Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TREND DAN ISU KEPERAWATAN JIWA


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa

Dosen Pengajar: Mawar Eka Putri,S.Kep,NS,M.Kep

Disusun Oleh :

o Wulan Aprilianti 212113005


o Susilawati 212113006
o Ipunk Indratirta 212113013

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES Hangtuah Tanjungpinang
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Trend dan Isu Keperawatan Jiwa" dengan tepat
waktu.Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran keperawatan jiwa. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kesehatan jiwa bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada saat ini masalah kesehatan jiwa menjadi masalah yang paling
mengancam di dunia. Setiap tahun korban akibat gangguan jiwa selalu meningkat.Hal
ini disebabkan oleh beban hidup yang semakin lama semakin berat. Gangguan jiwa ini
tidak hanya terjadi pada kalangan bawah tetapi juga kalangan pejabat dan kalangan
menengah ke atas. Pada saat ini penyakit gangguan jiwa tidak hanya dialami oleh orang
dewasa dan lansia tetapi juga oleh anak-anak dan remaja. Seseorang yangterkena
gangguan jiwa akan melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan seperti
menggunakan obat-obatan terlarang dan melakukan bunuh diri. Kasus bunuh diri sudah
menjadi masalah besar di beberapa Negara di dunia seperti Amerika Serikat, Jepang,
Korea, Inggris dan lain-lainnya. Selain factor di atas penyebab seseorang mengalami
gangguan jiwa juga disebabkan oleh perkembanganotak ketika masih janin yang
menyebabkan penyakit skizofrenia. Oleh karena itu saat ini seluruh Negara di dunia
berusaha meningkatkan kesehatan jiwa warga negaranya.

Begitu juga dengan Indonesia yang berusaha meningkatkan pelayanan


pada pasiennya dengan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan jiwa.

2.1 PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan permasalahan dan tema yang diangkat maka masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a) Apakah yang dimaksud dengan Keperawatan Jiwa?
b) Bagaimana tren dan isu dalam keperawatan jiwa?
c) Apa peran dan fungsi perawat dalam keperawatan jiwa?
d) Manfaat keperawatan jiwa bagi pasien dan perawat?

3.1 TUJUAN PENULISAN

Penulisan makalah ini beertujuan untuk memahami tentang keperawatan


jiwa,bagaimana perang perawat dalam melaksanakan keperawatan jiwa dan
bagaimanamanfaatnya kepada pasien dan perawat. Makalah ini juga disusun untuk
memahamitentang diagnose keperawatan jiwa yang sesuai dengan standar aturan
keperawatan yang berlaku dan memberikan bimbingan kepada pasien yang mengalami
gangguan jiwa.

4.1 MANFAAT PENULISAN

Bagi penulis, penyusunan makalah ini bermanfaat ganda, yaitu selain


lebihmemahami perihal penyakit jantung coroner pada lansia, penulis juga bisa
mengasahdan mengembangkan kemampuannya di bidang penulisan karya ilmiah.
Sedangkanbagi pembaca seperti instansi kesehatan terkait maupun masyarakat makalah
ini dapatmenjadi referensi untuk meningkatkan pelayanan dan perawatan pada pasien
yangmengidap penyakit jantung koroner.
BAB II
2.1 KESEHATAN JIWA
Menurut WHO kesehatan jiwa adalah kesehatan jiwa bukan hanya tidak
adagangguan jiwa melainkan megandung berbagai karakteristik yang positif
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya.

Menurut UU kesehatan Jiwa no 13 tahun 1996 kesehatan jiwa adalah kondisiyang


memungkinkan perkembangan fisik, intelektual,emosional secara optimal dari seseorang
dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain.

Menurut Rosdahl, Texbook of Basic Nursing, 1999:58 kesehatan jiwa adalahA mind
that grows and adjust, is in control, and is free of serious stress. Kondisi jiwa seseorang
yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan, dalam pengendalian
diri serta terbebas dari stress yang serius.

Pada jiwa yang sehat ada beberapa factor yang dapat mempengaruhinya.Factor
tersebut adalah sebagai berikut :

• Inherited Characteristic (Warisan Karakteristik)


Beberapa teori percaya bahwa tidak ada satupun manusia normal dengansempurna
dan kemampuan untuk mempertahankan sebuah mental yang sehat dipandangan
hidupnya. Di sisi lain orang yang mengalami kecacatan genetic mempengaruhi
seseorang untuk mempertahankan kesehatan jiwanya. Setiap orang memiliki sifat yang
berbeda, ada yang sensitive dan ada yang temperamental semuaitu dipengaruhi oleh
lingkungannya
• Nurturing During Childhood (Pemeliharaan Sewaktu Kecil)
Hal ini mengacu pada interaksi dengan orang tua di masa kecil juga akan
mempengaruhi kesehatan jiwa. Pemeliharaan yang dimulai dengan positif ketika anak
dilahirkan akan menciptakan perasaan cinta, aman dan mau menerima. Pemeliharan
yang buruk ketika kecil juga akan mempengaruhi mental sang anak seperti
kekurangan kasih saying ibu, penolakan dari orang tua dan kegagalah komunikasi awal.
• Life Circumstance (Keadaan Hidup)
Keadaan hidup bisa mempengaruhi keadaan mental seseorang dimulai dari dialahir.
Contoh keadaan yang positif adalah sukses di sekolah, keuangan yang
mencukupi, kesehatan fisik yang baik, pekerjaan yang menyenangkan dan
perkawinan yang sukses. Sedangkan keadaan hidup yang negative meliputi kesehatan
fisik yang buruk, pekerjaan dan perkawinan yang tidak sukses.

2.2 TREN DAN ISU KEPERAWATAN JIWA

Tren dan isu dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat
dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap
ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam
tatanan regional maupun global. Berikut ini beberapa contoh tren dan isu yangterjadi
dalam keperawatan jiwa :

1) Kesehatan Jiwa dimulai masa konsepsi


Di Indonesia banyak terjadi gangguan jiwa di mulai pada usia 19 tahun dan jarang
sekali melihat fenomena masalah sebelum anak lahir. Perkembangan pada saat ini
menunjukkan bahwa jika berbicara masalah kesehatan jiwa harus dimulai dari
masakonsepsi bahkan sebelum pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan
bahwaadanya keterkaitan kesehatan fisik dan mental seseorang ketika berada
dalamkandungan di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut membuktikan
bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi. Berikut
inimerupakan hasil dari penelitian :

a. Marc Lehrer ( 300 bayi yg diteliti): stimulasi dini ( berupa suara, musik,getaran,
sentuhan ) setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental danemosional yg lebih
baik.
b. Med nick : ada hubungan skizofrenia dengan infeksi virus dalam kandungan.Mednick
membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang beradapada trimester dua
dalam kandungan mempunyai resiko yang lebih tinggiuntuk menderita skizofrenia di
kemudian hari. Penemuan penting inimenunjukkan bahwa lingkungan luar yang
terjadi pada waktu yang tertentudalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita
skizofrenia. Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan neurokognitif, yang
menyebutkanbahwa pada penderita skizofrenia terjadi kelainan perkembangan
neurokognitif sejak dalam kandungan. Beberapa kelainan neurokognitifseperti
berkurangnya kemampuan dalam mempertahankan perhatian,membedakan suara
rangsang yang berurutan, working memory, dan fungsi- fungsi eksekusi sering
dijumpai pada penderita skizofrenia. Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat
sejak dalam kandungan dan dalamkehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan,
misalnya, tekanan berat dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh
zat-zat yang mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba. Kelainan neurokognitif yang
telah berkembang ini menjadi dasar dari gejala-gejala skizofrenia seperti
halusinasi,kekacauan proses pikir, waham/delusi, perilaku yang aneh dan
gangguan emosi.
2) Tren peningkatan masalah kesehatan

Pada era globalisasi ini masalah kesehatan jiwa sudah meningkat, hal ini sudah
terbukti dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh beban hidup yang semakin
berat. Pada saat sekarang ini pasien gangguan jiwa bukan hanya dari
kalangan bawah tetapi juga dari kalangan mahasiswa, pns, pegawai swasta pejabat dan
masyarakat kalangan menengah ke atas. Semua itu terjadi karena sebagian
besarmasyarakat menengah ke atas tidak mampu mengelola stress dan juga
bisa di sebabkan oleh post power syndrome atau mutasi jabatan. Pada saat sekarang ini
penyakit gamgguan jiwa tidak lagi mengenal strata social dan usia. Banyak orangkaya
yang terkena gangguan jiwa karena hartanya habis akibat bencana.

Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga menunjukkan
kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan
yangmengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang
berlebihan,gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas
penyebabnya. Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien
yang menunjukkan gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang yang
kerap mengocehtidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya
dan orang lain,seperti mengamuk.
3) Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder

Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman trauma


yangumum di alami manusia dalam kejadian sehari-hari. Mengakibatkan keadaan
stressberkepanjangan dan berusaha untuk tidak mengalami stress yang demikian.
Merekamenjadi manusia yang invalid dalam kondisi kejiwaan dengan akibat akhir
menjaditidak produktif. Trauma bukan semata-mata gejala kejiwaan yang bersifat
individual,trauma muncul sebagai akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan
ingatanpribadi tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan.

4) Tren bunuh diri pada anak-anak dan remaja

Gagasan bunuh diri merupakan keluhan pertamayang sering dijumpai


dalampelayanan psikiatrik darurat. Semua ancaman bunuh diri, sikap dan buah pikiran
ituharus ditanggapi dengan serius, sampa dapat dibuktikan sebaliknya. Pasien
yangberisiko bunuh diri perlu diamati secara cermat. Alas an seseorang bunuh dir
adalahputus asa dengan masalah dia hadapi dan tidak merasa tidak berdaya. Di dunia
punbunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang sangat mengancam,
angkakejadian terus meningkat dan sangat mengancam Sejak tahun 1958, dari
100.000penduduk Jepang 25 orang diantaranya meninggal akibat bunuh diri.
Sedangkanuntuk negara Austria, Denmark, dan Inggris, rata-rata 25 orang. Urutan
pertamadiduduki Jerman dengan angka 37 orang per 100.000 penduduk. Di Amerika
tiap 24menit seorang meninggal akibat bunuh diri. Jumlah usaha bunuh diri yang
sebenarnya10 kali lebih besar dari angka tersebut, tetapi cepat tertolong.
Kini yang mengkhawatirkan trend bunuh diri mulai tampak meningkat terjadi pada
anak-anakdan remaja. Di Benua Asia, Jepang dan Korea termasuk Negara
yang seringdiberitakan bahwa warganya melakukan bunuh diri. Di Jepang, harakiri
(menikamatau merobek perut sendiri) sering dilakukan bawahan untuk melindungi
nama baikatasannya. Sebagai contoh, sekretaris pribadi mantan Perdana Menteri
Takeshitamelakukan bunuh diri, ketika skandal suap perusahaan Recruits Cosmos
terbongkarpada tahun 1984.

Lockheed terbongkar. Sang sopir menusuk perutnya, demi menjaga


kehormatanpimpinannya. Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada
tahun 2003 mengungkapkan bahwa satu juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya
atau terjadidalam seiap 40 detiknya. Bunuh diri juga termasuk satu dari tiga penyebab
utamakematian pada usia 15-34 tahun, selain faktor kecelakaan. Metode bunuh diri
yangpaling disukai adalah menggunakan pistol, menggantung diri dan minum racun.

5) Paterrn of Parenting dalam Kep. Jiwa

Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pada anak, maka pola asuhkeluarga
kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola asuh dimanaorang tua
menerapkan kehangatan yang tinggi disertai dengan kontrol yang tinggi.Kehangatan
adalah Bagaimana orang tua menjadi teman curhat, teman bermain,teman yang
menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi, belajar danberkomunikasi.
Berbagai upaya agar anak dekat dan berani bicara pada orang tuanyasaat punya
masalah. Orang tua menjadi teman dalam ekspresi feeling anak sehingga anak menjadi
sehat jiwanya. Bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplindi rumahnya.
Kemandirian menjadi hal yang sangat penting dalam kesehatan jiwa,karena akan
memiliki self confidence yang cukup. Orang tua juga melatih anakbertanggung jawab
mengerjakan tugas-tugas di rumah sepert: mencuci, menyirambunga dll.

6) Trend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri di Era Globalisasi


Sejalan dengan program deinstitusionalisasi yang didukung ditemukannya obat
psikotropika yang terbukti dapat mengontrol perilaku klien gangguan jiwa,
peranperawat tidak terbatas di Rumah Sakit, tetapi dituntut lebih sensitif
terhadaplingkungan sosialnya, serta berfokus pada pelayanan preventif dan
promotif.Perubahan hospital based care menjadi community based care merupakan
trend yangsignifikan dalam pengobatan gangguan jiwa. Perawat mental
psikiatri harusmengintegrasikan diri dalam community mental health, dengan tiga
kunci utama :

a. Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat


sertahubungan perawat dengan profesi lain di komunitas.
b. Reformasi dalam yankes menuntut perawat meredefinisikan perannya
c. Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan
danpromosi kesehatan, sudah saatnya mengembangkan community based
care.Pengembangan pendidikan keperawatan sangat penting,
terutamakeperawatan mental psikiatri baik dalam jumlah maupun kualitas.
7) Isu Seputar Yankep Mental Psikiater
a. Pelayanan keperawatan mental psikiatri, kurang dapat dipertanggungjawabkankarena
masih kurangnya hasil-hasil riset tentang keperawatan jiwa klinik.
b. Perawat psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena pendidikannyayang
rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang diakui secarainternasional.
c. Pembedaan perang perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalamansering
kali tidak jelas “position description” job responsibility dan systemreward dalam
pelayanan.
d. Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa
keperawatan).
8) Tren dan Isu Seputar Dimensi Spiritual Keperawatan Jiwa

Pada prakteknya ilmu pengetahuan dan agama tidak lagi bersifat


dikotomismelainkan antara keduanya sudah terintegrasi (saling menunjang).
Seperti yangdikatakan oleh Albert Einstein, ilmuwan penemu atom, ilmu
pengetahuan tanpaagama bagaikan orang buta. Tetapi agama tanpa ilmu pengetahuan
bagaikan oranglumpuh.

Merujuk dari pentingnya pengetahuan dan agama tersebut untuk jiwa yang sehat
banyak penelitian dilakukan diantaranya sebuah penelitian yang mengatakan
kelompok yang tidak terganggu jiwanya adalah yang mempunyai agama yang bagus
dan sebaliknya. Karl Jung telah menyimpulkan dari analisanya bahwa mereka yang
menderita penyakit mental mengalami suatu kekosongan rohani. Terapinya terletakpada
siraman keimanan yang kuat.Menurut Rando (1984) keyakinan agama dapat membantu
menyokong pasien dalam menghadapi krisis kehidupan termasu kematian. Dimensi
spiritual merupakan hal yangsangat penting diperhatikan dalam masyarakat Indonesia.
Walaupun hal ini seringkali terabaikan. Pengertian tentang pentingnya memahami
kebutuhan spiritual pasienyang dilandasi atas keyakinan beragama, nilai dan
pengalaman kehidupan pasiensering tidak menjadi focus tenaga kesehatan. Hal
ini mungkin disebabkan olehsulitnya menjelaskan secara ilmu aspek spiritual. Tiga
kebutuhan spiritual menurut Randi (1984) adalah mencari arti kehidupan, meninggal
secara wajar dan kebutuhanuntuk ditemani pada saat sakratul maut.

2.3 MANFAAT PROSES KEPERAWATAN JIWA

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwamerupakan


tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapatdilihat
langsung seperti pada masalah kesehatan fisik, memperlihatkan gejala yangberbeda
dan muncul oleh berbagai penyebab. Proses keperawatan
merupakansarana/wahana kerjasama perawat dengan klien, yang umumnya pada tahap
awalperan perawat lebih besar dari pada peran klien, namun pada proses
akhirnyadiharapkan peran klien lebih besar daripada peran perawat, sehingga
kemandirian klien dapat dicapai (Keliat, 1998). Manfaat dari proses
kepeawatan jiwa dapatdisimpulkan sebagai berikut :

Manfaat keperawatan jiwa bagi perawat :

a. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.


b. Tersedia pola pikir/ kerja yang logis, ilmiah, sistematis, dan terorganisasi.
c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa
perawatbertanggung jawab dan bertanggung gugat.
d. Peningkatan kepuasan kerja.
e. Sarana/wahana desimasi IPTEK keperawatan.
f. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian.

Manfaat keperawatan jiwa bagi pasien :

a. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


b. Terhindar dari malpraktik.

2.4 Fungsi dan Perawat dalam Keperawatan jiwa

Perawat kesehatan jiwa secara kontinu memiliki peran penting dalam


mengidentifikasi pasien-pasien yang berisiko, mengkaji respon pasien terhadap stres
sepanjang rentan kehidupannya atau yang dikenal dengan history live span, dan dalam
mengembangkan komunikasi yang terapeutik. Peran lain yang sangat penting adalah
mengidentifikasi pasien yang berisiko.

Peran perawat adalah sebagai attitude therapy, yaitu sebagai berikut :

1. Mengobservasi perubahan, baik perubahan kecil atau menetap yang terjadi


pada klien

2. Mendemonstrasikan penerimaan

3. Memahami klien

4. Mempromosikan ketertarikan klien dan berpartisipasi dalam interaksi

(Kusumawati, 2020)

Peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa komunitas meliputi :

1. Pemberi asuhan keperawatan secara langsung (practioner).


Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk membantu
pasien mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan meningkatkan
fungsi kehidupannya. Peran ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan kesehatan jiwa untuk melakukan tindakan sesuai dengan masalah
pasien. Kegiatan yang dilakukan adalah manajemen kasus, tindakan keperawatan
individu dan keluarga, melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
khususnya manajemen obat dengan dokter.
2. Pendidik (educator).
Perawat memberikan Pendidikan kesehatan jiwa kepada individu dan keluarga
untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan mengembangkan
kemampuan keluarga dalam melakukan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu mampu
mengenal masalah-masalah pasien, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
pasien, merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Memodifikasi
lingkungan keluarga yang mendukung pemulihan pasien dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan jiwa yang ada untuk mengatasi masalah pasien
3. Koordinator (coordinator). Melakukan koordinasi dalam kegiatan :
a. Penemuan kasus. Perawat CMHN menemukann kasus dengan melakukan
pemeriksan langsung dari keluarga ke keluarga pada tingkat RT/Lorong,
RW/dusun, kelurahan/desa, dan kecamatan sehinngga dapat menetapkan jumlah
kasus gangguan jiwa pada wilayah kerja puskesmas.
b. Penemuan kasus dapat berkoordinasi dengan masyarakat, tokoh masyarakat, dan
anggota tim kesehatan puskesmas yang sama. Informasi tentang tanda dan gejala
gangguan jiwa yang menonjol dijelaskan pada masyarakat, tokoh masyarakat, dan
anggota tim puskesmas.
c. Rujukan. Perawat CMHN yang bertugas di masyarakat dapat merujuk pasien
yang belum ada perbaikan untuk datang ke puskesmas agar mendapatkan
program pengobatan dari dokter di puskesmas. Perawat CMHN dapat pula
berkonsulatasi dengan tim keswa (kesehatan jiwa) komunitas (dari dinas
kesehatan) yang mempunyai jadwal mengunjungi puskesmas, terkait dengan
perkembangan kasus dan pengembangan pelayanan. Pada saat berkonsultasi
mungkin pula ditetapkan pasien perlu dirujuk ke RSU/RSJ.Rujukan bersifat
timbal balik. Rujukan balik dari tim keswa komunitas/RSU/RSJ ke perawat
kesehatan jiwa komunitas di puskesmas harus memperhatikan tentang program
pengobatan dan perawatan yang telah dilakukan dan dianjurkan agar kontinuitas
pelayan dapat dilanjutkan. (Keliat, 2016)
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kesehatan jiwa seseorang bisa terganggu karena masalah-masalah yang


didapatselama hidup. Dalam menjalankan kehidupan setiap orang akan
mendapatkanmasalah. Sebagian besar manusia tidak mampu mengontrol emosi dan
mengelolastresnya, sehingga akan melakukan yang hal-hal yang tidak baik bagi
dirinya.Walaupun begitu ada sebagian orang yang bisa melaluinya dengan baik.
Kesehatanjiwa menjadi masalah besar di dunia dan dianggap sangat mengancam. Seseorag
yangmengalami gangguan jiwa akan melakukan beberapa hal, seperti
menggunakan NAPZA, melakukan bunuh diri dll. Setiap tahunnya kasus bunuh
diri selalu meningkat yang menyebabkan banyak orang yang meninggal. Pada saat
sekarang initren dan isu tentang keperawatan jiwa sangat berkembang. Gangguan jiwa
bukanhanya terjadi pada orang dewasa dan lansia saja tetapi juga terjadi pada anak-anak
dan remaja. Dan tidak hanya dialami oleh masyarakt kalangan bawah saja tetapi
jugakalangan menengah ke atas.

3.2 SARAN

Banyaknya persoalan yang dihadapi selama hidup ini seperti ekonomi


dan kemiskinan dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mental. Orang
yangmengalami depresi atau stress akan berusaha menghilangkan stresnya
dengan menggunakan NAPZA dan ada yang melakukan bunuh diri. Untuk itu
sebagai seorang perawat kita harus bisa merawat pasien dengan gangguan jiwa dengan
baik agar tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Penigkatan pelayanan terhadap
pasienjuga harus diperhatikan. Untuk mengurangi pasien penyakit jiwa bisa
dilakukandengan dimensi spiritual, sehingga pasien harus lebih diperkenalkan
dengan agamanya dan memperkuat imannya.
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, A.I, Sadock B.J. (2018). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (I); Jakarta. Widya Medika.

Hamid, A.Y.S. (2019). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa (I);Jakarta. Buku
Kedokteran ECG.

Shives, L.R. (2018). Basic Consept of Psychiatric-Mental Health Nursing (4); East Washington
Square. Lippincott.

Prasetyo, H. Nugroho, P. (2019). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa dalam Merawat Pasien Jiwa
pada Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Soedirman. 4 (1), 15-19.

Prihartini, Y. Hotnida, E. (2017) Peran Perawat dalam Program Terapi dan Pemberdayaan
Pasien dengan Dual Diagnosis. Bulletin Ilmiah Populer.35-42.

22

Anda mungkin juga menyukai