Disusun Oleh :
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Trend dan Isu Keperawatan Jiwa" dengan tepat
waktu.Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran keperawatan jiwa. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kesehatan jiwa bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Rosdahl, Texbook of Basic Nursing, 1999:58 kesehatan jiwa adalahA mind
that grows and adjust, is in control, and is free of serious stress. Kondisi jiwa seseorang
yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan, dalam pengendalian
diri serta terbebas dari stress yang serius.
Pada jiwa yang sehat ada beberapa factor yang dapat mempengaruhinya.Factor
tersebut adalah sebagai berikut :
Tren dan isu dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat
dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap
ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam
tatanan regional maupun global. Berikut ini beberapa contoh tren dan isu yangterjadi
dalam keperawatan jiwa :
a. Marc Lehrer ( 300 bayi yg diteliti): stimulasi dini ( berupa suara, musik,getaran,
sentuhan ) setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental danemosional yg lebih
baik.
b. Med nick : ada hubungan skizofrenia dengan infeksi virus dalam kandungan.Mednick
membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang beradapada trimester dua
dalam kandungan mempunyai resiko yang lebih tinggiuntuk menderita skizofrenia di
kemudian hari. Penemuan penting inimenunjukkan bahwa lingkungan luar yang
terjadi pada waktu yang tertentudalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita
skizofrenia. Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan neurokognitif, yang
menyebutkanbahwa pada penderita skizofrenia terjadi kelainan perkembangan
neurokognitif sejak dalam kandungan. Beberapa kelainan neurokognitifseperti
berkurangnya kemampuan dalam mempertahankan perhatian,membedakan suara
rangsang yang berurutan, working memory, dan fungsi- fungsi eksekusi sering
dijumpai pada penderita skizofrenia. Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat
sejak dalam kandungan dan dalamkehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan,
misalnya, tekanan berat dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh
zat-zat yang mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba. Kelainan neurokognitif yang
telah berkembang ini menjadi dasar dari gejala-gejala skizofrenia seperti
halusinasi,kekacauan proses pikir, waham/delusi, perilaku yang aneh dan
gangguan emosi.
2) Tren peningkatan masalah kesehatan
Pada era globalisasi ini masalah kesehatan jiwa sudah meningkat, hal ini sudah
terbukti dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh beban hidup yang semakin
berat. Pada saat sekarang ini pasien gangguan jiwa bukan hanya dari
kalangan bawah tetapi juga dari kalangan mahasiswa, pns, pegawai swasta pejabat dan
masyarakat kalangan menengah ke atas. Semua itu terjadi karena sebagian
besarmasyarakat menengah ke atas tidak mampu mengelola stress dan juga
bisa di sebabkan oleh post power syndrome atau mutasi jabatan. Pada saat sekarang ini
penyakit gamgguan jiwa tidak lagi mengenal strata social dan usia. Banyak orangkaya
yang terkena gangguan jiwa karena hartanya habis akibat bencana.
Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga menunjukkan
kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan
yangmengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang
berlebihan,gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas
penyebabnya. Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien
yang menunjukkan gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang yang
kerap mengocehtidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya
dan orang lain,seperti mengamuk.
3) Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder
Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pada anak, maka pola asuhkeluarga
kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola asuh dimanaorang tua
menerapkan kehangatan yang tinggi disertai dengan kontrol yang tinggi.Kehangatan
adalah Bagaimana orang tua menjadi teman curhat, teman bermain,teman yang
menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi, belajar danberkomunikasi.
Berbagai upaya agar anak dekat dan berani bicara pada orang tuanyasaat punya
masalah. Orang tua menjadi teman dalam ekspresi feeling anak sehingga anak menjadi
sehat jiwanya. Bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplindi rumahnya.
Kemandirian menjadi hal yang sangat penting dalam kesehatan jiwa,karena akan
memiliki self confidence yang cukup. Orang tua juga melatih anakbertanggung jawab
mengerjakan tugas-tugas di rumah sepert: mencuci, menyirambunga dll.
Merujuk dari pentingnya pengetahuan dan agama tersebut untuk jiwa yang sehat
banyak penelitian dilakukan diantaranya sebuah penelitian yang mengatakan
kelompok yang tidak terganggu jiwanya adalah yang mempunyai agama yang bagus
dan sebaliknya. Karl Jung telah menyimpulkan dari analisanya bahwa mereka yang
menderita penyakit mental mengalami suatu kekosongan rohani. Terapinya terletakpada
siraman keimanan yang kuat.Menurut Rando (1984) keyakinan agama dapat membantu
menyokong pasien dalam menghadapi krisis kehidupan termasu kematian. Dimensi
spiritual merupakan hal yangsangat penting diperhatikan dalam masyarakat Indonesia.
Walaupun hal ini seringkali terabaikan. Pengertian tentang pentingnya memahami
kebutuhan spiritual pasienyang dilandasi atas keyakinan beragama, nilai dan
pengalaman kehidupan pasiensering tidak menjadi focus tenaga kesehatan. Hal
ini mungkin disebabkan olehsulitnya menjelaskan secara ilmu aspek spiritual. Tiga
kebutuhan spiritual menurut Randi (1984) adalah mencari arti kehidupan, meninggal
secara wajar dan kebutuhanuntuk ditemani pada saat sakratul maut.
2. Mendemonstrasikan penerimaan
3. Memahami klien
(Kusumawati, 2020)
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Kaplan, A.I, Sadock B.J. (2018). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (I); Jakarta. Widya Medika.
Hamid, A.Y.S. (2019). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa (I);Jakarta. Buku
Kedokteran ECG.
Shives, L.R. (2018). Basic Consept of Psychiatric-Mental Health Nursing (4); East Washington
Square. Lippincott.
Prasetyo, H. Nugroho, P. (2019). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa dalam Merawat Pasien Jiwa
pada Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Soedirman. 4 (1), 15-19.
Prihartini, Y. Hotnida, E. (2017) Peran Perawat dalam Program Terapi dan Pemberdayaan
Pasien dengan Dual Diagnosis. Bulletin Ilmiah Populer.35-42.
22