Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PANCASILA

“MENJADI MANUSIA PANCASILAIS”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : Chandra Wijaya

NPM : 1620250074

Dosen Pengampuh : Havis Aravik, M.Si

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "Menjadi Manusia Pancasilais" ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
pancasila dengan judul "Menjadi Manusia Pancasilais". Disamping itu, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan
makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Palembang, 19 Januari 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siapa yang tidak tahu dengan Pancasila. Pancasila pertama kali di pidatokan oleh bung
karno pada tanggal 1 Juni 1945 didepan sidang rapat BPUPKI. Pancasila dianggap sebagai
sesuatu yang sakral yang harus setiap warganya hafal dan mematuhi segala isi dalam
pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap
pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya
dalam kehidupan berwarga berbangsa dan bernegara.

Dalam kasus ini akan dibahas tentang bagaimana menjadi manusia yang pancasilais
karena banyaknya terjadi penyimpangan/kesalahan dalam mengamalkannya nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila itu sendiri. Maka dari itu pentingnya kita mengetahui bagaimana
menjadi manusia yang pancasilais.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila?

2. Apa yang dimaksud dengan manusia yang Pancasilais

3. Bagaimana menjadi manusia yang Pancasilais?

·
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kandungan Makna Pada Nilai-nilai Dalam Pancasila

1. Ketuhanan (Religiusitas)

Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan
sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia.
Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat
yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa
maupun semangat untuk mencapai ridho Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang
dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang
Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya
untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga
Indonesiamenjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang
beragama, apapun agama dan keyakinan mereka.

2. Kemanusiaan (Moralitas)

Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran


tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi
untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju
peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin
untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal
hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan
masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta
dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan
damai.

3. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia

Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran


Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa
Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari
Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun
pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri
sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia
terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam
kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi
justru dijadikan persatuan Indonesia.
4. Permusyawaratan dan Perwakilan

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan


orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai
satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan
yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan
potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan
diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk
menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi
sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai
bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan
aliran tertentu yang sempit

5. Keadilan Sosial

Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak


berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan
berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara
organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh
dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan
kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat,
sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.

B. Pengertian Manusia Pancasilais

Pancasila merupakan ideologi negara yang tidak ada habisnya untuk didiskusikan, baik
oleh kalangan akademisi, politisi, pakar ekonomi, ahli hukum ataupun masyarakat umum.
Mendiskusikan Pancasila merupakan kegiatan yang memungkinkan munculnya ide-ide baru
dalam mengamalkan Pancasila di tengah-tengah kehidupan Indonesia sebagai negara-bangsa..

Dalam mengatikan manusia pancasila gagasan dari Driyarkara dijadikan rujukan karena ia
merupakan salah satu filsuf Indonesia yang konsisten mengembangkan gagasan filosofis
tentang Pancasila dan implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia.

Menurut Driyarkara manusia Pancasila adalah manusia yang merupakan kesatuan dengan
dunia material, dengan sesama manusia, dan akhirnya berhubungan dengan Tuhan
penciptanya. Manusia berelasi vertikal kepada Tuhan dan horizontal kepada manusia dan
dunia. Manusia bergerak aktif terus-menerus untuk membangun dirinya dan masyarakatnya.
Driyarkara selanjutnya menguraikan tentang Manusia Pancasila dalam kaitannya dengan sila-
sila. Lima poin utama yang dimunculkan adalah Manusia Pancasila yang berkeadilan sosial,
berdemokrasi, berkebangsaan, dan berperikemanusiaan, dan berke-Tuhan-an.
C. Menjadi manusia Pancasilais

Pancasila selalu menjadi rujukan banyak pihak terhadap kepemilikan watak mulia
seseorang. Ini wajar, sebab Pancasila diyakini sebagai sebuah formulasi dari nilai-nilai
kebaikan manusia. Sehingga seseorang yang dikatakan sebagai manusia Pancasila pasti
memiliki berbagai hal terpuji dan perlu dicontoh.

Apakah manusia Pancasila cukup diukur dengan melihat siapa yang hafal lima sila dari
Pancasila ataukah bisa dilihat dari orang yang selalu menyertakan nama Pancasila
dibelakangnya; Paijo Pancasila, mBah Darmo Pancasila, Ponikem Pancasila? Indikator
seseorang untuk memiliki label Pancasila di belakangnya sangat sulit dilakukan. Jika
indikatornya hanya diukur dari bagaimana dia mampu menghafalkan lima sila yang ada, itu
semua orang juga bisa disebut Pancasila. Bahkan orang-orang yang sering melakukan korupsi
pun sangat banyak yang bisa dikatakan sebagai manusia Pancasila.

Maka dari itu kita harus mengetahui bagaimana menjadi manusia yang pancasilais sebagai
pribadi, anggota masyarakat dan warga negara.

1. Sebagai Pribadi

Dalam hal ini ada beberapa contoh yang menunjukkan sebagai pribadi yang menjadi
manusia pancasilais :

 Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa Sesuai ajaran agama yang
dianut masing-masing.

 Membela kebenaran dan keadilan

 Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama

 Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita

 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia

 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral


kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia

2. Sebagai Anggota Masyarakat

Dalam hal ini ada beberapa contoh yang menunjukkan sebagai anggota masyarakat yang
menjadi manusia pancasilais :

 Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat


ekonomi, maupun tingkat pendidikan.

 Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam


menyelesaikan masalah

 Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan


 Saling mengasihi antar sesama warga negara demi menciptakan kehidupan yang
harmonis

 Menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama

 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan gotong royong

 Suka melakukan kegiatan dalam mewujudkan kemajuan merata dan berkeadilan


sosial

 Menghormati hak dan kewajiban orang lain

3. Sebagai Warga Negara

Dalam hal ini ada beberapa contoh yang menunjukkan sebagai anggota masyarakat yang
menjadi manusia pancasilais :

 Rela berkorban untuk bangsa dan negara

 Mencintai bangsa dan negara dengan meminimalkan penyebab lunturnta Bhineka


Tunggal Ika seperti menjaga kerukunan antar suku dan budaya bangsa

 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan
golongan.

 Mengembangkan rasa kebanggan berkebangsaan dan bertanah air dengan


menjaga sumber daya dan kelestarian bumi yang ada di indonesia.

 Ikut serta dalam pemilihan umum

 Tidak membangga-banggakan bangsa lain dan merendahkan bangsa sendiri


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pancasilais yang bearti penganut ideologi pancasila yang baik dan setia. Manusia yang
pancasilais tidak hanya hafal pancasila akan tetapi manusia pancasilais yang dapat
menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini menjadi
manusia pancasilais terbagi menjadi 3 bagian yaitu sebagai pribadi, sebagai anggota
masyarakat dan sebagai warga negara.

B. SARAN

Diharapkan agar semua lapisan masyarakat mulai dari kalangan pejabat sampai orang
kecil dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tidak hanya sebatas
mengetaui saja namun melaksanakannya dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Hendrianto, A. (2017, Juli 27). Manusia Indonesia, Manusia Pancasila. Retrieved Januari 19, 2018,
from Kompasiana.com: http://www.kompasiana.com/antonius_hendrianto

Karti, S. (2009, Januari 2). Menjadi Manusia Pancasila. Retrieved Januari 19, 2018, from
blogspot.co.id: http://petanidakwahmenulis.blogspot.co.id

Riadi, S. (2011, Agustus 03). Bagaimana Seharusnya Seorang Pancasilais. Retrieved Januari 19, 2018,
from wordpress.com: http://maulanusantara.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai