Oleh
Selain itu pelajaran Sains pada anak kelas I Sekolah Dasar dapat dikategorikan
sebagai materi yang cukup sukar, sebab membutuhkan pemahaman, daya ingat
dan konsentrasi yang baik. Diketahui bersama bahwa anak usia Sekolah Dasar
kelas I relatif berada pada pemikiran konkret dengan kemampuan yang
bervariasi, sehingga memerlukan metode khusus dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Seorang Guru dalam mengajar pelajaran Sains harus menggunakan
bahan ajar yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa dapat
memahami materi dengan mudah.
Agar mengatasi kesulitan yang dialami siswa kelas I SD Negeri 182 Teluk
Kulbi dalam mempelajari pelajaran sains makan akan dilaksanakan tindakan
kelas yang terdiri dari siklus yang menggunakan pendekatan yang berbeda
pada setiap pembelajaran. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan
yang ingin dicapai. Tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas (1) persiapan
program (planning), (2) pelaksanakan tindakan (action), (3) pengamatan
kegiatan pembelajaran (observation), (4) evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran (evaluation), dan (5) refleksi (reflection) dalam setiap siklus
dengan berpatokan pada refleksi awal. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai upaya meningkatkan prestasi siswa kelas I SD Negeri SD
Negeri 182 Teluk Kulbi tahun ajaran 2015/2016 dalam pelajaran sains dengan
menggunakan metode pembelajaran Fun Learning.
Hakikat Belajar
Hakikat Mengajar
Ali (2004:11), menyatakan bahwa mengajar merupakan suatu proses yang
kompleks.
Dari uraian diatas, berarti mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu
pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas daln
kompleks, yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi manusiwi dengan
berbagai aspeknya.
Salah satu hal yang memegang peranan penting bagi keberhasilan pengajaran
adalah proses pelaksanaan pengajaran. Pelaksanaan yang baik sangat
dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula. Pengajaran berintikan
interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar merupakan dua hal yang berbeda tetapi membentuk satu
kesatuan, ibarat dua mata uang bersisi dua. Belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa sedangkan mengajar adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Agar pelaksanaan
pengajaran berjalan efisien dan efektif, maka diperlukan perencanaan yang
tersusun secara sistematis dengan proses belajar mengajar yang lebih
bermakna dan mengaktifkan siswa serta dirancang dalam satu skenario yang
jelas (Ibrahim, 2003:30).
camera, foto, gambar, grafik, telvisi dan komputer”. Dari kutipan ini dapat
dimaknai bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahan fisik
yang mengandung.
Jadwal Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada hari pertama siklus I, siswa akan diberikan pre test sebagai evaluasi
awal untuk mengukur kemampuan siswa sebelum penerapan metode
pembelajaran Fun Learning. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan
metode pembelajaran Fun Learning. Pada hari kedua siklus pertama,
mayoritas siswa mulai mampu beradaptasi dengan metode Fun Learning.
Pada hari ketiga siklus pertama diadakan evaluasi akhir siklus I dengan
post test.
c. Pengamatan
d. Refleksi
Pada akhirnya setelah mengkaji hasil belajar Sains dan hasil pengamatan
aktivitas siswa, maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus dua agar
pelaksanaan pembelajaran lebih efektif dan hasil pembelajaran menjadi
lebih baik.
2. Siklus II
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan Tindakan
e. Pengamatan
f. Refleksi
Pada akhirnya setelah mengkaji hasil belajar Sains dan hasil pengamatan
aktivitas siswa, maka peneliti menyimpulkan bahwa metode Fun
Learning lebih efektif dan hasil pembelajaran menjadi lebih baik jika
diterapkan pada siswa kelas I Sekolah Dasar.
Deskripsi hasil identifikasi dan perumusan masalah, akan pneliti uraikan secara
singkat tentang langkah – langkah perbaikan yang telah direncanakan dalam 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
Siklus I
Berikut ini akan peneliti sajikan gambaran dalam bentuk tabel dari
hasil perolehan nilai siswa saat pre tes, sebagai berikut :
80 |||| 4 320
90 - - -
Jumlah 40 40 2420
Berikut ini gambaran dalam bentuk tabel dari hasil perolehan nilai
siswa evaluasi akhir (post test) pada pembelajaran siklus I, sebagai
berikut :
No Indikator Keterangan
1. Nilai Terendah 60
2. Nilai Tertinggi 90
3. Jumlah Nilai 2880
4. Nilai Rata – rata 72
5. Banyak siswa nilai > 70 28
6. Banyak siswa nilai < 70 12
7. Prosentase siswa nilai > 70 70 %
8. Prosentase siswa nilai < 70 30 %
Tabel 2. Data Perkembangan Nilai Sains Siklus I
Data pengumpulan data / pengamatan
Deskripsi Siklus I
Berdasarkan data diatas dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa
penerapan metode pembelajaran Fun Learning pada siklus I belum
berhasil secara memuaskan, hal ini dapat diketahui dari hasil evaluasi
siklus I, dari 40 siswa, ada 12 siswa atau masih 30 % siswa yang belum
mencapai ketuntasan. Namun penerapan metode ini harus di pertahankan
dan di tindak lanjuti mengingat keberhasilan bahwa peningkatan hasil
belajar siswa juga cukup tinggi yaitu 30%.
Siklus II
Berikut ini peneliti sajikan gambaran dalam bentuk tabel dan gambar dari
hasil perolehan nilai siswa sebelum perbaikan pembelajaran , sebagai
berikut:
Hasil Tentamen Tally Banyak Siswa F (x)
80 ||||| ||||| |||| 16 1280
90 ||||| ||||| |||| 14 1260
100 ||||| ||||| 10 1000
Jumlah 40 40 3540
Tabel 5. Hasil Distribusi Frekuensi Evaluasi Pengetahuan Akhir Siswa
No Indikator Keterangan
1. Nilai Terendah 80
2. Nilai Tertinggi 100
3. Jumlah Nilai 3540
4. Nilai Rata – rata 88,5
5. Banyak siswa nilai > 75 40
6. Banyak siswa nilai < 75 -
7. Prosentase siswa nilai > 75 100 %
8. Prosentase siswa nilai < 75 0 %
Dari data pengamatan yang dilakukan oleh pengamat diketahui bahwa guru
sudah menyampaikan materi pembelajaran dengan baik, tidak terlalu cepat
sehingga siswa mengerti, menerapkan pendekatan kontekstual
menggunakan media pembelajaran konkret dengan volume yang cukup serta
telah memberikan latihan dan evaluasi yang cukup dengan memperhatikan
alokasi waktu yang cukup. Siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan
dirasakan sebagai suatu keberhasilan pembelajaran, sehingga pada akhirnya
hasil tes formatif tidak ada siswa yang mendapatkan nilai belum mencapai
ketuntasan.
Data tentang refleksi
Deskripsi Siklus II
Siklus I
Hasil diskusi dengan teman sejawat serta konsultasi dengan supervisor peneliti
perlu mengadakan perbaikan siklus I. Pada siklus I, peneliti merancang
pembelajaran yang memfokuskan penerapan metode Fun Learning, dengan
penggunaan media pembelajaran gambar dan video pada siklus I.
Pada siklus I ini dari 40 siswa, ada 28 siswa yang mendapat nilai tuntas yaitu
70% atau ada 12 siswa yang belum mencapai ketuntasan yaitu 30%, walaupun
ada peningkatan nilai hasil pembelajaran, hasilnya masih kurang memuaskan,
kegagalan itu disebabkan :
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat serta konsultasi dengan pembimbing,
peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran siklus II. Pada siklus II ini
peneliti merancang pembelajaran dengan menitik beratkan pada penerapan
pendekatan kontekstual, media pembelajaran konkret dengan volume yang
sesuai dan pemberian waktu penyelesaian soal yang cukup.
Kesimpulan
Saran
Djamarah, Bahri dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta