D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : Chandra Wijaya
NPM : 1620250074
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "Menjadi Manusia Pancasilais" ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
pancasila dengan judul "Menjadi Manusia Pancasilais". Disamping itu, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan
makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Siapa yang tidak tahu dengan Pancasila. Pancasila pertama kali di pidatokan oleh bung
karno pada tanggal 1 Juni 1945 didepan sidang rapat BPUPKI. Pancasila dianggap sebagai
sesuatu yang sakral yang harus setiap warganya hafal dan mematuhi segala isi dalam
pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap
pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya
dalam kehidupan berwarga berbangsa dan bernegara.
Dalam kasus ini akan dibahas tentang bagaimana menjadi manusia yang pancasilais
karena banyaknya terjadi penyimpangan/kesalahan dalam mengamalkannya nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila itu sendiri. Maka dari itu pentingnya kita mengetahui bagaimana
menjadi manusia yang pancasilais.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
·
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan
sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia.
Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat
yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa
maupun semangat untuk mencapai ridho Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang
dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang
Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya
untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga
Indonesiamenjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang
beragama, apapun agama dan keyakinan mereka.
2. Kemanusiaan (Moralitas)
5. Keadilan Sosial
Pancasila merupakan ideologi negara yang tidak ada habisnya untuk didiskusikan, baik
oleh kalangan akademisi, politisi, pakar ekonomi, ahli hukum ataupun masyarakat umum.
Mendiskusikan Pancasila merupakan kegiatan yang memungkinkan munculnya ide-ide baru
dalam mengamalkan Pancasila di tengah-tengah kehidupan Indonesia sebagai negara-bangsa..
Dalam mengatikan manusia pancasila gagasan dari Driyarkara dijadikan rujukan karena ia
merupakan salah satu filsuf Indonesia yang konsisten mengembangkan gagasan filosofis
tentang Pancasila dan implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia.
Menurut Driyarkara manusia Pancasila adalah manusia yang merupakan kesatuan dengan
dunia material, dengan sesama manusia, dan akhirnya berhubungan dengan Tuhan
penciptanya. Manusia berelasi vertikal kepada Tuhan dan horizontal kepada manusia dan
dunia. Manusia bergerak aktif terus-menerus untuk membangun dirinya dan masyarakatnya.
Driyarkara selanjutnya menguraikan tentang Manusia Pancasila dalam kaitannya dengan sila-
sila. Lima poin utama yang dimunculkan adalah Manusia Pancasila yang berkeadilan sosial,
berdemokrasi, berkebangsaan, dan berperikemanusiaan, dan berke-Tuhan-an.
C. Menjadi manusia Pancasilais
Pancasila selalu menjadi rujukan banyak pihak terhadap kepemilikan watak mulia
seseorang. Ini wajar, sebab Pancasila diyakini sebagai sebuah formulasi dari nilai-nilai
kebaikan manusia. Sehingga seseorang yang dikatakan sebagai manusia Pancasila pasti
memiliki berbagai hal terpuji dan perlu dicontoh.
Apakah manusia Pancasila cukup diukur dengan melihat siapa yang hafal lima sila dari
Pancasila ataukah bisa dilihat dari orang yang selalu menyertakan nama Pancasila
dibelakangnya; Paijo Pancasila, mBah Darmo Pancasila, Ponikem Pancasila? Indikator
seseorang untuk memiliki label Pancasila di belakangnya sangat sulit dilakukan. Jika
indikatornya hanya diukur dari bagaimana dia mampu menghafalkan lima sila yang ada, itu
semua orang juga bisa disebut Pancasila. Bahkan orang-orang yang sering melakukan korupsi
pun sangat banyak yang bisa dikatakan sebagai manusia Pancasila.
Maka dari itu kita harus mengetahui bagaimana menjadi manusia yang pancasilais sebagai
pribadi, anggota masyarakat dan warga negara.
1. Sebagai Pribadi
Dalam hal ini ada beberapa contoh yang menunjukkan sebagai pribadi yang menjadi
manusia pancasilais :
Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa Sesuai ajaran agama yang
dianut masing-masing.
Dalam hal ini ada beberapa contoh yang menunjukkan sebagai anggota masyarakat yang
menjadi manusia pancasilais :
Menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama
Dalam hal ini ada beberapa contoh yang menunjukkan sebagai anggota masyarakat yang
menjadi manusia pancasilais :
A. KESIMPULAN
Pancasilais yang bearti penganut ideologi pancasila yang baik dan setia. Manusia yang
pancasilais tidak hanya hafal pancasila akan tetapi manusia pancasilais yang dapat
menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini menjadi
manusia pancasilais terbagi menjadi 3 bagian yaitu sebagai pribadi, sebagai anggota
masyarakat dan sebagai warga negara.
B. SARAN
Diharapkan agar semua lapisan masyarakat mulai dari kalangan pejabat sampai orang
kecil dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tidak hanya sebatas
mengetaui saja namun melaksanakannya dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Hendrianto, A. (2017, Juli 27). Manusia Indonesia, Manusia Pancasila. Retrieved Januari 19, 2018,
from Kompasiana.com: http://www.kompasiana.com/antonius_hendrianto
Karti, S. (2009, Januari 2). Menjadi Manusia Pancasila. Retrieved Januari 19, 2018, from
blogspot.co.id: http://petanidakwahmenulis.blogspot.co.id
Riadi, S. (2011, Agustus 03). Bagaimana Seharusnya Seorang Pancasilais. Retrieved Januari 19, 2018,
from wordpress.com: http://maulanusantara.wordpress.com