PENDAHULUAN
1
2
Usaha sadar dan terencana dan mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4
sebagai suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang
lebih baik. Dalam suatu proses pendidikan selalu ingin menghasilkan lulusan atau
output yang baik, berkualitas, memiliki prestasi belajar yang bagus dan dapat
beberapa proses dan sistem yang baik. Proses atau sistem yang dimaksud
mencakup berbagai hal yakni proses belajar mengajar, sumber belajar, alat dan
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan proses belajar mengajar itu
sendiri. Bagian atau komponen tersebut antara lain guru, siswa, bahan atau materi
yang memegang peranan penting dan utama. Hal itu dikarenakan keberhasilan
proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Profesionalisme dan
4
Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Nomor 20
Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h. 39.
5
Basyaruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
h. 1
3
mengajar. Siswa adalah orang yang belajar dalam sebuah interaksi sosial dalam
bentuk proses belajar mengajar. Adapun yang dimaksud belajar adalah suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya perubahan perilaku
potensi peserta didik agar menjadi manusia ynag beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
mengevaluasi para peserta didik sehingga sosok guru dibutuhkan dalam dunia
pendidikan.
serta meningkatkan hasrat untuk belajar. Ketika belajar secara pasif, peserta
didik mengalami proses tanpa rasa ingin tahu dan tanpa pertanyaan. Ketika
ujung tombak pencapaian misi pembaharuan pendidikan. Guru berada pada titik
diusahakan faktor yang menunjang seperti kondisi pelajar yang baik, fasilitas
dan lingkungan yang mendukung, serta proses belajar yang tepat. Agar terjadi
interaksi pembelajaran yang baik, ada beberapa komponen yang saling berkaitan,
saling membantu dan satu kesatuan yang dapat menunjang proses pembelajaran
adalah tujuan, strategi, pendekatan, metode, materi, media, sarana dan prasarana,
evaluasi, dan lingkungan. Dari semua aspek ini, pendekatan, strategi, dan
peristiwa yang sebenarnya, dan dituntut untuk peduli keadaan sesama warga
Negara. Namun, berdasarkan hasil observasi awal di MIN 24 Aceh Utara dimana
kurang fokus pada saat pembelajaran, Namun, dari pengamatan peneliti hanya
sebagian siswa yang aktif selama proses pembelajaran sementara siswa yang
siswa.9
9
Hasil observasi di MIN 24 Aceh Utara pada tanggal 15 oktober 2018.
6
pembelajaran sangat dipengaruhi metode yang digunakan oleh guru. Guru harus
dapat memilih dan menentukan metode yang tepat. Selain itu metode yang
pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa. Metode bermain peran cakap
dalam berbagai bidang dan dapat dipakai untuk mengkaji Pelajaran PKn. Metode
bermain peran adalah suatu proses belajar mengajar yang dirancang agar siswa
diperolehnya. Di sini peran guru adalah sebagai fasilitator bagi peserta didik
agar peserta didik dapat belajar dengan mengalami. Guru memberikan langkah-
langkah kerja secara sistematis yang harus dikerjakan oleh siswa dengan
Peran Menurut Corsini, mengemukakan bahwa bermain peran suatu alat belajar
hasil belajar, sikap serta tingkah laku siswa. Hal ini dapat dicapai bila para
peserta didik secara langsung belajar dan melakukan interaksi satu sama
lainnya dan melakukan pemecahan masalah melalui peragaan. Oleh karena itu,
pengalaman yang berharga bagi para peserta didik. Dengan menggunakan metode
bermain peran ini diharapkan dalam proses pembelajaran, siswa aktif, dapat
penelitian dengan judul “pengaruh metode role playing terhadap hasil belajar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti dapat
role playing terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn siswa kelas V di
C. Tujuan Penelitian
mengetahui adakah pengaruh metode role playing terhadap hasil belajar siswa
D. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu
1. Manfaat Teoritis
bermanfaat sebagai bahan bacaan atau bahan referensi untuk menambah wawasan
dan pengetahuan bagi pencinta dan pemerhati pendidikan, dan sebagai sumbangan
pemikiran bagi para praktisi yang berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk
memotivasi agar lebih kreatif dan inovatif dalam memilih suatu metode.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi guru
MIN 24 Aceh Utara sebagai bahan masukan guna meningkatkan hasil belajar
siswa untuk pelajaran PKn. Diharapkan juga dapat bermanfaat bagi semua guru
MIN 24 Aceh Utara sebagai bahan masukan dalam menambah wawasan dan
Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa MIN 24 Aceh
E. Definisi Operasional
ragam, berikut peneliti menjelaskan variabel yang terdapat pada judul, yaitu
sebagai berikut:
9
laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.11 Metode bermain peran juga
biasa disebut dengan Role Playing. Pengertian bermain peran adalah salah satu
bentuk pembelajaran, dimana peserta didik ikut terlibat aktif memainkan peran-
peran tertentu. Bermain pada anak merupakan salah satu sarana untuk belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Role Playing adalah salah satu motode
pembelajaran, dimana peserta didik ikut terlibat aktif memainkan peran - peran
tertentu atau melakukan peran masing- masing sesuai dengan tokoh yang di
Adapun yang dimaksud oleh peneliti pada penelitian ini bahwa hasil
baik berupa sikap, kebiasaan dan ketrampilan sebagai hasil dari aktivitas belajar
11
Syaiful B. Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Rineka Cipta, 2006), h.87.
10
Pembelajaran Pkn yang dapat di uji hasilnya dengan menjawab beberapa soal
segenap kegiatan yang telah disusun oleh guru baik berupa tujuan pembelajaran,
kelas maupun didalam kelas, dalam arti kata yang lain proses belajar mengajar
F. Kajian Terdahulu
Untuk memudahkan penulis dan supaya tidak terjadi plagiat dan terdapat
persamaan dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelusuran secara digital dan
karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang hampir sama dengan penelitian ini, yaitu:
Metode Role Playing Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD
menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan pada hasil belajar siswa kelas
berada pada rentang skor 18,71 yang berarti masuk kategori tinggi dan kelas
kontrol berada pada rentang skor 12,68 yang berarti masuk kategori rendah.
Berdasarkan hasil uji-t (t-test) pada selisih skor hasil belajar pada kelas
eksperimen dan kontrol diperoleh nilai t sebesar 2,738, Nilai t hitung > t
11
Bermain Peran Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V”.
menggunakan dua macam analisis yaitu analisis kasus individu dan analisis antar
dimulai. (f) Diskusi tentang permainan yang sudah berlangsung. (g) Evaluasi. (2)
Prestasi belajar siswa meningkat dengan penerapan Metode Bermain Peran dalam
pembelajaran IPS yang diterapkan oleh guru kelas dari masing-masing lokasi
12
Ardian Biantara, Pengaruh Penggunaan Metode Role Playing Terhadap Hasil
Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Blondo 3 Kecamatan Mungkid Kabupaten
Magelang, skripsi tidak dipublikasi (Jakarta: UIN Suska, 2 0 1 2 ) .
13
Achmad Zainudin, Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar IPS Siswa Kelas V, Skripsi tidak di publikasikan, (Tulung Agung : IAIN Tulung Agung,
2013).
12
Penggunaan Metode Role Playing Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III Tema
III-A, kelas III-B dan kelas III-C dengan jumlah siswa masing-masing kelas 29
siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental sebenarnya atau true
data menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan tes yang berupa tes
tulis pilihan ganda pada pre-test dan post-test. Nilai siswa yang di ajar
nilai lebih rendah yakni rata-rata 79,61. Hasil uji statistik independent test
dengan t- dengan db=56. Diperoleh bahwa hasil t-ℎ > t- yaitu 3,629 > 2,003.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan dan pengaruh
yang signifikan sebesar 53,49% antara nilai siswa yang diajar dengan
menerapkan metode role playing dibandingkan dengan nilai siswa yang diajar
14
Ratna Puji Anjani, Pengaruh Penggunaan Metode Role Playing Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas III Tema Keperluan Sehari-hari Subtema Jenis-Jenis Pekerjaan Di
SDN Dabasah 3 Bondowoso tahun pelajaran 2014/2015”. Skripsi tidak di publikasikan, (Riau :
UNRI, 2016).
13
siswa mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan untuk mengetahui apakah dengan
tindakan kelas (PTK), pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi dan
hasil belajar dari kegiatan pre test dan tes akhir siklus I skor rata-rata diperoleh
pada kegiatan pre test sebesar 57,39 %. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I
meningkat sebesar 84,78 % termasuk dalam kategori baik. Hasil siklus I ternyata
sudah memenuhi target pencapaian skor yaitu > 75 %. Hasil observasi tindakan
siklus I terhadap tindakan peneliti menurut pengamat I dan II adalah 100 % dan
metode luar ruangan (outdoor) termasuk dalam kategori baik. Sehingga dapat
15
Tarwiyah, Penggunaan Metode Luar Ruangan (outdoor) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Surat Al-Mukminun Kelas V SD Negeri 14
Dewantara, Skripsi tidak di publikasikan, (Lhokseumawe : IAIN Lhokseumawe, 2012).
14
penulis yaitu dari variable dependent adalah hasil belajar PKn siswa sedangkan
variable dependent dalam penelitian diatas mata pelajaran Al-qur’an hadis, dan
juga variable independent adalah pengaruh metode role playing dalam penelitian
ini adalah peran guru, sedangkan variable independent penelitian diatas adalah
dalam penelitian ini menggunakan teknik test dengan membuat soal yang akan