Anda di halaman 1dari 15

“PANCASILA DAN SEJARAH PANCASILA”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata kuliah: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Dosen Pengampuh: Kharis Sulaiman Haris,M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 2
Marda Sasmita (2023050101109)
Aksan muasin (2023050101107)

PROGRAM STUDI S1 EI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI KENDARI
“PANCASILA DAN SEJARAH PANCASILA”
Disusun oleh:
Marda sasmita (2023050101109)
Aksan muasin (2023050101107)

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara ideologi, pandangan hidup yang harus dipedomani
oleh bangsa Indonesia dalam proses penyelanggaraan kehidupan bermasyarakatan,
berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita cita proklamasi kemerdekaan. Nilai
nilai luhur yang terkandung di dalamnya merupakan nilai nilai luhur yang digali dari
budaya bangsa dan memiliki nilai dasar yang diakui secara uivesal dan tidak akan
berubah oleh perjalanan waktu.
Seiring dengan berjalan waktu dan sejarah bangsa,kini apa yang telah diperjuangkan
para pendiri dan pedahulu bangsa tengah menghadapi batu ujian keberlangsunggannya.
Globalisasi dan euphoria reformasi yang sarat dengan semangat perubahan,telah
memengaruhi pola piker, pola sikap dan pola generasi penerus bangsa dalam menyikapi
berbagai permasalahan kebangsaan.
B.Rumusan Masalah

1. bagaimana pancasila sebagai dasar negara?


2. bagaimana pancasila sebagai ideologi negara ?
3. bagaimana makna yang terkandung pada nilai nilai dalam pancasila ?
4. Bagaimana kedudukan pancasila sebagai sumber hukum di Indonesia ?

1
C.PEMBAHASAN
A. URGENSI PANCASILA
1. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Pancasila SebagaI dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila harus
menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk dan menyelenggarakan negara, Termasuk
menjadi sumber dan pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Hal ini
Berarti Perilaku para penyelenggara Negara dalam Pelaksanaan Penyelenggaraan PemerintaH
Negara, Harus sesuai dengan Perundang unDagan yang Mencerminkan nilai-Nilai PanCasila.

Pancasila Merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilainilainya


bersifat Nasional yang Mendasari Kebudayaan bangsa, Maka nilai-Nilai tersebut Merupakan
Perwujudan dari aspirasi (cita cita hidup bangsa).1 Dengan Pancasila, perpecahan bangsa
IndonesIa akan Mudah dihindari karena Pandangan Pancasila Bertumpu pada pola Hidup yang
Berdasarkan Keseimbangan, Keselarasan, dan Keserasian sehingga perbedaan apapun yang
ada dapat Dibina Menjadi suatu pola Kehidupan yang dinamis, penuh dengan Keaneka
Ragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh.2
Dengan Peraturan yang berlandaskan nilai-Nilai PancasIla, Maka Perasaan Adil dan
tidak adil dapat diminimalkan Hal tersebut dikarenakan Pancasila sebagai dasar negara
Menaungi dan Memberikan GamBaran yang Jelas tentang Peraturan Tersebut berlaku untuk
semua tanpa ada perlakuan diskriminatif bagi siapapun. Oleh karena itulah,PancasIla
Memberikan arah tentang hHukum harus menCiptakan Keadaan Negara yang lebih Baik
Dengan BerLandaskan pada nilai-Nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan
Keadilan. Dengan demikian, Diharapkan Warga Negara dapat Memahami dan MelaksanaKan
Pancasila dalam Kehidupan sehari-Hari, dimulai dari kegiatan-kegiatan sederhana yang
Menggambarkan hadirnya nilai-nilai Pancasila tersebut dalam masyarakat. Misalnya saja,
masyarakat selalu bahu-membaHu dalam Ikut Berpartisipasi Membersihkan Lingkungan,
1
Muzayin, 1991:16
2
Muzayin, 1992:16

2
saling menolong, dan menjaga satu sama lain. Hal tersebut Mengindikasikan bahwa nilai-Nilai
PancasIla telah terinternalisasi dalam kehidupan Bermasyarakat.

2. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

PancasIla Sebagai Ideologi IndonesIa mempunyai ajaran-Ajaran yang memang


mengandung nilai-nilai yang TerKandung dalam Ideologi lain. Ajaran yang dikandung
PancasIla Bahkan dipuji Oleh seorang Filsuf InggrIs, Bertrand RuSsel, yang Menyatakan
bahwa PancasIla sebagai sintesis Kreatif antara Declaration OF AmerIcan IndepenDence
(yang merepresentasikan ideologi demokrasi Kapitalis ) dengan ManIfesto KomUnis (yang
mereprensentasikan ideologi komunis) Lebihdari itu, seorang ahli sejarah, Rutgers,
Mengatakan, “Dari semua negara-negara Asia Tenggara, Indonesia-lah yang dalam
Konstitusinya, pertama-tTama dan paling Tegas melakukan Latar Belakang PsIKologis yang
sesungguhnya daripada revolusi melawan penjajah. Dalam filsafat negaranya, yaitu Pancasila,
dilukiskannya alasan-alasan secara lebih mendalam dari revolusi-revolusi itu.3 Dari pendapat
tersebut,InDonesIa pun pernah mMerasakan Berkembangnya nilai-nNilai ideologi-Ideologi
besar dunia berkembang dalam gerak tubuh Pemerintahannya.

3. MAKNA YANG TERTUAI PADA NILAI NILAI DALAM PANCASILA

a) Sila pertama ketuhanan yang maha esa ( nilai ketuhanan ), yaitu :


Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan “ROH” sekaligus dasar dari keempat sila
lainnya. Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa Bangsa IndonesIa adalah Negara
yang Monotheisme percaya terhadap Tuhan yang satu bukan sebaliknya. Dengan kata
lain, negara Indonesia berlandaskan agama. Pancasila dengan sila pertamanya, adalah
sebuah falsafah yang sesuai dan bersahabat dengan agama. Oleh karenanya, sudah
Seharusnya sebagai Insan yang Beriman dan Bertakwa Kepada AllAh dengan

3
Latif, 2011: 47

3
Mendirikan perintahnya guna meningkatkan kesalehan kita. Kita sebagai bangsa
Indonesia sudah Sepatutnya menyadari Realitas Kemajemukan IndonesIa sebagai sebuah
Berkah dari AllAh, yang perlu Dikembangkan dan Di lestarikan. Keberagaman
semestinya tidak bersifat Hierarkis, melainkan Egaliter, dan oleh karena itu Berimplikasi
pada nilai Etis Toleransi. Sebagai umat Beragama yang Beriman dan Bertakwa Kepada
Allah, sudah semestinya kita menanamkan nilai-Nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran,
dan kemuliaan dalam diri, sehingga Meningkatkan Moral bangsa.

b) Sila kedua kemanusian yang adil dan beradap(nilai kemanusiaan ),yaitu :


Nilai yang terkandung dari sila kedua pancasila adalah nilai kemanusiaan. yang
dimaksud adalah manusia yang adil dan Beradab, menjunjung tinggi nilai-Nilai keadilan
dan martabat Manusia sebagai Makhluk Tuhan, yang diwujudkan dalam Semangat
saling menghargai, toleran, yang dalam perilaku sehari-Hari didasarkan pada nilai-Nilai
moral yang tinggi, serta untuk kepentingan bersama. Dengan mengimplementasikan sila
kedua ini diharapkan bahwa Permasalahan yang Di alami Bangsa saat ini seperti tidak
adanya toleransi, Konflik antar golongan, Pengangguran, kemiskinan, mafia kasus,
Korupsi, diskriminasi dan kesenjangan sosial, tindakan kekerasan, baik secara vertical
maupun horizontal, dapat teratasi.

c) Sila ketiga persatuan Indonesia, yaitu :


Indonesia Adalah Negara yang kaya akan Keberagaman suku, agama, bahasa,
Budaya, dan ras. Namun dengan terbentuknya nkri, dimulailah Komitmen bersama
untuk terus Membentengi Keberagaman itu untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju,
adil, dan Sejahtera. Itulah makna yang terkandung dari Sila Persatuan Indonesia. Sesuai
dengankonstitusi tujuan negara ialah Berkewajiban memberikan perlindungan kepada
segenap Tumpah darah Indonesia dan seluruh isinya dengan semangat Persatuan
tersebut. Perlakuan yang sama pada seluruh Warga Dimananapun berada haruslah
dilakukan oleh pemerintah tanpa memandang latar belakang Suku, ras, budaya, maupun
Agamanya. Warga negara dalam semangat kebersamaan seharusnya Melakukan

4
tindakan yang tetap Menunjukkan sikap dan Perbuatan yang Baik untuk kebahagiaan
dan kemajuan bersama. Semangat persatuan inilah yang harus terus Dijaga agar nkri
tetap eksis, dan dapat menjadi kuat karena Terbangun dari jalinan Keberagaman yang
Harmonis.

d) Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan, yaitu:
Konstitusi mengamanatkan untuk mewujudkan negara yang demokratis, yang mana
kedaulatan diserahkan sepenuhnya kepada rakyat. Nilai yang terkandung Sila keempat
pancasila adalah pedoman berdemokrasi Indonesia. Namun bagaimana cara
mengimplementasikan demokrasi Indonesia masih dalam tahap pencarian identitas.
Sejak merdeka, Indonesia telah melalui be-berapa tahapan demokrasi, yaitu demokrasi
masa revolusi, demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi era orde baru
dan demokrasi era reformasi. Bagaimana dasar demokrasi khas Indonesia, dikemukakan
oleh Soekarno di depan sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Soekarno berpidato, “… Dasar itu
ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan
satu negara untuk satu orang, bukan negara untuk satu golongan, walaupun golongan
kaya. Tetapi kita mendirikan negara, „satu untuk semua‟, satu buat semua, semua buat
satu. Saya yakin bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah per-
4
musyawaratan perwakilan” . Dengan kata lain demokrasi Indonesia adalah
musyawarah mufakat. Namun, dalam kenyataannya,pelaksanaan praktik politik di
Indonesia belum mengutamakan permusyawaratan untuk mufakat. Sebaliknya, tren baru
yang berkembang pada saat ini mengarah pada demokrasi transaksional. Uang menjadi
kekuatan dalam menguasai politik, kelompok yang memiliki uang yang berlimpah yang
akan menguasai dan memenangkan perpolitikan. Inilah yang pada akhirnya
dikhawatirkan akan memberikan negara kepada kendali suatu kelompok tertentu.

4
Amin Arjoso ed. 2002, hal 25 dalam Oetama, dkk

5
Kondisi ini akan diperparah apabila demokrasi ekonomi, dan sosial tidak dilakukan, dan
pemimpin yang visioner tidak dimiliki. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji ulang
gagasan demokrasi sesungguhnya sesuai dengan amanat sila ke empat pancasila.

e) Sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu :


Sila keadilan sosial mengandung makna bahwa setiap warganegara diperlakukan
sama tanpa adanya perbedaan suku, ras, agama, bahasa, kaya dan miskin, maupun
jabatan. Semua warganegara harus diperlakukan adil oleh negara. Perwujudan dari sila
keadilan sosial ini dapat berupapenegakan mukum dengan asas keadilan bukan
keuangan dan jabatan, tidak ada tekanan baik fisik maupun mental terhadap rakyat,
mendapatkan kehidupan yang sejahterah atau terbebas dari kemiskinan, dan kebodohan,
serta dari tekanan pihak asing. Pemerintah berpihak kepada rakyat yang harus dibela,
bukan kepada golongan tertentu yang mempunyai kepentingan. Itulah prinsip keadilan
yang terkandung dalam sila ke-lima. Namun sesungguhnya prinsip keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia menjadi anak tangga pertama yang harus dipijak dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadilan dalam konteks aturan, kebijakan,
tindakan, dan perlakuan yang adil terhadap rakyatnyadapat membuat masyarakat leluasa
bermusywarah dan bermufakat mencari solusi persoalan. Tegaknya keadilan membuat
bangsa akan lebih mudah dalam menyatukan kekuatan untuk dapat mewujudkan
kemakmurannya yang bermartabat. Keadilan juga akan mempertebal rasa kemanusiaan
dan saling mencintai sesama ciptaan Tuhan. Akhirnya keadilan dapat membuat setiap
orang tenang beribadah tanpa harus merasa terancam oleh kelompok lain yang berbeda
keyakinan.

B SEJARAH PANCASILA
1. SEJARAH KAITAN PANCASILA SEBAGAI SALAH SATU SEJARAH AWAL
HUKUM DI INDONESIA

6
Pancasila yang diutarakan Ir. Soekarno dalam pidato di sidang BPUPKI yang pertama
memuat 5 (lima) buah gagasan pada dasarnya, yaitu:5
1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
3. Mufakat atau Demokrasi,
4. Kesejahteraan Sosial,
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang tidak menyukai
angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila, yaitu:6
1. Sosio-Nasionalisme,
2. Sosio-Demokrasi
3. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-
Royong.7

Selain Ir. Soekarno terdapat 2 (dua) tokoh lain yang mengutarakan dasar Falsafah.
Tokoh tersebut, yaitu:
1) Mr. Muhammad Yamin mengutarakan 5 (lima) gagasan, sebagai berikut:8
a. Peri Kebangsaan;
b. Peri Kemanusiaan;
c. Peri Ketuhanan;
d. Peri Kerakyatan;
e. Peri Kesejahteraan.
Akan tetapi, gagasan tersebut berubah ketika disampaikan secara tertulis menjadi:9

5
Paristiyanti Nurwardani et.al, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
DirektoratJenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia, 2016), hal. 52
6 Ibid
7
ibid
8
Alwi Kaderi, Op.Cit, hal. 38

7
a. Ketuhanan Yang Maha Esa;
b. Kebangsaan Persatuan Indonesia;
c. Rasa Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab;
d. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan;

e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.


2). Soepomo mengutarakan 5 (lima) gagasan, sebagai berikut:10
a. Persatuan;
b. Kekeluargaan;
c. Kesimbangan Lahir Dan Bathin;
d. Musyawarah;
e. Keadilan Rakyat.
Selanjutnya, gagasan tersebut di atas mengerucut dan pada sidang BPUPKI kedua
pada 10-16 Juli 1945, disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang
kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah
awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea keempat Piagam Jakarta itulah
terdapat rumusan Pancasila, sebagai berikut:11

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

9
ibid
10
ibid,hal.38
11
Paristiyanti Nurwardani et.al, Op,Cit, hal. 53

8
Tanggal 9 Agusstus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang, kemudian pada tanggal
yang bersamaan dibentuk pula sebuah kepanitiaan, yang diberi nama “Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Junbi Iinkai. 12 Pada tanggal 7 Agustus 1945
Jenderal Terautji sekali lagi mengeluarkan pernyataan bahwa pemerintah Jepang akan
memberikan kemerdekaan pada bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, pada tanggal 9 Agustus
1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Radjiman Widijodiningrat

diundang oleh Marsal Terautji, Panglima tertinggi Angkatan Perang Jepang seluruh
Asia Tenggara di Saigon/Vietnam, guna menerima petunjuk-petunjuk tentang
penyelenggaraan kemerdekaan bangsa Indonesia.13 Namun pada tanggal 6 Agustus 1945
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Herosima, kemudian pada tanggal 9 Agustus
1945 di Nagasaki, yang menyebabkan pada tanggla 14 Agustus 1945 Jepang menyerah
tanpa syarat kepada Tentara Sekutu. Akibat dari itu, menyerahnya Jepang kepada Sekutu
tersebut menyebabkan seluruh janji-janji untuk memerdekakan bangsa Indonesia menjadi
tidak ada lagi. Walaupun demikian sebagian besar rencana Jepang terhadap bangsa
Indonesia dapat terlaksana dengan baik, kecuali rencana terakhir berupa janji utk
kemerdekaan bangsa Indonesia tidak terlaksana.

Akhirnya dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan yang ada, sebagai akibat


menyerahnya Jepang kepada Sekutu, maka Indonesia mengambil putusan sendiri untuk
memproklamasikan Indonesia.14 Bertepatan pada hari Jum;at, tanggal 17 Agustus 1945, di
Pegangsaan Timur 56 Jakarta sekitar jam 10 WIB, Bung Karno dengan didampingi oleh
Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. setelah ProklamasiKemerdekaan
Indonesia, yakni 18 Agustus 1945, PPKI bersidang untuk menentukan dan menegaskan
posisi bangsa Indonesia dari semula bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka. PPKI

12
H.M. Alwi Kaderi, Op.Cit, hal. 43
13
ibid, hal. 43-44
14
Ibid, hal. 44

9
yang semula merupakan badan buatan pemerintah Jepang, sejak saat itu dianggap mandiri
sebagai badan nasional. Atas prakarsa Soekarno, anggota PPKI ditambah 6 orang lagi,
dengan maksud agar lebih mewakili seluruh komponen bangsa Indonesia, yaitu:
Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa
Koesoema Soemantri, dan Ahmad Subarjo.Indonesia sebagai bangsa yang merdeka
memerlukan perangkat dan kelengkapan kehidupan bernegara, seperti: Dasar Negara,
Undang-Undang Dasar, Pemimpin negara, dan perangkat pendukung lainnya.15 Putusan-
putusan penting yang dihasilkan mencakup hal-hal berikut:16

1). Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD „45) yang terdiri atas
Pembukaan dan Batang Tubuh. Naskah Pembukaan berasal dari Piagam Jakarta dengan
sejumlah perubahan. Batang Tubuh juga berasal dari rancangan BPUPKI dengan sejumlah
perubahan pula;
2). Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan Hatta);
3). Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI ditambah
tokoh-tokoh masyarakat dari banyak golongan. Komite ini dilantik 29 Agustus 1945
dengan ketua Mr. Kasman Singodimejo.

Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:


1. Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejarah bangsa Indonesia juga mencatat bahwa rumusan Pancasila yang disahkan
PPKI ternyata berbeda dengan rumusan Pancasila yang termaktub dalam Piagam Jakarta.

15
Paristiyanti Nurwardani et.al, Op.Cit, hal. 56
16
ibid, hal. 57

10
Hal ini terjadi karena adanya tuntutan dari wakil yang mengatasnamakan masyarakat
Indonesia Bagian Timur yang menemui BungHatta yang mempertanyakan 7 (tujuh) kata di
belakang kata “Ketuhanan”, yaitu “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. Tuntutan ini ditanggapi secara arif oleh para pendiri negara
sehingga terjadi perubahan yang disepakati, yaitu dihapusnya 7 (tujuh) kata yang dianggap
menjadi hambatan di kemudian hari dan diganti dengan istilah “Yang Maha Esa”.17
Dengan demikian, maka sah atau legal Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm.
Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm bersifat saling mengisi antara sila-sila yang
terdapat didalamnya, yaitu: Ketuhanan dijunjung tinggi dalam kehidupan bernegara, tetapi
diletakkan dalam konteks negara kekeluargaan yang egaliter, yang mengatasi paham
perseorangan dan golongan, selaras dengan visi kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan kebangsaan, demokrasi permusyawaratan yang menekankan consensus, serta
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.18

Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm atau Weltanschauung, satu dasar Falsafah,


Pancasila adalah satu alat pemersatu bangsa yang juga pada hakikatnya satu alat
mempersatukan dalam perjuangan melenyapkan segala penyakit yang telah dilawan
berpuluh-puluh tahun, yaitu terutama imperialisme. Perjuangan suatu bangsa, perjuangan
melawan imperialisme, perjuangan Mencapai kemerdekaan, perjuangan sesuatu bangsa
yang membawa corak sendiri-sendiri. Tidak ada dua bangsa yang cara berjuangnya sama.
Tiap-tiap bangsa mempunyai cara perjuangan sendiri, mempunyai karakteristik sendiri.
Oleh karena itu, pada Hakikatnya bangsa sebagai individu mempunyai kepribadian sendiri.
kepribadian yang terwujud dalam pelbagai hal, dalam kenyataannya, dalam
perekonomiannya, dalam wataknya, dan lain-lain sebagainya.19 Dengan demikian, jika
dicermati maksud norma dasar menurut Kelsen dan atau Normafundamental negara

17
ibid
18
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2004), hal. 2
19
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara, (Jakarta: SekretariatJenderal MPR RI, 2013), hal. 94-95

11
menurut Nawiasky maka Pancasila merupakan norma dasar yang menginduki segala
macam norma dalam tatanan norma di Indonesia. Untuk memperjelas kedudukan norma
dasar dalam tatanan hukum suatu negara, Kelsen juga menjelaskan pola hubungan antar
norma melalui teorinya stufenbau atau hirarkis norma. Kelsen menjelaskan hubungan
antara norma yang mengatur pembentukan norma lain dengan dengan norma yang lain lagi
dapat digambarkan sebagai hubungan antara “superordinasi” dan “subordinasi”. Norma
yang menentukan norma lain adalah norma yang lebih tinggi,sedangkan norma yang
dibentuk menurut peraturan ini adalah norma yang lebih rendah. Artinya, Pancasila
merupakan sumber sebagai sumber hukum dimana lahirnya atau sejarah pembentukan
Pancasila dapat dikatakan sebagai salah satu bagian sejarah hukum di Indonesia.

D.PENUTUP
Kesimpulan

Sebagaimana makna dari kemerdekaan yang mana Indonesia telah merdeka selama 78
tahun, perlulah kiranya kita renungkan kembali telah sampai dimanakah perjalanan kita
sebagai bangsa yang benar-benar merdeka. Kenyataanya pada saat ini masih banyak
masyarakat yang belum dapat merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya, masih banyak
rakyat yang hidup dalam kemiskinan, kebodohan, tidak dapat dengan leluasa
mengekspresikan kecintaannya kepada Tuhannya, pemimpin dan beserta aparat negara sering
tidak memperdulikan penderitaan rakyat, dan pelaksanaan hukum masih sering berpihak
kepada yang membayar, bukan kepada yang benar. Pancasila yang selalu dinaungkan sebagai
dasar dan falsafah bangsa, serta menjadifondasi kehidupan kenyataannya lebih sering menjadi
hiasan untuk mempercantik negara. Jika ini yang terjadi berarti kita belum mampu
mengetahui, memahami ,dan ikut serta mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa kita tentang
hidup bersama sebagai bangsa.

12
Dan menurut saya kesimpulan dari kaitan pancasila sebagai salah satu sejarah awal
hokum di Indonesia ialah Pancasila merupakan sumber hukum dimana lahirnya atau sejarah
pembentukan Pancasila dapat dikatakan sebagai salah satu bagian sejarah hukum di
Indonesia.

Daftar pustaka
Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna:Historisitas, Rasionalitas danAktualitas Pancasila.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Muzayin. 1992. Ideologi Pancasila (Bimbingan ke Arah Penghayatan dan Pengamalan bagi
Remaja). Jakarta: Golden Terayon Press.
Oetama , Jakob, dkk. Rindu Pancasila.Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Bo’a, Fais Yonas, Pancasila Sebagai Sumber Hukum Dalam Sistem Hukum Nasional, dalam
Jurnal Konstitusi Volume 15, Nomor 1, Maret 2018, Jakarta: Mahkamah Konstitusi.
Hamidi, Jazim, Revolusi Hukum Indonesia: Makna, Kedudukan dan Implikasi Hukum Naskah
Proklamasi 17 Agustus 1945 Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Jakarta:
Konstitusi Press, 2006.
Kaderi, Alwi, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, Banjarmasin:
AntasariPress,2015.
Kaelan, MS., Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2000.
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama,2004.
Lubis, T.H dan Rahmat Ramadhani. (2021). “The Legal Strength of the Deed of Power to Sell as
the Basis for Transfer of Land Rights”, IJRS: International Journal Reglement & Society 2, No.
3.

13
14

Anda mungkin juga menyukai