ancaman
dalam golongan komunis.
2.Ideologi Sosialisme
Tokoh utama yang mengajarkan komunisme adalah Karl Marx (1818-1883), tokoh
sosialis refolusioner yang banyak menulis naskah di bidang sosial dan ekonomi. Ajaran
komunis didasarkan atas kebendaan. Oleh karena itu, komunisme tidak percaya kepada
Tuhan Bahkan agama dikatakanya sebagai racun dalam masyarakat, Ajaran tersebut
jelesbertolak belakang dengan ajaran pancasila.
3. Sifat Ideologi
Kebenaran pola pikir seperti terurai diatas adalah sesuai dengan sifat ideologi yang
memiliki tiga dimensi penting ( BP-7 Pusat 1993) sebagai berikut:
a. Dimensi Realitas
b. Dimensi Idealisme
c. Dimensi Fleksibilitas.
1. Pengertian UUD1945
Sebelum amandemen, yang dimaksud dengan Undang-Undang
Dasar1945adalahkeseluruhannaskah yangterdiridari: (1) Pembukaan, yang terdiri dari 4
alinea; (2) Batang Tubuh UUD 1945, yang berisi Pasal 1 s/d 37 yangdikelompokkandalam
16bab,4pasalaturanperalihandan2ayataturan tambahan;serta(3)PenjelasanUUD1945
yangterbagiataspenjelasanumum
danpenjelasanpasaldemipasal.Pembukaan,BatangTubuhyangmemuatpasal-
pasal,danPenjelasanUUD1945merupakansatukesatuanyangutuh dan tidak, dapat dipisah-
pisahkan. Naskah yang resmi telahdimuat dan disiarkandalam
BeritaRepublikIndonesiatahunIINo.7yangterbitpada tanggal 15 Februari 1946 sebuah
penerbitan resmi pemerintahRepublik Indonesia.UUD
1945telahditetapkanolehPanitiaPersiapanKemerdekaan Indonesia dan mulai berlaku pada
tanggal 18 Agustus 1945.
MATERI PANCASILA UPT MKU UHO 2014
52
NamunberdasarkanhasilSidangTahunanMPR 2002,sistematika UUD
1945adalahPembukaandanpasal-pasal yang terdiri dari 37 pasal,
ditambah3pasalaturanperalihandan2pasalaturantambahan(LihatPasal2Aturan Tambahan
UUD 1945 hasil amandemen keempat). UUD1945 adalah hukum dasar tertulis yang
bersifat mengikat bagi pemerintah, lembaga negara, lembaga masyarakat, dan warganegara
Indonesia dimana punmereka berada, serta setiap penduduk yang ada di wilayah Republik
Indonesia. Sebagaihukum,UUD1945berisinorma, aturan,atauketentuanyangharus
dilaksanakan dan ditaati.
DalamPenjelasanUUD1945sebelum amandemenmenyatakanbahwaUUD
1945bersifatsingkatdansupel,yakni hanyamemuat37pasal,ditambah4 pasal aturan peralihan
dan 2 ayat aturan tambahan. Setelah amandemen keempat (ST MPR 2002), sifat singkat
dan supel masih mewarnai UUD 1945 karena ia masih berisi hal-hal
pokokdanmasihdimungkinkanuntukterus disesuaikan dengan perkembangan bangsa dan
negara Indonesia. UUD 1945 hasil amandemen terdiri atas 37 pasal ditambah 3 pasal aturan
peralihan dan 2 pasal aturan tambahan.
Sifatundang-undangyangsingkatdansupelitujugadikemukakan dalamPenjelasan:
1. Undang-UndangDasaritusudahcukup apabilatelahmemuat aturan- aturanpokok saja,
hanya memuatgaris-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain
4. Isi UUD 45
Alinea IV
a. AlineaI=suatupertanggungjawabanatasProklamasiKemerdekaanRI.
b. Alinea II = suatu cita-cita Kemerdekaan, yakni terpeliharanya kemerdekaan,
kedaulatan Negara, Kesatuan Bangsa, Negara dan daerah atas Keadilan
Hukum dan keadilan Moril.
c. Alinea III = suatu pernyataan Kemerdekaan sebagai permulaan hidup
luhur dan suci atas rahmat Tuhan YME.
d. Alinea IV = suatu penentuan perwujudan asas tujuan yang tetap
e. (kesejahteraan politik, ekonomi, sosial, kebahagiaan, rokhaniah, badaniah
dan Tuhaniah).
Batang tubuh UUD’45 ialah peraturan Negara yang memuat ketentuan- ketentuan
pokok dan menjadi salah satu sumber daripadaperaturanperundang- undangan lainnya yang
kemudian dikeluarkan oleh negara itu.
Sifat Batang Tubuh UUD’45.
1. Fleksibel, elastis dan supel, artinya dapat mengikuti perkembangan zaman, kapan saja
dapat berlaku, sejakduluhinggasekarangdansampai kapanpun.
2. Rigid(tidakkaku),artinyadapatdiselamisetiapwarganegaraIndonesia secara keseluruhan,
siapa saja menjadiWNI maupun menyelaminya.
3. Luwes(gemulai),artinyadapatdilaksanakanolehsetiapwarganegara Indonesia di semua
tempat, disembarang ruang dan di mana saja dapat dipraktekkan.
B. Amandemen/PerubahanUUD’45DanDinamikaPelaksanaanUUD’45SejakAwal
Kemerdekaan Hingga Era GlobalProses Perubahan/Amandemen UUD’45
6. MenteriNegaraadalahPembantuPresidendanMenteriNegaraTidakBertanggung
Jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat
UUD 1945menyatakanbahwaPresiden dibantu oleh. Menteri-menteri
negaradandapatmemberhentikanmenteri-menterinegaramenurutketentuanUU (lihat Pasal
17). Menteri-menteri negara itu tidak bertanggung jawab
kepadaDPR.Kedudukanmerekatidak tergantungpadaDPRtetapipada Presiden karena mereka
adalah pernbantu Presiden. Presiden berwenang mengangkat dari memberhentikan menteri.
Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian diatur oleh undang-undang.
Tujuan Pembahasan: Pada bagian ini bertujuan agar mahasiswa memahami pancasila
sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta
aktualisasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
meliputi sebagai berikut : (1)pengertian paradigma; (2) pancasila sebagai
pengembangan ipteks; (3) pancasila sebagai paradigma pengembangan politik,
hukum, ekonomi, sosial budaya dan IPTEK
Dalam menghadapi era globalisasi kita harus melihat dua karateristik masyarakat
untuk pembangunan bangsa (S.Budisantoso, 1998:42-43). Pertama, kemajemukan
masyarakat dan keanekaragaman budaya. Kedua, dinamika masyarakat dan keterbukaan
kebudayaan terhadap pembaruan. Masyarakat majemuk indonesia yang sedang mengalami
perkembngan yang amat pesat karena dampak pembangunan nasional maupun ransangan
globalisasi, memerlukan pedoman bersama (common frame of reference) dalam menanggapi
tantangan demi keutuhan bangsa. Oleh sebab itu, pembanguan nasional harus dapat
memperhatiakn prinsip-prinsip berikut ini.
2. Pengembangan Politik
Landasan : kekuasaan dan kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh sebab
itu, perlu menyempurnakan UUD 1995 sejalan dengan perkembangan kebutuahan
4. Pengenbangan Ekonomi
Pengembangan dan peningkatan SDM terdiri atas beberap kriteria kualitas SDM
yang dibutuhakn adalah sebagai berikut : (1) Memiliki kemampuan dasar untuk
berkembang; (1) Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk mengolah sumber
daya alam secara ivektif, ifesien, lestari, dan berkesinambungan; (3) Memiliki etos
profisinal, tanggung jawab atas pengembangan keahliannya, kejujujrn dalan
pelaksanaan tugas, ketelitian pelayanan masyarakat, penghargaan terhadap waktu dan
ketetapan waktu; (4) penciptaan kesejahteraan yang merata berasis pasa sumber
ekonomi, dunia kerja, pendidikan, kesehatan, dan infomasi. Peningkatan kesejahteran
selalu dihadapkan kepada pemasalahan, bagai mana kita memadukan nilai-nilai
ekonomis yang berkembang menjadi ekonomis dan nilai-nilai Pancasila.
5. Pengembangan Hankam
Soal Latihan