Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rayhan Fajar Variandra Rahmat

NIM : 235040200111061

Fakultas : Pertanian

Cluster : 11

PANCASILA SEBAGAI PILAR UTAMA PENGUATAN WAWASAN


KEBANGSAAN DI INDONESIA

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai keberagaman, mulai


dari keberagaman bahasa, suku, ras, budaya, dan juga agama. Dengan
banyaknya perbedaan tersebut tentunya memerlukan sebuah aturan yang
memuat nilai-nilai nasionalisme agar dapat menyatukan berbagai isi kepala dari
tiap penduduk menjadi satu yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Nilai-nilai nasionalisme ini salah satunya ialah Pancasila sebagai ideologi dan
dasar dari NKRI.

Sebagai rakyat Indonesia, tentunya kita tidak asing dalam mendengan


kata Pancasila. Jika dilihat dari katanya, pancasila berasal dari bahasa
sanskerta yang terdiri dari dua kata yaitu “panca” yang berarti lima, dan “sila”
yang berarti prinsip atau dasar. Menurut KBBI, pancasila memiliki artian dasar
negara serta falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia yang terdiri atas
lima sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan
beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan (5) Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi dan dasar dari NKRI mempunyai kedudukan


yang telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945 tepatnya pada alinea ke-4.
Dengan begitu pancasila mempunyai peranan sebagai keseluruhan
pandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai-nilai bangsa Indonesia harus
diimplementasikan di kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pancasila dirumuskan oleh beberapa tokoh sejarah, diantaranya Mr. Moh.


Yamin, Ir. Soekarno, M. Hatta, Soepomo, dan K.H Abdul Wachid Hasyim.
Kelima sila dari Pancasila juga tidak lahir dalam waktu semalam, akan tetapi
lahir setelah beberapa rangkaian yang berjalan seiring dengan waktu persiapan
kemerdekaan Indonesia. Pancasila diambil berdasarkan beberapa gabungan
rumusan yang dinyatakan oleh beberapa tokoh sejarah yang disampaikan pada
sidang BPUPKI dan PPKI. Rumusan tersebut kemudian tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 serta diperkuat oleh ketetapan MPRS
NO.XXI/MPRS/1966 dan Impres No. 12 tanggal 13 April 1968, bahwa
pengucapan, penulisan, dan rumusan pancasila dasar negara RI yang sah dan
benar adalah sebagai mana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Wawasan kebangsaan ialah suatu cara pandang individu terhadap diri


sendiri sebagai bangsa yang tentunya harus mencerminkan rasa dan semangat
kebangsaan dan mampu mempertahankan jati dirinya sebagai bangsa dari
suatu negara. Wawasan kebangsaan ini sangat erat kaitannya dengan visi
suatu bangsa. Konsep wawasan kebangsaan untuk bangsa indonesia sama
dengan visi bangsa indonesia yaitu menjadi bangsa satu kesatuan dengan
wilayah yang utuh.

Setiap penduduk indonesia sepatutnya mempunyai wawasan kebangsaan


yang baik agar dapat mengerti dan memahami visi Indonesia sebagai sebuah
bangsa. Menurut (Wiratmaja, 2021) menyampaikan bahwa wawasan
kebangsaan bagi Indonesia memiliki beberapa makna, diantaranya: Wawasan
kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk
menempatkan persatuan, kesatuan, dan kepentingan serta keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan; Wawasan
kebangsaan tidak memberikan tempat kepada patriotisme yang licik; Wawasan
kebangsaan mengembangkan persatuan bangsa Indonesia sedemikian rupa
sehingga asas semboyan Bhinneka Tunggal Ika dapat diperthankan; Dengan
wawasan kebangsaan yang berlandas pada pandangan pancasila, bangsa
Indonesia telah berhasil merintis jalan untuk menjalani misinya di tengah-
tengah tata kehidupan di dunia; Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
yang telah merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur bertekad untuk
mewujudkan bangsa Indonesia yang maju dan mandiri serta sejahtera maupun
lahir batin, dan akan sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju (Nurgiansah,
2020).

Wawasan kebangsaan memiliki kaitan yang erat dengan pengetahuan


akan jati diri bangsa Indonesia. Seiring dengan berkembangnya globalisasi,
semakin banyak budaya luar yang masuk ke Indonesia. Meskipun demikian,
wawasan kebangsaan harus senantiasa ditumbuhkembangkan dan juga
dipertahankan agar persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat tetap
dipertahankan.

Kuatnya arus globalisasi telah berdampak pada seluruh dunia, termasuk


Indonesia. Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat menjadi
salah satu dampak dari globalisasi. Perkembangan teknologi informasi ini
mempunyai dampak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia,
baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Mudahnya mengakses
informasi yang beredar di luar negara menjadi salah satu dampak yang bersifat
seperti pisau bermata dua. Disatu sisi ini tentunya mempermudah dalam hal
berkomunikasi dan memperluas wawasan, namun disisi lain budaya-budaya
asing juga dengan mudah masuk ke Indonesia dan dikhawatirkan akan dapat
membuat nilai-nilai kebudayaan Indonesia menjadi terkikis digantikan menjadi
budaya global. Semakin menurunnya pemahaman dan kesadaran akan
wawasan kebangsaan dalam bernegara di Indonesia turut menjadi hal yang
harus diperhatikan dalam mempertahankan visi Indonesia.

Memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme di masyarakat


khususnya pada kalangan muda merupakan salah satu dari permasalahan
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Globalisasi menjadi salah satu penyebab
dari permasalahan ini, yang mana banyaknya pengaruh dari kebudayaan asing
yang masuk dan menyebabkan banyak generasi muda yang lebih merasa
bahwa kebudayaan asing tersebut lebih baik dan keren dibandingkan dengan
kebudayaan bangsa sendiri.

Menurut (Danniarti, 2017) jika perkembangan wawasan kebangsaan


Indonesia terus tergerus oleh globalisasi, hal ini akan berdampak pada hal-hal
berikut :

1. Tidak terlaksananya pemahaman nilai-nilai pancasila terutama pada


paham kebangsaan.

2. Tidak terlaksananya pemahaman terhadap nilai-nilai pancasila terutama


pada rasa kebangsaan.

3. Tidak terlaksananya pemahaman terhadap nilai-nilai pancasila terutama


pada semangat kebangsaan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kembali wawasan


kebangsaan di Indonesia adalah dengan cara menyadari dan mengamalkan
kembali nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pancasila mengandung
nilai-nilai yang diambil dari kebudayaan bangsa indonesia yang mempunyai
tujuan untuk menjaga kesatuan dan persatuan dari bangsa Indonesia. Adapun
nilai-nilai yang kerkandung didalam pancasila dan dapat diimplementasikan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain.

1. Pada sila pertama, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pada sila ini
terdapat beberapa nilai yang dapat kita terapkan sebagai generasi muda yaitu
mengimani Tuhan Yang Maha Esa dengan menjalankan semua perintah-Nya
dan menjauhi semua larangan-Nya; Saling bertoleransi dan menghormati
terhadap pemeluk agama lain dengan tidak merendahkan dan mendiskriminasi
agama lainnya.

2. Pada sila kedua, yaitu “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Nilai-nilai
yang dapat kita terapkan pada kehidupan sehari hari diantaranya dengan
senantiasa mengakui dan menghormati terhadap persamaan hak bagi setiap
orang, akses yang sama untuk seluruh penduduk dalam bidang pendidikan,
kesehatan, dan pekerjaan, memiliki sikap toleransi antar masyarakat, dan
berteman pada siapa saja tanpa memperhitungkan ras, suku, agama, dan
lainnya.

3. Pada sila ketiga, yaitu “Persatuan Indonesia”. Dalam menerapkan nilai


dari sila ini bisa dimulai dari hal yang terkesan sepele, yaitu bisa dengan
menggunakan dan bangga akan bahasa Indonesia di pergaulan sehari-hari,
Selain itu dapat diterapkan dengan turut melestarikan kebudayaan daerah baik
berupa pakaian, tarian, makanan, tradisi, dan lain sebagainya dalah kehidupan
sehari-hari. Serta bekerja sama dalam menjaga keutuhan NKRI dengan
berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila

4. Pada sila keempat, yaitu “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan”. Pada sila ini terdapat
nilai-nilai yang dapat kita terapkan pada kehidupan sehari-hari, yaitu
bermusyawarah saat mengambil suatu keputusan, bersikap toleransi dan adil
dalam mengemukakan dan mendengarkan pendapat didalam musyawarah,
hasil keputusan pada suatu musyawarah harus disetujui oleh semua pihak
tanpa adanya paksaan untuk menghasilkan musyawarah yang mufakat.

5. Pada sila kelima, yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat


Indonesia”. Nilai-nilai yang terkandung pada sila ini dapat kita terapkan melalui
kehidupan sehari-hari diantaranya dengan bersikap adil dan tidak membedakan
terhadap sesama manusia, melaksanakan kewajiban dan menghormati hal
orang lain, serta dengan mengedepankan kesejahteraan rakyat Indonesia
diatas kepentingan pribadi dan juga golongan.

Dari contoh sederhana pengimplementasian nilai-nilai Pancasila dalam


kehidupan sehari-hari, diharapkan kita sebagai penduduk negara Indonesia,
khususnya generasi muda, dapat merangkul dan menerapkan dengan lebih
kuat serta konsisten. Melalui implementasi nilai-nilai Pancasila, seperti gotong
royong, keadilan sosial, demokrasi, dan lainnya, dalam aktivitas sehari-hari, kita
secara efektif menghidupkan semangat persatuan dan kesatuan yang menjadi
salah satu pilar fundamental bangsa ini. Misalnya, melalui partisipasi aktif
dalam kegiatan gotong royong di lingkungan sekitar, kita tidak hanya
membangun lingkungan yang bersih dan nyaman, tetapi juga mengajarkan nilai
solidaritas kepada generasi muda. Selain itu, dengan berpegang pada prinsip
keadilan sosial, kita dapat mendorong adanya kesempatan yang setara bagi
semua lapisan masyarakat, sehingga tidak ada yang tertinggal dalam
pembangunan.

Dalam era globalisasi yang semakin pesat, di mana informasi dan


pengaruh luar sangat mudah meresap masuk, pengenalan dan penerapan nilai-
nilai Pancasila menjadi semakin penting. Visi negara yang telah dibentuk sejak
awal kemerdekaan harus tetap kokoh dan tidak mudah tergerus oleh arus
global. Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga integritas dan
identitas bangsa. Dengan memahami nilai-nilai Pancasila secara mendalam
dan mengaplikasikannya dalam berbagai aspek kehidupan, mereka dapat
menjadi pelopor perubahan positif yang berkelanjutan.

Pancasila yang dirumuskan sejak awal kemerdekaan Indonesia telah


disusun berdasarkan apa yang telah tercipta dan digunakan oleh nenek
moyang bangsa Indonesia sebagai pandangan dalam kehidupan berbangsa.
Hal ini menjadikan bahwa pancasila sebagai dasar pedoman bangsa Indonesia
merupakan suatu urgensi yang harus senantiasa ditanamkan kepada generasi
pemuda Indonesia. Oleh karena itu, mulai memudarnya sikap dan pemahaman
generasi muda terkait nasionalisme dan wawasan kebangsaan akibat pengaruh
global merupakan suatu permasalahan yang jika tidak segera diatasi dapat
mengakibatkan perpecahan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Pengaruh globalisasi yang membawa kebudayaan luar masuk ke
Indonesia bukanlah sesuatu yang bisa kita hambat ataupun tolak tetapi dapat
disikapi secara bijak. Banyaknya generasi muda yang menyukai budaya korea
selatan merupakan salah satu contoh dari pesatnya perkembangan
kebudayaan asing masuk ke dalam negeri. Hal ini dapat memberikan pengaruh
negatif jika generasi muda Indonesia lebih menyukai budaya korea selatan
dibandingkan kebudayaan lokal. Oleh karena itu, diperlukannya penguatan
kembali wawasan kebangsaan melalui implementasi nilai-nilai yang terkandung
pada setiap sila pancasila. Karena jika suatu negara mempunyai pegangan
yang kokoh dan juga turut dicerminkan oleh semua penduduknya, maka
pengaruh buruk dari globalisasi akan dengan mudah dilalui serta eksistensi
negara tersebut tentunya akan dapay diakui oleh bangsa lainnya dan tidak akan
mudah hilang serta goyah akibat pengaruh global lainnya.

Vjh kn n ad nfa jad jn dj aj ndja dk ja ja ndj jan djka ajk nd jas ja dn jab dfja
ajdn

Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

Bastaman, H.D. (2008). Membangun Kembali Jati Diri Bangsa. Jakarta:


PT Elex Media Komputindo.

Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021). Building Tolerance Attitudes


Of PPKN Students Through Multicultural Education Courses. Jurnal Etika
Demokrasi, 6(1), 103–115.

Nurfatimah, S. A., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai Pancasila


Dalam Menumbuhkembangkan Wawasan Kebangsaan Di Kehidupan Bangsa
Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 176-183.

Wiratmaja, I.N. Suacana, I.W.G. Sudana, I.W. (2021). Penggalian Nilai-


Nilai Pancasila Berbasis Kearifan Lokal Bali Dalam Rangka Penguatan
Wawasan Kebangsaan. POLITICOS: Jurnal Politik dan Pemerintahan, 1(1). 43-
52.

Bxd habd dddd dddd jks kd cnaj ndfjk an dfk nkajn an dha bdh aa db ajb
had bh dnj ab dha vhd akd jans fjvf ahj ca uad and aa nba hc an dck Bxd habd
dddd dddd jks kd cnaj ndfjk an dfk nkajn an dha bdh aa db ajb had bh dnj ab
dha vhd akd jans fjvf ahj ca uad and aa nba hc an dck

Anda mungkin juga menyukai