Anda di halaman 1dari 7

Anemia Hemolitik Non-Imun

“Sferositosis Herediter”

Anemia hemolitik adalah berkurangnya kadar hemoglobin di dalam darah yang


disebabkan oleh hemolisis atau rusaknya sel eritrosit yang lebih cepat dari waktunya sehingga
tidak mampu ditanggulangi oleh sumsum tulang.1 Hemolisis sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu dari kata haema yang berarti darah dan lysis yang berarti pecah atau rusak.
Haema disini sendiri dikenali sebagai eritrosit atau sel darah merah berdasarkan warnanya.2

Anemia hemolitik dapat terjadi dikarenakan oleh cacat atau defek molekuler,
abnormalitas pada struktur dan fungsi membran serta faktor lingkungan seperti trauma
mekanik atau autoantibodi.1 Anemia hemolisis dibedakan menjadi dua yaitu hemolisis yang
berhubungan dengan imun dan hemolisis yang tidak berhubungan dengan imun.2 Anemia
hemolitik imun dan non imun dibagi lagi berdasarkan beberapa sub bagian berhubungan
dengan etiologi atau penyebab terjadinya anemia hemolitik tersebut. Pada tinjauan pustaka ini
yang dibahas hanya anemia hemolisis non imun yang termasuk anemia hemolisis herediter
yang terjadi karena defek membran (membranopati) yaitu sferositosis herediter. 1

Definisi

Sferositosis herediter merupakan gangguan atau kelainan pada membran sel eritrosit,
di mana terjadi kelainan rangkaian struktur protein penyusun membran sel darah merah,
sehingga menyebabkan hilangnya luas permukaan membran eritrosit. Hal tersebut
mengakibatkan sel-sel darah merah berbentuk bulat (sferis), hiperkromik dan kemampuan
deformitas yang buruk dengan rentang hidup yang lebih pendek dibandingkan sel eritrosit
normal.3

Gambar2
Epidemiologi

Sferositosis herediter atau yang dikenal juga dengan penyakit Minkow-ski-Chauffard


adalah gangguan membran yang paling umum yang terjadi di seluruh dunia. Paling sering
terjadi pada populasi yang berasal dari Eropa Utara, di mana prevalensinya diperkirakan
sekitar 1 / 2.000 kelahiran (Beris and Picard, 2015). Selain Eropa Utara, sferositosis herediter
juga umumnya terjadi di Amerika Utara dengan prevalensi sekitar 1 dalam 5.000 hingga 1
dalam 2.000. Meskipun sferositosis herediter ditemukan di seluruh dunia, prevalensinya
dalam beberapa negara masih belum jelas kecuali pada wilayah Eropa Utara dan Amerika
Utara.4

Etiologi

Biasanya sferositosis herediter berupa penyakit autosom dominan, jarang terjadi


penyakit autosom resesif yang tingkat keparahannya jauh lebih parah dibanding autosom
dominan.5

Hilangnya luas permukaan membran sel eritrosit pada sferositosis herediter


dikarenakan defek yang terjadi pada protein penyusun struktur membran yaitu ankyrin-1, pita
3, spektrin-α, spektrin-β, dan protein 4.2.3 Mutasi yang terjadi pada gen pembentuk struktur
membran sel eritrosit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Manifestasi klinis

Laboratoris

Diagnosis

Terapi

Pengobatan

Gambar3
Patogenesis

Pada sferositosis herediter, struktur penyusun yang paling sering terkena mutasi
adalah ankirin, pita 3 dan spektrin baik α maupun β. Mutasi yang terjadi pada struktur-
struktur tersebut menyebabkan melemahnya interaksi vertikal antara kerangka membran
dengan protein intrinsik pada membran. Defek yang terjadi membuat lapisan lipid bilayer
menjadi tidak stabil dan akan menyebabkan pelepasan vesikel-vesikel membran ke dalam
aliran darah. Proses tersebut menghasilkan sel eritrosit yang kehilangan sitoplasma dan
menyebabkan mengecilnya rasio antara luas permukaan dengan volume sel secara progresif,
hal inilah penyebab dari terbentuknya sel eritrosit yang berbentuk bulat (sferis). Limpa
merupakan organ yang berperan penting dalam penghancuran sel-sel eritrosit yang tidak
normal (sferosit). Sel eritrosit normal akan merubah bentuknya (deformitas) secara ekstrem
agar dapat melewati limpa. Sel sferosit sendiri memiliki kemampuan yang terbatas dalam
deformitas sehingga menyebabkan sekuestrasi atau terperangkapnya sel eritrosit di dalam
limpa dan dihancurkan oleh makrofag yang berada pada limpa.5

(Kumar, Abbas, and Aster, 2015).

Gambar5
Gambar3

Manifestasi Klinis dan Laboratoris

Manifestasi klinis mayor sferositosis herediter dapat berupa anemia, splenomegali,


dan ikterus. Selain itu terjadi, hiperplasia sel eritroid sumsum tulang sebagai upaya dalam
kompensasi atas rusaknya sel-sel eritrosit. Splenomegali juga merupakan kondisi umum yang
terjadi.1

Pada pemeriksaan hapusan darah tepi ditemukan sel eritrosit kecil, tampak merah
padat dan berbentuk bulat dengan bagian tengah sel berwarna pucat. Pengukuran MCV
biasanya normal atau sedikit mengalami penurunan. Pengukuran MCHC mengalami
peningkatan dari kadar normal yaitu sekitar 350-400 gr/dl.1 Pengujian fragilitas (kerapuhan)
menunjukkan terjadinya peningkatan dengan uji fragilitas osmotik. Sel eritrosit dimasukkan
ke dalam larutan hipotonik yaitu NaCl, diuji dengan konsentrasi yang dinaikkan bertingkat,
dimulai dari 0,1%-0,9%.5

Keparahan dari manifestasi klinis yang muncul kadang-kadang bervariasi dalam


keluarga yang sama. Sekitar 20% dari kasus memperlihatkan kadar Hb normal dan jumlah
retikulosit yang meningkat. Lalu, kurang dari 10% terjadi kasus yang parah hingga
membutuhkan transfusi darah berulang. Dalam kasus seperti ini, splenektomi dini dapat
didiskusikan.2
Diagnosis

Mudah untuk mendiagnosis Anemia Hemolitik Non Imun atau NIHA (hasil yang
didapatkan negatif untuk human immunoglobulin test). Namun, sulit untuk
mengidentifikasikan termasuk ke dalam sub bagian mana dari anemia hemolitik non imun
sendiri. Hal ini dikarenakan, NIHA kadang-kadang memiliki manifestasi klinis dan
hematologi yang sama pada sub-sub bagian nya (klasifikasi NIHA). Oleh karena itu,
dibutuhkan anamnesis pribadi dan keluarga yang mendalam dari pasien. Kemudian
dilanjutkan dengan mempertimbangkan apakah hemolisis, termasuk gejala klinis, atau tanda-
tanda lain, seperti trombositopenia, atau patologi lingkungan. Setelah diketahui apakah NIHA
diturunkan (bawaan) atau diperoleh, maka pemeriksaan selanjutnya yaitu laboratorium
hematologi khusus. Metode diagnostik / investigasi laboratorium beragam dan termasuk
mikroskopi untuk pengamatan morfologi sel darah merah, metode biokimia seperti HPLC
atau elektroforesis untuk analisis hemoglobin, pengukuran aktivitas enzimatik, analisis darah
merah oleh aliran cytometry, studi membran eritrosit, dan akhirnya analisis gen eritroid pada
tingkat molekuler. Gambar di bawah menunjukkan algoritma yang diusulkan untuk
digunakan pada pasien baru yang berkonsultasi dengan dokter untuk penyakit NIHA.2

Gambar2
Terapi

Terapi atau pengobatan untuk anemia sferositosis herediter tidak ada yang spesifik.
Pengangkatan limpa atau splenektomi dapat memperbaiki gejala anemia. Splenektomi harus
dipertimbangkan manfaatnya dengan cermat, karena pengangkatan limpa dapat menyebabkan
seseorang mudah terkena infeksi terutama pada anak-anak. Pemilihan splenektomi partial
dapat dipertimbangkan karena memberikan hasil yang lebih baik, gejala anemia dapat
teratasi dan perlindungan terhadap infeksi akan tetap dapat terjaga.5

Sferositosis herediter secara klinis dibagi menjadi 3 berdasarkan keparahan penyakit


yaitu ringan, sedang, dan berat.6

Gambar6
DAFTAR PUSTAKA

1
Setiati, S, Alwi, I, Sudoyo, A. W, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 2 Edisi 6.
Jakarta: Interna publishing. 2014. 2616, 2621-2622 p
2
Beris, P, Picard Veronique.Non immune hemolysis:diagnostic consideration. J seminars
hematology. 2015 Oct:52(4):287, 289-299, 292, 300-301.
3
Christensen, R.D, Yaish, H.M, Gallagher, P.G. A pediatrician practical guide to diagnosing
and treating hereditary spherocytosis in neonates. J Pediatrics. 2015 June:135(6):1107-1109
4
Wang, C, Cui, Y, Li, Y, et al. A systematic review of hereditary spherocytosis reported in
chinese biomedical journals from 1978 to 2013 and estimation of the prevalence of the
disease using a disease model. Intractable & Rare Diseases Research Advance Publication.
2015 March 31;(1): [1 p].
5
Kumar, V,Abbas, A.K, Aster J.C. Buku ajar patologi robbins edisi 9. Elsevier saunders.
2015. 403-405 p
6
Lolascon, A, Andolfo, I, Barcellini W, et al. Recommendations regarding splenectomy in
hereditary hemolytic anemias. European Hematology Association. 2017 May 26:102(8):1307

Anda mungkin juga menyukai