Anda di halaman 1dari 9

Tutorial 2

Kata Sulit
1. Ikan Dook : Nama yang diberikan oleh warga setempat untuk ikan beracun
2. Bulu Seribu : sejenis hewan laut bulat berukuran besar dan memiliki duri banyak
seperti landak yang biasanya ditemukan di sekitar terumbu karang
Keyword
1. Tersengat ubur – ubur
2. Mengeluh panas di daerah kaki
3. Cuka
4. Alkohol
5. Amonia
6. Binatan laut beracun
7. Nyeri
8. Reaksi sistemik
9. Kematian
10. Bulu babi
11. Ikan batu
12. Bulu seribu
13. Ular laut
14. Ikan Pari
15. Trauma akibat hewan laut
16. Gigitan
17. Sengatan hewan laut
18. Pertolongan pertama
Step 2 Rumusan Masalah
1. Apa saja hewan laut yang dapat menyebabkan trauma ?
2. Apa saja tipe trauma akibat hewan laut?
3. Apakah ada waktu tertentu hewan laut untuk muncul?
4. Apa saja gejala yang ditimbulkan sama oleh masing-masing hewan laut?
5. Bagaimana reaksi sitemik yang dapat ditimbulkan oleh trauma hewan laut?
6. Bagaimana penanganan awal akibat trauma hewan laut? Apakah penanganannya
sama?
7. Bagaimana pengaruh pemberian cuka?
8. Bagaimana penanganan lanjutan?
9. Bagaimana edukasi pencegahan untuk trauma hewan laut?
Step 3 (Brain storming)
1. Apa saja hewan laut yang dapat menyebabkan trauma ?
Bulu babi, bulu seribu, ular laut, ikan pari, kepiting
Vertebrata: dapat menyebabkan trauma lion fish scorpion fish ikan pari ular laut
Invertebrata : ubur – ubur, bulu babi, timun laut
Analisa
a. Jenis ubur-ubur
- Box Jelly Fish (kotak)
- Irakandji Jelly Fish
Gangguan jantung – kandungan racun, bradikinin – dilatasi pembuluh darah
Neurotoksik – menghambat kalsium yang masuk – menganggu kerja otot
jantung
b. Jenis karang
- Karang Api (Fire Coral) – rasa terbakar, papul, pustul, nekrosis
- Karang laut – sayatan tergores
2. Apa saja tipe trauma akibat hewan laut?

a. Gigitan : ular laut


b. Tusukan : bulu babi dan bulu seribu
c. cambukan : ikan pari (ekornya), lion fish (sisiknya)
d. Sengatan : ubur-ubur
e. Bisa : ular, scorpion fish, ubur-ubur, karang laut

3. Waktu muncul hewan laut : ubur ubur -> musim kemarau


Ular laut : air yang surut, pantai dengan banyak karang
Bulu babi :sepanjang tahun, pantai dengan pasir putih, bersembunyi di karang
Ikan Pari : air laut surut, bersembunyi di dalam pasir

4. Apa saja gejala yang ditimbulkan sama oleh masing-masing hewan laut?
Ikan pari : laserasi pada kulit, nyeri, kulit berubah warna, bengkak, memar ungu-
kehitaman, mual muntah, syok – henti jantung
Ubur – ubur
a. Box Jelly Fish : henti jantung, bullae
b. Irakandji Jelly Fish : edema pulmo
Bulu Babi : sensasi terbakar, edema lokal, lokasi tusukan panas dan hangat, sistemik :
mual muntah
Karang: berkontak dengan kulit menyebabkan rasa terbakar dan rasa sakit yang
menyengat, beberapa jam papul eritem, kasus berat – pustul, kasus jarang – nekrosis,
skars
Lion Fish : nyeri, mual, muntah demam, sulit bernafas, nyeri kepala. Jarang – gagal
jantung
5. Bagaimana reaksi sitemik yang dapat ditimbulkan oleh trauma hewan laut?
Sengatan hewan laut ; kronik – nyeri kepala, mual muntah, takipneu, tremor, takikardi
Toksin di seluruh paru – edem pulmo dan edem cerebral,
hipertensi, gagal nafas, sinkop, penurunan kesadaran, difagia, paralisis
Bulu babi – mual, muntah, parasthesia, kelumpuhan otot, sinkop, gangguan
pernapasan

6. Bagaimana penanganan awal akibat trauma hewan laut? Apakah penanganannya


sama?
Sengatan ubur-ubur
a. Menyingkirkan sengatan – alat pencukur / pinset
b. Disiram tempat sengatan dengan air garam/laut, cuka, amonia, alkohol
c. Kompres air hangat – suhu – 40’C (25 menit)
Bulu babi
a. Sigkirkan penyebab – cabut dengan pinset, bulu babi di ukul dengan batu
b. Rileks dan jangan banyak bergerak
c. Diberikan air garam/laut
d. Kompres air hangat – suhu – 40’C (25 menit)
Ular Laut
a. Diatas bagian yang tergigit di bebat
b. RS terdekat – ABU
Ikan Pari/ Stone Fish
a. Cuci area yang terkena dengan air bersih
b. Singkirkan benda asing
c. Kontrol perdarahan
d. Gunakan Perban
e. Kompres dengan air hangat
f. Nyeri – anti nyeri
g. Layanan medis lanjutan
7. Bagaimana pengaruh pemberian cuka?
Cuka - Menetralisir dari toksin – membantu melepas toksin dari ubur-ubur. Efektif
dituangkan ke tentakel ubur-ubur
Amonia : mendeaktivasi toksin
Alkohol : Desinfektan
8. Bagaimana penanganan lanjutan?
a. Stabilkan asien – ABC
b. Pasien tenang
c. Analgetik
d. Obat – obatan simtomatik
e. Suntikan profilaksis tetanus
f. Tindakan perawatan luka perlu dilakukan (tindakan pembedahan dan perawatan
luka)
g. Penutupan daerah luka - pembebatan
h. Berikan epinefrin – reaksi anafilatik
i. Antibiotik pada keadaan keadaan khusus
j. Bisa ular – ABU

9. Bagaimana edukasi pencegahan untuk trauma hewan laut?

a. Menghindari tempat-tempat berbahaya


b. Gunakan alas kaki
c. Berenang di laut jangan sendirian
d. Menyelam di laut gunakan perlengkapan yang lengkap,
e. Apabila ada tanda peringatan harus dipatuhi
f. Saat berenan – gerakan kaki / goyangkan kaki – hewan laut yang beracun tidak
mendekat
g. Mengetahui spesies hewan beracun / berbahaya
Step 5
LO
1. Jenis – jenis hewan laut yang menyebabkan trauma, beserta gejalanya (gejala
lokal dan sistemik) ? mengapa bisa terjadi gejala tersebut?
2. Bagaimana penanganan awal untuk trauma hewan laut dan untuk ular laut anti
bisa apa yang dapat diberikan dan ketersediaannya di Indonesia?
3. Untuk reaksi sistemik apa saja yang bisa diberika di rumah sakit untuk
penanganan lanjutan?
4. Bagaimana indikasi merujuk pasien dengan trauma laut?
5. Komplikasi dan prognosis dari trauma hewan laut?

Sumber Tutorial
Ingrid Berling. 2015. Marine Envenomations.
Nochetto, M., and Bird, N. 2016. First Aid For Hazardous Marine Life
Injuries Student handbook. 5th Edition. D ivers Alert Network.
Lakkis NA et al 2015. Jelly Fish Sting: A Practical Approach Wilderness and
Enviromental Medicine
Hyungkyoung Lee, Young Chul Kwon and Eukyung Kim. 2012. Jellyfish
Venom and Toxins: A Review. Marine and Freshwater Toxins.
Wintokow et al. 2020. Manajemen gigitan ular. Jurnal kedokteran Universitas
Lampung vol 4 no 1
Galagher at al 2017. Ecinoderm envenomation treatment and management
Charnigo et al. 2020. Stringray Sting in Treasure Island.
Fuehrer et al. 2020. Sea Snake toxicity
Gelman Y. Et al 2020. Sea Archin Toxicity
Lokheto.2016. First aid Marine injury. Handbook

Step 7
1. Jenis – jenis hewan laut yang menyebabkan trauma, beserta gejalanya
(gejala lokal dan sistemik) ? mengapa bisa terjadi gejala tersebut?
a. Ubur – ubur
Secara umum
Bagian tubuh terkecil – nematosis – berada di kantung luar -
Nematosis – meenembakkan benang tajam yang memiliki racun –
reaksi lokal mampun sistemik
 Neurotoxin
 Kardiotoxin
 Sitotoksik
 Hemolitik
Menghambat Ca di retikuloplasma pada jaringan otot–
Memblokir sistem saraf dari pungung bawah ke inferior
Physalia Physalis – perubahan pola pernapasan – sesak, nafas cepat
dan nafal dalam
Eritema
Gatal pada sekitar daerah sengatan
Pneumotoxic – infiltrasi dari sel-sel radang di paru-paru –
inflamasi – apoptosis sel-sel paru
Peningkatan permeabilitas influks kalsium -peningkatan jumlah
kalsium pada sel-sel pneumosit – mengaktivasi enzim pospolifase –
mencetuskan keruskan membran sel – aktivasi protease yang dapat
menyebabkan gangguan protein membran sel dan sitoskeletal –
mempercepat aktivasi dari atpase – kerusakan mitokondria –
kerusakan dari sel pneumosit.
Hemolisis – peningkatan ion kalium -hiperkalemia – gangguan
pada katup jantung – stroke emboli
Toxin Mengandung polisakarida – memicu pelepasab TNF a, IgM,
IgG – memicu respon imun
Gejala trauma ubur-ubur
Ubur-ubur Jelajang Laut (c. Capilata,
Bekas – campuk – eritema
Urtikaria
Dapat berubah menjadi hiperpigmentasi
Box Jelly Fish
1 kematian (toxin kardiotoxin dan neurotoxin) tiap tahun di
Australia
Tentakel dapat melekat pada kulit – bengkak linier – cambukan –
bula – nekrosis
Irukanji Jelly Fish
Sindrom Irukanji ; tanda lokal inflamasi, mual, muntah, palpitasi,
hipertensi yang ekstrim
b. Ular laut
Menganggu aktivitas sinaptik baik di psot sinap dan presinap –
asetilkolin – menghambat impuls saraf – gangguan pada aktiviatas otot
– kelumpuhan otot rangka
Posfolifase A – mionekrosis – kerusakan sel otot – mioglobin – masuk
ke dalam aliran darah – rhamdomiolisis
Diekskresikan melalui urin – gagal ginjal
Dapat menyebabkan kematian

c. Ikan Pari
Duri – menembus kulit – laserasi (luka robek/tusukan) – kebanyakan
kasus luka ringan, tetapi dapat berefek nyeri hebat, vertigo, sakit
kepala
d. Gurita Cincin Biru
Pertahan diri – menggigit bagian tubuh manusia – luka berbentuk V –
racun mengandung TTX – kelumpuhan, (kesulitan berbicara disartria,
distress pernapasan)
e. Bulu Babi
Duri bulu babi (mengandung gilkosida, histamin) – menembus
jaringan lunak – degranulasi sel mast – nyeri, dermatitis pada daerah
yang terluka
f. Lion Fish
neurotoxin – mempengaruhi aktivitas asetilkolin – mempengaruhi
transmisi neuromuskular – edem, rasa sakit yang hebat, kelumpuhan
pada host yang terpapar.
g. Karang Api
Luka dapat menyebabkan laserasi – dapat dipersulit oleh infeksi
bakteri, benda asing
Eritem, pruiritus ringan
Karang Api – selaput lendir – banyak nematosit – kontak kulit – rasa
terbakar dan rasa sakit menyengat – erupsi papul
Dapat menyebabkan nekrosis
Patahan karang – infeksi sekunder
Hewan laut – cidera Traumatis
a. Belut Morai
b. Ikan Barakuda
c. Ikan Hiu

2. Bagaimana penanganan awal untuk trauma hewan laut dan untuk ular laut
anti bisa apa yang dapat diberikan dan ketersediaannya di Indonesia?
Ular Laut
o Perawatan simtomatik dan perawatan awal
 Pressure imobilisasi – agar tidak banyak bergerak
 Transportasi pasien ke rumah sakit
 Antivenom
Bebas dari gejala
Antibisa ular – 3 ABU – hanya di rumah sakit tertentu
SABU 1 - Ular tanah, ular weling ular kobra (indonesia bagian
barat)
SABU II – 5 jenis ular
Ular laut – diberikan ABU yang polivalen – didatangkan dari
luar negeri
 Kematian
1 kali gigitan – 1.5 ml – membunuh manusia dewasa
Serum antibisa uar tidak ada di Indonesia
Pasien digigit ular laut – dapat menyebabkan kematian
< 2 menit – gagal nafas

o Bulu Babi
 Area dibersihkan dari duri
 Dibilas dengan air laut
 Anti tetanus apabila luka besar

o Ubur -ubur
 Menghindari envenomasi lebih lanjut
 Memberian cuka/asam asetat 4 – 6%
 Tentakel dilepaskan secara hati hati (sarung tangan, penjepit)
 Pencucian menggunakan air
 Pengobatan simptomatik (antinyeri, anastesi lokal)
o Bluring Octopus
 Pembersihan luka dengan air tawar, air laut
 Menyingkirkan dari benda asing
 Pressure imobilisasi( Membalut luka ,Stabilisasi dengan bidai)
Tanda-tanda kegalan nafas
 Resusitasi jantung paru
 Pemberian antitetanus bila diperlukan
o Karang api
 Antipluritus (karang biasa)
 Karang api – bilas dengan air laut – menghilangkan nematosit
 Rendam pada air cuka 15 – 30 menit samapi rasa sakit
berkurang
 Kompres dengan batas toleransi
 Krim steroid topikal

3. Untuk reaksi sistemik apa saja yang bisa diberika di rumah sakit untuk
penanganan lanjutan?
Syok anafilaktik – epinefrin im
Gagal nafas , henti jantung – BHD
Kerusakan jaringan yang luas – skin graft
Minor jelly fish
o Tidak memerlukan tatalaksana lebih lanjut (toxin mati dengan
pemberian cuka)
Irikanjhi
o Saat perujukan – analgetik
o Kardiotoxin – pengecekan troponin dan echo
Ubur-ubur
o Antiserum dari domba – es reaksi anafilatik
o Aritmia – verapamil iv
o Antinyeri – golongan narkotik
o Reaksi sekunder - antibiotik
o Reaksi hipersensitivitas – glukokortikoid topikal
Stone Fish
o Antivenom – 1 ampul (1 – 2 duri ), 2 ampul (> 2 tusuk)

Bluring Octupus
o Distress nafas - Ventilasi mekanik
o Luka lebar – tetanus

Bulu Babi
o Tidak ada antivenom
o Antibiotik profilaksis tidak diindikasikan kecuali pasien
imunokompromise
o Anti biotik – ciprofloxaxin 500 mg, trimpetropin 160mg PO 2 x 1,
dosisiklin

4. Bagaimana indikasi merujuk pasien dengan trauma laut?


Dilakukan saat ada warnig sign
o Syok anafilatik
o Hemolisis intravaskular
o Gangguan kardiovaskluar
o Gangguan neurologis
o Perdarahan aktif – laserasi luas

Ubur-ubur – setengah bagian tubuh/wajah/genital


Bluring octopus – distress nafas
Antivenom tidak ada pada suatu faskes – dapat dirujuk ke faskes yang
memiliki antivenom
5. Komplikasi dan prognosis dari trauma hewan laut?
o Ikan pari – infeksi sekunder, nekrosis pada sekitar jaringan yang
tertusuk – bergantung pada tatalaksan awal, apabila cepat –
memperkecil area nekrosis
o Ular laut – distress nafas, defisit neurologis – kematian – buruk
o Ubur – ubur – distress nafas, edema pulmonal, kerusakan pada otot –
buruk
o Box Jelly Fish – syok kardiogenik
o Bulu babi – gejala sistemik prutitus, berefek ke sistem kardio -
prognosis baik – apabila ditangani dengan cepat, kematian sangat
jarang
o Stone Fish – prognosis baik apabila segera diberikan antivenom
dengan cepat
o Bluring Octopus – observasi 24 jam gejala dapat sembuh / membaik
setelah tatalaksana yang adekuat– parah – gagal nafas - >>> baik,
distress nafa malam, mortality rate 25%,
Secara garis besar dapat mengakibatkan syok anafilatik,
Prognosis trauma hewan laut bersifat lambat dan buruk
o Gigitan trauma – luka terbuka – perdarahan – syok hipovolemik –
tergantung luas gigitan, jenis hewan dan besar hewan laut

Anda mungkin juga menyukai