Anda di halaman 1dari 5

I Putu Febrian Andira Putra

16/397770/KU/18914
Jurusan Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan,
Universitas Gadjah Mada

Mempertahankan Eksistensi Indonesia di Era Globalisasi dengan Pancasila

Pendahuluan
Dewasa ini, salah satu permasalahan yang terjadi pada bangsa Indonesia adalah
semangat nasionalisme dan patriotisme yang telah memudar di kalangan generasi muda.
Faktor terbesar yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah derasnya alur globalisasi
yang masuk ke Indonesia sehingga budaya dan pengaruh bangsa asing dapat mempengaruhi
semangat nasionalisme dan patriotisme pada generasi muda. Tidak sedikit dari generasi
muda telah melupakan nilai-nilai dan cita-cita luhur bangsanya sendiri. Seperti yang
diketahui, generasi muda merupakan pilar utama dari masa depan bangsa ini. Ke arah mana
bangsa Indonesia bergerak, ditentukan dari generasi mudanya. Nilai-nilai dan cita-cita luhur
bangsa ini berasal dari sejarah bangsa, keinginan, dan buah pikiran dari nenek moyang dan
bapak-bapak pendiri bangsa ini yang telah dikemas rapi ke dalam ideologi yang disebut
Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi yang dianut oleh bansa Indonesia dan telah
mengakar kuat sebagai suatu kesatuan Republik Indonesia. Pancasila yang terdiri atas lima
sila bersamaan dengan UUD 1945 telah mewakili nilai-nilai dan cita-cita luhur dari nenek
moyang bangsa Indonesia. Lima sila yang terdapat di Pancasila terdiri dari:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara lahir dari kesepakatan bersama dari bapak pendiri
bansgsa ketika negara Indonesia didirikan. Dari pertama kali Indonesia berdiri hingga saat
ini tetap berpegang teguh terhadap pancasila sebagai dasar negara. Pancasila memiliki
peranan yang sangat penting bagi seluruh rakyat Indonesia termasuk generasi muda untuk
dijadikan pedoman dalam kehidupan bernegara dan menghadapi arus globalisasi yang tidak
dapat dikendalikan. Globalisasi yang terjadi saat ini menyamarkan batas-batas antar negara,
membuat semua orang di dunia dapat terhubung satu sama lain dengan mudah sehingga
berbagai macam informasi, budaya, teknologi, dan kehidupan yang kita belum ketahui
sebelumnya dapat kita ketahui dengan mudah. Tentu globalisasi membawa hal yang positif
bagi kehidupan sehari-hari. Namun, efek negatif dari globalisasi dapat memengaruhi kita
jika kita tidak dapat memfilter, asal menerima, dan memilih apa yang kita terima sebagai
efek dari globalisasi. Sudah barang tentu Pancasila dapat dijadikan sebagai alat filter
tersebut agar kita dapat memperoleh hal-hal yang baik dari globalisasi tanpa meninggalkan
eksistensi kita sebagai orang Indonesia yang sejatinya memiliki identitas yang unik jika
dibandingkan negara lain dan sesuai dengan sejarah dan kehidupan bangsa Indonesia itu
sendiri.

Isi
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Pancasila memiliki peran yang penting
dalam kehidupan bernegara dan kehidupan sehari-hari. Pancasila diperlukan untuk
mempertahankan eksistensi dari Indonesia itu sendiri. Pancasila sedemikian penting bagi
bangsa Indonesia karena bagi Indonesia Pancasila adalah dasar, ideologi, falsafah, dan
pandangan hidup bangsa (Irhandayaningsih, 2012). Namun, pentingnya pemahaman
Pancasila masih dianggap sebelah mata terutama oleh generasi muda. Hal tersebut tercemin
dari rendahnya rasa nasionalisme dan patriotisme yang dimiliki. Sebagai contoh, banyak
generasi muda yang meniru pola hidup dari budaya barat karena budaya barat dianggap
lebih modern daripada budaya sendiri. Hal tersebut tidak hanya terjadi di kota-kota besar
namun juga terjadi hingga ke desa (Irhandayaningsih, 2012). Selain itu berbagai masalah
yang terjadi di Indonesia seperti kesadaran pajak, tindak korupsi, masalah lingkungan,
masalah disintegrasi bangsa, narkoba, penegakan hukum, dan dekadensi moral juga
mencerminkan memudarnya penerapan Pancasila tidak hanya di generasi muda namun
masyarakat Indonesia secara umum (Ristekdikti, 2016).
Secara ideologi, hakikat Pancasila memiliki tiga dimensi yaitu dimensi realitas,
dimensi idealitas, dan dimensi fleksibilitas. Ideologi Pancasila harus disadari tidak hanya
secara legal formal namun juga hadir dalam kehidupan konkret masyarakat. Pancasila
sebagai ideologi negara memiliki kepentingan sebagai penuntun moral dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga masalah-masalah seperti
penyalahgunaan narkoba, terorisme, dan korupsi dapat dicegah di masyarakat terutama
generasi muda (Ristekdikti, 2016). Pencegahan hal-hal tersebut dapat mempermudah suatu
negara untuk menjadi negara yang maju dan unggul.
Kemajuan bangsa Indonesia sejatinya juga harus dilandasi oleh semangat Pancasila
yang tercermin dari sikap nasionalisme dan patriotisme. Sebuah negara tentu memiliki
identitas, latar belakang, dan eksistensinya sendiri. Kemajuan dari bangsa Indonesia juga
tidak lepas dari histori dari bangsa Indonesia itu sendiri. Di Seperti kata JASMERAH yang
dituturkan oleh Bung Karno pada HUT Republik Indonesia pada tahun 1966. JASMERAH
sendiri memiliki kepanjangan yaitu “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah” dimana
memiliki makna yaitu kita jangan melupakan sejarah kita sendiri selama membangun
bangsa dan negara ini. Sejarah panjang yang telah membentuk bangsa Indonesia seperti
saat ini melahirkan hakikat dasar negara yang telah tertuang dalam Pancasila. Sejarah
tersebut pula yang telah membentuk identitas, keunikan, dan eksistensi dari Indonesia.
Maka dari itu, dengan memaknai dan menerapkan semangat Pancasila dalam memajukan
bangsa Indonesia kita juga sekaligus memajukan bangsa tanpa meninggalkan identitas kita
sendiri.
Banyak bidang kehidupan yang dapat diterapkan berdasarkan semangat Pancasila
seperti bidang ekonomi, pendidikan, politik sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan.
Sistem ekonomi dalam Pancasila menganut sistem ekonomi kekeluargaan dimana nilai-
nilai musyawarah mufakat dikedepankan dalam menerapkan segala kegiatan ekonomi yang
nantinya akan menguntungkan masyarakat secara luas dan menciptakan keadilan sosial
dalam bidang ekonomi dan kemakmuran yang merata. Hal tersebut tercantum dalam Pasal
33 UUD 1945 (Supriyanto, 2014). Sistem ekonomi kerakyatan ini sesuai dengan Pancasila
dimana Pancasila memiliki cita-cita yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salah satu contoh penerapan ekonomi berlandaskan Pancasila yaitu dengan adanya
Koperasi. Dalam bidang pendidikan, Pancasila dapat diterapkan dengan cara belajar dan
mencari ilmu dengan tujuan untuk memajukan kesejahteraan rakyat dan tidak sekedar
mengikuti pasar industry (Ristekdikti, 2016). Selain itu, demi terciptanya keadilan sosial
dan manusia yang beradab, sudah semestinya semua orang di Indonesia tanpa terkecuali
berhak mendapatkan pendidikan secara utuh dimana tidak ada lagi anak yang tidak putus
sekolah atau tidak dapat sekolah karena keterbatasan ekonomi. Penerapan BOS dan
BIDIKMISI merupakan contoh penerapan Pancasila dalam bidang pendidikan.
Penerapan Pancasila pada bidang sosial dan budaya yaitu segala kehidupan dan
aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh seluruh masyarakat dilandaskan oleh prinsip
religiositas yang sesuai dengan sila ke-1, mengedepankan semangat musyawarah mufakat,
menerapkan demokrasi dalam bermasyarakat, dan menghargai pendapat orang lain yang
sesuai dengan sila ke-4, mengedepankan sikap toleransi tanpa memandang suku, ras, dan
agama demi persatuan bangsa Indonesia yang dikenal sebagai negara yang memili
masyarakat beragam suku, ras, dan agamanya sesuai dengan sila ke-3. Penerapan Pancasila
dalam bidang keamanan dapat diketahui dari alinea ke-3 dari UUD 1945 dimana nilai-nilai
Pancasila tertuang dalam alinea tersebut. Poin yang tercantum pada alinea ke-3 UUD 1945
adalah melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial dimana Pancasila memiliki cita-cita yaitu seluruh dunia, setiap negara
berada dalam suasana damai dan tidak terjadi perang dimana hal tersebut menyebabkan
kerugian material dan psikologis yang sangat besar dan lama. Selain itu, penerapan
Pancasila pada bidang keamanan dan pertahanan dapat dilihat dari lingkungan masyarakat
sekitar seperti partisipasi masyarakat dalam siskamling atau ronda malam.
Peran mahasiswa dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila sangat penting karena
mahasiswa merupakan generasi muda penerus bangsa sekaligus dijuluki sebagai agent of
change yang nantinya diharapkan sebagai orang yang paling siap dan terdepan dalam
memegang estafet kepemimpinan dan peran-peran penting di negeri ini. Dengan pentingnya
keberadaan mahasiswa, sudah barang tentu mahasiswa harus memahami identitas dan jati
dirinya serta harus siap dalam menghadapi tantangan-tantangan dari luar yang mungkin
saja mengancam keberadaan Indonesia. Pancasila diperlukan agar mahasiswa tidak terjerat
arus paham-paham asing yang mungkin bertentangan dengan Pancasila. Mahasiswa dapat
menerapkan hal tersebut dengan mempraktekkan hidup bermasyarakat yang bersifat
demokrasi, mencari dan mengembangkan ilmu demi masyarakat dan memajukan negara,
serta dapat mempromosikan nama baik Indonesia di mata dunia dengan berlandaskan
semangat nasionalisme dan patriotisme.

Kesimpulan
Pancasila merupakan inti dari negara Indonesia serta inti dari pedoman kehidupan
masyarakat Indonesia karena Pancasila lahir dari histori, cita-cita, dan gagasan nenek
moyang dan bapak-bapak pendiri bangsa ini. Pancasila penting untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari karena Pancasila merupakan pedoman dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari agar kita dapat melalukan sesuatu sesuai nilai-nilai luhur yang tertuang dalam
Pancasila serta dapat dijadikan filter untuk menyaring pengaruh-pengaruh globalisasi yang
sekiranya tidak sesuai dengan prinsip kehidupan bermasyarakat di Indonesia dan bersifat
negatif tidak mempengaruhi masyarakat serta dapat menerima dan memanfaatkan sisi
positif dari globalisasi. Jika hal tersebut dapat diterapkan, maka Indonesia dapat menjadi
negara maju tanpa meninggalkan identitas dan jati dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Irhandayaningsih, A. 2012. Peranan Pancasila dalam menumbuhkan kesadaran
nasionalisme generasi muda di era global. HUMANIKA, 16(9).
Ristekdikti. 2016. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi Cetakan 1. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Supriyanto, E., E. 2014. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kebijakan Ekonomi
di Kabupaten Tegal 2009-2014. Politika, 4(1), pp. 80-88

Anda mungkin juga menyukai