Anda di halaman 1dari 8

Vol. X Nomor X Th.

20xx, Hal xx-xx


ISSN: Online 2302-3201 (online)
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/sendratasik/user
Diterima XX XX, 20xx; Revisi XX XX, 20xx; Terbit Online XX XX, 20xx

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI TARI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL


PADA KELAS XI IPS/2 SMA PGRI 1 PADANG

IMPROVING DANCE LEARNING OUTCOMES USING AUDIO-VISUAL MEDIA


IN CLASS XI IPS / 2 SMA PGRI 1 PADANG
Athari Dwika Wulan Harvy 1; Yuliasma 2;
1
Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia.
2
Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia.

(*)
 (e-mail) athariharvy1@gmail.com1, yuliasma@fbs.unp.ac.id2,

Abstrak
Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan media audio visual bisa
menambah hasil belajar siswa dalam pembelajaran Seni Tari di kelas XI IPS/2 SMA PGRI 1
Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan
2 siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan
data memakai teknik observasi dan tes tertulis (kognitif). Data dianalisis dengan
menggunakan rumus presesntase. Hasil penelitian dengan penggunaan media audio
visual di pelajaran seni tari dapat menambah minat belajar dan membuat proses blajar
menjadi aktif. Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan indikator. Secara keseluruhan
kegiatan belajar siswa pada siklus I mengalami kenaikan dengan rata-rata presentase
kegiatan siswa pada siklus I sebesar 39.9%. Setetelah dilakukan pada siklus II aktivitas
belajar siswa mengalami peningkatan meski belum optimal dengandengan rata-rata
presentase kegiatan siswa pada siklus 2 menjadi 70%. Penggunaan media audio visual
didapat dalam hasil belajar siswa melalui tes tertulis siswa menunjukan peningkatan
sanagat baik, rata-rata hasil belajar tes tertulis siswa pada siklus I adalah 59.09%.
Kemudian hasil belajar tes tertulis siswa pada siklus II menjadi 81,81%. Menggunakan
media audio visual pada pembelajaran seni tari bisa menambah minat belajar siswa.

Kata kunci: Meningkatkan, Hasil Belajar, Seni Tari, Audio Visual

Abstract
Meningkatkan Hasil Belajar Seni Tari Menggunakan Media Audio Visual - Athari Dwika Wulan Harvy

The study aims to find out and describe audio-visual media can improve student learning
outcomes in the learning of Dance in class XI social studies / 2 SMA PGRI 1 Padang. This
type of research is classroom action research. This study used 2 cycles, consisting of
planning, implementation, observation and reflection. The data were analyzed by using
the prescedentage formula. The results showed that the use of audio-visual media in
dance learning can improve learning outcomes and make learning activities active.
Increased student learning activity with indicators. Overall, student learning activities in
the first cycle increased with an average percentage of student activity in the first cycle
of 39.9%. After being carried out in cycle II, student learning activities have increased
although not optimally with the average percentage of student activity in cycle 2 to 70%.
The use of audio-visual media obtained from student learning outcomes through
student written tests showed a good improvement, the average student written test
learning outcomes in the first cycle was 59.09%. Then the student's written test learning
results in cycle II became 81.81%. Based on data analysis and discussion, there is an
increase in student learning outcomes by applying audio-visual media to dance learning.

Keywords: Improve, Learning Outcomes, Dance, Audio Visual


Pendahuluan
Pembelajaran merupakan suatu komponen yang memilki peran khusus pada pendidikan.
Menurut Undang-Undang tahun 2003 bagian Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 20,
Pembelajaran memiliki penjelasan proses interaksi peserta didik dan sumber belajar terhadap
lingkungan belajar. Menurut Muhibbin Syah (2010:10) pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata
ini mendapat awalan “me” sehingga berubah “mendidik” artinya menjaga dan diberi latihan. Konsep
pendidikan melalui seni menuntut seni menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan secara
umum yaitu memberi keseimbangan emosional, intelektualitas dan sensibilitas (Kurnita, 2018:17).
Pendidikan ialah proses seseorang menambah keahlian, sikap dan berbagai tingkah laku lainnya di
dalam masyarakat lingkungannya. (Amriyeni, 2013:58)
Pada proses pembelajaran di SMA PGRI 1 Padang guru masih menggunakan metode
konvensional yang kurang menarik bagi siswa dalam proses pembelajaran. Guru hanya
mengandalkan buku cetak, dan kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran
dengan KD 3.1 menerapkan konsep teknik dan prosedur dalam berkarya tari kreasi mengakibatkan
suasana pembelajaran terlihat monoton. Selain itu siswa kurang aktif dalam bertanya dan
memberikan pendapat, siswa kurang memperhatikan materi yang diajarkan guru. Pembelajaran
kurang bagus dan hasil belajar siswa dapat menurun. Arifin (2010:10) mendefenisikan pembelajaran
ialah suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik bersifat interaktif dan komunikatif dengan pendidik
“Guru” dan siswa, sumber belajar, dan lingkungan untuk menghasilkan suatu keadaan yang mungkin
tindakan belajar siswa terjadi. Sedangkan menurut Sanjaya (2011: 13-14) pembelajaran merupakan
sebuah system yang kompleks dan keberhasilannya diperoleh dari dua aspek terdiri dari aspek
produk dan aspek proses.

Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Semester II kelas XI Tahun Ajaran 2021/2022


No Kelas Nilai Rata-rata Teori KKM
1 XI IPA 1 83 75
2 XI IPA 2 86 75
3 XI IPS 1 73 75
4 XI IPS 2 70 75

2
Jurnal Sendratasik Vol. xx No. xx. Thn.xxxx
Pembelajaran seni tari di kelas XI IPS 2 SMA PGRI 1 guru memberikan materi melalui buku ajar,
pada praktek dibebaskan dalam pencarian tari. Hal ini mengakibatkan siswa bisa berekspresi dalam
gerak tetapi memilki tingkat pemahaman materi pembelajaran yang rendah. Disamping itu dengan
hanya membaca LKS tersebut membuat siswa menjadi bosan dan sering berbicara dengan teman
sehingga kondisi kelas menjadi gaduh. Cara seperti ini menjadi pembelajaran kurang bermakna
karena banyak siswa yang kurang tertarik dengan pembelajaran mereka meribut dan menggangu
teman yang sedang belajar. Diminta guru untuk membaca buku mereka banyak bermain-main hp
sehingga pembelajaran kurang kondusif. Kesulitan lain yang dialami yaitu keterbatasannya waktu
yakni 35 menit pada satu jam pelajaran dalam satu minggu cuma ada satu kali tatap muka setiap dua
jam pelajaran saja pada kelas. Membuat hampir semua siswa tidak ingat tentang materi yang sudah
diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Sanaky dalam Nunuk Suryani, dkk. (2018: 17) mendefenisikan media pembelajaran sebagai
sebuah alat yang berfungsi dan diapakai untuk memberikan pesan pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran yang kurang bervariasi mengakibatkan siswa menjadi mudah bosan, dan media cetak
yang mudah rusak dan robek. Dan dibutuhkan pula kemampuan bahasa yang tinggi dalam
memahami materi pembelajaran. Selain itu kurangnya contoh untuk gerak tari dalam media cetak
membuat rendahnya pemahaman siswa tentang materi seperti membedakan teknik gerak kaki,
tangan, badan yang sangat dibutuhkan dalam karya tari. Untuk mengatasi peristiwa demikian harus
diusahakan ialah penggunaan media pembelaran secara optimal serta arahan guru pada kegiatan
belajar mengajar, mengoptimalkan media pembelajaran dapat berupa penggunakan media
Audiovisual seperti alat proyeksi LCD (Liquid Crystal Display). Media audio visual dalam
pembelajaran tari memiliki kelebihan tersendiri, dikarenakan penggunaan dua indra yaitu melihat
dan mendengar. Menjadikan siswa lebih mudah mengamati tari khususnya tari kreasi. Selain itu
media audio visual juga mampu menarik minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran karena
mendorong siswa untuk lebih banyak mengamati dan mamperhatikan guru diwaktu menjelaskan
materi.
Menurut Arsyad (2010: 91) pengajaran audio visual mempunyai karakteristik pemakaian
perangkat keras selama kegiatan belajar, seperti penggunaan proyektor, tape recorder, proyektor
visual yang lebar. Dengan menggunakan media audio visual guru dapat menambah perhatian, minat,
dan motivasi dan kreativitas belajar siswa serta dapat meningkatkan keterampilan (Psikomotorik)
siswa (Yulia Suarty, Yuliasma dan Susmiati, 2019: 60).
Media audio visual adalah media yang memiliki unsur suara (audio) dan gambar (visual).
Dengan media audio visual penggunaan dan penyerapan materi melalui pandangan dan
pendengaran siswa sehingga dapat membangun kondisi yang dapat membuat siswa menyerap
materi secara maksimal. Selain itu media audio visual juga memudahkan guru dalam memberi
materi pembelajaran dan mempermudah siswa untuk menerima materi pembelajaran. karena fungsi
media dalam aktifitas tersebut sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain. Dengan
melihat video tari serta arahan dari guru yang mampu membantu siswa untuk meningkatkan
pemahaman dan menambah wawasan siswa mengenai suatu tari kreasi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di SMA PGRI 1 Padang, Guru belum
menggunkan media audio visual seperti alat proyeksi LCD (Liquid Crystal Display) dalam
menyampaikan materi ajar yang dapat dipergunakan saat jam pelajaran Seni Budaya dikelas sebagai
sarana pendukung pembelajaran Seni Budaya di kelas. Hal ini dikarenakan kurangnya keterampilan
dalam penggunaan alat-alat tersebut. Guru hanya mengandalkan buku ajar dan Lembar Kerja Siswa
(LKS) dalam proses pembelajaran tari.
Berdasarkan penjelasan di atas, untuk menambah tingkat hasil belajar siswa kelas XI IPS/2
maka penulis tertarik untuk memakai media audio visual pada proses pembelajaran. Hal ini
dilakukan dengan maksud memakai audio visual hendaknya menarik perhatian siswa sehingga siswa
dapat fokus pada materi pembelajaran dan memahami materi yang diperoleh dari guru.

3
ISSN: 2302-3201
Meningkatkan Hasil Belajar Seni Tari Menggunakan Media Audio Visual - Athari Dwika Wulan Harvy

Dengan adanya media pembelajaran audio visual siswa dapat melihat materi pembelajaran
dengan lebih jelas sehingga mudah dipahami, selain itu proses pembelajaran menjadi lebih
bervariasi tidak sematamata komunikasi secara verbal tetapi siswa lebih banyak melakukan aktifitas
belajar yaitu mengamati, melakukan demnstrasi dan lain sebagainya.

Metode
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Penelitian tindakan kelas yaitu suatu usaha melihat kegiatan belajar sekelompok peserta didik
dengan membagikan sebuah tindakan (Treatment) yang sengaja ditampilkan. Tindakan itu dilakukan
oleh guru beserta peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan guru, dengan arti untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Mulyasa, 2016: 11).
Penulis melakukan penelitian kelas XI IPS/2 yang berjumlah 22 orang dengan 11 siswa
perempuan dan 11 siswa laki-laki. Penelitian ini menggunakan 2 siklus, yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri
dan dibantu oleh guru sebagai observer. Pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan dan Siklus II
juga dilaksanakan 2 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan
tes tertulis (kognitif). Data dianalisis dengan menggunakan rumus presesntase.

Hasil dan Pembahasan


1. Siklus I
Peneliti dibantu oleh guru bertugas sebagai observer guna melihat semua aktifitas siswa.
Observer mengambil data disetiap aktifitas belajar mengajar terjadi yang dilakukan pada siklus I.
Peneliti dibantu oleh observer melihat semua aktifitas siswa dan mencatat siswa yang dicapai dalam
penelitian ini.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
F % Rata-rata
Aktivitas siswa Pert I Pert II Pert I Pert II F %
Memperhatikan 16 17 72% 77% 16.5 75%
Bertanya 5 3 22% 13% 4 18.18%
Mengeluarkan pendapat 3 3 13% 13% 3 13.63%
Diskusi 16 16 72% 72% 16 72.72%
Menanggapi 3 4 13% 18% 3.5 15.90%

Aktivitas belajar siswa disaat proses belajar seni tari dengan memakai media audio visual
masih kurang sempurna. Karena banyaknya siswa masih kurang fokus dan tidak memperhatikan
video yang ditampilkan guru. Kurangnya keinginan siswa untuk mau bertanya yang belum
dimengerti dan masih saling menunjuk satu sama lain. Kegiatan belajar mengajar dengan media
audio visual dan masih banyak siswa yang tidak fokus saat proses belajar mengajar. Aktivitas belajar
siswa pada siklus I masih kurang optimal, pada rata-rata presentase dari setiap indicator aktivitas
belajar siswa, indicator memperhatikan dengan visuall activitie menunjukan presentase 75%,
bertanya dengan oral activities dipresentasikan masih rendah 18.18% , mengeluarkan pendapat
berkaitan dengan oral activities menunjukan presentase 13.63%, diskusi berkaitan dengan listening
activities menunjukan presentase 72.72%, dan menanggapi yang berkaitan dengan mental activities
dengan presentase adalah 15.90%. Jika dilihat dari data, secara keseluruhan aktivitas belajar siswa
belum optimal. Dari aktivitas yang dilakukan guru pada pembelajaran memakai media audio visual
telah dilakukan langkah-langkah yang direncanakan. Dan guru bersama siswa mengamati materi

4
Jurnal Sendratasik Vol. xx No. xx. Thn.xxxx
yang diberikan guru. Masih terdapatnya kekurangan dari segi media audio visual yang digunakan,
seperti media power point yang kurang bervariasi sehingga ada siswa yang masih kurang tertarik
dengan pembelajaran. Dari aktivitas yang dilakukan guru dalam penggunaan media audio visual
telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan namun masih terdapat
kekurangan.
Dari data hasil tes belajar siswa dengan materi konsep dan teknik tari kreasi dengan
ketuntasan klasikal posttest = 59.09%, sementara rata rata nilai yang harus dicapai pada penelitian
ini sesuai KKM yaitu 75. Dengan presentase ketuntasan klasikal sebanyak minimal 80%. Jadi,
ketuntasan klasikal siswa tidak memenuhi ketentuan, dan harus diperbaiki pada siklus
selanjudnyanya.
Data dibuat dalam bentuk grafik dapat melihat peningkatan yang dibuat siswa dalam posttest
yang tuntas dan yang tidak tuntas.

Hasil Belajar Pada Siklus I Menggunakan Posttest


100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 1. Hasil Belajar Pada Siklus I Menggunakan Posttest


Sesuai dengan data yang didapat, maka pada siklus I peneliti belum bisa dikatakan berhasil
karena tidak mencapai target sesuai KKM yaitu 75 dengan presentase ketuntasan klasikal sebanyak
minimal 80%. Pada siklus I masih banyak siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran
khususnya mengenai teknik dan prosedur dalam berkarya tari kreasi. Karena itu peneliti mengatasi
masalah tersebut dengan cara menyampaikan kembali materi yang kurang dikuasai siswa,
memberikan motivasi siswa. Kekurangan yang ada sesuai pengamatan peneliti pada siklus I
diperbaiki pada siklus II.
2. Siklus II
Hasil pengamatan pada proses belajar siswa selama proses belajar mengajar pada siklus II
dengan indicator memperhatikan berkaitan dengan visual activities, bertanya berkaitan dengan oral
activities, mengeluarkan pendapat dengan oral activities, diskusi berkaitan dengan listening
activities, dan menanggapi yang diberkaitan dengan mental activities
Tabel 3. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II
F % Rata-rata
Aktivitas siswa Pert I Pert II Pert I Pert II F %
Memperhatikan 22 22 100% 100% 22 100%
Bertanya 10 9 45% 41% 9.5 43.18%
Mengeluarkan pendapat 11 10 50% 45% 10.5 48%
Diskusi 22 22 100% 100% 22 100%
Menanggapi 12 14 54% 63% 13 60%

5
ISSN: 2302-3201
Meningkatkan Hasil Belajar Seni Tari Menggunakan Media Audio Visual - Athari Dwika Wulan Harvy

Aktivitas dan hasil belajar siswa pada silus II telah terjadi peningkatan dari siklus I. Proses
belajar siswa pada siklus II sudah mengalami peningkatan meski belum optimal, pada rata-rata
presentase dari setiap indicator aktivitas belajar siswa, indicator memperhatikan dengan visuall
activitie menunjukan presentase 100%, bertanya dengan oral activities dipresentasikan 43% ,
mengeluarkan pendapat berkaitan dengan oral activities menunjukan presentase 48%, diskusi
berkaitan dengan listening activities menunjukan presentase 100%, dan menanggapi yang berkaitan
dengan mental activities dengan presentase adalah 60%. Jika dilihat dari data, aktivitas belajar pada
siklus II terjadi peningkatan walaupun belum signifkan.
Pengamatan yang telah dilaksanakan oleh peneliti pada siklus II berlangsung, maka terdapat
data hasil belajar siswa 81.81 %. kelemahan pada siklus I juga telah diperbaiki dengan kegiatan siswa
yang telah meningkat, maka media audio visual dalam Seni Tari sudah menambah hasil belajar siswa.
Pada siklus ini, proses belajar dihentikan karena nilai ketuntasan sudah diperoleh.
Dilihat pencapaian tuntas tersebut maka ketuntasan klasikal siswa tercapai, lebih dari 80%.
Data dibuat dalam bentuk grafik dibawai ini.

Hasil Belajar Pada Siklus II Menggunakan Posttest


100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 2. Hasil Belajar Pada Siklus II Menggunakan Posttest


3. Pembahasan
Penggunaan media audio visual pada pembelajaran Seni Tari yang telah dilaksanakan di kelas
XI IPS 2 SMA PGRI I Padang, melihat aktifitas belajar siswa semakin baik dapat berpengaruh pula
pencapaian hasil belajar siswa terkait materi konsep, teknik, dan prosedur dalam tari kreasi.
Kegiatan belajar pada siklus I dan siklus II terjadi perubahan tingkatan. Aktifitas belajar siswa
dengan indicator memperhatikan berkaitan dengan visual activities, bertanya berkaitan dengan oral
activities, mengeluarkan pendapat dengan oral activities, diskusi berkaitan dengan listening
activities, dan menanggapi yang diberkaitan dengan mental activities pada proses belajar Seni Tari
yang memakai media audio visual dapat dilihat pada tabel di bawah:
Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa

6
Jurnal Sendratasik Vol. xx No. xx. Thn.xxxx
45
40 39.9
35
30 30.9

25
20 Aktivitas Belajar Siswa
15
10
5
0
SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 1. Presentase Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Setiap Siklus


Aktivitas belajar siswa pada siklus I jika dikatakan tetap rendah yaitu, indicator
memperhatikan dan visuall activitie menunjukan presentase 70.40%, bertanya dengan oral activities
dipresentasikan masih rendah 13.63% , mengeluarkan pendapat berkaitan dengan oral activities
menunjukan presentase 13.63%, diskusi berkaitan dengan listening activities menunjukan
presentase 54.54%, dan menanggapi yang berkaitan dengan mental activities dengan presentase
adalah 15.90%. Jika dilihat dari data, secara keseluruhan aktivitas belajar siswa belum optimal.
Aktivitas belajar siswa pada siklus II sudah mengalami peningkatan meski belum optimal, pada rata-
rata presentase dari setiap indicator aktivitas belajar siswa, indicator memperhatikan dengan visuall
activitie menunjukan presentase 75%, bertanya dengan oral activities dipresentasikan 18.18% ,
mengeluarkan pendapat berkaitan dengan oral activities menunjukan presentase 13.63%, diskusi
berkaitan dengan listening activities menunjukan presentase 72.72%, dan menanggapi yang
berkaitan dengan mental activities dengan presentase adalah 15.90%. Berdasarkan data dapat
dilihat bahwa indicator memperhatikan mengalami kenaikan sebanyak 4.55%, indicator bertatanya
mengalami kenaikan sebanyak 4.55%, indicator mengeluarkan pendapat belum mengalami
kenaikan, indicator diskusi mengalami kenaikan sebanyak 18.18%, dan indicator menaanggapi juga
belum mengalami kenaikan.
Pada awalnya tidak konsentrasi pada pembelajaran, tapi diperbaiki pada siklus II, guru
memakai media audio visual dapat menambah aktivitas belajar siswa. Siswa menjadi aktif dalam
proses belajar karena media audio visual yang dipakai. Ketika siswa tidak paham pada materi maka
dengan sendirinya siswa bertanya pada guru atau temannya pada sesi diskusi. Hasil Belajar Siswa
yang meningkat Pada Pelajaran seni tari yang memakai media audio visual. Peningkatan hasil belajar
pada setiap siklus dapat dilihat pada Gambar 10.
100.00%
90.00% 81.81%
80.00%
70.00%
59.09%
60.00%
50.00%
40.91%
40.00%
30.00%
18.19%
20.00%
10.00%
0.00%
Tuntas Tidak Tuntas

Siklus I Siklus II

7
ISSN: 2302-3201
Meningkatkan Hasil Belajar Seni Tari Menggunakan Media Audio Visual - Athari Dwika Wulan Harvy

Gambar 2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II


Pada di atas dapat dilihat bahwa setiap pertemuan pada siklus terdapat peningkatan hasil
belajar seni tari. Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai usaha sadar guru dalam
mencerdaskan anak bangsa dan suatu kegiatan yang menngarah pada pengembangan potensi yang
ada dalam siswa secara spriritual, akhlak mulia, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan oleh
siswa Penerapan media audio visual bisa menambah hasil belajar siswa di SMA.
Kesimpulan
Penggunaan media audio visual dalam belajar seni tari dapat menambah hasil belajar,
membuat kegiatan pembelajaran menjadi aktif hal ini tergambar melalui perilaku siswa yang
terdapat dalam indicator aktifitas belajar siswa yang semakin membaik dan meningkat sehingga
mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan indicator Secara keseluruhan aktivitas belajar siswa
pada siklus I mengalami kenaikan dengan rata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus I yaitu
30.9%. Setelah dilakukan pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan meski belum
optimal dengan dengan rata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus II yaitu 39.9%.
Penggunaan media audio visual dari hasil belajar siswa melalui tes tertulis siswa menunjukan
peningkatan sanagat baik, rata-rata hasil belajar tes tertulis siswa pada siklus I adalah 59.09%.
Kemudian hasil belajar tes tertulis siswa pada siklus II menjadi 81,81%. Hasil di atas ada penambahan
dalam hasil belajar siswa dengan memakai media audio visual dalam belajar seni tari.
Referensi
Ade, Sanjaya. (2011). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Amriyeni, M., Syarif, I., & Iriani, Z. (2013). Pengaruh Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Tari Daerah Setempat Kelas X SMA Negeri 8 Padang. Jurnal Sendratasik, 2(1),
56-62.

Arifin, Zainal. (2010). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja.
Rosdakarya.

Arsyad, Azhar. (2016). Media Pembelajaran. Depok: PT Raja Grafindo.

Kurnita, Tata. (2018). Pendidikan Seni Tari, Banda Aceh: Syiah Kuala Univerity Press.

Muhibbin Syah. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya.

Mulyasa. (2016). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosakarya.

Oktira, Y. S., Ardipal, A., & Toruan, J. L. (2013). Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan
Kemandirian Siswa Belajar Seni Budaya. Jurnal Sendratasik, 2(1), 63-72.

Suarty, Yulia, Yuliasma, Susmiati. (2019). Penggunaan Media Audiovisual Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 15 Padang. E-jurnal Sendratasik. Vol
7 No.3 Seri B

Suryani, dkk. (2018). Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya. Bandung: Remaja Rosda
karya.

8
Jurnal Sendratasik Vol. xx No. xx. Thn.xxxx

Anda mungkin juga menyukai