Anda di halaman 1dari 11

Serambi Akademica Vol. X, No.

7, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2022 eISSN 2657- 0998

Peningkatan Hasil Belajar Seni Tari dengan Menggunakan Media


Audio-Visual Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas XI MIPA 3
Di SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh

Yulidar

Guru SMA Negeri 10 Fajar harapan, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Indonesia
Email: yusnidar87@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
siswa pada proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan media Audio
Visual dalam mata pelajaran seni budaya Kelas XI MIPA 3 di SMA 10 Fajar
Harapan Banda Aceh. Lokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah di SMA
Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh, dikelas XI 3 pada semester ganjil tahun
pelajaran 2020/2021 selama 4 bulan dari bulan Agustus – November 2020.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI 3 SMA Negeri 10 Fajar
Harapan Banda Aceh tahun pelajaran 2020/2021 berjumlah 32 orang siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama 2
siklus, dengan tiap siklusnya melalui 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data penelitian adalah teknik langsung, dengan instrument pengumpulan datanya
berupa lembar tes, lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Analisis data pada
penelitian ini menggunakan rumus persentase. Berdasarkan hasil analisis data
pada diklud I dan Siklus II diperoleh, nilai rata rata siswa menigkat dari 56,02
pada pra-siklus, menjadi 63 pada siklus I, lalu menjadi 80,25 pada siklus II.
Jumlah siswa yang tuntas belajar juga meningkat dari 12,50% pada pra-siklus
menjadi 37,93% pada siklus I dan menjadi 87% pada siklus II. Skor aktivitas
siswa (SAS) meningkat dari 74% siswa aktif menjadi 96% siswa aktif pada
siklus II. Serta tingkat kemampuan guru (TKG) juga meningkat dari 72% pada
siklus I menjadi 93% pada siklus II. Sehinga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Seni tari dengan menggunakan media audio visual dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan kemampuan guru mengelola pembelajaran
Seni tari di kelas XI 3 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh.
Kata Kunci: Hasil Bellajar Seni Tari, Media Audio Visual, Seni Budaya

PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah suatu kegiatan atau proses yang berlangsung di dalam kelas,
dimana peserta didik sebagai objek yang diutamakan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan proses belajar-mengajar (guru
dengan siswa). Langkah-langkah pembelajaran merupakan suatu proses atau tahapan
dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini penting dilakukan karena dengan langkah-langkah
pembelajaran yang benar dapat memperoleh hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran (Suparman, 2012:245). Terjadinya proses belajar tentunya akan membawa
perubahan terhadap diri siswa, yaitu perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), dan nilai sikap (afektif).

713
Yulidar

Guru dalam proses pembelajaran perlu merencanakan bagaimana nanti agar siswanya
berhasil mencapai ketiga kriteria kognitif, psikomotor dan afektif tersebut dengan baik,
terjadinya perubahan terhadap diri siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan
nilai sikap diperlukan adanya sumber-sumber belajar, sumber-sumber belajar meliputi
sumber berupa data, orang atau benda yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas
atau kemudahan dalam proses belajar mengajar. Salah satu sumber belajar yang
potensial bagi proses pembelajaran di era modernisasi ini adalah yang dikembangkan
berdasarkan teori komunikasi dan memanfaatkan berbagai bentuk jenis teknologi
komunikasi.
Pembelajaran adalah proses komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan
pesan/informasi sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta perhatian
peserta didik. Pembelajaran disebut kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha
mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif
tertentu dalam kondisi tertentu (Miarso, 2004: 528). Dalam pembelajaran, pengembangan
materi atau bahan ajar dapat melalui berbagai cara, salah satunya adalah pengembangan
bahan ajar dengan optimalisasi dan penggunaan media. Strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi
pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir kegiatan
belajar (Uno, 2007: 2). Media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi dalam
pembelajaran sering disebut sebagai media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan sarana penunjang dalam kegiatan pembelajaran, alat
yang digunakan untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar
dimana media dapat dilihat, didengar dan dipraktekan. Secara harafiah, media berarti
perantara atau pengantar. (Sadiman, dalam Warsita 2008:121). Media adalah suatu ekstensi
manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak
langsung dengan dia (Marshall McLuhan dalam Hamalik, 2009:201). Efektivitas
penggunaan media dalam pembelajaran ini selain dapat menunjang kegiatan pembelajaran
apabila digunakan dengan baik tentunya akan menghasilkan kualitas sumber belajar yang
baik bagi peserta didik. Dengan menggunakan media, pembelajaran tidak akan terkesan
membosankan bagi siswa, karena siswa tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru
tetapi dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan lebih tertarik dengan pelajaran
yang disampaikan.
Salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran, dan diyakini dapat lebih
membawa efek positif kepada siswa dalam pembelajaran adalah Media Audio-Visual.
Media audio-visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat didengar dan dapat
dilihat, yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran yang berfungsi
memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasan yang sedang dipelajari.
Disamping itu media dapat memperkuat kecintaan dan apresiasi terhadap ilmu
pengetahuan. Apabila media audio-visual ini dimanfaatkan dengan baik tentunya akan
menghasilkan kualitas sumber belajar yang baik bagi peserta didik, tergantung dari cara
pemanfaatannya terhadap media audio-visual tersebut.
SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh dalam pembelajaran tari, dalam proses
pembelajarannya menggunakan metode demonstrasi yaitu guru memberikan contoh gerak
kepada siswanya kemudian guru mempraktekannya di depan siswa, namun dampak dari
apa yang diterapkan guru selama ini yaitu bahwasannya tidak semua siswa akan mudah
memahami dan mengerti tentang materi pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya,
karena tidak semua siswa menaruh perhatian yang penuh terhadap apa yang disampaikan
dan dipraktekan oleh guru tersebut. Selain menggunakan metode demonstrasi, guru juga

714
Serambi Akademica Vol. X, No. 7, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2022 eISSN 2657- 0998

menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, dimana guru


menyampaikan materi kepada siswanya kemudian siswa menyimak dan memperhatikan
penjelasan yang sedang disampaikan oleh guru di depan kelas.
Guru juga menggunakan media dalam proses pembelajarannya yaitu guru
meggunakan buku paket dari sekolah. Dimana siswa diajak berimajinasi terlebih dahulu
untuk memperoleh informasi mengenai meteri seni tari. Namun dengan menggunakan
metode dan media tersebut, dampak yang terjadi kepada siswa yaitu hasil belajar, apresiasi
dan kreatifitas tari para siswa kurang memuaskan. Menurut Kustandi & Sutjipto, 2011: 142
Efektifitas pelaksanaan proses pembelajaran diukur dari dua aspek, yaitu: 1) bukti- bukti
empiris mengenai hasil belajar siswa yang dihasilkan oleh sistem pembelajaran, dan 2)
bukti- bukti yang menunjukkan berapa banyak kontribusi (sumbangan) media terhadap
keberhasilan dan keefektifan proses pembelajaran itu. Menghadapi kondisi tersebut tidak
hanya dalam pelajaran seni tari, guru mata pelajaran lainpun menemukan permasalahan
yang sama. Disaat SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, kelengkapan sarana prasarana
sekolah di tambah dengan beberapa sarana pendukung kegiatan pembelajaran. Sarana
prasarana tersebut terdiri dari media audio-visual.
Audio-Visual dalam pembelajaran tari di SMA XI Mipa 3 di SMA 10 Fajar
Harapan Banda Aceh sekarang menggunakan media audio-visual televisi dan LCD,
dahulunya media yang disediakan di sekolah hanya berupa type recorder. Tentunya dengan
menggunkan type recorder ini memang bisa membantu proses belajar namun tidaklah
maksimal. Pendidikan seni budaya khususnya dalam pendidikan seni tari di sekolah
memiliki peran yang sangat penting dalam kebutuhan perkembangan siswa dalam
mencapai tingkat kecerdasan yang optimal. Menurut Pekerti (2013: 1.26) tujuan
pembelajaran seni di pendidikan formal bukanlah untuk melatih anak didik menjadi
seorang seniman, akan tetapi menawarkan sejumlah pengalaman berkreasi seni akan
mempertajam sensitivitas anak didik terhadap dunia material yang menjadikan dirinya lebih
bisa menghargai lingkungannya. Kecerdasan anak tidak dilihat dari sejauh mana siswa
memahami materi dalam pelajaran, namun juga bagaimana siswa mampu mengekspresikan
melalui seni tari. Melalui media audio-visual menggunakan TV atau LCD, guru seni tari
mencoba menayangkan beberapa macam video tari kepada siswa. Guru menyadari
bahwa penggunaan media ini cocok untuk merangsang kreativitas siswa, pemahaman siswa
dan dapat memberi apresiasi yang positif bagi para peserta didik. Tidak bisa dipungkiri
bahwa media audio-visual ini pastilah dapat membawa pengaruh positif bagi sekolah pada
umumnya, karena apabila proses pembelajaran hanya tertuju pada isi materi yang
disediakan melalui sumber-sumber belajar seperti buku paket, maka akan kurang optimal
bagi perkembangan kognitif, psikomotor dan afektif siswa.
Melalui media audio-visual dengan menggunakan TV maupun LCD dalam proses
pembelajaran seni tari di SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, ditunjukan adanya hasil
belajar, antusias belajar, ataupun respon siswa yang meningkat. Dengan hasil yang
ditunjukan tersebut, maka dengan penggunaan media audio-visual dapat membantu proses
belajar mengajar. Bahwasannya dengan penggunaan media audio-visual dalam proses
pembelajaran dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar belajar siswa. Maka penulis
tertarik untuk membuat judul “Peningkatan Hasil Pembelajaran Seni Tari Dengan
Menggunakan Media Audio-Visual Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas XI Mipa 3
di SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh”.

715
Yulidar

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Lokasi dilaksanakannya
penelitian ini adalah di SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan
selama 4 bulan pada semester ganjil terhitung bulan Agustus-November 2020/2021.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI 3 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh
yang berjumlah 32 orang siswa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain penelitian tindakan model Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja 2009: 66)
yang menggambarkan bahwa penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui beberapa
siklus dan masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian adalah teknik langsung. Instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian yaitu lembaran tes/soal, lembar observasi aktivitas siswa dan
lembar observasi aktivitas guru. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif dengan menggunakan rumus persentase.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian Prasiklus
Sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. Guru
cenderung menstranfer ilmu pada siswa, sehingga siswa pasif, kurang kreatif, bahkan
cenderung bosan. Disamping itu dalam menyampaikan Pokok Bahasan guru tanpa
menggunakan alat peraga. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana
pembelajaran tampak kaku, berdampak pada nilai yang diperoleh siswa kelas XI 3 pada
pembelajaran Seni Tari. Banyak siswa belum mencapai ketuntasan belajar minimal dalam
mempelajari materi tersebut. Hal ini diindikasikan pada capaian nilai hasil belajar di
bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 78 .
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus
KETUNTASAN
NO NAMA NILAI
TUNTAS TIDAK TUNTAS
1 Adzhani Dhiafah 40 V
2 Aidil Akbar 78 V
3 Cut Indira Fatikasari 61 V
4 Cut Naurah Athaya 40 V
5 Egi Vaira Suherman 40 V
6 Fathan Syamil Safani 40 V
7 Feli Afifah 40 V
8 Fiona Aqhla Saidina 40 V
9 Haura Fathiya Mahsa 40 V
10 Haydar Ali Zhafir 43 V
11 Istarani Putri Marzani 43 V
12 Luqyana Tiara Falyati 79 V
13 M. Daffa Farrel 56 V
14 M. Faris Rizky 66 V
15 M. Hasanul Ichsan 45 V
16 M. Raja Fayad Zabihullah 54 V
17 Maya Audina 43 V
18 Mohammad Nayef Afif 81 V
19 Muhammad Daffa 78 V
20 Muhammad Farhan Alfisaputra 62 V
21 Muhammad Nurrafid Madas 64 V
22 Muhammad Yudha Prawira 51 V
23 Nisrina Zulfa Salsabila 80 V

716
Serambi Akademica Vol. X, No. 7, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2022 eISSN 2657- 0998

24 Nurasmi Fuji 54 V
25 Rakha Virzal Harrista 64 V
26 Rana Zahira 78 V
27 Shalsabila Kamalsyah Putri 78 V
28 Teuku Gevin Taufan 67 V
29 Teuku Muhammad Faiz Nuzullah 45 V
30 Tiara Pebrina Raseki 78 V
31 Uliya Rizki Fajar 45 V
32 Wifa Ufairah 43 V

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus


Hasil Jumlah
NO Hasil(Huruf) Interpretasi Persen
(Angka) Siswa
1 85-10 A Sangat baik 0 0%
2 75-84 B Baik 4 12,50%
3 65-74 C Cukup 10 31,25%
4 55-64 D Kurang 14 43,75%
5 <54 E Sangat Kurang 4 12,50%
Jumlah 32 100%

Berdasarkan hasil analisis dalam tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 0 % atau tidak ada, yang mendapat nilai B (baik)
sebanyak 12,50.% atau sebanyak 4 siswa dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak
31,25% atau 10 siswa, dan yang mendapat nilai kurang 43,75% atau sebanyak 14 siswa,
sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 12,50% atau sebanyak 3 siswa. Pada
prasiklus rata-rata kelas hanyalah 56,02. Ada berbagai reaksi atau tingkah laku yang
ditunjukkan siswa saat pembelajaran berlangsung, sebagian dari siswa kurang
berkonsentrasi dalam belajar baik karena mengobrol dengan temannya, melamun,
mengantuk, dan ada siswa yang keluar kelas lama. Kondisi tersebut disebabkan mata
pelajaran Seni berlangsung pada jam pelajaran terakhir, sehingga siswa sudah merasa
lelah dan ingin cepat pulang.

Hasil Penelitian Siklus I


a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada Siklus 1 diperoleh dari hasil analisis dan refleksi pada
observasi awal yang dilaksanakan sebelum Siklus 1. Adapun perencanaan tindakan sebagai
berikut:
1. Mengembangkan Silabus dan Sistem Penilaian sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang akan disajikan.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus 1 untuk menyajikan
Pokok Bahasan yang akan disampaikan.
3. Menyusun LKS, soal turnamen, dan soal tes hasil belajar.
4. Mempersiapkan perangkat yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu
Infocus, LCD, kaset, Tape recorder, Laptop.
5. Menyusun lembar observasi aktivitas belajar siswa Siklus 1 dalam pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual.
6. Menyusun angket yang berisi tentang tanggapan siswa setelah mengikuti
kegiatanbelajar melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual.

717
Yulidar

b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada 21 dan 28
Oktober serta 4 November 2020 di kelas XI 3 dengan jumlah siswa 32 orang. Dalam hal
ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Penyajian Pokok Bahasan dilaksanakan melalui
kegiatan pembelajaran menggunakan media audio visual. Pada akhir pelajaran setelah
siswa selesai mengerjakan tes guru mengumumkan kelompok terbaik yang memperoleh
penghargaan dari guru.
Diakhir siklus I, pada tanggal 4 November 2020, diadakan tes hasil belajar siklus I.
Adapun hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa pada siklus I
Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Adzhani Dhiafah 79 V
2 Aidil Akbar 78 V
3 Cut Indira Fatikasari 61 V
4 Cut Naurah Athaya 56 V
5 Egi Vaira Suherman 46 V
6 Fathan Syamil Safani 78 V
7 Feli Afifah 81 V
8 Fiona Aqhla Saidina 68 V
9 Haura Fathiya Mahsa 67 V
10 Haydar Ali Zhafir 43 V
11 Istarani Putri Marzani 43 V
12 Luqyana Tiara Falyati 79 V
13 M. Daffa Farrel 56 V
14 M. Faris Rizky 66 V
15 M. Hasanul Ichsan 45 V
16 M. Raja Fayad Zabihullah 54 V
17 Maya Audina 43 V
18 Mohammad Nayef Afif 81 V
19 Muhammad Daffa 78 V
20 Muhammad Farhan Alfisaputra 62 V
21 Muhammad Nurrafid Madas 64 V
22 Muhammad Yudha Prawira 51 V
23 Nisrina Zulfa Salsabila 80 V
24 Nurasmi Fuji 54 V
25 Rakha Virzal Harrista 64 V
26 Rana Zahira 79 V
27 Shalsabila Kamalsyah Putri 78 V
28 Teuku Gevin Taufan 67 V
29 Teuku Muhammad Faiz Nuzullah 45 V
30 Tiara Pebrina Raseki 78 V
31 Uliya Rizki Fajar 45 V
32 Wifa Ufairah 43 V
Rata Rata 63

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata kelas 63. Hanya 11 dari 32 siswa (37,93%)
siswa yang tuntas belajar. Meski telah terjadi dari pra-siklus, hanya 12,50% siswa tuntas
belajar, namun penelitian tindakan kelas ini tetap harus dilanjutkan ke siklus II.
c. Observasi
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar. Hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran saat proses

718
Serambi Akademica Vol. X, No. 7, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2022 eISSN 2657- 0998

pembelajaran di kelas XI 3 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh tahun pelajaran
2020/2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Observasi kemampuan Guru Pada Siklus I
Skor Aktivitas Guru
No. Aktivitas Yang Diobservasi Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
I Penerapan Aktivitas Awal
1. Guru membuka pembelajaran. √
2. Guru melakukan apersepsi. √
3. Guru memberikan motivasi √
4. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai. √
5. Guru menjelaskan model dan langkah- langkah pembelajaran √
Teams Games Tournament
II Penerapan Aktivitas Inti
6. Guru membentuk kelompok (4-5 orang siswa satu kelompok) √
7. Guru menyajikan Pokok Bahasan √
8. Guru meminta siswa berdiskusi √
9. Guru memberikan umpan balik pada siswa yang bertanya. √
10. Guru menyuruh siswa mendiskusikan Pokok Bahasan dalam √
kelompoknya
11. Guru mengadakan turnamen √
Penerapan Aktivitas Akhir
12. Guru melakukan refleksi. √
III 13. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar. √
14. Guru memberikan penegasan. √
15. Guru menutup pelajaran. √
Jumlah Skor Yang Diperoleh 39 10
Jumlah Persentase Skor Yang Diperoleh 72% 18% 0%

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 15 langkah pembelajaran guru hanya melaksanakan 10
langkah pembelajaran secara baik dengan skor 72%, dan 5 langkah pembelajaran dilaksanakan
cukup dengan skor 18%. Hasil pengamatan aktivitas siswa kelas XI 3 SMA Negeri 10 Fajar
Harapan Banda Aceh tahun pelajaran 2020/2021 saat proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I
Skor Aktivitas Siswa
Jumlah
No. Aktivitas Yang Diobservasi Cukup Kurang
Aktif Siswa
Aktif Aktif
1 Perhatian ketika menerima Pokok Bahasan 13 11 8 32
2 Kesungguhan menjalankan tugas 14 10 8 32
3 Kesungguhan dalam turnamen 16 10 6 32
4 Keaktifan 13 9 10 32
5 Pendemonstrasian hasil tugas 13 9 10 32
6 Kemampuan bertanya 10 13 10 33
7 Kemampuan Menanggapi 12 11 9 32
Jumlah Skor Yang diperoleh 77 59 54
Persentase Skor yang Diperoleh 41% 31% 28%

Tabel 5 adalah tabel aktivitas yang terjadi pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung
pada siklus I. Hasil yang diperoleh seperti yang tercantum dalam tabel di atas menunjukkan bahwa
siswa yang aktif dalam pembelajaran sebanyak 41%, siswa yang cukup keaktifannya 31%, dan
siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran sebanyak 28%. Taraf keberhasilan pada aspek
keaktifan siswa adalah 75% aktif, sehingga penelitian tindakan kelas ini harus dilanjutkan pada
siklus II.

719
Yulidar

d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh beberapa temuan penelitian setelah
pelaksanaan tindakan pada Siklus I, yaitu:
1. Siswa belum pernah melaksanakan pembelajaraan menggunakan media audio visual,
oleh karena itu masih ada siswa yang kebingungan di antara beberapa siswa. Hal ini
terlihat dari beberapa siswa tersebut sering bertanya kepada guru.
2. Masih ada beberapa anggota kelompok belajar yang bergurau sendiri dan tidak mau
berdiskusi dalam mengerjakan tugas dari guru.
3. Masih ada beberapa anggota kelompok yang tidak memperhatikan temannya saat
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan ketika diskusi.

Hasil Penelitian Siklus II


a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada Siklus II diperoleh dari hasil analisis dan refleksi Siklus I.
Hasil analisis dan refleksi digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan proses
pembelajaran Siklus II. Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan Siklus I, yaitu siswa
masih belum terbiasa menggunakan pembelajaran menggunakan media audio visual
sehingga keaktifan siswa saat proses belajar berlangsung masih nampak
sebagian. Meskipun demikian banyak juga siswa yang senang dengan penerapan
pembelajaran menggunakan media audio visual dalam proses belajar. Hal ini terlihat dari
antusias siswa dalam belajar sangat tinggi. Pembelajaran Siklus II dilaksanakan seperti
pada Siklus I, peneliti mempersiapkan Rencana pelaksanaan pembelajaran (terlampir)
beserta perangkat lainnya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II dilaksanakan pada 11 dan 18 November 2020. Tes hasil belajar
siklus II dilaksanakan pada tanggal 25 November 2020. Siswa saling beradu cepat dan
tepat dalam mengerjakan dan menyesuaikan jawaban yang ada pada guru, karena guru
membatasi waktu dalam mencocokkan jawaban, jawaban yang benar akan mendapat poin
(bintang) yaitu jawaban siswa yang selesai menjawab soal dan segera menyesuaikan
jawaban yang ada pada guru dalam waktu tidak lebih dari satu setengah menit. Hal ini
dilakukan oleh guru agar tidak terjadi kecurangan dalam pengisian poin.
Tahap selanjutnya adalah tahap penghargaan kelompok terbaik. Setelah tahap
penghargaan kelompok dilakukan, guru memberikan post test kepada siswa untuk
mengukur hasil belajar siswa pada siklus II. Berdasarkan hasil tes pada siklus II, terjadi
peningkatan rata rata kelas yaitu meningkat dari 63 menjadi 80,25 sebagaimana terlihat
pada tabel berikut.
Tabel 6. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Adzhani Dhiafah 82 V
2 Aidil Akbar 80 V
3 Cut Indira Fatikasari 94 V
4 Cut Naurah Athaya 97 V
5 Egi Vaira Suherman 84 V
6 Fathan Syamil Safani 83 V
7 Feli Afifah 91 V
8 Fiona Aqhla Saidina 78 V
9 Haura Fathiya Mahsa 79 V
10 Haydar Ali Zhafir 53 V
11 Istarani Putri Marzani 53 V

720
Serambi Akademica Vol. X, No. 7, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2022 eISSN 2657- 0998

12 Luqyana Tiara Falyati 89 V


13 M. Daffa Farrel 80 V
14 M. Faris Rizky 79 V
15 M. Hasanul Ichsan 58 V
16 M. Raja Fayad Zabihullah 85 V
17 Maya Audina 85 V
18 Mohammad Nayef Afif 94 V
19 Muhammad Daffa 95 V
20 Muhammad Farhan Alfisaputra 92 V
21 Muhammad Nurrafid Madas 85 V
22 Muhammad Yudha Prawira 78 V
23 Nisrina Zulfa Salsabila 90 V
24 Nurasmi Fuji 79 V
25 Rakha Virzal Harrista 90 V
26 Rana Zahira 91 V
27 Shalsabila Kamalsyah Putri 88 V
28 Teuku Gevin Taufan 80 V
29 Teuku Muhammad Faiz Nuzullah 79 V
30 Tiara Pebrina Raseki 80 V
31 Uliya Rizki Fajar 78 V
32 Wifa Ufairah 78 V
Rata Rata 80,25

Dari tabel di atas terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa mencapai 87% dan telah
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pada pelaksanaan tindakan Siklus II,
penerapan pembelajaran menggunakan media audio visual sudah lebih baik jika
dibandingkan dengan Siklus I.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi di kelas pada Siklus II aktifitas belajar siswa dengan
penerapan pembelajaran menggunakan media audio visual terjadi peningkatan. Hal ini
disebabkan siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran menggunakan media audio
visual. Selain itu siswa juga merasa senang dengan pembelajaran ini karena model
pembelajaran ini merupakan variasi baru dalam penyajian Pokok Bahasan di kelas dan
sangat efektif untuk diterapkan di Kelas XI 3 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh
mengingat pelajaran Seni Budaya berlangsung pada jam pelajaran terakhir sehingga
dengan penerapan pembelajaran menggunakan media audio visual siswa tidak mengantuk
dan lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Aktivitas belajar siswa pada siklus II
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II
Skor Aktivitas Siswa
Jumlah
No. Aktivitas Yang Diobservasi Cukup Kurang
Aktif Siswa
Aktif Aktif
1 Perhatian ketika menerima Pokok Bahasan 17 15 0 32
2 Kesungguhan menjalankan tugas 18 12 2 32
3 Kesungguhan dalam turnamen 22 10 0 32
4 Keaktifan 20 10 2 32
5 Pendemonstrasian hasil tugas 19 12 1 32
6 Kemampuan bertanya 25 5 2 33
7 Kemampuan Menanggapi 27 3 2 32
Jumlah Skor Yang diperoleh 147 67 9
Persentase Skor yang Diperoleh 66% 30% 4%

721
Yulidar

Tabel 7 adalah tabel aktivitas yang terjadi pada siswa saat proses pembelajaran
berlangsung pada siklus II. Hasil yang diperoleh seperti yang tercantum dalam tabel di atas
menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran sebanyak 66%, siswa yang cukup
keaktifannya 30%, dan siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran sebanyak 4%. Pada siklus II
terlihat bahwa > 75% aktif, sehingga penelitian tindakan kelas ini dihentikan pada siklus II. Hasil
pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran saat proses pembelajaran Seni Tari
di kelas XI 3 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh tahun pelajaran 2020/2021 dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 8. Hasil Observasi kemampuan Guru Pada Siklus II
Skor Aktivitas Guru
No Aktivitas Yang Diobservasi Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
I Penerapan Aktivitas Awal
1. Guru membuka pembelajaran. √
2. Guru melakukan apersepsi. √
3. Guru memberikan motivasi √
4. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai. √
5. Guru menjelaskan model dan langkah- langkah pembelajaran √
Teams Games Tournament
II Penerapan Aktivitas Inti
6. Guru membentuk kelompok (4-5 orang siswa satu kelompok) √
7. Guru menyajikan Pokok Bahasan √
8. Guru meminta siswa berdiskusi √
9. Guru memberikan umpan balik pada siswa yang bertanya. √
10. Guru menyuruh siswa mendiskusikan Pokok Bahasan dalam √
kelompoknya
11. Guru mengadakan turnamen √
Ill Penerapan Aktivitas Akhir
12. Guru melakukan refleksi. √
13. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar. √
14. Guru memberikan penegasan. √
15. Guru menutup pelajaran. √
Jumlah Skor Yang Diperoleh 42 3
Jumlah Persentase Skor Yang Diperoleh 93% 7% 0%
Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 15 langkah pembelajaran guru telah
melaksanakan 14 langkah pembelajaran secara baik dengan skor 93%, dan 1 langkah
pembelajaran dilaksanakan cukup dengan skor 7%. Terlihat bahwa tingkat kemampuan
guru mengelola pembelajaran mengalami peningkatan dibandingan siklus I.
d. Refleksi
Selama pelaksanaan tindakan Siklus II masih ditemukan kekurangan, yaitu:
1. Masih ada beberapa anggota dalam kelompok belajar yang tidak mau balajar dan
mengganggu teman lain yang belajar.
2. Meskipun siswa sudah mulai terbiasa dan antusias dengan penerapan pembelajaran
menggunakan media audio visual, pada saat diskusi kelas masih ada siswa yang pasif
dan tidak memberikan respon terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan tindakan Siklus II aktivitas belajar
siswa mengalami peningkatan. Proses pembelajaran sudah lebih baik, pengelolaan kelas
sudah baik, dan guru sudah mengkondisikan ruangan yang nyaman dan teratur untuk
belajar. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru selaku peneliti untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran, yaitu:
1. Guru harus bertindak tegas dan memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mau
belajar dan mengganggu temannya.

722
Serambi Akademica Vol. X, No. 7, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2022 eISSN 2657- 0998

2. Guru harus lebih memberikan motivasi kepada siswa agar belajar lebih giat dan
berkonsentrasi saat belajar. Selain itu guru juga memberikan pengertian kepada siswa
bahwa pengetahuan dalam pelajaran Seni Tari sangat penting bagi kehidupan siswa dan
merupakan bekal di masa depan.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I dan II dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut.
1. Pembelajaran Seni tari dengan menggunakan media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Nilai rata rata siswa menigkat dari 56,02 pada pra-siklus, menjadi 63 pada siklus I,
lalu menjadi 80,25 pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas belajar juga meningkat
dari 12,50% pada pra-siklus menjadi 37,93% pada siklus I dan menjadi 87% pada
siklus II.
3. Pembelajaran Seni tari dengan menggunakan media audio visual dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI 3 SMA Negeri 10 Fajar Harapan
Banda Aceh pada
4. Skor aktivitas siswa (SAS) meningkat dari 74% siswa aktif menjadi 96% siswa aktif
pada siklus II.
5. Pembelajaran Seni tari dengan menggunakan media audio visual dapat
meningkatkan kemampuan guru mengelola Pembelajaran di kelas XI 3 SMA
Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh.
6. Tingkat kemampuan guru (TKG) juga meningkat dari 72% pada siklus I menjadi
93% pada siklus II.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT bumi Aksara.
Kustandi, Cecep & Bambang Sutjipto. 2011. Media pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Miarso, Yusuf Hadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media.
Pekerti Widya. 2013. Metode Pengembangan Seni. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Suparman, Alwi. 2012. Desain Instruksional Modern: Panduan Para Pengajar & Inovator
Penidikan. Jakarta: Erlangga.
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta:Bumi. Aksara.
Warsita. Bambang. 2008. Tehnologi Pembelajaran Landasan dan aplikasinya, Cet. 1.
Jakarta : Rineka Cipta.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja.
Rosdakarya.

723

Anda mungkin juga menyukai