Anda di halaman 1dari 6

RANCANGAN PROGRAM EDUKASI

Mata Kuliah Pengantar Psikologi

“KESEHATAN MENTAL BAGI REMAJA”

Oleh :

Tesa (22042333)
Valenzia (22042335)
Melati Ningsih (22042252)
Syahrunisya Salsabila Putri (22042327)
Muhammad Hasnul Khalqi (22042265)

Dosen Pengampu :

Zulian Fikry,S.Psi'M.A

Kode Sesi :

202221280880

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
I. Latar Belakang Masalah
World Health Organization (WHO) menjelaskan kesehatan mental sebagai
kondisi keadaan sejahtera dimana setiap individu menyadari potensi yang ia miliki,
dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan
produktif, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Kesehatan
mental sangat penting dalam kehidupan manusia. Menjaga kesehatan mental sama
pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik, namun sayangnya masih banyak orang
yang terlalu fokus pada kesehatan fisiknya dan mengabaikan kesehatan mentalnya.
Jika dipikir-pikir, semua tindakan manusia didasarkan pada dorongan hati. Oleh karena
itu, manusia hendaknya tidak hanya fokus pada kesehatan fisiknya, tetapi juga
memperhatikan kesehatan mentalnya. Tidak sedikit orang yang merasa telah
melakukan banyak hal, namun tetap merasa tidak berguna bagi orang-orang di
sekitarnya. Ini pada akhirnya mengarah pada perasaan tidak berharga, yang mengarah
pada stres, depresi, dan bahkan bunuh diri. Selama hidup setiap orang menghadapi
banyak masalah seperti masalah pribadi, persahabatan, asmara, keluarga dan
pendidikan. Cara mengatasinya juga berbeda-beda pada setiap orang. Saat orang
menghadapi masalah, perasaan negatif dan pikiran negatif selalu hadir.
Oleh karena itu, pengendalian pikiran dan keadaan emosi yang baik diperlukan
agar individu tetap tenang dan perlahan berdamai dengan masalah dan dirinya sendiri.
Menjaga pikiran dan emosi yang baik memang tidak mudah, sehingga diperlukan
kesadaran diri individu agar terhindar dari gangguan jiwa. Secara umum kesehatan
jiwa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi kepribadian, kondisi fisik, perkembangan dan kedewasaan, kondisi mental,
keragaman, sikap terhadap masalah hidup, tujuan hidup dan keseimbangan pemikiran.
Faktor eksternal terdiri dari kondisi sosial, politik, adat istiadat dan lain-lain.
Berdasarkan faktor-faktor kesehatan mental yang telah diuraikan, terlihat bahwa
seorang individu dalam proses pembelajaran sosial membutuhkan pemahaman dan
penerimaan diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara fisik maupun
emosional. Pemahaman dan penerimaan individu terhadap dirinya didasarkan pada
konsep dirinya.
Kesehatan mental dipengaruhi oleh konsep diri. Kesehatan mental yang tinggi
diikuti oleh konsep diri yang positif dan kesehatan mental yang rendah diikuti oleh
konsep diri yang negatif, sehingga dapat menimbulkan kenakalan remaja. Pentingnya
pencegahan gangguan kesehatan mental pada remaja dapat mendukung perkembangan
kesehatan mental di masa dewasa dan memudahkan pencapaian masa depan yang lebih
baik.
Alasan kami mengambil topik ini adalah masih ditemukan permasalahan mental
pada remaja karena kurangnya edukasi yang diberikan kepada remaja untuk
meningkatkan kesehatan mental tersebut.Pada kesempatan ini kelompok kami akan
memberikan edukasi kesehatan mental pada remaja melalui edukasi online
menggunakan media poster.

II. Sasaran Program Edukasi


Kesehatan mental pada remaja sangat penting, karena masa remaja merupakan
masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami berbagai
perubahan fisik dan psikologis, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan mental
mereka. WHO melaporkan bahwa 450 juta orang di seluruh dunia memiliki gangguan
kesehatan mental, dengan prevalensi 20 kejadian terjadi pada anak-anak OReilly, 2015.
Dengan angka kejadian yang meningkat setiap tahunnya, memperluas pengetahuan
terkait kesehatan mental pada anak dan remaja menjadi hal yang penting. Kesehatan
mental remaja dapat mempengaruhi masa depan dirinya sendiri sebagai individu, dan
berdampak pada keluarga hingga masyarakat.
Oleh karenanya, kekhawatiran ini berkembang baik untuk institusi kesehatan dan
peneliti akademis. Memahami kesehatan mental pada remaja artinya perlu memahami
juga faktor-faktor apa saja yang dapat membahayakan kesehatan mental risk factor dan
faktor- faktor apa saja yang dapat melindungi kesehatan mental protective factor
remaja. Risk factor menimbulkan kemungkinan kerentanan dalam diri anak dan remaja,
sedangkan protective factor menimbulkan kemungkinan kekuatan dalam diri remaja.
Semakin banyak risk factor, maka semakin besar tekanan pada remaja. Di sisi lain,
semakin banyak protective factor, maka besar kemungkinan remaja untuk dapat
terhindar dari gangguan.
Risk factor merupakan faktor yang dapat memunculkan kerentanan terhadap
distress. Artinya, ketidakmampuan menyesuaikan diri dapat dikarenakan adanya
kondisi-kondisi yang menekan, seperti remaja yang tumbuh pada keluarga yang
memiliki status ekonomi rendah, tumbuh di lingkungan penuh kekerasan dan adanya
pengalaman trauma. Kesehatan mental yang baik bukan hanya dilihat dari tidak adanya
masalah kesehatan mental yang didiagnosis, melainkan berhubungan dengan well-
being seseorang. Well-being adalah sebuah konsep yang lebih luas dibanding kesehatan
mental.
Walaupun begitu, keduanya memiliki keterkaitan. Gangguan yang terjadi pada
kesehatan mental dapat memberikan dampak pada keseluruhan well-being remaja,
sebaliknya well-being yang buruk dalam bentuk apapun dapat menjadi resiko terhadap
kesehatan mental. Masa anak dan remaja yang masih erat kaitannya dengan masa
perkembangan membuat adanya kesulitan dalam melakukan diagnosis dan memberikan
perlakuan (Remschmidt, 2007). Kesulitan ini muncul karena tidak ada garis yang jelas
dalam membedakan perkembangan yang normal dan abnormal. Kesehatan mental
melibatkan lebih dari masalah medis. Banyak faktor yang memengaruhi, seperti adanya
faktor sosial ekonomi. Masalah kesehatan mental dapat muncul di berbagai area mulai
dari ranah individu seperti penyalahgunaan zat, kejahatan, kekerasan, kehilangan
produktivitas hingga bunuh diri. Kesehatan mental pada anak dan remaja juga
melibatkan kapasitasnya untuk dapat berkembang dalam berbagai area seperti
biologis, kognitif dan sosial-emosional (Remschmidt, 2007). Oleh karenanya, penting
bagi kita memahami tahapan perkembangan sebagai upaya untuk melihat adanya
indikasi permasalahan pada perkembangan anak dan remaja. remaja yang memiliki
kesehatan mental memiliki ciri-ciri yang dapat kita amati dari proses
perkembangannya.
a. Proses Biologis, Proses biologis pada remaja melibatkan terjadinya perubahan fisik
pada tubuh remaja. Perkembangan fungsi-fungsi tubuh seperti fungsi seksual akan
memengaruhi perilaku dan perkembangan remaja. Beberapa contohnya adalah gen
yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, tinggi badan dan kenaikan berat
badan, kemajuan dalam keterampilan motorik serta perubahan hormonal. remaja
perlu mendapatkan nutrisi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhan
fisiknya. Mereka perlu ruang dan waktu untuk bermain dengan aman. Dengan
melakukan aktivitas bermain dan aktivitas belajar, remaja melatih dirinya untuk
mengembangkan kemampuan koordinasi tubuhnya. remaja yang sehat mental dapat
melakukan aktivitas yang produktif seperti bermain dan belajar sesuai dengan
kapasitas intelektual dan usianya.
b. Proses Kognitif, Proses kognitif melibatkan perubahan dalam cara berpikir individu
dan kecerdasan seseorang.
III. Tinjauan Teoritis
1. Definisi Kesehatan Mental
Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh kultur
dimana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu budaya
tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya lain, dan
demikian pula sebaliknya (Sias,2006).
Menurut Pieper dan Uden (2006), kesehatan mental adalah suatu keadaan
dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri,
memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima
kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam
hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki
kebahagiaan dalam hidupnya.

2. Prinsip Kesehatan Mental


Prinsip-prinsip pengertian kesehatan mental adalah sebagai berikut:
a. Kesehatan mental adalah lebih dari tiadanya perilaku abnormal. Prinsip ini
menegaskan bahwa yang dikatakan sehat mentalnya tidak cukup kalau
dikatakan sebagai orang yang tidak megalami abnormalitas atauorang yang
normal. Karena pendekatan statistik memberikan kelemahan pemahaman
normalitas itu. Konsep kesehatan mental lebih bermakna positif daripada
makna keadaan umum atau normalitas sebagaimana konsep statistik.
b. Kesehatan mental adalah konsep yang ideal. Prinsip ini menegaskan bahwa
kesehatan mental menjadi tujuan yang amat tinggi bagi seseorang. Apalagi
disadari bahwa kesehatan mental itu bersifat kontinum. Jadi sedapat
mungkin orang mend apatkan kondisi sehat yang paling optimal dan
berusaha terus untuk mencapai kondisi sehat yang setinggi-tingginya.

Kesehatan mental sebagai bagian dan karakteristik kualitas hidup. Prinsip ini
menegaskan bahwa kualitas hidup seseorang salah satunya ditunjukkan oleh kesehatan
mentalnya. Tidak mungkin membiarkan kesehatan mental seseorang untuk mencapai
kualitas hidupnya, atau sebaliknya kualitas hidup seseorang dapat dikatakan meningkat
jika juga terjadi peningkatan kesehatan mentalnya.
3. Aspek-aspek Kesehatan Mental
Kartono (1989) menyatakan bahwa orang yang memiliki mental sehat ditandai
dengan sifat-sifat khas, antara lain mempunyai kemampuan kemampuan untuk
bertindak secara efisien, memiliki tujuan-tujuan hidup yang jelas, punya konsep diri
yang sehat, ada koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usahanya, memiliki
regulasi-diri dan integrasi kepribadian, dan batinnya selalu tenang.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental


Kesehatan mental dipengaruhi oleh beberapa faktor baik eksternal maupun
internal. Yang termasuk faktor internal adalah faktor biologis dan psikologis. Beberapa
faktor biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan mental, di
antaranya: otak, sistem endokrin, genetika, sensori, dan kondisi ibu selama kehamilan.
Faktor psikologi yang berpengaruh terhadap kesehatan mental, yaitu: pengalaman
awal, proses pembelajaran, dan kebutuhan (Muhyani, 2012).

IV. Rancangan Program Edukasi


- Durasi kegiatan : 24 jam
- Tanggal Rencana Pelaksanaan : 27 Mei 2023
- Media Pelaksanaan menggunakan : Instagram
- Metode yang digunakan : Tanya jawab
- Media yang digunakan : Poster
- Rundown/ Tahapan Program Edukasi :
1. Masing masing anggota kelompok menyediakan satu akun instagram.
2. Kemudian anggota kelompok membuat story mengenai poster materi pada
instagram.
3. Kelompok juga bisa menggunakan fitur question yang ada pada instagram
untuk pembaca bertanya.
4. Setelah itu sesi pertanyaan jawaban.

Anda mungkin juga menyukai