Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA

Dosen:
Herdian Nuryadin,S.H.M.H

Disusun Oleh:
Adilla Amanda
Ani Marlina
Aprillia Tresna Y.
Dewi Asiah

Kelas 1B

AKADEMI KEBIDANAN PRIMA HUSADA BOGOR

TAHUN AJARAN 2020-2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penghayatan
Dan Pengamalan Pancasila” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Herdian Nuryadin, S.H.M.H pada mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Herdian Nuryadin, S.H.M.H,


selaku dosen pada mata kuliah Pendidikan Pancasil yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 09 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Pemahaman Pancasila .................................................................................... 3

B. Penghayatan Pancasila ................................................................................... 4

C. Pengamalan Pancasila .................................................................................... 7

D. Pelestarikan Pancasila .................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 13

A. Kesimpulan .................................................................................................. 13

B. Saran ............................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman modern ini, kita mengetahui bahwa bangsa kita ini, bangsa Indonesia
mengalami degradasi moral yang sangat signifikan. Masalahnya sekarang, Dimanakah
letak filsafat Negara kita; Dimanakah letak dasar Negara kita; Kemanakah Pancasila
saat ini.

Fenomena dalam kehidupan sehari-hari tidak lagi menempatkan Pancasila sebagai


Ideologi, Dasar Negara dan Pandangan hidup bangsa. Hal ini terbukti dengan
peristiwa-peristiwa yang marak terjadi saat ini, seperti banyaknya pejabat-pejabat kita
yang melakukan tindak korupsi, konflik antar suku ataupun agama, tawuran antar
pelajar sering terdengar di mana-mana, dan masih banyak lagi.

Dari fenomena di atas, maka sangat perlu kita sebagai masyarakat Indonesia untuk
memperdalam pemahaman kita terhadap Pancasila. Tidak hanya paham tetapi kita juga
harus menghayati, mengamalkan dan melestarikan nilai-nilai dari sila Pancasila,
supaya keadilan, keamanan, kemakmuran dan kesejahteraan benar-benar terwujud
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kita harus sadar dalam melaksanakan Pancasila mulai dari hari ini dan hari-hari
yang akan datang. Dengan adanya kesadaran itu dialamilah segala sesuatu sifat dan
keadaan daripada hak yang disadari itu yang terdapat pada pribadi sendiri. Untuk
menjamin terselenggaranya Pancasila, maka di dalam diri pribadi, kita harus selalu
meneliti diri sendiri, mengamat-amati diri sendiri, sehingga kita selalu mengetahui dan
mengalami sendiri senantiasa dalam keadaan tedorong dan taat untuk melaksanakan
Pancasila.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diambil untuk penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut ini.

1. Apakah yang dimaksud dengan Pancasila?


2. Bagaimanakah konsep penghayatan Pancasila?
3. Bagaimanakah konsep pengamalan Pancasila?
4. Bagaimanakah cara melestarikan Pancasila?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Herdian Nuryadin, S.H.M.H pada mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk sebagai berikut ini.

1. Mengetahui maksud dari Pancasila.


2. Mengetahui konsep penghayatan Pancasila.
3. Mengetahui konsep pengamalan Pancasila.
4. Mengetahui cara melestarikan Pancasila.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemahaman Pancasila
Pancasila adalah dasar ideologi-ideologi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.

Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945,
tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Dalam Pancasila terkandung berbagai makna yang perlu dipahami setiap manusia
Indonesia, adapun makna yang dimaksud adalah :

1. Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Bangsa Indonesia percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena
Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta segala isinya baik benda mati maupun
benda hidup.

2. Sila “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”

Bangsa Indonesia adalah manusia yang memiliki martabat yang tinggi. Sehingga
keputusan yang di ambil harus berdasarkan norma yang obyektif.

3
3. Sila “Persatuan Indonesia”

Bersatunya bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan merupakan wujud


paham kebangsaan.

4. Sila “Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan”

Kerakyatan berarti sekelompok orang mendiami wilayah Indonesia. Kerakyatan


juga berarti kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat. Hikmat Kebijaksanaan berarti
sikap yang dilandasi dengan penggunaan akal pikiran yang sehat selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan. Permusyawaratan berarti tata cara yang
khas Indonesia untuk merumuskan dan memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak
rakyat sehingga tercapai keputusan berdasarkan mufakat. Perwakilan berarti suatu tata
cara untuk mengusahakan ikut sertanya rakyat mengambil bagian urusan bernegara
melalui badan-badan perwakilan seperti MPR, DPR, DPD, DPRD.

5. Sila “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat disegala bidang
kehidupan dan lapisan masyarakat seperti halnya dalam politik, hukum, ekonomi,
pendidikan, kesehatan, dan sosial-budaya.

B. Penghayatan Pancasila
Pancasila dapat dihayati secara berurutan sebagai tahap-tahap penghayatan
Pancasila secara sistematis dan sekaligus dapat menunjukkan bahwa Pancasila adalah
filsafat hidup bangsa Indonesia.

Penghayatan Pancasila secara sitematis ini dimulai dari pemikiran tentang jiwa
bangsa Indonesia sampai dapat dinyatakan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia,
yakni sebagai berikut.

4
1. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Bangsa sebagai kumpulan manusia yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama
sebagai kesatuan, kumpulan jiwa inipun membentuk juga “jiwa bangsa” yang
mengandung kesamaan untuk seluruh warganya. Jiwa bangsa bagi bangsa Indonesia
adalah Pancasila, yang lahir bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia, bukan hal
baru, hanya perumusannya yang baru kemudian. Pancasila sebagai jiwa bangsa
Indonesia ini merupakan sumber daya bagi kehidupan sehari- hari bangsa Indonesia.

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Jiwa bangsa Indonesia mempunyai arti statis (tetap tidak berubah), dan mempunyai
arti dinamis (bergerak). Jiwa ini keluar diwujudkan dalam sikap- mental dan tingkah
laku serta amal-perbuatan. Sikap-mental, tingkah-laku dan amal perbuatan bangsa
Indonesia mempunyai cirri-ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain.
Cirri-ciri yang merupakan perwujudan dari jiwa bangsa inilah yang dimaksud dengan
kepribadian Bangsa Indonesia adalah Pancasila.

3. Pancasila sebagi Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Dengan kepribadian bangsa Indonesia yang kuat maka secara langsung kepribadian
itu menjelma menjadi pandangan hidup, yakni Pancasila. Ditinjau dari segi materinya
Pancasila ini merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sendiri yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa
Indonesia untuk mewujudkannya. Dan adanya tekad ini maka pancasila dapat
mempersatukan bagnsa Indonesia, memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan
dan kebahagiaan lahir maupun batin dalam masyarakat bangsa Indonesia yang
beraneka ragam sifatnya. Karena itulah maka dalam melaksanakan pembangunan,
bagnsa Indonesia tidak dapat begitu saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan
oleh bangsa lain tanpa menyesuaikannya dengan pandangan hidup dan kebutuhan-
kebutuhan bangsa Indonesia sendiri. Kepribadian bangsa yang menjelma sebagai hidup
ini secara langsung dapat juga menentukan tujuan hidup bagi bangsa Indonesia.

5
4. Pancasila sebagi Tujuan Hidup Bangsa Indonesia

Tujuan hidup manusia adalah kebahagiaan dunia dan kebahagiaan sempurna.


Tujuan ini pengertiannya umum dan bersifat abstrak disamping itu juga relatif. Oleh
karena itu perlu dijabarkan dan disesuaikan dengan pandangan hidup bangsa sendiri
sehingga tujuan hidup yang ingin dicapai ini bukan hal-hal yang diluar jangkauannya,
tetapi betul-betul cerminan dari jiwa dan kepribadian sendiri. Dengan demikian tujuan
hidup bangsa Indonesia adalah pancasila. Adapun pancasila sebagi pandangan hidup
di sini pengertiaannya adalah kebahagiaan yang hidup selaras, serasi dan seimbang,
baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan alam
semesta, dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar
kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah, yang sekaligus juga menciptakan tata
masyarakat adil dan makmur atas dasar pertimbangan hikmat Tuhan dan kebijaksanaan
bangsa Indonesia.

5. Pancasila sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

Degan berdasar pada pandangan hidup Pancasila dan tujuan hidup Pancasila, maka
antara pandangan dan tujuan ini ada suatu cara yang ingin dilaksanakan. Untuk
menyesuaikan pandangan hidup terhadap tujuan hidup yang sama dan identik yakni
Pancasila ini, maka cara pelaksanaannya juga pengamalan daripada Pancasila itu
sendiri yang merupakan suatu pedoman hidup, sehingga dinyatakan pancasila adalah
pedoman hidup bangsa Indonesia. Dengan berpedoman pancasila ini berarti juga
memlihara nilai-nilai luhur yang menjadi kepribadian bangsa Indonesia yang
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan meneruskan ke generasi berukutnya
dengan menyesuaikan perkembangan masyarakat modern. Oleh karena itu Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari harus dijabarkan dengan bahasa yang jelas dan mudah
dimengeri oleh seluruh warga bangsa dan rakyat Indonesia.

Dengan lima tahap pengahyatan ini yang semuanya merupakan satu kesatuan tidak
dapat dipisahkan-pisahkan dan adanya secara bersamaan, hanya pemikirannya
diuraikan secara bertahap. Lima pengahatan di atas ada sejak adanya bangsa Indonesia

6
bukan hal baru, hanya penganlisisannya yang baru menjelang Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itulah maka Pancasila disebut sebagai Filsafat
hidup bangsa Indonesia, hal ini ditinjau dari segi material atas dasar kehidupan bangsa
Indonesia sendiri. Pancasila tidak dapat terlepas dari bangsa Indonesia, demikian juga
bangsa Indonesia tidak dapat meninggalkan pancasila.

C. Pengamalan Pancasila
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Baik dari segi sikap maupun perilaku
masyarakat Indonesia harus selalu dijiwai oleh nilai-nilai luhur Pancasila.

Upaya melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara telah disarikan dalam butir-butir pengamalan Pancasila.
Dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, berikut ini isi butir
pengamalan Pancasila, yaitu sebagai berikut ini.

Butir-butir pengamalan Pancasila sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” yaitu:

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhdap Tuhan Yang


Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk
agama penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

7
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

Butir-butir pengamalan Pancasila sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”
yaitu:

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Butir-butir pengamalan Pancasila sila ketiga “Persatuan Indonesia” yaitu:

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan dan kesatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.

8
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Butir-butir pengamalan Pancasila sila keempat “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh


Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan” yaitu:

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah, diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.

Butir-butir pengamalan Pancasila sila kelima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia” yaitu:

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

9
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11. Melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Butir-butir nilai Pancasila tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Dengan demikian, mempertahankan Pancasila dapat dilakukan dengan melaksanakan
nilai-nilai Pancasila oleh setiap warga negara Indonesia. Nilai-nilai Pancasila harus
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari di manapun berada.

D. Pelestarikan Pancasila
Jika kita bertanya mengenai “Bagaimana cara melestarikan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari?” Maka kita perlu melaksanakan Pedoman Pengamalan
Pancasila, dengan mendarah-dagingkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
pancasila. Dengan perkataan lain, dengan petunjuk Pedoman Pedoman Pengamalan
Pancasila itu kita masing-masing harus berusaha , agar nilai-nilai, norma-norma, sikap
dan tingkah laku yang dijabarkan dari kelima sila Pancasila itu benar-benar menjadi
bagian yang utuh dan tidak terpisahkan dari seluruhan cara hidup masyarakat
Indonesia.

Mendarah-dagingkan Pengamalan Pancasila adalah proses pendidikan dalam arti


luas, oleh karena itu usaha bangsa Indonesia ke arah ini perlu dilakukan secara sadar,
teratur dan berencana, sehingga tingkah-laku bangsa Indonesia bergerak ke arah

10
Penghayatan dan Pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila. Karena pelaksanaan
Pedoman Pengamalan Pancasila yang dirasakan sebagi panggilan untuk bersama-
bersama merasakan kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna.

Untuk melaksanakan Pedoman Pengamalan Pancasila perlu usaha yang dilakukan


secara berencana dan terarah, berdasarkan suatu pola. Tujuannya adalah agar Pancasila
sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga Negara, baik dalam
kehidupan orang seorang maupun dalam kehidupan kemasyarakatan. Berdasarkan pola
itu diharapkan lebih terarah pada usaha pembinaan manusia Indonesia agar menjadi
insan Pancsila, dan pembangunan bangsa untuk mewujudkan masyarakat Pancasila.

Masalah pembinaan insan Pancisila lebih banyak menyangkut bidang pendidikan.


Lewat kegiatan pendidikan diharapkan anak-anak didik menyerap nilai-nilai moral
pancasila. Penyerapan nilai-nilai Moral Pancasila diarahkan berjalan secara manusiawi
dan alamiah, tidak hanya lewat pemahaman melalui pemikiran, melainkan lewat
penghayatan dan pengamalan secara pribadi. Nilai-nilai moral Pancasila tidak untuk
sekedar dipahami melainkan untuk dihayati dan diamalkan.

Langkah-langakah dalam Pengamalan Pancasila ini harus disebar-luaskan kepada


seluruh lapisan masyarakat dengan menggunakan berbagai jalur dan penciptaan
suasana yang menunjang.

Jalur-jalur yang digunakan untuk pedoman pengamalan sekaligus pelestarian


Pancasila antara lain, sebagai berikut ini.

1. Jalur pendidikan

Dalam melaksanakan Pedoman Pengamalan Pancsila peranan pendidikan sangat


penting, baik pendidikan formal yakni di sekolah-sekolah, maupun pendidikan non-
formal yakni dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.

Dalam pendidikan foramal, semua unsur lembaga pendidikan tindak-perbutannya


hendaklah mncerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Para Pendidik menjadi contoh

11
tauladan, anak didik hendaklah benar-benar dapat mengahayati dan mengamalkan
Pancasila, dan perlu diintegrasikan ke dalam kurikulum.

Di samping pendidikan sekolah penting juga adanya pendidikan keluarga. Peranan


keluarga tidak kalah pentingnya dibandingkan pendidikan sekolah, karena pengaruh
keluarga jauh mendahului sekolah. Oleh karena itu pengamalan Pancasila harus
ditanamkan dan dikembangkan sejak anak-anak masih kecil, sehingga proses
pendarah-dagingan nilai-nilai Pancasila berlangsung wajar tanpa paksaan, dan hal ini
menuntut suasana rumah tangga yang harmonis sesuai nilai-nilai luhur Pancasila yang
dipraktekkan sehari-hari.

2. Jalur media massa

Pola pelaksanaan Pedoman Pengamalan Pancasila melalui media massa dapat


digolongkan sebagai salah satu aspek jalur pendidikan dalam arti luas, peranan media
massa sedemikian pentingnya sehingga perlu mendapat penonjolannya sebagai suatu
jalur tersendiri. Dalam hal ini media dakwah memegang peranan penting, baik berupa
media tradisional dalam bentuk kesenian maupun modern seperti pers, radio dan
televise. Dalam hal menggunakan komunikasi modern ini perlu dijaga agar siaran-
siaran yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pengamalan Pancasila
dihindarkan.

3. Jalur organisasi sosial politk

Sesuai dengan tekad untuk menjunjung tinggi demokrasi dan menegakkan


kehidupan konstitusional, maka kiranya semua anggota maupun kader-kader Partai
Polotik dan semacamnya hendaklah berusaha sekuat tenaga ikut serta dalam
melaksankan Pedoman Pengamalan Pancasila, dan terutama sekali adalah para
Pegawai Republik Indonesia, karena mereka adalah abdi Negara dan abdi masyarakat,
sehingga Pancasila itu lesatari di Republik Indonesia ini.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar dan ideologi bangsa dan Negara Indonesia yang harus
dibina keluhuran serta kemurniannya supaya rakyat Indonesia bisa hidup aman, damai
dan sejahtera. Oleh karena itu, pancasila haruslah dipahami, dihayati, diamalkan, dan
dilestarikan.

B. Saran
Dari makalah ini, penulis hanya dapat menyarankan sebagai masyarakat Indonesia,
kita harus benar-benar memahami, menghayati, mengamalkan dan melestarikan
pancasila dalam berbagai aspek kehidupan.

Koreksi yang berupa kritik dan saran, sangat penulis harapkan dari pembaca
sebagai perbaikan dan peyempurnaan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anrozi, Royyan. 2014. Melestarikan Pancasila https://www.academia.edu/


15881610/MELESTARIKANPANCASILA_Disusun_oleh diakses pada
tanggal 04 Maret 2020.

Supiani. 2016. Pemahaman dan penghayatan pencasila. http://supiarajali.blogspot.com


/2016/07/makalah-pemahaman-penghayatan.html. diakses pada tanggal 03
maret 2020.

Putri, Arum Sutrisni. 2020. Butir-butir Pengamalan Pancasila. https://www.kompas


.com/skola/read/2020/02/03/170000569/butir-butir-pengamalan-pancasila?
page =all diakses pada tanggal 04 Maret 2020.

Wikipedia. 2020. Pancasila. https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila diakses pada


tanggal 06 Maret 2020.

14

Anda mungkin juga menyukai