Anda di halaman 1dari 8

Makalah

Pancasila

“Pancasila sebagai ideologi Pemersatu bangsa Indonesia”

Dosen pengampu :

Drs. Dahri, M.Pd.


Disusun oleh :

Jalung Remondo 1905086061

Pengantar
Suatu bangsa mutlak perlu memiliki suatu dasar Negara, sebab dasar Negara merupakan rambu
bagi arah suatu pemerintahan agar sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Sejalan dengan
Mukadimah Undangundang Dasar 1945, maka cita-cita kemerdekaan Indonesia adalah
mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian,
kemudian, Pancasila bukan saja sebagai dasar negara, tetapi sekaligus juga telah menjadi tujuan
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan dasar Negara Pancasila dan tujuan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila, maka tidak dapat tidak, pedoman atau cara-cara guna mencapai tujuan tersebut juga
harus Pancasila. Sehingga, dapat dikatakan, dari (dasar) Pancasila - dengan (pedoman) Pancasila
- untuk Pancasila. Jika salah satu komponen ini tidak terpenuhi, maka tujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila tidak mungkin dapat terwujud.

Seperti halnya demokrasi: dari rakyat- oleh rakyat - untuk rakyat. Jika salah satu komnponen ini
diganti, atau tidak terpenuhi, maka itu berarti sudah tidak demokratis lagi. Sebagai contoh: dari
rakyat - bukan oleh rakyat – untuk rakyat maka bukan demokrasi lagi. Atau: dari rakyat – oleh
rakyat – tetapi bukan untuk rakyat, juga bukan demokrasi. Apalagi jika bukan dari rakyat – oleh
rakyat – untuk rakyat sekalipun, juga bukan demokrasi. Oleh sebab itu, dengan dasar Pancasila
harus berpedoman Pancasila dan harus bertujuan masyarakat yang Pancasila juga. Jika hal itu
tidak terpenuhi, maka dasar negara dasar negara yang Pancasila, pedoman yang Pancasila dan
tujuan yang Pancasila juga tidak mungkin terwujud.

Adanya realita semacam ini, menunjukkan bahwa arti dan fungsi Pancasila bukan saja menjadi
dasar negara, tetapi juga mempunyai arti dan fungsi yang semakin banyak lagi. Kedudukan dan
fungsi Pancasila dapat menjadi:

1. Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia Hal ini berarti bahwa Pancasila melekat erat pada
kehidupan bangsa Indonesia, dan menentukan eksistensi bangsa Indonesia. Segala aktivitas
bangsa Indonesia disemangati oleh Pancasila.
2. Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia: Hal ini berarti bahwa sikap mental, tingkah
laku dan amal perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri-ciri khas yang dapat membedakan
dengan bangsa lain. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian, dan kepribadian
bangsa Indonesia adalah Pancasila.

3. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia: Hal ini berarti bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk, penuntun, dan pegangan dalam
mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara

. 4. Pancasila adalah falsafah hidup bangsa Indonesia: Falsafah berasal dari kata Yunan
“philosophia”. Philos atau philein berarti to love (mencintai atau mencari). Sophia berarti
wisdom, kebijaksanaan atau kebenaran. Jadi secara harafiah, falsafah berarti mencintai
kebenaran. Dengan demikian, Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia mempunyai arti
bahwa, Pancasila oleh bangsa Indonesia diyakini benar-benar memiliki kebenaran. Falsafah
berarti pula pandangan hidup, sikap hidup, pegangan hidup, atau tuntunan hidup.

5. Pancasila sebagai weltanshauung bangsa Indonesia atau sebagai philosophische grondslag


bangsa Indonesia:

Kata-kata ini diucapkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 di muka
sidang BPUPKI. Welt berarti dunia, anshauung berarti pandangan. Dalam kamus Jerman-Inggris
weltanschauung diberi arti conception of the world, philosophy of life. Jadi weltanschauung
berarti pandangan dunia atau pandangan hidup, atau falsafah hidup atau
philoshopischegrondslag (dasar filsafat).

6. Pancasila adalah perjanjian luhur rakyat Indonesia: Hal ini berarti bahwa Pancasila telah
disepakati dan disetujui oleh rakyat Indonesia melalui perdebatan dan tukar pikiran baik dalam
sidang BPUPKI maupun PPKI oleh para pendiri negara. Perjanjian luhur tersebut dipertahankan
terus oleh negara dan bangsa Indonesia. Kita semua mempunyai janji untuk melaksanakan,
mempertahankan serta tunduk pada azas Pancasila.

7. Pancasila adalah dasar Negara Repbuplik Indonesia: Hal ini berarti bahwa Pancasila
dipergunakan sebagai dasar dan pedoman dalam mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan
negara. Isi dan tujuan dari semua perundang-undangan di Indonesia harus berdasarkan, Pancasila
dan tidak boleh bertentangan dengan jiwa Pancasila. Pancasila dalam pengertian ini disebut
dalam Pembukaan UUD 1945.

8. Pancasila adalah landasan idiil: Kalimat ini terdapat dalam ketetapan MPR mengenai Garis-
garis Besar Haluan Negara (GBHN). Hal ini berarti, bahwa landasan idiil GBHN adalah
Pancasila.
Arti dan fungsi Pancasila sebenarnya masih banyak lagi, salah satunya adalah: Pancasila sebagai
Pemersatu Bangsa.

A. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa

Sila ketiga Pancasila, yakni Sila Persatuan Indonesia. Artinya, bahwa Pancasila sangat
menekankan dan menjunjung tinggi persatuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa Pancasila juga
menjadi alat pemersatu bangsa. Disebutnya sila Persatuan Indonesia sekaligus juga
menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki perbedaanperbedaan. Apakah itu perbedaan
bahasa (daerah), suku bangsa, budaya, golongan kepentingan, politik, bahkan juga agama.
Artinya, bahwa para pemimpin bangsa, terutama mereka yang terlibat dalam penyusunan dasar
negara, sangat mengerti dan sekaligus juga sangat menghormati perbedaan yang ada di dalam
masyarakat Indonesia. Mereka juga menyadari bahwa perbedaan sangat potensial menimbulkan
perpecahan bangsa, dan oleh sebab itu mereka juga sangat menyadari pentingnya persatuan bagi
bangsa Indonesia. Pencantuman Sila Persatuan bagi bangsa Indonesia selain menyadari
pentingnya persatuan bagi kelangsungan hidup bangsa, juga menunjukkan adanya pemahaman
bahwa perbedaan itu suatu realita yang tidak mungkin dihilangkan oleh manusia. Perbedaan
sesungguhnya adalah suatu hikmah yang harus disukuri, dan bukan sesuatu yang harus diingkari.
Apalagi harus dihilangkan dari muka bumi ini.

Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-mana, di negara manapun juga dan di bangsa
manapun juga. Menyikapi realita semacam ini, jalan keluarnya tidak dapat tidak adalah
menjadikan perbedaan yang ada sebagai suatu kekayaan yang justru harus dijunjung tinggi
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi, golongan
maupun daerah. Dalam wacana nasional maka barometer yang harus dijunjung tinggi adalah
kepentingan nasional, dan bukan kepentingan yang lebih kecil, lebih rendah, ataupun yang lebih
sempit. Dengan kesadaran semacam ini, maka terlihat jelas bahwa persatuan bangsa
sesungguhnya nilai luhur yang seharusnya dijunjung tinggi oleh semua umat manusia. Karena
pada hakekatnya, perpecahan atau pertikaian justru akan menghancurkan umat manusia itu
sendiri.

Seloka Bhineka tunggal Ika memang sangat tepat untuk direnungkan kembali esensi dan
kebenaran yang terkandung di dalamnya. Karena pada hakekatnya semua bangsa, semua
manusia memerlukan persatuan dan kerjasama di antara umat manusia. Kerjsama butuh
persatuan, dan persatuan butuh perdamaian. Oleh sebab itu perpecahan sebagai lawan dari
persatuan mutlak perlu dihindari dan disingkirkan dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dari penjelasan ini, kita semakin tahu dan sadar, bahwa Sila Persatuan Indonesia
sangat tepat dicantumkan dalam dasar negara, mengingat kebenaran dan kebutuhan yang
dihadapi oleh seluruh umat manusia.

B. Pancasila Sebagai Sumber Nilai


Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis
bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi
penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima
nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan
nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa
nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan,
dan nilai keadilan.

1. Nilai Ketuhanan

Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan
nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan
bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan
kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak
ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.

2. Nilai Kemanusiaan

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

3. Nilai Persatuan

Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam


kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..

4. Nilai Kerakyatan

Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-
lembaga perwakilan.

5. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan
Makmur secara lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan
normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat
dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan
ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945
dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan
bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai
instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.
penerapan sila ke-1 dalam kehidupan sehari – harinya :

1. Percaya serta Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama serta
kepercayaan masing – masing.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan para penganut
kepercayaan walaupun berbeda-beda.
3. Saling menghormati kebebasan dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama serta
kepercayaan masing – masing.
4. Jangan memaksakan suatu agama atau kepercayaan terhadap orang lain.
5. Mempunyai sikap toleransi antar umat beragama lain.
6. Tidak bersikap rasis terhadap pemeluk agama yang berbeda kepercayaan.
7. Menyayangi binatang, merawat tumbuh – tumbuhan, serta selalu menjaga kebersihan dan
lainnya.

Penerapan pada sila ke 2 dalam kehidupan sehari – hari :

1. Mengadakan atau melaksanakan pengendalian tingkat polusi udara supaya udara yang
dihirup bisa tetap terjaga dan nyaman
2. Menjaga kelestarian tumbuh – tumbuhan yang ada disekitar lingkungan
3. Mengadakan gerakan penghijauan dilingkungan tertentu khususnya tempat tinggal dan
lainnya.
4. Mengakui persamaan derajat, hak, serta kewajiban antara sesama manusia.
5. Saling mencintai dan menghormati sesama manusia.
6. Tidak bertindak semena – mena terhadap orang lain.
7. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
8. Berani dalam membela kebenaran serta keadilan.

penerapan pada sila ke-3 dalam kehidupan sehari hari, yaitu :

1. Melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhatikan didalam
pengambilan kebijaksanaan atau pengendalian pembangunan lingkungan di daerah atau
sekitar
2. Mengembangkan tata nilai tradisional melalui pendidikan ataupun latihan serta
penerangan dan penyuluhan yang mendorong manusia untuk melindungi sumber daya
dan lingkungannya.
3. Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan bangsa atau negara diatas
kepentingan pribadi ataupun golongan.
4. Rela berkorban demi kepentingan bangsa.
5. Cinta tanah air dan bangsa atau negara.
6. Bangga sebagai persatuan bangsa Indonesia dan bertanah air di Indonesia.
7. Memajukan sosialisasi dan kesatuan bangsa yang ber-bhineka tunggal ika.
8. Bangga menggunakan bahasa persatuan dalam kehidupan sehari – hari yaitu bahasa
Indonesia.

Pada hal ini terdapat beberapa hal yang harus dicermati, yaitu :

1. Kedaulatan negara berada di tangan rakyat


2. Pimpinan kerakyatan merupakan hikmat kebijaksanaan yang dilandasi oleh akal sehat
3. Manusia di Indonesia sebagai warga negara serta warga masyarakat memiliki kedudukan,
hak serta kewajiban yang sama;
4. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat dilaksanakan
bersifat kekeluargaan.
5. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan kesadaran akan
tanggung jawab para pengambil keputusan didalam pengelolaan lingkungan hidup
tersebut;
6. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan kesadaran akan hak
serta tanggung jawab masyarakatnya didalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut;
7. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan kemitraan usaha.
8. Tidak memaksakan kehendak orang lain

Pada hal ini perlu diperhatikan beberapa aspek berikut ini, antara lain :

1. Perlakuan yang adil di berbagai bidang kehidupan terutama pada bidang politik, ekonomi
dan sosial budaya
2. Perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Keseimbangan antara hak dan kewajiban seseorang, serta menghormati hak milik orang
lain
4. Cita – cita masyarakat yang adil dan makmur serta merata material spiritual bagi seluruh
rakyat Indonesia
5. Cinta akan kemajuan dan pelaksanaan pembangunan demi kemajuan negara.

Penutup
Sebagai pemersatu bangsa, Pancasila mutlak diperlukan oleh seluruh generasi bangsa. Sekalipun
bangsa Indonesia yang sekarang sudah bersatu, tidak berarti Pancasila tidak diperlukan lagi.
Karena yang disebut bangsa Indonesia bukan hanya yang sekarang ini ada, tetapi juga yang nanti
akan ada. Selama masih terjadi proses regenerasi, selama itu pula Pancasila sebagai pemersatu
Bangsa masih tetap kita perlukan. Itu berarti, selama masih ada bangsa Indonesia, selama itu
pula masih kita perlukan alat pemersatu bangsa. Ini berarti, bahwa selama masih ada bangsa
Indonesia, maka Pancasila sebagai dasar negara masih tetap kita butuhkan. Ini sekaligus
membuktikan kebenaran Pancasila, baik selaku dasar Negara, maupun sebagai kepentingan lain.
Sehingga Pancasila menunjukkan memiliki banyak fungsi atau multy function.

DAFTAR PUSTAKA
Bahan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. 1990. Jakarta: BP-7
Pusat.

Darmodihardjo, Dardji. 1997. Orientasi Pancasila. Malang: Universitas Brawijaya.

---------, et.al 1981. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.

Moedjanto, G. 1989. Pancasila: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia.

Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Pantjuran Tudjuh

. Oesman, Oetojo dan Alfian (Ed). 1991. Pancasila sebagai Ideologi: Dalam Berbagai Bidang
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat.

Panitia Lima, 1997. Uraian Pancasila. Jakarta: Mutiara.

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ketetapan MPR No II/MPR/1978). 1990.


Jakarta: BP-7 Pusat.

Pranarka, A.M.W. 1985 Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: CSIS.

Soekarno.t.th. Lahirnya Pancasila. Jakarta: Deppen.

Sunoto, 1982. Mengenal Filsafat Pancasila. Seri pertama, kedua, ketiga, keempat. Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UII.

Undang-undang Dasar 1945. 1990. Jakarta: BP-7 Pusat.

Wahyono, Padmo. 1984. Bahan-bahan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.


Jakarta: Aksara Baru.

YAmin, Muhammad. 1971. Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945. Jakarta:


Siguntang.

Anda mungkin juga menyukai