D3 ANAFARMA
Anggota kelompok:
Deva Qurnia (30223001)
Gita Yuan Saputri (30223002)
Fita Kusuma Wardani (30223003)
Rachmad Bahauddin Azmi (10117131)
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
2. Pengertian nilai
Nilai adalah ukuran, patokan-patokan, anggapan-anggapan keyakinan
yang ada di dalam masyarakat. Nilai digunakan sebagai patokan seseorang
berperilaku dalam masyarakat. Selain itu, nilai memberi arah bagi tindakan
seseorang. Nilai dianut oleh banyak orang dalam suatu masyarakat mengenai
sesuatu yang benar, pantas, luhur dan baik untuk dilakukan . Menurut Laning
Dwi Vina dan Wismulyani Endar (2009), fungsi nilai:
a. Nilai sebagai pembentuk cara berpikir dan berperilaku yang ideal dalam
masyarakat
b. Nilai dapat menciptakan semangat pada manusia untuk mencapai sesuatu
yang diinginkannya
c. Nilai dapat digunakan sebagai alat pengawas perilaku seseorang dalam
masyarakat d. Nilai dapat mendorong, menuntun, dan menekan orang untuk
berbuat baik
e. Nilai dapat berfungsi sebagai alat solidaritas diantara anggota masyarakat
Menegakkan Pancasila Pasca Pemilu 2024 Pemilihan umum (Pemilu) Tahun 2024 yang
sudah berlangsung bukan hanya sebuah ritual demokrasi, tetapi juga momen penting dalam
sejarah politik Indonesia. Dengan komitmen untuk meniaga persatuan dan kesatuan,
memelihara hukum, pertahanan, keamanan, dan ketertiban, serta tetap tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berideologi Pancasila maka bangsa besar in dapat
melewati proses in dengan sukses Dengan begitu pemilihan umum bukan hanya tentang
menentukan siapa yang berkuasa, tetapi lebih pada bagaimana kita sebagai bangsa dapat tetap
bersatu dan maju menuju masa depan yang lebih baik. Sehingga pada Pemilu 2024 tidak
hanya mencatat dirinya sebagai proses pemilihan pemimpin baru, tetapi juga sebagai titik
penting dalam perjalanan politik tanah air. Dalam konteks ini, tantangan baru muncul dalam
menjaga dan memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi ideologis negara.
00:17
Dalam menghadapi kompleksitas dinamika politik pasca-pemilu, penting bagi setiap
pemimpin dan warga negara untuk menginternalisasi etika berpolitik dalam perspektif
Pancasila. Integritas, kejujuran, kesetiaan pada negara, persatuan, dan kesejahteraan bersama
harus menjadi landasan moral yang tak tergantikan, dan dijunjung tinggi oleh seluruh lapisan
Pancasila, sebagai ideologi negara, tidak hanya berfungsi sebagai konsep-konsep retoris. la
harus menjadi pedoman moral dalam setiap tindakan politik yang diambil oleh pemimpin dan
warga negara. Dalam menghadapi persaingan politik yang semakin sengit pasca-Pemilu
2024, penting untuk menjaga teguh etika berpolitik dalam perspektif Pancasila sebagai
landasan bertindak. Dari sini Pancasila sebagai penjaga harmoni dalam masyarakat yang
multikultural dan multi etnis harus dimplementasikan, karena a tidak hanya menjadi
penghubung antar perbedaan budaya dan politik, tetapi juga menjadi pondasi yang
menghormati keberagaman. Dengan demikian, Pancasila adalah perabotan untuk melawan
polarisasi politik yang dapat mengancam persatuan dan stabilitas negara.
3.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi
dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat
indonesia, nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma, dan
moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat
Indonesia, sebab apabila Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-
nilai tersebut maka degradasi moral dan kebiadaban masyarakat dapat
diminimalisir, secara tidak langsung juga akan mengurangi kriminalitas di
Indonesia, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Sedangkan Kebhinekaan maknanya adalah adanya kesediaan untuk
menerima keberagaman kelompok lain secara sama sebagai kesatuan,
tanpa mempedulikan perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun
agama.
3.2 Daftar Pustaka
1.
2.