MIKROBIOTA USUS
4.1 Definisi
Mikrobiota usus (sebelumnya disebut flora usus) adalah nama yang diberikan
saat ini untuk populasi mikroba yang hidup dalam usus. 1 Usus manusia mengandung
lebih dari 1.000 spesies bakteri yang berbeda. Kepadatan bakteri meningkat secara
bertahap sepanjang usus kecil dari 104 di jejunum sampai 107 CFU / g pada akhir
ileum, dengan dominasi Gram-negatif aerob dan beberapa anaerob obligat. Dalam
usus besar, jumlah bakteri dapat mencapai sekitar 1012 CFU / g dengan dominasi
anaerob.2
Fingerprinting techniques, PCR dan dot blot hybridization, fluorescent in situ
hybridization, dan DNA microarrays meningkatkan kemampuan deteksi angka dan
keragaman mikrobiota usus manusia.2
Secara keseluruhan, penerapan teknik molekuler ini mengungkapkan bahwa
spesies yang ada di sistem pencernaan manusia didominasi oleh bakteri anaerob yang
terdiri dari tiga filum bakteri. Gram-positif Firmicutes dan Actinobacteria dan Gramnegatif Bacteroidetes. Firmicutes adalah filum bakteri terbesar, dengan lebih dari 200
genera, termasuk Lactobacillus, Mycoplasma, Bacillus, dan spesies Clostridium.
Bacteroidetes dan Actinobacteria juga merupakan salah satu mikrobiota usus yang
dominan, tetapi yang terakhir sering terlewatkan oleh sequencing gen RNA dan hanya
dapat dideteksi oleh fluorescent in situ hybridization.2
Perubahan mikrobiota terjadi dari lahir sampai dewasa . Saluran usus janin
steril sampai kelahiran.Setelah lahir, saluran usus baru mulai terkolonialisasi. Bayi
mendapatkan berbagai macam mikroorganisme dari lingkungan yang berbeda selama
dan segera setelah lahir, baik dari vagina ibunya atau oleh mikroorganisme kulit
tergantung pada cara kelahiran. Bayi yang lahir melalui vagina memiliki komunitas
mikrobiota yang serupa dengan mikrobiota vagina ibu nya. Sebaliknya, mereka yang
lahir melalui operasi Caesar memiliki karakteristik mikrobiota kulit, seperti
Staphylococcus dan Propionibacterium spp. Selain itu, bayi ini memiliki jumlah
bakteri usus yang lebih rendah dengan keragaman yang kurang dalam minggu awal
kehidupan. Faktor lain yang mempengaruhi mikrobiota menyangkut metode makan.
Mikrobiota bayi yang diberikan ASI didominasi oleh Bifidobacterium dan
Ruminococcus,dengan kolonia Escherichia coli, C.difficile, Bacteroides fragilis,dan
Lactobacillus yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan pada bayi yang
diberikan susu formula secara eksklusif. Mikrobiota bayi yang diberikan susu formula
lebih
kompleks
dan
mengandung
genera
enterobacterial,
Streptococcus,
massa
tulang
dengan
meningkatkan
fungsi
osteoklas
(yang
mereka dan menunjukkan peningkatan signifikan pada massa lemak daripada tikus
dengan 'mikrobiota usus kurus'. Model lain secara independen meniru data ini.
Kolonisasi tikus kurus dengan ekstrak mikrobiota usus dari hewan yang obesitas
menyebabkan penumpukan lemak yang signifikan dan IR dibandingkan dengan
ekstrak mikrobiota dari hewan kurus meskipun asupan kalori yang sama.2
Pergeseran dalam banyaknya diamati dalam filum ini dikaitkan dengan
peningkatan kapasitas untuk mengumpulkan energi dari makanan dan dengan
peningkatan peradangan ringan. Peningkatan Firmicutes dan penurunan proporsi
Bacteroidetes diamati pada tikus gemuk dapat dikaitkan dengan kehadiran gen yang
mengkode enzim yang memecah polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh host,
meningkatkan produksi monosakarida dan asam lemak rantai pendek ( SCFA) dan
konversi SCFA ini menjadi trigliserida di hati. SCFAs ini mampu mengikat dan
mengaktifkan dua reseptor G-protein-coupled (GPR41 dan GPR43) dari sel-sel epitel
usus. Aktivasi reseptor ini menginduksi sekresi peptida YY, yang menekan motilitas
usus dan menghambat waktu transit di usus. Dengan mekanisme aktivasi reseptor
SCFA-linked G-protein-coupled ini, mikrobiota usus dapat berkontribusi nyata
terhadap peningkatan penyerapan dan deposisi nutrisi, berkontribusi terhadap
perkembangan gangguan metabolisme. Selain itu, mikrobiota usus juga telah terbukti
menurunkan produksi fasting-induced adipose factor (FIAF). FIAF diproduksi oleh
jaringan adiposa putih dan coklat dan usus dan menghambat lipoprotein lipase (LPL)
yang menghasilkan down-regulasi oksidasi asam lemak di adiposa dan jaringan otot. 2
Oleh karena itu, LPL dihambat oleh FIAF menyebabkan pengurangan penyimpanan
lemak, dan sebaliknya penekanan FIAF menginduksi penyimpanan lemak. Penelitian
pada FIAF normal dan rendah, bebas kuman dan tikus biasa, menunjukkan bahwa
penekanan FIAF oleh mikrobiota atau B. thetaiotaomicron menyebabkan aktivitas
yang lebih tinggi dari LPL. Sebagai respon, menyebabkan akumulasi adiposit
trigliserida ydan penyerapan lemak seluler yang tinngi. Meskipun demikian, buktibukti tentang peran supresi FIAF oleh mikrobiota usus masih belum jelas.5