LANDASAN TEORI
2.1. Pendidikan
anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu untuk hidup mandiri
sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu
berada”.2
Setiap kegiatan untuk dapat berjalan dengan baik, harus selalu didukung oleh
tersebut, bila satu saja dari yang unsur memiliki visi yang berbeda tentu, tujuan
dari kegiatan tersebut akan sulit untuk dicapai. Tidak terkecuali dengan
saling bekerja sama. Rochmad Djatun, Sutijan dan Sukirno dalam buku pengantar
a) Anak didik;
b) Pendidik;
1
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal 10
2
Syaiful Sagala. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hal 44
Page 1 of 52
c) Tujuan pendidikan;
d) Alat pendidikan;
f) Lingkungan pendidikan.3
Anak didik atau peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yang
Pendidik adalah orang dewasa yang memiliki tanggung jawab untuk membimbing
anak yang masih dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat
peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Interaksi edukatif
tertentu.
suatu proses pembelajaran yang melibatkan guru sebagai pendidik dan anak didik,
suatu sistem. Pendidikan yang dimaksud di sini adalah pendidikan formal, yaitu
Page 2 of 52
Kegiatan pembelajaran merupakan upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh
seorang guru untuk membelajarkan siswa. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan
disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan
faktor interen dan faktor eksteren dalam kegiatan belajar mengajar”. Definisi
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
pengetahuan”.5
usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik atau guru untuk membelajarkan
laku pada diri pebelajar atau peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu
komponen peserta didik dan guru, pembelajaran juga melibatkan komponen lain.
a) Tujuan pembelajaran;
b) Materi pembelajaran;
4
Syaiful Sagala. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hal 61
5
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Hal 32
Page 3 of 52
d) Evaluasi pembelajaran.6
mengikuti proses pembelajaran. Materi pembelajaran adalah isi atau bahan yang
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU N0.20 Th.2003). 7 Sedangkan
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapapun dan
atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan
6
Muhammad Affandi. 2009. “Perencanaan Pendidikan Dasar”. Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 2 (Maret 2009).
Hal 153
7
Ridwan Abdullah Sani, 2019, Strategi Belajar Mengajar, Depok: Rajagrafindo Persada. Hal 52
8
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 21
Page 4 of 52
perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Dengan kata lain
Belajar adalah suatu proses yang kompleks dan terjadi pada setiap orang
proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
Perubahan tingkah laku dapat disebabkan adanya interaksi antara individu dengan
dan seorang siwa dapat dikatakan belajar secara efektif jika siswa mampu
9
Dimyati, Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Page 5 of 52
Sebagai suatu sistem, proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen
tersebut adalah:
2.4.1. Siswa
siswa sebagai pelaku belajar dalam proses pembelajaran. Aspek penting dari
karakteristiknya. Siswa adalah individu yang unik dan memiliki sifat individu
yang berbeda antara siswa satu dengan yang lain. Dalam satu kelas tidak ada
siswa yang memiliki karakteristik sama persis, baik kecerdasan, emosi, kebiasaan
yang lebih berorientasi pada siswa (student centered), yaitu pembelajaran yang
dengan karakteristik (minat dan bakat) yang dimiliki. Disamping itu siswa
memiliki tipe belajar yang berbeda, ada yang bertipe visul, auditif, audio-
visualistis, dan sebagainya. Berdasarkan tipe belajar siswa ini, maka dalam
yang bersifat alternative dan variatif untuk melayani perbedaan tipe belajar siswa
tersebut.
2.4.2. Guru
Page 6 of 52
Sedangkan guru merupakan komponen pembelajaran yang berperan sebagai
menetapkan materi, memilih metode dan media, dan evaluasi pembelajaran yang
2.4.3. Tujuan
Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan standar isi, kurikulum
dicapai adalah sejumlah kompetensi yang tergambar baik dalam kompetensi dasar
itu tampil dalam bentuk tingkah laku yang dapat didemonstrasikan, sehingga
dapat diamati, dapat dilihat, dan dapat dirasakan. Kemampuan yang tidak tampak
disebut juga kompetensi rasional, yang dikenal dalam taksonomi Bloom sebagai
rasional meningkat. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas akan
Page 7 of 52
menampilkan performance yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang
2.4.4. Isi
proses penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan pertama
kondisi semacam ini maka penguasaan materi oelh guru mutlak diperlukan. Guru
perlu memahami secara detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa,
sebab peran dan tugas guru adalah sebagai sebagai sumber belajar. Materi
pelajaran tersebut biasanya tergambarkan dalam buku teks, sehingga sering terjadi
tujuan atau kompetensi, tugas, dan tanggung jawab guru bukanlah sebagai sumber
belajar. Dengan demikian, materi pelajaran sebenarnya bisa diambil dari berbagai
sumber.
2.4.5. Metode
Strategi atau metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang
komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat
tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena
Page 8 of 52
itu setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi
Alat dan sumber walaupun fungsinya sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki
peran yang tidak kalah pentingnya. Dalam kemajuan teknologi seperti sekarang
ini memungkinkan siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja dengan
memanfaatkan hasil – hasil teknologi. Oleh karena itu, peran dan tugas guru
bergeser dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai pengelola
2.4.7. Evaluasi
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran tetapi juga berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang
Page 9 of 52
strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Keberhasilan
guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Peran guru, apalagi untuk
siswa pada usia pendidikan dasar, tak mungkin dapat digantikan oleh perangkat
lain, seperti televisi, radio, computer dan lain sebagainya. Sebab, siswa adalah
orang dewasa.
Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau
teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran
Yang termasuk kedalam aspek ini diantaranya meliputi tempat asal kelahiran
guru termasuk suku, latar belakang budaya, dan adat istiadat, keadaan keluarga
dari mana guru itu berasal, misalkan apakah guru itu berasal dari keluarga yang
Page 10 of 52
tergolong mampu tau tidak, apakah mereka berasal dari keluarga harmonis atau
lain sebagainya.
Teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang
dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap
siswa, kemampuan atau intelegensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik
anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi
oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang
melekat pada diri anak. Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat
memepengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa melipti aspek latar
Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat
tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana siswa
berasal, dan lain-lain. Sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi
meliputi kemampuan dasar, pengetahuan, dan sikap. Tidak dapat disangkal bahwa
Page 11 of 52
setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat dikelompokkan pada
semacam itu menuntut perlakuan yang berbeda pula baik dalam penempatan atau
belajar.
Demikian juga halnya dengan tingkat pengetahuan siswa. Siswa yang memiliki
tidak memiliki tentang hal itu. Sikap dan penampilan siswa dalam kelas juga
Ada kalanya ditemukan siswa yang sangat aktif (hyperkinetic) dan adapula
siswa yang pendiam, tidak sedikit juga yang ditemukan siswa yang memiliki
motivasi yang rendah dalam belajar. Semua itu akan mempengaruhi proses
Page 12 of 52
sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat
penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan
misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain
sebagainya.
dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Mengajar
dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu sebagai proses penyampaian materi pelajaran
dan sebagai proses pengaturan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk
dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan
lingkungan agar siswa dapat belajar, maka dibutuhkan sarana yang berkaitan
dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Page 13 of 52
berbagai pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap siswa pada dasarnya memiliki
gaya belajar yang berbeda. Siswa yang bertipe auditif akan lebih mudah belajar
melalui pendengaran, sedangkan tipe siswa yang visual akan lebih mudah belajar
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial
psikologis. Faktor organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah siswa dalam
pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok belajar yang besar dalam satu kelas
berkecenderungan :
waktu diskusi. Jumlah yang terlalu banyak akan memakan waktu yang
banyak pula, sehingga sumbangan pikiran akan sulit didapatkan dari setiap
siswa.
Page 14 of 52
pelayanan yang terbatas dari guru, dengan kata lain perhatian guru akan
semakin terpecah.
bertentangan.
kelompok.
hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini
dapat terjadi secara internal atau eksternal. Iklim sosial psikologis secara internal
adalah hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah, misalnya
iklim sosial antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara guru
dengan guru, bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah. Iklim sosial
dunia luar, misalnya hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah
Page 15 of 52
2.8. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Dalam
10
Kokom Kumalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), hal. 57.
11
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 54-55
12
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 9
Page 16 of 52
(1) model interaksi social,
pembelajaran adalah suatu pola untuk memberi petunjuk kepada guru dalam
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Model ini
b. Mempunyai misi atau tujuan tertentu, model berpikir induktif dirancang untuk
13
Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 16
14
Agus Supriono, Cooperative Learning Teori…, hal 46
Page 17 of 52
(1) urutan langkah-langkah pembelajaran,
memiliki :
(1) hasil belajar nampak pembelajaran, yaitu hasil belajar dapat diukur,
Page 18 of 52
4) Model pembelajaran sistem perilaku.15
berikutnya adalah pengajaran langsung, dalam model ini guru lebih banyak
pengajaran konsep, sedikit berbeda dengan dua model sebelumnya pada model
dapat disimpulkan bahwa pada ketiga model pembelajaran tersebut guru yang
lebih aktif.
siswa bekerja sama dengan teman belajarnya untuk belajar dan bertanggung jawab
dalam belajar. Model yang terakhir adalah model diskusi kelas, model ini
menekankan aktifitas siswa untuk bertukar pendapat dan gagasan mengenai materi
Page 19 of 52
Mengacu pada pembahasan di atas, model pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu model pembelajaran yang berpusat pada guru atau sering
disebut pembelajaran teacher center dan model pembelajaran yang berpusat pada
masalah mulai diangkat kembali, hal ini disebabkan secara umum pembelajaran
the curriculum which involve confronting students with problems from practice
melaksanakan pembelajaran.16
16
Boud, David and Falletti, Graham I. 1997. The Challenge of Problem Based Learning. London: Kongan Page. Hal 15
Page 20 of 52
siswa, kemudian siswa diminta mencari pemecahannya melalui serangkaian
berdasarkan masalah tidak harus berupa permasahan yang ada di dunia nyata
sehingga siswa lebih mandiri dalam belajar, dengan begitu ilmu yang
diperolehnya akan bertahan lama karena siswa ikut berperan dalam pembelajaran.
artinya peserta didik tidak hanya mendengarkan ceramah dan menghafal namun
17
Paulina Pannen, Dina Mustafa, Mestika Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta: PAU-
PPAI.Hal 85
Page 21 of 52
yang diteliti. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris.
masalah. Peserta didik belajar bersama kelompok yang nantinya informasi yang
Page 22 of 52
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
kecil.
Secara umum penerapan model ini mulai dengan adanya masalah yang diharus
dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh siswa masalah tersebut dapat berasal
dari siswa atau mungkin juga diberikan oleh pengajar. Menurut Paulina Panen ada
1) Mengidentifikasi masalah;
2) Mengumpulkan data;
3) Menganalisis data;
Page 23 of 52
5) Memilih cara untuk memecahkan masalah;
2) Merumuskan masalah;
Based Learning)
18
Paulina Pannen, Dina Mustafa, Mestika Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta: PAU-
PPAI.Hal 93
Page 24 of 52
berdasarkan masalah memiliki beberapa keunggulan ,Wina Sanjaya menyatakan
keunggulan, diantaranya”:
siswa.19
Page 25 of 52
2. Model pembelajaran ini memerlukan waktu yang relatif lama untuk
persiapan.
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang
2.12.1. Perencanaan:
siswa
1) Menemukan masalah.
2) Mendefinisikan masalah.
20
Asri Budiningsih. (2006). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: FIP UNY. Hal 112-113
Page 26 of 52
3) Menyusun dugaan sementara.
4) Menyelidiki.
3) Evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar dengan memberi tugas- tugas
Page 27 of 52
menjelaskan logistik (alat dan bahan)
Memberikan Orientasi tentang yang dibutuhkan, memotivasi siswa
permasalahan kepada siswa untuk terlibat dalam pemecahan
masalah.
Guru membantu siswa untuk
Tahap-2
mendefinisikan dan mengorganisasikan
Mengorganisasi siswa untuk
pembelajaran yang terkait dengan
belajar
permasalahan.
Guru mendorong siswa untuk
Tahap-3 mendapatkan informasi yang sesuai,
Membimbing penyelidikan melaksanakan eksperimen, untuk
individual maupun kelompok mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah atau solusi
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya
Tahap-4
yang sesuai seperti laporan, video, dan
Mengembangkan dan menyajikan
model serta membantu mereka untuk
hasil karya
berbagi tugas dengan
temannya.
Guru membantu siswa untuk melakukan
Tahap-5
refleksi atau evaluasi terhadap
Menganalisis dan mengevaluasi
penyelidikan mereka dan proses-proses
proses pemecahan masalah
yang mereka gunakan.
Sintaks model Problem Based Learning yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada pendapat Richard I. Arends. Hal ini dikarenakan dalam sintaks
Penerapan model Problem Based Learning dalam penelitian ini secara garis besar
yaitu:
Page 28 of 52
Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan tujuan pembelajaran Pendidikan
siswa.
penyelidikan atau hasil karya yang relevan. Setelah itu siswa mempresentasikan
laporan hasil penyelidikan atau hasil karya sebagai bukti pemecahan masalah.
Page 29 of 52
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru memandu siswa untuk melakukan refleksi, dan mencatat butir- butir atau
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak
atau berbuat. Motif dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku yang ditujukan
yang terdapat dalam diri sesorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi
tercapai tujuan tertentu pula Hamzah Uno.22 Sedangkan menurut Mc. Donald
(walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan
hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi
22
Hamzah B. Uno. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisi di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal
3
23
Sardiman A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Hal 74
Page 30 of 52
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang
terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan
Sementara itu Hull Dimyati dan Mudjiono, 24 menyatakan bahwa motivasi atau
laku yang dimunculkan oleh manusia adalah sebagai respon manusia dalam
memenuhi kebutuhannya.
merupakan suatu dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu agar tujuan yang
diinginkan dapat tercapai. Dorongan tersebut dapat berasal dari dalam diri
individu itu sendiri, namun juga tidak lepas dari faktor-faktor yang bersumber dari
luar. Motivasi dapat terlihat secara fisik yaitu melalui tingkah laku manusia.
24
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 82
25
Oemar Hamalik. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 28
26
Hamzah B. Uno. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisi di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal
22
Page 31 of 52
pengalaman yang diperoleh karena adanya interaksi antara individu dengan
yang disampaikan Slameto27 yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
belajar. Motivasi sangat besar pengaruhnya pada proses belajar siswa. Tanpa
adanya motivasi, maka proses belajar siswa tidak berjalan secara lancar.
Seseorang akan belajar jika pada dirinya ada keinginan untuk belajar.
Selanjutnya menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana 30 motivasi belajar adalah
kekuatan, daya pendorong, alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat
dalam diri siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar
27
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 2
28
Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hal 104
29
Sardiman A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Hal 75
30
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Hal 26
31
Hamzah B. Uno. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisi di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 23
Page 32 of 52
untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Winkel32 mengatakan bahwa motivasi
motivasi belajar adalah daya pendorong atau penggerak eksternal maupun internal
yang ada dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar guna mencapai
pandang yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu yang disebut
motivasi instrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri individu yang disebut
motivasi ekstrinsik.
Menurut Sardiman33, motivasi instrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif
yang berasal dari dalam diri setiap individu untuk melakukan sesuatu. Seorang
siswa yang memiliki motivasi intrinsik pasti akan rajin belajar tanpa adanya
32
W. S Winkel. (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Hal 169
33
Sardiman A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Hal 89
Page 33 of 52
dorongan dari luar. Siswa belajar karena ingin mencapai tujuan untuk
Hanafiah dan Cucu Suhana34, motivasi instrinsik adalah motivasi yang datangnya
alamiah dari diri siswa itu sendiri sebagai wujud adanya kesadaran diri.
Dalam proses belajar, siswa yang mempunyai motivasi intrinsik dapat terlihat
dorongan yang ada di dalam dirinya dan akan terkait dengan belajarnya. Siswa
merasa butuh dan mempunyai keinginan untuk belajar sehingga dapat mencapai
berasal dari dalam diri untuk melakukan sesuatu tanpa adanya rangsangan dari
diajarkan.
34
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Hal 26
35
W. S Winkel. (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Hal 204-205
Page 34 of 52
2.13.4. Motivasi Ekstrinsik
adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai
adalah dorongan yang timbul untuk mencapai tujuan yang datang dari luar diri
ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya pengaruh atau rangsangan
dari luar. Sementara itu menurut Winkel 38 motivasi ekstrinsik dapat ditimbulkan
melalui:
sesingkat mungkin.
termasuk motivasi ekstrinsik, karena berasal dari luar dimana guru berusaha
36
Sardiman A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Hal 90-91
37
Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hal 102
38
W. S Winkel. (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Hal 205
Page 35 of 52
yaitu model Problem Based Learning. Dengan model Problem Based Learning
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang memiliki motivasi yang
kuat akan berhasil dalam belajar. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin
berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha
belajar bagi siswa. Sardiman A.M39 menyebutkan fungsi motivasi belajar ada tiga
Fungsi ini sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi
dalam hal ini merupakan motor penggerak bagi setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
c. Menyeleksi perbuatan.
39
Sardiman A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Hal 85
Page 36 of 52
Fungsi ini menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi
sebagai berikut:
Selanjutnya menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana41 beberapa fungsi dari
40
Oemar Hamalik. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 161
41
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Hal 26
Page 37 of 52
d. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih
bermakna.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi dalam
belajar adalah sebagai daya penggerak yang mendorong siswa untuk melakukan
suatu perbuatan tertentu guna mencapai tujuan belajar. Guru perlu menciptkan
pembelajaran inovatif yang dapat merangsang dan memotivasi siswa untuk belajar
sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini salah satu model
Problem Based Learning menuntut siswa untuk melakukan aktivitas dan berpikir
kritis dalam kelompok sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar.
ekstrinsik tidak selamanya stabil. Motivasi belajar siswa terkadang sering naik
turun yang disebabkan oleh berbagai unsur. Unsur- unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar ini perlu diketahui para guru sehingga dapat meningkatkan
a. Cita-cita
42
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 97-100
Page 38 of 52
Setiap siswa memiliki cita-cita. Untuk mencapai cita-cita, siswa pasti akan
berusaha untuk mencapainya. Dalam mencapai cita-cita itu banyak usaha yang
dilakukan oleh siswa, salah satu contohnya adalah dengan giat belajar. Cita-cita
b. Kemampuan siswa.
c. Kondisi Siswa
motivasi belajar. Jika kedua duanya dalam kondisi baik, maka motivasi siswa
dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan
Page 39 of 52
raganya. Dalam pembelajaran, guru yang profesional diharapkan mampu
memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi, dan sumber belajar di
dilakukan seorang guru pada saat pelajaran berlangsung ataupun sedang di luar
pelajaran. Oleh karena itu, peran guru cukup banyak untuk meningkatkan
siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Dalam
siswa memiliki motivasi belajar yang kuat. Menurut Sardiman 43 ciri siswa
Page 40 of 52
d. Lebih senang bekerja mandiri,
Indikator motivasi yang digunakan oleh peneliti lebih merujuk pada indikator
motivasi yang dinyatakan oleh Hamzah B. Uno yang terdiri dari enam indikator
motivasi. Hal ini dikarenakan keadaan siswa yang dijadikan penelitian lebih
44
Hamzah B. Uno. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisi di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal
23
Page 41 of 52
Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha
dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi
1. Kompetisi (persaingan):
Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin
besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi
untuk meraih sukses dengan usaha sendiri,tentu saja dengan bimbingan guru.45
45
User Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal 28-29
Page 42 of 52
2.14. Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi
perilaku tertentu dalam berbagai ranah kejiwaan siswa. Perubahan perilaku sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang terjadi akibat proses belajar dan mengajar
merupakan hasil.
yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar diukur
mengajar.47
46
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustak Pelajar, 2009), hal. 38-54
47
Ibid., hal. 46.
Page 43 of 52
Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
dan lambing.
aktifitas kognitifnya.
jasmani.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain:
2.14.2.1.Faktor Internal
48
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran
Nasional. Hal. 22.
Page 44 of 52
Secara umum kondisi fisiologi seperti kesehatan yang prima, tidak dalam
keadaan yang lemah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan
Setiap manusia atau anak pada dasarnya memiliki kondisi psikologis berbeda-
ini dapat berupa lingkungan fisik dan dapat pula lingkungan sosial. Lingkungan
Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya juga
Page 45 of 52
diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tujuan-tujuan belajar yang
guru.49
Telah dijelaskan bahwa tujuan hasil belajar adalah perubahan yang positif pada
Antara lain: Bloom membagi tipe hasil belajar ini, menjadi enam unsur, antara
lain:
hanya menerima peserta didik untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep
fakta atau istilah tanpa harus mengerti, menilai atau menggunakannya. Dalam
peserta didik mampu arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya.
untuk menerapkan atau menggunakan apa yang diketahui dalam situasi yang baru.
pembetukannya.
49
Agus Hikmat syaf, Media Pembelajaran, (Cipayung: GP Press, 2008), hal. 24.
Page 46 of 52
5) Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
kasual atau urutan tertentu, atau menemukan abstraknya yang berupa integritas.
tertentu kegiatan penilaian dapat dilihat dari segi tujuan, gagasannya, cara
kerjanya, cara pemecahannya, metodenya, materinya, atau lainnya. 50 Hal ini dapat
disimpulkan bahwa, hasil belajar sangat diperlukan oleh guru maupun siswa untuk
pembelajaran.
anak-anak mereka dengan Firman Allah dibawah bimbingan Roh Kudus melalui
Kristen yaitu siswa kurang termotivasi dalam belajar Pendidikan Agama Kristen
dan dalam mengajar guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif
dan metode yang variatif. Model pembelajaran yang digunakan guru adalah model
50
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Pmebelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 206), hal. 43
Page 47 of 52
pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung merupakan model
oleh guru. Siswa masih pasif dan kurang berperan dalam pembelajaran sehingga
siswa cenderung menerima apa saja yang disampaikan guru. Siswa duduk di
bangku mendengarkan penjelasan guru yang bersumber pada buku materi. Setelah
Pendidikan Agama Kristen. Keadaan ini dapat menimbulkan rasa bosan pada
siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Ketika siswa merasa bosan, perhatian
yang mereka berikan sudah tidak sepenuhnya terhadap penyampaian materi yang
diberikan guru.
tantangan, tugas autentik, dan keterlibatan sehingga akan memotivasi siswa untuk
belajar.
Page 48 of 52
Siswa kelas VII SMPS Harapan Bangsa Batam masuk ke dalam kelas tinggi
yang berada pada rentang 12-14 tahun. Siswa yang berada dalam rentang umur
praktis sehari-hari, memiliki rasa ingin tahu, ingin belajar dan realistis, suka
memberikan pengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa dalam belajar
berikut:
Page 49 of 52
Penerapan model Problem Based Learning dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di Kelas VII SMPS
Harapan Bangsa Batam
Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: “ Ada pengaruh model problem based learning terhadap motivasi
dan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen pada siswa kelas VII SMPS Harapan
Untuk menghindari salah tafsir tentang makna istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka perlu dijelaskan makna dari beberapa definisi operasional
1. Pendidikan Agama Kristen adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan
Page 50 of 52
pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati Kasih Tuhan dalam
Yesus Kristus yang dinyatakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari – hari
ini adalah suatu kekuatan atau daya penggerak yang dapat mendorong siswa untuk
adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, adanya harapan dan cita- cita masa depan, adanya penghargaan dalam
belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan
belajar yang kondusif. Dalam penelitian ini motivasi belajar diukur dengan
dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran yang menuntut
peserta didik untuk berpikir kritis memecahkan masalah autentik melalui kerja
Page 51 of 52
4. Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang
didominasi oleh guru, dimana materi pembelajaran disampaikan oleh guru secara
siswa dan memberi umpan balik, memberikan kesempatan siswa untuk latihan
Page 52 of 52