Anda di halaman 1dari 8

MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN POWERPOINT UNTUK SISWA

JENJANG SMA

Nama Mahasiswa1, Nama Dosen2, Nama Guru Pamong3


E-mail1, E-mail2, E-mail3

ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara yang menyadari peran besar pendidikan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Terdapat banyak siswa memiliki minat belajar
yang rendah sehingga secara tidak langsung dapat menyebabkan prestasi siswa menjadi
menurun dan bahkan mendapatkan nilai yang jauh dari standar KKN. Salah satu solusi untuk
memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran
menggunakan media Power Point, sehingga dalam proses pembelajaran di kelas menambah
suasana pembelajarna menjadi menyenangkan dan menarik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa efektif pengunaan media power point terhadap hasil dan sikap belajar
siswa. Penelitian ini mengguanakan metode kajian studi kepustakaan. Hasil penelitian ini
adalah media powerpoint memiliki hubungan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: Masalah Pendidikan, Media Powerpoint

ABSTRACT
Indonesia is one of the countries that realizes the big role of education in improving the
quality of human resources. There are many students who have a low interest in learning so
that it can indirectly cause student achievement to decrease and even get scores that are far
from KKN standards. One solution to solving this problem is to utilize learning media using
Power Point media, so that in the learning process in the classroom it makes the learning
atmosphere fun and interesting. This study aims to determine how effective the use of power
point media is on student learning outcomes and attitudes. This research uses the method of
literature study. The results of this study are that PowerPoint media has a relationship in
improving student learning outcomes.
Keywords: Educational Problems, Powerpoint Media
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses pembentukan mentalitas kelangsungan hidup sosial. Rencana
kelangsungan hidup yang lebih baik dapat diperoleh melalui pendidikan manusia. di samping
itu Pendidikan juga merupakan sarana pembentukan karakter seseorang, juga dapat
mempengaruhi sikap Perilaku ketika berinteraksi dengan seseorang dalam masyarakat.
Generasi penerus bangsa harus dididik sehingga mampu bersaing secara nasional dan
internasional (Puspaningtyas, 2019).

Indonesia merupakan salah satu negara yang menyadari peran besar pendidikan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tujuan Pendidikan tertuang dalam UU
Sisdiknas tahun 2003 yang pada intinya pendidikan bertujuan untuk mecerdaskan kehidupan
bangsa, menghasilkan manusia yang bertakwa dan memiliki keterampilan dan pengetahuan
yang mandiri (UU Sisdiknas: 2003). Tujuan Pendidikan yang telah dicantumkan pada UU
Sisdiknas akan dapat tercapai apabila mutu pendidikan di Indonesia telah baik. Namun pada
kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia terkhusus didesa masih tertinggal dengan negara
lain terutama negara-negara kawasan ASEAN.

Dalam proses belajar mengajar terdapat dua faktor yang mempengaruhi proses
pencapaian prestasi belajar. Faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari dalam siswa yang
disebut sebagai faktor internal dan faktor yang berasal dari luar lingkungan siswa atau disebut
juga faktor eksternal (Slameto, 2010). Menurut Slavin (2000), pelaksanaan proses belajar
mengajar seorang guru harus mempunyai kemampuan dalam menciptakan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan, tidak tegang, dan suasana yang nyaman dalam
pembelajaran, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, sudah
merupakan kewajiban guru untuk membuat suasana pembelajaran di kelas lebih menarik agar
semangat belajar tumbuh sehingga dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar dan minat
belajar siswa menjadi lebih tinggi. Namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan
permasalahan - permasalahan dalam proses pembelajaran.

Terdapat banyak siswa memiliki minat belajar yang rendah sehingga secara tidak
langsung dapat menyebabkan prestasi siswa menjadi menurun dan bahkan mendapatkan nilai
yang jauh dari standar KKN. Kemudian salah satu solusi untuk memecahkan permasalahan
tersebut adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran menggunakan media Power Point,
sehingga dalam proses pembelajaran di kelas menambah suasana pembelajarna menjadi
menyenangkan dan menarik.

METODE PENELITIAN

Metode pelaksanaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kajian studi kepustakaan untuk mendapatkan berbagai informasi untuk menguraikan
permasalahan yang dikaji dalam artikel ini. Studi kepustakaan ini bersumber dari berbagai
sumber yaitu jurnal, buku,dan dokumen pendukung untuk membahas permasalahan dan
solusi secara mendalam.
HASIL PENELITIAN

Pengertian Proses Pembelajaran

1. Pengertian Proses Pembelajaran

Proses belajar mengajar selalu melibatkan guru sebagai tenaga pengajar dan siswa
sebagai obyek pengajar. Oleh karena itu, untuk memahami arti proses belajar mengajar, maka
diperlukan pemahaman dasar tentang pengertian belajar mengajar itu sendiri (Kirom, 2017).

2. Arti Pembelajaran

Pembelajaran adalah sebagai suatu upaya yang dilakukan pendidik atau guru secara
sengaja dengan tujuan menyampaikan ilmu pengetahuan, dengan cara mengorganisasikan dan
menciptakan suatu sistem lingkungan belajar dengan berbagai metode sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar secara lebih optimal yang dapat menghasilkan perubahan pada
pelaku pelajar. Walaupun istilah yang digunakan “pembelajaran” Tidak berarti guru harus
menghilangkan perannya sebagai pengajar. Dalam konteks pembelajaran, sama sekali tidak
berarti memperbesar peranan peserta didik disatu pihak dan memperkecil peranan guru
dipihak lain (Kirom, 2017).

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses atau
kegiatan yang memungkinkan terjadinya peristiwa belajar yang dapat menghasilkan
perubahan pada pelaku belajar. Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan wujud
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai currículum in action.

Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas
beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan keluaran/hasil; maka terdapat tiga jenis evaluasi
sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan
keluaran/hasil pembelajaran. Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada evaluasi
karakteristik peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran,
karakteristik dan kesiapan guru, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi pembelajaran
yang sesuai dengan mata pelajaran, serta keadaan lingkungan dimana pembelajaran
berlangsung.

Proses Pembelajaran

Dalam proses pengajaran di sekolah, unsur proses belajar memegang peranan yang
penting. Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar (Ichsan,
2016). Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang
proses belajar siswa, agar dia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan
belajar yang tepat dan serasi bagi siswanya.

Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang
diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar
mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru
merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar
mengajar di dalam kelas.

Pengertian belajar mengajar secara umum dapat diartikan suatu proses dimana terdapat
perubahan tingkah laku pada diri siswa baik dari aspek pengeahuan, sikap dan psikomotor
yang dihasilkan dari pentransferan dengan cara pengkondisian situasi belajar serta bimbingan
untuk mengarahkan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses belajar
mengajar merupakan interaksi antara komponen-komponen pembelajaran sehingga tercipta
situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan
(Muslihudin dan Arumita, 2016). Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar
terarah sesuai tujuan pendidikan. Pengawasan turut menentukan lingkungan itu membantu
kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan
merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai
tujuan yang diharapkan.

Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar di dalam satu kelas adalah job
descreption proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang
dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya


mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius secara harifiah berarti tengah, perantara,
atau pengantar. Media merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Jadi media merupakan sarana komunikasi,
termasuk tekhnologi perangkat kerasnya, media juga merupakan alat untuk memberikan
perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. Secara lebih khusus pengertian media
dalam proses belajara mengajar cenderung di artikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.

Sadiman (2003:6) “Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”.
Gagne dalam Sadiman (2003:6) mendefinisikan bahwa media adalah berbagai berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad (2013:3) mengatakan bahwa “Media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media”.

Jadi, dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim ke penerima, sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa,
sehingga proses belajar terjadi.

Pengertian Media Powerpoint

Ega Rima Wati (2016:90) Microsof Powerpoint adalah perangkat lunak yang
diciptakan khusus untuk menangani perancangan presentasi grafis dengan mudah dan cepat.
Microsof Powerpoint dapat di gunakan untuk menyampaikan materi dengan penampilan yang
menarik. Beberapa hal yang menjadikan media menarik untuk digunakan sebagai alat
presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, warna dan gambar, serta animasi-
animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreativitas penggunaannya.
Dari uraian di atas maka tujuan seorang guru menggunakan media powerpoint ketika
proses mengajar sedang berlangsung adalah:

1. Membantu atau menolong peserta didik untuk mengingat lebih banyak, guru
menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu mengajar powerpoint
akan memperdalam pengalaman belajar serta daya ingat siswa.
2. Membantu pesrta siswa untuk mengerti dengan lebih baik lagi, dengan menggunakan
indra pendengaran dan pengelihatan, maka siswa akan mudah untuk mengerti dan
memahami pelajaran yang disampaikan guru pada saat proses pembelajarann
berlangsung.
3. Menarik minat dan memusatkan perhatian siswa, peserta didik mempunyai rasa yang
cepat bosan dan sulit untuk memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang lama,
sehingga perhatian siswa hanya pada pemulaan pelajaran tidak dapat untuk dipastikan
akan terus bertahan sampai akhir pelajaran.

Kelebihan dan Kekurangan Media Powerpoint dalam Pembelajaran

Ega Rima Wati (2016:106) Microsoft power point merupakan sebuah alat atau program
yang dapat membantu atau mempermudah kegiatan persentasi, seperti menampilkan
persentasi dalam bentuk tulisan, gambar, grafik,objek, atau vidio yang di mainkan pada saat
kegiatan berlangsung.

1. Kelebihan Media Microsoft Powerpoint


a. Secara penyajian media Powerpoint dapat memberi tampilan yang menarik.
Karena media ini dilengkapi dengan permainan warna, huruf, animasi, teks dan
gambar atau foto
b. Mampu merangsang siswa untuk mengetahui lebih jauh informasi mengenai
materi yang tersaji.
c. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses
d. Memberika kesan yang mendalam yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
2. Kelemahan Media Microsoft Powerpoint
Media Microsoft Powerpoint ini memerlukan persiapan yang cukup menyita waktu
dan tenaga. Untuk menggunakan media ini dibutuhkan kesabaran dan tahap demi
tahap untuk menyusun dan membuatya. Sehingga membutuhkan waktu yang tidak
sedikit. Untuk menggunakan media Microsof powerpoint ini dibutuhkan keahlian
yang lebih untuk dapat membuat Powerpoint yang benar, baik, dan menarik.
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut:

Media powerpoint dapat membantu siswa untuk mengingat lebih banyak dan untuk
mengerti dengan lebih baik lagi, dengan menggunakan indra pendengaran dan pengelihatan,
maka siswa akan mudah untuk mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan guru
pada saat proses pembelajarann berlangsung. Selain itu, menarik minat dan memusatkan
perhatian siswa, karena siswa mempunyai rasa yang cepat bosan dan sulit untuk memusatkan
perhatian dalam jangka waktu yang lama, sehingga perhatian siswa hanya pada pemulaan
pelajaran tidak dapat untuk dipastikan akan terus bertahan sampai akhir pelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, maka media powerpoint memiliki hubungan dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.

Saran

Sebaiknya guru-guru lebih kreatif dan inovatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
hal ini perlu dilakukan agar siswa memiliki semangat yang tinggi dalam belajar sehingga
dapat memperbaiki generasi bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Ichsan, Muhammad. 2016. Psikologi Pendidikan Dan Ilmu Mengajar. Jurnal Edukasi. Vol 2,
Nomor 1.

Kirom, Askhabul. 2017. Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Berbasis
Multikultural. Al-Murabbi: Jurnal Pendidikan Agama Islam. Volume 3, Nomor 1.

Muslihuddin, M., & Arumita, A.W. 2016. Pembuatan Model Penilaian Proses Belajar
Mengajarperguruan Tinggi Menggunakan Fuzzy Simple Additiveweighting (SAW).
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia.

Puspaningtyas, N. D. (2019). Berpikir Lateral Siswa SD dalam Pembelajaran Matematika.


Mathema: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1).
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:PT. Rineka
Cipta.

Wati, Ega Rima. 2016. Ragam Media Pembelajaran. Kata Pena: Yokyakarta.

Anda mungkin juga menyukai