Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SEJARAH TARI

“MASA KEMERDEKAAN DAN MASA ORDE LAMA”

OLEH:

Athari Dwika Wulan Harvy ( 182364)

Dona Indriani (18230 )

DOSEN PEMBIMBING: Afifah Asrianti, S.sn., M.A.

SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan hidayah
kepada seluruh umat untuk tetap berada dijalan-Nya, dan atas berkah-Nya pula akhirnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah sesuai dengan jangka waktu yang telah di tentukan.
Salawat dan salam tak lupa penyusun panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW
Penulisan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Belajar Sejarah Tari yang
berjudul Masa Kemerekaan Dan Masa Orde Lama. Dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran akan saya terima dengan senang hati.
Besar harapan saya agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun serta teman-teman,
untuk dijadikan suatu acuan dalam pembelajaran.

Padang, 20 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Masa Kemerdekaan
B. Masa Orde Lama

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni tari Indonesia merupakan gambaran adat dan budaya. Seni tari mewakili ciri khas
kebudayaan daerah asal tari tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering
mengungkapkan perasaan dengan gerakan. Hal ini sudah dilakukan jauh sebelum manusia
mengenal kebudayaan dan peradaban. Gerakan-gerakan tersebut digunakan sebagai isyarat
atau komunikasi.

Jika dilihat dari gaya penampilannya, seni tari mengalami perkembangan dari zaman ke
zaman. Perkembangan seni tari juga dapat didasari atas kurun waktu atau tahapan zaman.
Untuk mengetahui perkembangan seni tari indonesia dari masa Kemerdekaan hingga masa
Orde lama, disiilah kami akan memberikan sedikit pengetahuan kami tentang sejarah tari
masa kemerdekaan dan masa orde lama.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan tari pada masa kemerdekaan
2. Bagaimana perkembangan tari pada masa orde lama

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui seperti apa perkembangan tari pada masa kemerdekaan
2. Untuk mengetahui seperti apa perkembangan tari pada masa orde lama
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masa kemerdekaan

Sejak indonesia merdeka pada tahun 1945, seni pertunjukan memiliki peluang untuk terus
berkembang dengan baik. Arah perkembangan seni pertunjukan pada akhir tahun-tahun
1940-an masih terbatas pada upaya untuk menghilangkan batas antara seni pertunjukan istana
dan seni pertunjukan rakyat. Pada saat itu para budayawan lebih suka menggunakan istilah
seni pertunjukan klasik untuk menyebut seni pertunjukan yang berasal dari istana. Adapun
istilah seni pertunjukan rakyat mendapat istilah baru, yaitu seni pertunjukan milik rakyat, dan
tidak lagi diartikan sebagai pertunjukan yang berasaldari daerah-daerah pedesaan. Bahkan
ada pula sementara pakar yang mengguakan istilah “tradisi” untuk mengganti “istana”. Ada
pun istilah yang dipergunakan, tetapi para pakar tetap mengakui, bahwa seni pertunjukan dari
istana memiliki nilai estetik yang sangat tinggi, hingga kata adiluhung selalu menyertainya.
Walaupun istilah adilihung sebenarnya istilah yang bermakna “indah dan tinggi”, yang dalam
pertumbuhan jelas hanya dikenakan pada seni pertunjukan berasal dari istana, namun rupanya
istilah ini lebih terasa netral.

Munculnya Karya-Karya Baru

Pada masa Pergerakan Nasional, gamelan Gong Kebyar dari Bali Utara yang sangat
dinamis diperkenalkan ke Bali Selatan. Pada saat itu seorang penari jenius I Nyoman Mario
merespons kedinamisan gamelan Gong Kebyar dengan mencipta sebuah tari yang juga
disebut tari kebyar. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1920-an, dan merupakan peristiwa
besar dalam perkembangan seni pertunjukan di Bali. Dengan diperkenalkannya gamelan
Gong Kebyar dari Bali Utara ke Bali Selatan, seluruh Bali mengenal babakan baru dalam
sejarah seni pertunjukan, yaitu lahitnya sebuah gaya yang kita kenal dengan kekebyaran.
Pada suatu masa gamelan semarpangulingan yang merupakan gamelan kebanggaan
masyarakat Bali Selatan terdesak. Hampir setiap desa di Bali memiliki seperangkat gamelan
Gong Kebyar. Bahkan banyak gamelan Semarpagulingan yang dilebur dijadikan gamelan
Gong Kebyar.
Gambar: I Nyoman Mario

Gambar: gamelan Gong Kebyar

Jawa Barat sudah cukup lama terkenal sebagai gudang perkembangan tari yag
berfungsi sebagai hiburan pribadi seperti ketuk tilu, ronggeng gunung, topeng banjet, daan
lain sebagainya. Tari hiburan pribadi yang selalu menghadirkan ronggeng sebagai penari
wanita penghibur ini, dahulu selalu mendapatkan predikat tidak mengenakkan telinga. T. S .
raffles dalan bukunya history of java sampai menyebutkan para ronggeng itu tak ubahya
sebagai pelacur. Dengan sebutan tersebut mengakibatkan banyak para gadis sunda selalu
dilarang orangtua mereka untuk belajar menari. Di kalangan masnyarakat pedesaan, tari-tari
seperti ketuk tilu, ronggeng gunung, dan lainnya merupakan hiburan bagi laki-laki. Padah di
Jawa Tengah; seperti istana surakarta dan istana yogyakarta, sebelum kemerdekaan para
penari bedaya memiliki kedudukan yang terhormat.
Gambar: ronggeng

Gambar: tari ketuk tilu

B. Masa Orde Lama

Perkembangan politik di tanah air ternyata juga mempunyai dmpak yang sangat besar
terhadap perkembangan seni perunjukan. Tahun195-an sampai1960-an, Partai Komunis
Indonesia (PKI) sangat berpengaruh terhadap perkembangan seni pertunjukan. Berbagai seni
pertunjukan yang mampu meraih penonton banyak ditunggangi oleh partai ini sebagai media
propaganda. Brandon menggambarkan perkembangan seni pertunjukan di Indonesia pada
masa itu sangat jelas. Berbagai bentuk seni pertunjukan yang mampu meraih massa, seperti
ketoprak, dan ludruk jawa menjadi rebutan antara dia partai yang bersaing, yaitu Partai
Nasional Indonesia (PNI) dan PKI.

Kedua genre pertunjukan yang meraih penonton yang banyak itu selalu diarahkan untuk
menampilkan tema-tema kerakyatan dan anti feodalisme pileh PKI. Sebagai dampaknya, seni
yang berasal dari istana terdesak, bahkan dimusuhi. Hanya untuk pertunjuka ke luar negri
perunjukan adiluhung yang berasal dari istana tetap diupayakan tampil megah. Pada masa itu
muncul tari dengan tema kehidupan rakyat banyak mewaranai pertunjukan ketoprak dan
ludruk yang berada dibawah naungan PKI.
Keluasaan pemerintah yang terlalu besar, jelas membungkam kreativitas seniman.
Sebagai reaksi dari pengekangan ini, pada tanggal 17 agustus 1969 sekelompok cendikiawan
yang menentang Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) mencanangkan sebuah Manifest
Kebudayaan (Menikebu), yang dengan tengas menentang hadirnya kebudayaan nasional
yang didominasi oleh ideologi partai tertentu.

Gambar: contoh kethoprak PKI

Gambar : ludruk KARYA BUDAYA

Awal Pendidikan Formal Seni Pertunjukan

Dengan menyadari betapa tinggi seni pertunjukan Indonesia yang telah dibuktikan
dengan ,erebaknya tulisan-tulisan para pakar Belanda dan Amerika, pada tahun 1950-an
didirikanlah lembaga pendidikan formal seni di berbagai sentra budaya di Indonesia yaitu di
Surakarta, di Denpasar, Dan di Bandung.

Bahkan ketika perekonomian indonesia pada tahun 1960-an compang-camping,


pemerintah mendirikan lembaga pendidikan tinggi seni pertunjukan di berbagai sentra budaya
di Indonesia. Di Yogyakarta didirikan Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI), dan di
Surakarta didirikan Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan


tari pada masa kemerdekaan perkembangan tari yaitu upaya untuk menghilangkan batas
antara tari istana atau tari klasik dengan tari rakyat pedesaan. Pada masa kemerdekaan tarian
banyak diadakan untuk hiburan pribadi semata, sengga memberi kesan buruk pada penari saat
itu, akibatnya di Jawa Barat banyak orang tua yang melarang anak gadis mereka untuk
belajar menari.

Pada masa orde lama perkembangan tari pada saat itu sangat kental dengan pengaruh
politik, yaitu dari partai PKI dan PNI. Oleh karena itu muncul lah Manifest Kebudayaan
(Menikebu), yang dengan tengas menentang hadirnya kebudayaan nasional yang didominasi
oleh ideologi partai tertentu. Pada masa orde lama juga lah muncul sekolah formal kesenian
di Indonesia yang tersebar dibeberapa wilayah Surakarta, Denpasar, Bandung, dan juga
Yogyakarta.

B. SARAN

Saran kami, sebagai mahasiswa jurusan sendratasik seharusnya kita lebih


memperhatiakan sejarah perkembangan tari yang ada, dan juga untuk tetap menjaga dan
kebudayaan yang sudah diwarisakan oleh orang terdahulu sebelum kita.
DAFTAR PUSTAKA

Soedarsono. (2000). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah


Madah University Press.

DAFTAR PUSTAKA GAMBAR

https://www.boombastis.com/fakta-tarian-ronggeng/68675

http://musicart-culture.blogspot.com/2010/07/balinese-dance-maestro-i-ketut-mario.html

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ved=2ahUK
Ewjt3PzXzY7hAhVUU30KHd8HCMAQjxx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fpalm-
living.com%2Fgamelan-gong-kebyar-balinese-traditional-
music%2F&psig=AOvVaw29HPZ955iZ9evwd6ObzR7I&ust=1553098683593516

https://sunardian.blogspot.com/2016/08/kethoprak-pki.html

http://matatimoer.or.id/2018/08/11/ludruk-karya-budaya-bersiasat-dalam-manajemen-
dan-kreativitas-bagian-2-habis/

https://www.youtube.com/watch?v=-ISq3tNW1M4

Anda mungkin juga menyukai