Anda di halaman 1dari 9

Corak budaya yang beragam menjadi harta terunik yang dimiliki Indonesia.

Berbagai
macam golongan berpadu, menyatukan sebuah Negara yang dahulu hanya suatu kekuasaan
diatas penjajahan. Usaha bangsa Indonesia yang begitu kuat dapat merebut tanah air menjadi
milik bangsa ini kembali. Meskipun sudah dikumandangkan proklamasi oleh ir. Soekarno dan
dr. moh hatta tetapi NKRI tak luput dari incaran para kaum kolonialisme.

Kemerdekaan yang utuh adalah kemerdekaan yang selalu diupayakan, menciptakan


perdamaian, menghargai perbedaan, mencintai tanah air kita, dan selalu mengingat sulitnya
mengibarkan bendera merah putih pada masa lampau. Semua ini tercipta karena adanya satu
cita-cita. Cita-cita mulia untuk lepas dari kejamnya pejajahan, tidak perduli agama, tidak
perduli suku, tidak perduli fisik dan perawakan, dan tidak perduli asal daerah, tetapi semua
satu, Indonesia, proklamasi adalah tujuan utama rakyat Indonesia.

Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 agustus 1945 indonesia masih harus


menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya menghidupkan kembali kolonialisme di
Indonesia. Terjadi pemaksaan untuk mengakui adanya pemerintahan NICA pada masa itu. Hal
tersebut membawa ketidak stabilan bidang politik sehingga tercipta sistem demokrasi yang
menyimpang dari Pancasila. Akibatnya sistem kabinet Indonesia mengalami jatuh bangun
sehingga membawa masalah serius terhadap kedaulatan Negara Indonesia.

Setelah terjadi beberapa peristiwa yang mengancam kedaulatan, Indonesia tetap dapat
mempertahankan kembali Pancasila sebagai dasar negara. Hal ini tak luput dari usaha-usaha
penting bangsa ini untuk memegang teguh Pancasila yang begitu apik di susun.

Lahirnya Pancasila sebagai dasar negara yang tertulis dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 merupakan awal kesepakatan bangsa Indonesia, dalam menjamin kesatuan Negara
Indonesia. Setiap sila melambangkan sikap, cita-cita, dan tujuan bangsa Indonesia. Indonesia
tetap berdiri diatas dasar negara Pancasila. Meskipun begitu banyak paham modern yang hadir,
Pancasila tetap sebagai perekat dari bhineka tunggal ika.

Pancasila memiliki begitu banyak kedudukan penting dalam berjalannya kehidupan


sosial maupun ketatanegaraan Negara Indonesia. Karena Indonesia menjadikan Pancasila
sebagai sistem filsafat, dimana filsafat sendiri memiliki arti kebijaksanaan dan merupakan akar
dari pengetahuan. Pancasila sebagai dasar dari berbagai hal yang menyangkut bagian bangsa
Indonesia. Isi-isi Pancasila pada dasarnya berhakekat dasar filsafat Negara Indonesia yang
terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan suatu asas peradaban. Namun demikian
sila sila Pancasila itu juga merupakan suatu kesatuan dan keutuhan maka disetiap sila memiliki
unsur.

Pancasila merupakan kesatuan yang organis. Prinsip dasar Pancasila menjelma dalam
tertib sosial, tertib masyarakat, dan tertib kehidupan bangsa Indonesia yang dapat ditemukan
dalam adat-istiadat, kebudayaan serta kehidupan keagamaan bangsa Indonesia. Dengan
demikian hal tersebut sesuai dengan isi yang terkandung dalam Pancasila yang mengandung
tiga masalah pokok dalam kehidupan manusia yang bagaimana hubungan manusia terhadap
tuhan, terhadap dirinya sendiri, dan hubungannya terhadap manusia lain sehingga dalam
Pancasila terkandung implikasi moral yang merupakan suatu nilai.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dengan lima merupakan cita-cita,
harapan dan dambaan bangsa Indonesia di kehidupannya. Dengan penuh harapan diupayakan
terealisasi dalam sikap tingkah laku dan perbuatan setiap manusia Indonesia. Meskipun nilai
yang terkandung dalam sila-sila pancasila berbeda-beda dan memiliki tingkatan berbeda-beda
pula namun keseluruhan nilai tersebut merupaan suatu kesatuan dan tidak saling bertentangan.

Pancasila sebagai filsafat serta ideologi negara Indonesia tidak terbentuk begitu saja.
Pancasila terbentuk melalui proses yang panjang dan tercatat dalam sejarah Indonesia. Sebelum
disahkan menjadi dasar negara nilai-nilai pada Pancasila telah ada dan berasal dari bangsa
Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai religius.
Kemudian para pendiri Negara Indonesia menggunakan nila-nilai tersebut sebagai rumusan
dari dasar negara yang dilakukan secara musyawarah pada sidang BPUPKI.

Nilai-nilai pancasila merupakan suatu tolak ukur kebaikan yang berkenaan dengan hal-
hal yang bersifat mendasar dan abadi dalam hidup manusia. Rangkaian nilai-nilai tersebut
adalah suatu wawasan terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup berdungi sebagai
acuan baik untuk menata kehidupan pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam
masyarakat serta alam sekitar.

Dalam pengertian inilah proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan


pada lembaga sehingga menjadi pandangan hidup bangsa dan selanjutnya memiliki kekuatan
menjadi pandangan hidup negara. Maka, pancasila dapat disebut sebagai ideologi nasional
yang bhineka tunggal ika tersebut harus merupakan asas pemersatu bangsa sehingga tidak
boleh mematikan keanekaragaman.
Sila ketuhanan yang maha esa ini nilai-nilainya meliputi keempat sila lainnya. Dalam
sila ketuhanan yang maha esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan sebagai perantara
manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, politik negara
pemerintahan negara, hukum dan perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga
negara harus dijiwai dengan nilai ketuhanan yang maha esa.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sistematis sila tersebut sebagai dasara
dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai dalam kemanusiaan ini
bersumber pada kodrat manusia secara rohani dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk
sosial. Nilai-nilai pada sila kedua ini menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang beradab. Harkat dan martabat manusia, terutama hak kodrat manusia yang
dijamin oleh negara dan tercantum dalam peraturan atau hukum Negara. Oleh karena itu dalam
kehidupan bersama dalam negara harus dijiwai moral kemanusiaan untuk saling mengahargai
meskipun terdapat perbedaan karena hal itu merupakan suatu kodrat manusia untuk menjaga
keharmonisan dalam kehidupan bersama.

Sila ketiga adalah persatuan Indonesia. Sila ini adalah sila yang menyebutkan bahwa
Indonesia lahir karena adanya persatuan yang harus dijaga. Serta menggambarkan bahwa
Pancasila memiliki sila-sila yang bersifat sistematis. Sila ketiga didasari dan dijiwai oleh sila
sebelumnya, dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan kodrat
manusia sebagai makluk individu dan makhluk sosial yang memiliki keinginan berkelompok
dalam elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras, dan kelompok.
Konsepnya, Negara adalah perbedaan yang tetap menyatu. Sesuai dengan seloka bhineka
tunggal ika.

Sila keempat berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan. Nilai yang terkandung lama sila ini menjelaskan bahwa hakikat
negara sebagai sekelmpok mausia yang bersatu dan memiliki tujuan yang asma. Negara adalah
dari oleh, dan untuk rakyat. Oleh karena itu rakyat merupakan asal mula dari kekuasaan
tersebut. Sila keempat mengandung sebuah demokrasi yang terkandung juga pada sila kedua.
Namun sila keempat mengandung nilai komoleks dalam aspek moralitas kenegaraan, aspek
politik, maupun aspek hukum dan perundang-undangan.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah bunyi sila kelima yang
mengandung nilai keadilan. Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh keadilan manusia
dalam hubungannya dengan masyarakat, manusia dengan dirinya sendiri dan negaranya serta
hubungan manusia dengan tuhannya. Serta suatu keadilan juga dapat bersifat distributif artinya
dalam pelaksanaan peningkatan kesejahteraan hidup, berhubungan dengan hak dan kewajiban.
Sifat legal dalam keadilan adalah negara menyediakan suatu aturan yang bersifat resmi dan
memaksa dalam memenuhi keadilan sehingga keadilan antara warga satu dengan lainnya
berjalan baik. Hal tersebut untuk mewujudkan keamanan, kedamaian, dan melindungi seluruh
warga dan wilayahnya, serta mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945.

Setelah membahas seputar Pancasila yang begitu baik dalam kedudukannya sebagai
dasar Negara. Tentunya kita menginginkan adanya penerapan dari asas-asas tersebut. Nilai
yang sempurna tersebut telah diciptakan untuk memudahkan Indonesia berjalan dalam
kehidupan yang selaras dalam pemerintahan maupun kehidupan bermasyarakatnya. Tidak bisa
diingkari bahwa pancasila sebagai perekat bhineka tunggal ika harus dipertahankan seiring
dengan perkembangan zaman serta perubahan-perubahan yang terjadi karena pengarus
eksternal dari dunia.

Belakangan ini Indonesia dihangatkan oleh berita yang menyangkut dalam hal agama
serta mengkhawatirkan perpecahan dalam kesatuan bangsa ini. Karena hal tersebut benar-benar
menjadi topic yang serius untuk dibahas dalam penegakan hukum dari masalah ini. Kasus ini
menyeret seorang tersangka yang merupakan seorang tokoh pemerintahan yang dianggap
sebagai pemimpin yang membawa perubahan yang baik pada masa pemerintahannya. Tokoh
tersebut adalah Basuki Tjahaya Purnama, Gubernur DKI Jakarta. Beliau disebut sebagai orang
yang telah menyinggung akidah agama islam. Kasus ini mencuat setelah rekaman pidatonya di
publikasikan oleh seseorang disebuah situs ternama. Masyarakat islam mulai bereaksi ketika
mendengar perkataan beliau yang diduga sebagai penistaan agama. Beberapa ormas islam
bertindak dengan melaporkan Gubernur DKI Jakarta tersebut kepada pihak yang berwajib.
Setelah kejadian tersebut, Ahok, panggilan akrabnya, memberi permintaan maaf melalui media
kepada umat islam, dan menyatakan bahwa tidak ada maksud sara dari pernyataan yang
disampaikannya pada pidatonya di pulau seribu tempo lalu.

Permintaan maaf tersebut dianggap tidak disampaikan secara resmi. Umat islam kala
itu mengganggap ini suatu masalah yang serius yang perlu diselesaikan melalui jalur hukum,
meskipun permintaan maaf tersebut diterima dengan baik, tapi harus ada pertanggung jawaban
dari pernyataan yang diduga berbau sara tersebut. Maka para ulama islam sepakat untuk
menggelar aksi damai pada 11 november untuk menyuarakan aspirasi mereka tentang
kelanjutan dalam mempertahankan harga diri agama islam.

Apapun motif dan tujuan dari penyebabnya kasus ini merupakan contoh nyata perlunya
sikap sopan santun dan saling menghargai. Meskipun apa yang disampaikannya tidak
bermaksud sara, namun apa yang dilakukan umat islam adalah untuk mempertahankan harga
diri dari agamanya. Terlebih kebebasan mengemukakan pendapat merupakan hak masyarakat
Indonesia yang sudah tercantum pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 E ayat 3.

Aksi yang melibatkan sekitar 50.000 orang ini tidak lepas dari isu negatif. Di mana
kaum mayoritas menuntut seseorang yang merupakan bagian dari kaum minoritas, itu salah
satu dari akar dari isu negatif tersebut. Dari segi politik, aksi tersebut dikaitkan dengan pilkada
DKI yang sebentar lagi berlangsung. Bahkan seorang tokoh yang sebenarnya tidak ada
terkaitan pada kasus ini, namanya juga terseret dalam pemberitaan miring.

Proses hukum yang dituding lamban dan terkesan berjalan ditempat menjadi salah satu
latar belakang dari aksi damai tersebut. Dengan demikian, Presiden Jokowi memerintahkan
agar proses hukum yang berjalan dapat dilaksanakan dengan transparan, agar masyarakat dapat
secara langsung mengawasi proses hukum tersebut.

Pada 2 desember 2016 umat islam kembali menggelar aksi damai sebagai lanjutan dari
aksi damai 11 november 2016. Kali ini Presiden Jokowi turut serta menyapa dan mendengarkan
keluhan dari para demonstran. Aksi ini berjalan lebih tertib dari sebelumnya, serta diisi dengan
kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah dan berzikir bersama.

Agama merupakan hal yang sensitif untuk dibicarakan. Karena sebuah akidah yang
berakar dari kepercayaan masing-masing individu merupakan hak asasi setiap orang. Ketika
sebuah akidah tercipta tidak bisa dingganggu dan di ubah oleh siapapun. Sehingga kasus ini
menjadi pelajaran, bahwa saling menghargai satu sama lain adalah hal yang penting.

Kembali pada Pancasila sebagai dasar dari perbedaan yang ada. NKRI satu, meskipun
didalamnya beragai etnis dan agama bukan menjadi masalah. Sila ke tiga merupakan salah satu
wujud dari perbedaan yang seharusnya menjadi satu. Apapun masalah yang menjadi pemanas
suasana antar umat beragama harus dapat diselesaikan dengan baik.

Sikap toleransi tentunya ada pada setiap ajaran agama. Islam sendiri sangat menghargai
perbedaan. Nabi Muhammad SAW merupakan tokoh islam yang sesungguhnya menyatakan
bahwa beliau sangat menghargai umat yang berbeda keyakinan dengannya. Serta Indonesia
juga menjamin kebebasan beragama yang tertulis dalam Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang
Dasar Tahun 1945, yang berbunyi

“Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.”

Indonesia memiliki keragaman dalam agama sehingga konflik sosial yang bersumber
pada masalah sara yang bersumber pada masalah agama kerap terjadi. Hal ini menunjukkan
kemunduran bangsa Indonesia dalam kehidupan beragama yang tidak berkemanusiaan. Tak
hanya kasus diatas, masih banyak kasus lainnya seperti tragedi di Amnon, Medan, dan daerah
lainnya. Hal tersebut dikhawatirkan disebabkan oleh melemahnya toleransi kehidupan
beragama yang berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Negara kebangsaan yang berketuhanan yang maha esa adalah negara yang merupakan
penjelmaann dalam bentuk moral dalam ekspresi kebebasan manusia. Tidak ada pemaksaan
dalam ketaqwaan dan memilih kepercayaan serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaaan masing-masing. Oleh karena kehidupan beragama dalam Negara indoneia
harus dikembangkan ke arah terciptanya kehidupan bersama yang penuh toleransi terhadap
orang lain, serta saling menghargai antar umat beragama. Karena pemeluk agama adalah
sebagai bagian dari umat manusia di dunia.

Aksi damai dan penuntutan yang dilakukan umat Islam merupakan bagian dari
demokrasi, karena mereka melakukan hal tersebut tanpa adanya pelanggaran hukum. Apa yang
diperjuangkan mereka bukan semata-mata harga diri mereka yang beridentitas muslim, tetapi
juga hubungan mereka dengan agama mereka yang erat membuat kepedulian akan hal tersebut.

Proses hukum yang kini tengah berjalan diharapkan dapat di taati oleh pihak tergugat
maupun penggugat. Hal tersebut mencerminkan keselarasan dan keharusan sebagai warga
negara yang baik, menaati dan menjalankan proses hukum dengan sesuai prosedur yang
berlaku. Apapun keputusan dari akhir kasus ini, semua itu adalah keputusan hakim yang
nantinya harus diterima dengan baik oleh semua pihak. Sebagai masyarakat yang baik, kita
tetap memantau perkembangan dari proses hukum tersebut. Keputusan akhir tersebut
diupayakan tetap mengedepankan keadilan. Serta kedua belah pihak dapat memperoleh hasil
yang baik dengan terciptanya keadilan tersebut.
Pancasila sebagai perekat bhineka tunggal ika kini harus segera dihidupkan kembali.
Jika adanya demokrasi dirasa meresahkan hanya kedamaian dan persatuan lah yang menjadi
alasan kembalinya penerapan seloka bangsa Indonesia ini. Bhineka tunggal ika adalah moto
atau semboyan dari Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa jawa kuno, yang artinya berbeda-
beda tetapi tetap satu. Jika diterjemahkan satu persatu kata, bhineka artinya “beragam”, tunggal
berarti “satu”, dan kata ika berarti “itu’. Dengan begitu sudah sangat jelas bahwa makna dari
arti harfiah tersebut adalah meskipun Indonesia memiliki keragaman namun tetap berada dalam
suatu kesatuan.

Sebagaimana diketahui bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri atas aberbagai


macam suku bangsa yang memiliki karakter, kebudayaan serta adat istiadat yang beraneka
ragam, namun keseluruhannya merupakan satu kesatuan dan persatuan negara dan bangsa
Indonesia. Penjelmaan persatuan itu tercermin dalam seloka bhineka tunggal ika yang terdapat
dalam kitab sutasoma.

Hakikat makna bhineka tunggal ika yang memberikan suatu pengertian bahwa
meskipun bangsa dan Negara Indonesia teridir atas bermacam-macam suku bangsa yang
meiliki adat istiadat, dan karakter yang berbeda-beda, memiliki agama yang berbeda-beda dan
terdiri atas beribu-ribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun keseluruhannya adalah
persatuan Negara Indonesia. Perbedaan itu adalah suatu bawaan kodrat makhluk tuhan yang
maha esa, namun perbedaan itu dipersatukan dalam satu hal positif yaitu kemerdekaan Negara
Indonesia.

Hubungan erat Pancasila sudah tergambar jelas pada pemaparan diatas tentang
keberlangsungan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam menghadapi berbagai hal dikehidupan
tentunya prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pancasila perlu diterapkan dengan mewujudkan
nasionalisme. Karena asas dasar tersebut bagian dari ideologi nasional. Meskipun memupuk
rasa toleransi terlihat sedikit melemah akhir-akhir ini, mewujudkan nasionalisme dapat
meningkatkan kembali sikap toleransi antar masyarakat.

Nasionalisme sebagai kendaraan khusus yang dianggap dapat mengantarkan Indonesia


pada persatuan yang mewujudkan kemerdekaan dan negara yang berdaulat. Nasionalisme juga
memiliki peran yang sangat diperlukan dimasa kini untuk mengembalikan semangat persatuan
dalam melepaskan segala perbedaan yang kini kerap menjadi perdebatan. Nasionalisme juga
dapat dijadikan suatu pendorong dalam menjalankan perkembangan bangsa, turut melakukan
hal berguna pada bangsa Indonesia.
Nasionalisme di Indonesia pada awalnya tercipta Karena terbentuknya organisasi-
organisasi para pemuda yang begitu teguh dalam merebut kemerdekaan bangsa ini. Pada masa
modern ini, terasa sedikit sulit untuk menghidupkan rasa nasionalisme, namun jika ideologi
pancasila diterapkan dengan selaras di kehidupan, nasionalisme dapat tumbuh dan berjalan
dengan baik. Sikap saling mencintai dan menghargai sesama bangsa Indonesia tumbuh dengan
penerapan sila-sila yang terdapat di pancasila. Bhineka tunggal ika juga tak hanya menjadi
sebuah seloka, tetapi mengandung makna yang dapat memperkuat dalam mempertahankan
persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kaum muda yang inovatif serta menjalankan tugasnya sebagai penerus bangsa serta
selalu menjalankan sikap nasionalisme merupakan aset terbesar bangsa Indonesia dalam
melanjutkan keberlangsungan Negara ini. Demokrasi yang berjalan dengan baik sesuai dengan
nilai sila ke empat. Sebuah demokrasi dan konsep bhineka tunggal ika tidak dapat tercipta jika
suara kaum mayoritas menutupi ekspresi kaum minoritas. Namun ekspresi yang diberikan juga
harus berbau positif tidak melanggar suatu aturan dan mencederai suatu pihak apalagi berbau
sara. Semua akan berjalan dengan baik jika bhineka tunggal ika tetap menjadi tujuan dari setiap
yang ada di Indonesia. Perbedaan di Indonesia tidak akan pernah berubah, karena perbedaan
itu lahirlah Indonesia yang merupakan negara yang memiliki warisan budaya yang begitu
beragam dan berkarakter. Ketika keteguhan persatuan bersinggungan dengan suatu hal yang
menyangkut agama dan budaya, haruslah kita percaya bahwa Indonesia memiliki pancasila.
Dasar negara yang telah dibuat sebagai perekat dari bhineka tunggal ika.

Anda mungkin juga menyukai