Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

Tindakan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kesehatan Akibat


Binatang Beracun Di Laut

Laporan ini Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Praklinik Keperawatan Matr laut

Disusun oleh:

Nama Mahasiswa : Fitri Herliansyah


NIM : 221213012

Preseptor Akademik
Sony Hendra Sitindaon S.Kep ., Ns.,M.Kep.

PRAKLINIK KEPERAWATAN MATRA LAUT


PRODI D-3 KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH
TANJUNGPINANG

BINATANG BERACUN DILAUT


A. Definisi
Menurut Anshori (2009) hewan atau disebut juga dengan binatang adalah kelompok
organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau metazoa, adalah salah satu
dari berbagai makhluk hidup di bumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan margasatwa (atau
satwa saja). Hewan dalam pengertian sistematika modern mencakup hanya kelompok
bersel banyak (multiselular) dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda
(jaringan), sehingga kelompok ini disebut juga histozoa. Semua binatang heterotrof,
artinya tidak membuat energi sendiri, tetapi harus mengambil dari lingkungan sekitarnya.
Hewan atau binatang mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap rangsangan
eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan makanan dan memiliki bentuk
kompleks dan jaringan tubuhnya lunak. Perbedaan itu berlaku secara umum, tentu saja
ada kelainan-kelainannya. Tiap individu, baik pada hewan uniselular maupun pada hewan
multiselular, merupakan satu unit. Hewan itu berorganisasi, berarti tiap bagian dari
tubuhnya merupakan subordinat dari individu sebagai keseluruhan baik sebagai bagian
suatu sel maupun seluruh sel. Inilah yang disebut konsep organismal, suatu konsep yang
penting dalam biologi. (Anshori, 2009)
Hewan laut adalah hewan yang hidup didalam laut atau air asin yang pada umumnya
memiliki alat pernat pernafasan berupa insang.hewan laut memiliki berbagai macam
bentuk ,ukuran ,dan zona tempat tinggal lalu bisa juga dikelompokan menjadi dua jenis
yaitu binatang beracun dan tidak beracun. Hawan atau binatang laut beracun adalah
binatang yang hidup di laut dan memiliki racun sebagai pertahanan diri ketika sedang
terancam atau saat dikonsumsi oleh manusia.
B. Pembagian Zona Ekosistem Air Laut
Salah satu jenis ekosistem air adalah ekosistem air laut. Ekosistem air laut terjadi kar
ena adanya interaksi antara makhluk hidup dan lingkungan di wilayah lautan. Ekosistem i
ni dibagi menjadi beberapa zona, seperti berikut.
a. Zona Laut Berdasarkan Kedalaman
Berdasarkan kedalamannya, zona laut dibagi menjadi tiga, yaitu zona litoral, zona neri
tik, dan zona oseanik.
 Zona litoral berbatasan langsung dengan daratan,
paling dangkal, dan paling atas dari lautan. Adapun hewan yang hidup di zona ini
adalah bintang laut, bulu babi, cacing laut, kepiting, dan udang.
 Zona neritik disebut juga sebagai ekosistem pantai pasir dangkal karena letaknya
sekitar 200meter dari permukaan laut.
 Di sini, hidup beberapa ekosistem kecil, seperti ekosistem pantai batu, ekosistem p
antai lumpur, dan ekosistem terumbu karang. Selain itu, hidup juga berbagai jenis
ikan, ganggang, dan rerumputan laut.
 Zona oseanik sebagai zona terdalam dari ekosistem air laut serta terbagi menjadi z
ona batial dengan kedalaman 200-2.000 meter
yang dihuni oleh nekton dan zona abisal dengan kedalaman lebih dari 2.000 meter
yang dihuni oleh detrivor, predator, dan pengurai.
b. Zona Laut Berdasarkan Intensitas Cahaya Matahari
Berdasarkan intensitas cahaya mataharinya, zona laut dibagi menjadi tiga, yaitu zona
fotik, zona twilight, dan zona afotik.
 Zona fotik memiliki kedalaman kurang dari 200
meter sehingga cahaya matahari mudah masuk.
 Zona twilight memiliki kedalaman 200-2.000
meter sehingga cahaya matahari yang masuk hanya sedikit.
 Zona afotik memiliki kedalaman lebih dari 2.000
meter sehingga cahaya matahari tidak dapat masuk.
c. Zona Laut Berdasarkan Permukaan Secara Vertikal
Berdasarkan permukaan secara vertikal, zona laut dibagi menjadi lima, yaitu
epipelagik, mesopelagik, batiopelagik, abisalpelagik, dan hadalpelagik.
 Epipelagik berada di antara permukaan laut hingga kedalaman 200 meter.
 Mesopelagik berada di kedalaman 200-1.000 meter.
 Batiopelagik berada di kedalaman 200-2.500 meter.
 Abisalpelagik berada di kedalaman 4.000 meter.
 Hadalpelagik berada di kedalaman lebih dari 6.000 meter.

C. Jenis jenis binatang laut


a. Binatang Laut Tidak berbahaya
Binatang laut tidak berbahaya adalah jenis binatang yang tidak memiliki ancaman
bagi manusia contohnya
 Lumba lumba

 Gurita

 Cumi cumi

 Ikan badut

 Kura kura
 Kuda laut

 Ikan yang biasa di konsumsi seperti (ikan teri ,ikan tenggiri,ikan


salmon,ikan tuna,ikan cakalang ,dll)

b. Binatang Laut berbahaya


1. Hewan laut mengigit
Hewan laut yang berbahaya karena gigitanya
 Ikan Hiu

 Ikan baracula
 Groper

 Belut Laut

2. Hewan laut menyengat


Adalah hewat laut yang berbahaya karena sengatanya
 Ikan pari

 Bulu babi
 Ular laut

 blue ringet octopus

 Ikan sugernion fish

 Ikan rabbitefisht
3. Hewan laut beracun
Adalah hewat laut yang berbahaya karena racun

 Ikan buntal

 Kerang beracun

 Scorpiofish/ ikan lepu

 Lionfish
 Stone fish

D. Manifestasi klinis
1. Ikan Hiu
Tanda klinis dari serangan ikan Hiu
 Luka ringan sampai amputasi jaringan
 Luka berat dan luas
 Terjadi pendarahan
 shok
2. Moray ells(belut laut )
Tanda klinis dari serangan Moray ells(belut laut )
 Luka berupa robekan kecil- besar
 Terjadi pendarahan
 Shok
3. Ikan pari
Tanda klinis dari serangan ikan Pari :
 Luka berupa sayatan/tusukan
 Nyeri
 Nekrotis lokal
 Terjadi pendarahan
 Tanda tanda syok
Mual dan muntah
4. Ular laut
Tanda klinis dari serangan ular laut :
 Perilaku abnormal penderita
 Kekakuan otot dan sendi
 Kesulitan bernapas
 Rasa sakit yang abnormal
 Setelah 20 menit - beberapa jam tanpa pertolongan akan menumbulkan
kematian
5. Bulu babi
Tanda klinis dari serangan bulu babi :
 Nyeri disekitar luka
 Rasa sakit yang abnormal
 Rasa panas pada area luka
 Luka menghitam
 Kulit luka mengelupas setelah beberapa hari

6. Ubur ubur
Tanda klinis dari serangan ubur ubur :
 Nyeri disekitar luka
 Rasa gatal pedih
 Rasa panas pada area luka
 Kulit memerah dan bengkak

7. Fish stone
Tanda klinis dari serangan Fish stone :
 Nyeri disekitar luka
 peradangan
 gangguan pernapasan
 koma
8. Kerang beracun
Tanda klinis dari serangan kerang beracun :
 Mual muntah
 peradangan
 gangguan pernapasan
 gagal jantung
 perasaan tebal dan tertusuk tusuk
 setelah 6 jam tanpa pertolonan menyebabkan kematian

9. Blue ringet octopus


Tanda klinis dari serangan Blue ringet octopus:
 gangguan pernapasan
 henti napas
 nyeri pada luka
 gangguan verbal
 kelemahan otot
E. Tindakan Keperawatan
1. Ikan Hiu
Tindakan keperawatan:
- evakuasi dan resusitasi di tempat aman
- Hentikan pendarahan dengan tekanan/balutan
- rujuk pada fasilitas kesehatan terdekat
- berikan pemenuhan cairan bila terjadi pendarahan hebat/ syok
- berikan anti nyeri / kolaborasi obat
2. Moray ells(belut laut )
Tindakan keperawatan:
- evakuasi dan resusitasi di tempat aman
- Hentikan pendarahan dengan tekanan/balutan
- Jangan berikan apapun melalui oral
- rujuk pada fasilitas kesehatan terdekat
- berikan pemenuhan cairan bila terjadi pendarahan hebat/ syok
- berikan kolaborasi obat
3. Ikan pari
Tindakan keperawatan:
- evakuasi dan resusitasi di tempat aman
- berikan posisi supinasi pada pasien
- ambil duri yang tertancappada luka
- berikan air hangat pada luka
- Hentikan pendarahan dengan tekanan/balutan
- Jangan berikan apapun melalui oral
- rujuk pada fasilitas kesehatan terdekat
- berikan anti nyeri / kolaborasi obat
4. Ular laut
Tindakan keperawatan:
- evakuasi dan resusitasi di tempat aman
- berikan posisi supinasi pada pasien
- Hentikan pendarahan dengan tekanan/balutan ikat agar tidak menyebar ke
seluruh tubuh
- Jangan berikan apapun melalui oral
- rujuk pada fasilitas kesehatan terdekat
- berikan anti bisa / kolaborasi obat
5. Bulu babi
Tindakan keperawatan:
- evakuasi dan resusitasi di tempat aman
- berikan posisi supinasi pada pasien
- imobilisasi luka
- Jangan berikan apapun melalui oral
- Cuci luka dengan air bersih / metil spirtus
- rujuk pada fasilitas kesehatan terdekat
- berikan kolaborasi obat
6. Ubur ubur
Tindakan keperawatan:
- evakuasi dan resusitasi di tempat aman
- berikan alkohol / spirtus pada luka
- Jangan berikan apapun melalui oral
- rujuk pada fasilitas kesehatan terdekat
- berikan kolaborasi obat antitosin
7. Fish stone
Tindakan keperawatan:
- evakuasi dan resusitasi di tempat aman
- berikan posisi supinasi pada pasien
- hentikan pendarahan dengan ikat agar tidak menyebar
- berikan air hangat pada luka(45c)
- Jangan berikan apapun melalui oral
- rujuk pada fasilitas kesehatan terdekat
- berikan anti tosin/ kolaborasi obat
8. Kerang beracun
Tindakan keperawatan:
- evakuasi dan resusitasi di tempat aman
- berikan posisi supinasi pada pasien
- memasang ligasi
- memberikan sayatan pada luka
- Jangan berikan apapun melalui oral
- rujuk pada fasilitas kesehatan terdekat
- berikan anti tosin/ kolaborasi obat
9. Blue ringet octopus

Tindakan keperawatan:
- evakuasi dan resusitasi di tempat aman
- berikan posisi supinasi pada pasien
- Jangan berikan apapun melalui oral
- jangan kontak langsung dengan penderita
- rujuk pada fasilitas kesehatan terdekat
- berikan kolaborasi obat

F. Kesimpulan :

Prinsip penatalaksanaan ada penderita dengan gigitan binatang, sama dengan


pentalaksanaan pada penderita keracunan. Yang harus selalu diperhatikan pada penderita
keracunan maupun gigitan binatang hendaknya selalu monitor dan catat setiap
perubahan-perubahan yang terjadi (ABC/Air,Breathing, Circulation).Bersihkan bagian
yang tersengat dengan air laut untuk melemahkan racun kemudian keluarkan berbagai
partikel sirip ikan pari yang tertinggal di luka kemudian rendam bagian yang terinfeksi
dengan air panas (43-45°C) selama 30 menit. Air panas menetralisir berbagai racun dari
ikan atau bulu babi dan membantu mengurangi nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.untag-sby.ac.id/939/2/BAB%20II.pdf
http://www.wildsingapore.com/wildfacts/vertebrates/fish/scorpaenidae/scorpaenidae.htm
https://www.google.com/search?q=definisi+binatang+menurut+para+ahli
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/637/jbptunikompp-gdl-ardirizkyn-31833-10-12.unik-
i.pdf
https://dlh.semarangkota.go.id/pembagian-zona-ekosistem-air-laut/
https://id.wikipedia.org/wiki/Biota_laut
Louis Legendre, Stephen F. Ackley, Gerhard S. Dieckmann, Bjørn Gulliksen, Rita Horner,
Takao Hoshiai, Igor A. Melnikov, William S. Reeburgh, Michael Spindler,
Cornelius W. Sullivan. "Ecology of sea ice biota". Polar Biology, September
1992, Volume 12, Issue 3-4, pp 429–444.
Mengetahui

Pembimbing Akademik

Sony Hendra Sitindaon S.Kep, Ns ,M.Kep

Mahasiswa

Fitri Herlianyah

Anda mungkin juga menyukai