Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila merupakan jiwa dari seluruh bangsa. Indonesia yang
mampu membakar semangat serta menumbuhkan kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia demi
mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Maka dari itu penting adanya pembelajaran mengenai
Pancasila, mengingat Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia yang artinya didalam Pancasila
terdapat nilai-nilai keluhuran yang sarat dengan ajaran moralitas. Kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa telah disepakati oleh seluruh bangsa
Indonesia.
Akan tetapi, dalam perwujudannya banyak sekali mengalami pasang surut. Bahkan, sejarah bangsa
kita telah mencatat bahwasanya pernah ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa dengan ideologi lainnya. Tentunya hal ini sangat menyedihkan ketika
seluruh bangsa Indonesia telah sepakat bahwa Pancasila mempunyai kedudukan yang sakral sebagai
dasar negara sekaligus pandangan hidup bangsa.
Namun upaya ini dapat digagalkan oleh bangsa Indonesia sendiri. Meskipun ancaman tersebut bisa
diredam, bukan berarti ancaman terhadap Pancasila sebagai dasar negara sudah berakhir.
Tantangan di era globalisasi kini justru semakin membawa ancaman besar untuk Pancasila,
Tantangan masa kini maupun masa depan yang terjadi dalam perkembangan masyarakat Indonesia
dan dunia Internasional, dapat menjadi ancaman yang sangat membahayakan bagi nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
Maka dari itu peran keluarga menjadi hal yang paling utama dalam diri setiap orang. Peran keluarga
yang berkaitan dengan hak dan kewajiban fungsi perlindungan, yaitu sifat dasar individu yang
bertahan terhadap segala gangguan dan ancaman. Hal tersebut merupakan peranan keluarga
sebagai benteng terhadap seluruh anggota keluarga dari gangguan fisik dan psikis.
Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusianya. Bahkan dapat dikatakan bahwa «bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter
bangsa itu sendiri». Membangun berarti bersifat memperbaiki, membina, mendirikan, dan
mengadakan sesuatu. Karakter adalah tabi’at, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dengan lainnya.
Jadi membangun karakter adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki, atau
membentuk tabi’at, watak, sifat kejiwaan, akhlak, insan manusia sehingga menunjukkan perangai
dan tingkah laku yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila sebagai filsafah hidup bangsa perlu di implementasikan untuk membangkitkan
karakter bangsa yang semakin menurun. Pancasila merupakan sublimasi nilai-nilai budaya yang
menyatukan beragam suku, ras, bahasa, agama, pulau, menjadi bangsa yang satu. Nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila merupakan jiwa kepribadian, dan pandangan hidup masyarakat di
wilayah nusantara sejak dahulu.
Kualitas itu akan hadir dari manusia yang berkarakter religius, percaya diri, dan mempunyai etos
kerja yang tinggi. Sumber Daya Manusia yang berkualitas inilah yang akan menyusun konsep
pembangunan yang berorientasi kepada kesejahteraan dalam rangka peningkatan harkat bangsa
sebagai manusia. Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa sehingga
memenuhi persyaratan menjadi ideologi yang terbuka. Pancasila tidak berubah, namun
pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Nilai-nilai dasar
tersebut bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang
baik dan benar.
Adapun perwujudan nilai dasar Pancasila sebagai Ideologi terbuka adalah sebagain
berikut:
1) Nilai ketuhanan dalam Pancasila, merupakan bentuk hubungan warga
negara Indonesia sebagai insan pribadi atau makhluk individu dengan Tuhan
Yang Maha Esa pencipta alam semesta. Bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang beragama memiliki keyakinan dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Hal ini dibuktikan dengan warga negara Indonesia yang
memeluk agama tertentu.
Demokrasi yang ada di negara kita adalah Demokrasi Pancasila. Suatu sistem demokrasi yang
tumbuh dari tradisi-tradisi nilai budaya bangsa. Selain itu bangsa Indonesia juga menghargai
hak asasi manusia dengan nilai-nilai Pancasila, bukan hak asasi manusia yang mengutamakan
kepentingan individu.
2. BIDANG EKONOMI
Sistem perekonomian yang dikembangkan adalah sistem ekonomi yang dijiwai oleh nilai-
nilai pancasila. Perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Kemudian Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.
3. BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA
Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Masyarakat yang ada selalu mengalami perubahan sosial dan
budaya. Agar perubahan tersebut tetap terarah, maka perlu adanya pembentukan perilaku
masyarakat dan pengetahuan tentang lingkungan itu sendiri.
Manusia dalam memahami dan mengerti akan alam sekitarnya dikarenakan atas informasi
yang didapatkannya berdasarkan akal budi yang dimilikinya. Kemudian Pembentukan
perilaku terjadi melalui proses interaksi manusia dengan lingkungan di sekitarnya.
Lingkungan berperan dalam pembentukan perilaku manusia.
Didalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 27 ayat yang menyatakan bahwa
pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Maka
sudah jelas bahwa nilai-nilai keluhuran Pancasila harus selalu kita jaga karena itu merupakan
suatu pedoman untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sesuai dengan pembukaan
UUD 1945.
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi
suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara dan menguasai hukum dasar
baik yang tertulis dalam Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau
konvensi. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila mempunyai
kekuatan mengikat secara hukum. (Hadiwijono, 2016).
1. Yuridis
merupakan sumber dari segala sumber hukum negara.
2. Historis
Pancasila merupakan hasil karya bersama dari berbagai Pancasila aliran politik
yang ada di BPUPKI.
3. Sosiologis
4. Politis
Di Era reformasi Pancasila dianggap tabu karena seakan menyangkut Orde Baru
sehingga masyarakat melupakan nilai Pancasila dan terjadi penyimpangan atasnama
Hak Asasi Manusia dan Demokrasi. Untuk itu pendekatan indoktrinasi
tidak sesuai lagi untuk menumbuhkan kesadaran ber-Pancasila namun pendekatan
edukatif, rekreatif, reflektif, futuristik, aplikatif, fungsional, serta pendidikan
multikultural (Wildan,2009).