Anda di halaman 1dari 15

HAKEKAT NILAI SILA PANCASILA SILA KE V

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


Mackenzie Andrew Sembirinng (D0912210
Muhammad Ibral (D0912210
Sri Maharani (D091221060)
Suci Anggita Sari (D091221042)

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua. Kami sangat bersyukur atas kesempatan yang
diberikan untuk dapat berkarya dan berkontribusi melalui penulisan ini.

Dalam penulisan ini, kami akan membahas mengenai topik yang sangat
menarik dan relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Kami berharap tulisan ini
dapat memberikan manfaat dan mencerahkan pemahaman terhadap topik yang
akan dibahas.

Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan penulisan ini. Semoga tulisan ini
dapat menjadi salah satu sumber referensi yang bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.

Akhir kata, kami berharap apa yang dibahas dalam tulisan ini dapat
memberikan wawasan baru dan inspirasi bagi pembaca. Mohon maaf jika terdapat
kekurangan dalam penulisan ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sila Pancasila
2.2 Hakikat Sila 1 Dan 2
2.3 Pancasila Dalam Pandangan Islam
BAB III PENYIMPANGAN TERHADAP PANCASILA
3.1 Penyimpangan Terhadap Sila Pertama
3.2 Penyimpangan Terhadap Sila Kedua
3.3 Kehidupan beragama/ Kerukunan antar u+mat beragama di Era
Revormasi
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pancasila adalah ideologi negara Indonesia yang digunakan sebagai dasar negara,
konstitusi, dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila
memiliki lima sila yang dijadikan sebagai prinsip dasar negara Indonesia, dimana
sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, sila kedua yaitu Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab, sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, sila keempat yaitu
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
Sejarah Pancasila bermula ketika Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda
pada tahun 1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia mengeluarkan
Proklamasi Kemerdekaan dan Soekarno-Hatta diangkat sebagai presiden dan
wakil presiden pertama Indonesia. Soekarno-lah yang kemudian mengusulkan
konsep Pancasila sebagai dasar negara pada sidang Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945.
Pancasila dianggap sebagai hasil sintesis nilai-nilai kearifan lokal Indonesia
dengan nilai-nilai universal yang berasal dari agama, filsafat, dan pemikiran
manusia. Sila-sila Pancasila mewakili prinsip-prinsip dasar yang meliputi nilai
keagamaan, etika, moral, politik, sosial, dan ekonomi. Seiring dengan
perkembangan zaman, Pancasila menjadi semakin penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia. Pancasila dianggap sebagai dasar negara yang
mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam suku, agama, dan budaya.
Pancasila juga menjadi dasar dalam pembentukan undang-undang, kebijakan
publik, dan tata kelola negara Indonesia. Namun, meskipun Pancasila dijadikan
sebagai dasar negara, masih ada tantangan dalam mengimplementasikan Pancasila
secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa isu seperti
korupsi, intoleransi, dan ketimpangan sosial masih menjadi masalah yang
dihadapi oleh Indonesia dalam upaya mewujudkan keadilan sosial dan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai ideologi negara, Pancasila menjadi landasan yang kuat dalam
mempersatukan bangsa Indonesia dalam keragaman yang ada. Oleh karena itu,
peran dan pengembangan Pancasila di masa depan masih menjadi hal yang
penting bagi Indonesia untuk menjaga keutuhan dan kesejahteraan bangsa dan
negara.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Pancasila, pada makalah ini akan di bahas mengenai hakikat
hakikat dari Pancasila terutama pada sila kelima.
BAB II PEMBAHASAN

1.1 hakekat panccasila


Pancasila adalah dasar filsafat dan ideologi negara Indonesia yang terdiri dari
lima sila, yaitu:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Hakekat Pancasila sendiri adalah esensi atau inti dari Pancasila itu sendiri.
Hakekat Pancasila terletak pada nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila
yang merupakan nilai-nilai dasar yang harus dipegang teguh oleh seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hakekat Pancasila yang sangat penting dan harus dipegang teguh adalah
bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara
satu sila dengan sila yang lainnya. Kesatuan ini mengandung makna bahwa
lima sila dalam Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Dengan demikian, nilai-nilai
yang terkandung dalam setiap sila harus dihayati dan diterapkan secara
holistik dan komprehensif untuk mencapai tujuan negara yang adil dan
makmur bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain itu, hakekat Pancasila juga mengandung nilai-nilai seperti:
a. Toleransi dan kebebasan beragama, yang terkandung dalam sila
Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap orang
memiliki kebebasan untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya
masing-masing tanpa diskriminasi.
b. Keadilan dan kesejahteraan sosial, yang terkandung dalam sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai ini menunjukkan
bahwa negara harus mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan
rakyatnya dan berupaya untuk mengurangi kesenjangan sosial.
c. Persatuan dan kesatuan bangsa, yang terkandung dalam sila Persatuan
Indonesia. Nilai ini menunjukkan pentingnya menghargai perbedaan
dan keragaman dalam bangsa Indonesia serta upaya untuk memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa.
Demokrasi yang berlandaskan musyawarah dan mufakat, yang terkandung
dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap keputusan
harus dicapai melalui musyawarah dan mufakat yang demokratis untuk
mencapai tujuan bersama.
Menghormati martabat manusia, yang terkandung dalam sila Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab. Nilai ini menunjukkan pentingnya menghargai hak
asasi manusia dan memperlakukan manusia secara adil dan bermartabat.
Semua nilai-nilai ini harus dihayati dan diterapkan secara komprehensif untuk
mencapai tujuan negara Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera bagi
seluruh rakyatnya.

1.2 Hakekat Sila Pancasila sila Kelima


Sila ke-5 dari Pancasila adalah Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Sila ini memiliki arti penting dalam menjaga dan
memelihara kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sila ke-5 dari Pancasila menegaskan bahwa keadilan sosial harus
ditegakkan bagi seluruah rakyat Indonesia. Keadilan sosial meliputi
kesetaraan, keadilan dan kesejahteraan rakyat Indonesia sosial yang merata
dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat.
Keadailan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat
disegala bidang kehidupan dan lapisan masyarakat seperti halnya dalam
politik, hukum, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya. Keadilan
sosial budaya mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehiduapan
pribadi masyarakat. Kehidupan yang simaksud adalah kehidupan jasmani dan
roahani. Makna pancasila kelima berarti mengembangkan perbuatan luhur
dengan cara kekeluargaan dan gotong royong, selalu bersikap adil.
Sila Kelima dari Pancasila adalah "Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia". Sila ini menyatakan bahwa segala bentuk ketidakadilan
harus dihapuskan dari kehidupan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia.
Sila ini juga menekankan pentingnya kesetaraan dalam masyarakat Indonesia,
serta pentingnya memperhatikan kepentingan bersama dan tidak hanya
kepentingan individu atau kelompok tertentu.
Keadilan sosial yang dimaksud dalam Sila Kelima adalah keadilan dalam
distribusi kekayaan, pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, dan hak-hak
sosial lainnya. Sila ini juga menekankan pentingnya memperhatikan hak-hak
minoritas dan kelompok yang rentan dalam masyarakat, seperti kaum miskin,
perempuan, anak-anak, dan orang-orang dengan disabilitas.
Dalam praktiknya, Sila Kelima menjadi dasar bagi negara Indonesia dalam
mengimplementasikan kebijakan sosial dan ekonomi yang bertujuan untuk
mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, Sila
Kelima juga menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam berinteraksi
dengan sesama, yaitu dengan mengutamakan kesetaraan dan kepentingan
bersama dalam setiap tindakan dan keputusan.
1.3 Penyimpangan Sila Ke-Lima

PEMBAHASAN
A. Hakekat Sila Kelima
Pancasila
Keadilan sosial berarti
keadilan yang berlaku
dalam masyarakat
disegala bidang
kehidupan dan lapisan
masyarakat seperti
halnya dalam
politik, hukum, ekonomi,
pendidikan, kesehatan,
dan sosial–budaya.
Keadilan sosial
mengandung arti
tercapainya
keseimbangan antara
kehidupan pribadi dan
masyarakat. Kehidupan
yang dimaksud adalah
kehidupan jasmani dan
rohani. Makna pacasila
kelima berarti
mengembangkan
perbuatan luhur dengan
cara kekeluargaan dan
gotong
royong, selalu bersikap
adil. Selain itu
masyarakat harus
seimbang
antara hak dan
kewajiban dengan juga
menghormati hak-hak
orang lain.
Hakekat sila kelima
terdapat pada
pembukaan UUD 1945
pada
alenia kedua yang
berbunyi “Dan
perjuangan kebangsaan
Indonesia
telah sampailah kepada
saat yang berbahagia
dengan selamat setausa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Sila Kelima
Pancasila
Keadilan sosial berarti
keadilan yang berlaku
dalam masyarakat
disegala bidang
kehidupan dan lapisan
masyarakat seperti
halnya dalam
politik, hukum, ekonomi,
pendidikan, kesehatan,
dan sosial–budaya.
Keadilan sosial
mengandung arti
tercapainya
keseimbangan antara
kehidupan pribadi dan
masyarakat. Kehidupan
yang dimaksud adalah
kehidupan jasmani dan
rohani. Makna pacasila
kelima berarti
mengembangkan
perbuatan luhur dengan
cara kekeluargaan dan
gotong
royong, selalu bersikap
adil. Selain itu
masyarakat harus
seimbang
antara hak dan
kewajiban dengan juga
menghormati hak-hak
orang lain.
Hakekat sila kelima
terdapat pada
pembukaan UUD 1945
pada
alenia kedua yang
berbunyi “Dan
perjuangan kebangsaan
Indonesia
telah sampailah kepada
saat yang berbahagia
dengan selamat setausa

Anda mungkin juga menyukai