Anda di halaman 1dari 22

MODUL 4

TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN

KELOMPOK 2
1. DESMAYANA
2. IZATUL YAZIDAH
3. RIDHO TAUFIKURRAHMAN
4. SHINTA OKTAVIA
5. WIRIDA PRATIWI
Kegiatan belajar 1
Hakikat pembelajaran
Pembelajaran merupakan sebuah aktivitas kompleks yang dikelola oleh guru untuk membantu seseorang
mencapai suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya menuntut guru untuk
mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa yang meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya,
latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan sebagainya. Kesipan guru untuk menjadi
karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi
indicator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran, guru tidak hanya berperan
sebagai penyampai informasi, tetapi juga bertindak sebagai director and facilitator of learning (pemimpin
dan fasilitator pembelajaran).

• Menurut benyamin S.bloom(1966), tujuan taksonomi pembelajaran itu meliputi:


• Aspek
• Kognitif
• Efektif
• Psikomotor
A. PEMBELAJARAN
1. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan tertentu. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Pembelajaran menurut D. sudjana(2000), merupakan upaya yang sistematis dan
disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar terjadi kegiatan belajar-
membelajarkan.

Usman (1994:3) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha


mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan peserta didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Berdasarkan pendapat burton,
menyebutkan bahwa teaching is the guidance of learning activities. Dapat diartikan
bahwa pembelajaran adalah pembimbingan terhadap aktivitas belajar peserta didik.
Menurut pengertian kuantitatif, pembelajaran merupakan the transmission of knowledge,
yakni penularan pengetahuan. Sedangkan menurut pengertian institusional, pembelajaran
merupakan the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan
mengajar secara efisien. Selanjutnya secara kualitatif, pembelajaran merupakan the
facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar peserta didik
mencari makna dan pemahannya sendiri.

Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 1
ayat 20, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran adalah
aktivitas kompleks yang dilakukan guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan dan nilai yang baru serta menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik
sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud tersebut meliputi
beberapa kegiatan utama pembelajaran, yaitu
(1) mengatur kegiatan belajar peserta didik;
(2) memanfaatkan lingkungan, baik ada dikelas maupun yang ada diluar kelas; dan
(3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada peserta didik.
2. Taksonomi tujuan pembelajaran

Pembelajaran merupakan aktifitas penyampaian


informasi yang komprehensif dan yang merupakan
upaya integratif kearah pencapaian tujuan pendidikan.
Menurut benyamin S.bloon (1966) dalam tujuan
pembelajaran itu meliputi:
• (1)kognitif
• (2)efektif
• (3)psikomor
K.B 2
KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN
A. KOMPONEN PEMBELAJARAN
1. Pengertian Komponen Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sebuah aktivitas kompleks yang dikelola oleh guru


untuk membantu peserta didik mencapai suatu kemampuan dan nilai yang baru.
Pencapaian keberhasilan pembelajaran ini tergantung kepada berbagai komponen
pembelajaran yang satu sama lainnya saling berkaitan. Upaya membantu peserta
didik itu terutama dilakukan melalui interaksi yang terjadi antara guru dan siswa serta
antara siswa satu dan siswa lainnya yang berlangsung secara timbal balik, baik secara
langsung maupun tidak langsung atau melalui media. Siswa dipandang sebagai subjek
belajar. la memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang
berbeda. Peranan guru,selain mengelola pembelajaran,tidak hanya terbatas sebagai
penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang,dan
pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wikipedia,2010).
2. Jenis-Jenis Komponen Pembelajaran

Kualitas interaksi yang dicapai dalam pembelajaran merupakan gambaran tentang kualitas
hubungan keterkaitan di antara berbagai komponen pembelajaran.Sumiati dan Asra (2009: 3)
mengelompokkan komponen-komponen pembelajaran dalam tiga kategori utama,yaitu guru,isi
atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar sehingga tercipta
situasi pembelajaran yang memungkinkan terciptanya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
komponen-komponen pembelajaran itu yakni:
a. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah rumusan secara teperinci mengenai apa yang harus dikuasai oleh
siswa sebagai hasil dari aktivitas pembelajaran yang diikutinya. Apa yang harus dikuasai siswa
dinyatakan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur.
b. Materi pembelajaran (instructional materials)
Syaiful Bahri Djamarah (2006: 43) menerangkan materi pembelajaran,yaitu substansi yang akan
disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa materi pembelajaran, proses belajar mengajar
tidak akan dapat diselenggarakan.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran,menurut Winarno Surachmad (1961), adalah cara-cara
pelaksanaan dari murid-murid di sekolah. Menurut Pasaribu dan Simanjuntak
(1982) metode adalah cara sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Pemebelajaran merupakan suatu prosedur atau cara yang dilakukan oleh
pendidik dalam menyampaikan,menjelaskan, dan memberikan latihan materi
pelajaran tertentu kepada para siswa untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan.

4. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan segala jenis komponen sumber belajar yang
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran,
perasaan, minat, dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi
edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara efektif serta dapat
mencapai hasil pembelajaran yang berkualitas.
5. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu kegiatan mengevaluasi atau mengoreksi hal-
hal yang telah terjadi atau dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Evaluasi,menurut Tyler (1949) dalam Anan Sutisna (2012:1), adalah suatu proses
penentuan sampai seberapa jauh suatu perubahan tingkah laku telah terjadi pada
peserta didik.
Norman E. Gronlund (1976) dalam Ngalim Purwanto (1987:3) merumuskan
pengertian evaluasi sebagai berikut. Evaluation... a systematic process of determining
the extent to which instructional objectives are achieved by pupils (evaluasi adalah
suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa).
Dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran merupakan usaha untuk
memperoleh informasi tentang perolehan belajar peserta didik secara menyeluruh,
baik pengetahuan, konsep, maupun proses. Evaluasi pembelajaran merupakan upaya
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah dirancang sebelumnya.
6. Peserta Didik

Peserta didik, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta
didik merupakan subjek sekaligus objek dari segala upaya guru dalam mencapai kualitas
proses pembelajaran yang dikelolanya. Peserta didik adalah seorang manusia yang
mengalami proses pendidikan la selalu mengalami perkembangan sejak terjadinya sampai
meninggal dengan proses perubahan-perubahan yang terjadinya secara wajar. Definisi
peserta didik dapat juga menjadi bersifat relatif, tergantung kenyataan yang menjadi
telaahnya. Objek tersebut tentu berwujud manusia karena dalam telaah ini telah
ditentukan dengan jelas dan tegas bahwa "objek" pendidikan adalah manusia.
Karakteristik peserta didik ada yang bersifat internal, seperti struktur kognitif,
pengalaman, sikap, minat, keterampilan, kebutuhan belajar, aspirasi, dan sebagainya. Ada
pula karakteristik yang bersifat eksternal, yaitu keadaan keluarga dalam segi ekonomi,
pendidikan, status sosial, biaya, sarana belajar, serta cara dan kebiasaan belajar.
7. Pendidik/Guru

Keberhasilan pencapaian kualitas pembelajaran sangat bergantung pada


pertanggungjawaban guru dan kompetensi guru dalam menunaikan tugas-
tugasnya. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1
ayat 1).
Guru, menurut Zamroni (2000: 74), adalah kreator proses belajar mengajar
Guru yang bertugas profesional akan menyadari bahwa dirinya harus
berperan sebagai motivator bertugas memberikan inspirasi atau dorongan
kepada peserta didik untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas.
8. Lingkungan

Lingkungan belajar merupakan faktor yang berpengaruh terhadap


program pendidikan. Pengertian lingkungan, menurut Dalyono
(2007: 129), adalah segala material dan stimulus di dalam dan di
luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis,maupun
sosiokultural.
Lingkungan belajar, menurut D. Sudjana (2004),meliputi
lingkungan keluanga lingkungan sosial, lapangan kerja, kelompok
sosial, dan sebagainya, termasuk juga lingkungan alam, seperti
iklim, lokasi, demografi, serta termasuk lingkungan daerah
regional, nasional, dan bahkan lingkungan internasional.
B. LINGKUNGAN KELUARGA

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling berpengaruh pada pencapaian prestasi
belajar siswa. Ada beberapa unsur yang dapat memengaruhi prestasi anak di sekolah yang bersumber
dari lingkungan keluarga seperti berikut:
- Kemampuan ekonomi
Kurangnya biaya sekolah dapat memengaruhi kelancaran studi siswa. Kurangnya ekonomi keluarga
akan menimbulkan kelesuan dalam diri siswa sehingga motivasi belajar menurun.

- Siswa mengalami broken home


Apabila tidak terdapat kekompakan orang tua dalam mendidik anak dan tidak adanya tanggung jawab
orang tua terhadap anak, hal ini akan menurunkan motivasi belajar siswa dan pada akhirnya akan
menghambat prestasi siswa.

- Kurangnya kontrol keluarga


Pengawasan orang tua sangat diperlukan karena siswa sedang berada dalam masa perkembangan
fisik dan psikisnya serta belum mencapai kedewasaan yang sesungguhnya,khususnya dalam berpikir
dan memutuskan sesuatu.
C. LINGKUNGAN SEKOLAH

Lingkungan sekolah juga memiliki pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa karena
sekolah merupakan lingkungan sosial kedua setelah keluarga yang akan dikenal siswa. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan di lingkungan sekolah agar siswa dapat memiliki prestasi
belajar yang baik yaitu:
 Dalam proses pembelajaran , dan
 Faktor fasilitas sekolah

D. LINGKUNGAN MASYARAKAT

Masyarakat adalah lingkungan sosial ketiga bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa setelah
keluarga dan sekolah karena dalam pergaulan masyarakat, siswa menerima berbagai macam
pengaruh .Akan tetapi,pada umumnya masyarakat tidak akan menghalangi kemajuan studi para
siswa. Sebaliknya, mereka membutuhkan tenaga-tenaga yang terampil untuk membantu
masyarakat. Namun demikian, ada beberapa aspek yang dapat mengganggu kelancaran studi
siswa akibat pergaulan yang kurang selektif di masyarakat yaitu cenderung tidak mempunyai
teman untuk belajar bersama, dan gangguan dari jenis kelamin.
K.B 3
PROSEDUR PEMBELAJARAN

A. PENGERTIAN PROSEDUR PEMBELAJARAN


Prosedur pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
secara berurutan untuk membentuk kemampuan siswa sesuai dengan
tujuan yang telah ditentukan. Prosedur pembelajaran ini merupakan
rangkaian aktivitas dan interaksi guru dan siswa yang dikendalikan melalui
perencanaan pembelajaran. Secara umum, prosedur pembelajaran itu
dilakukan melalui tahapan yang terdiri atas tahap pra dan awal
pembelajaran, tahap inti pembelajaran, dan akhir atau penutup
pembelajaran. Setiap tahapan tersebut ditempuh secara sistematis,
efektif, dan efisien.
B. TAHAP-TAHAP PROSEDUR PEMBELAJARAN

1. Kegiatan Pendahuluan
Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan. Oleh sebab itu,
kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis,
fleksibel, efektif, dan efisien. Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran sering disebut dengan
pruinstruksional. Sehubungan dengan tahap prainstruksional ini, Udin S. Winataputra, dkk (2003)
mengemukakan bahwa hal hal yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan sebagai berikut:
 Menciptakan kondisi awal pembelajaran meliputi membina keakraban, menciptakan kesiapan
belajar peserta didik, dan menciptakan suasana belajar yang demokratis.
 Apersepsi meliputi kegiatan mengajukan pertanyaan untuk mengaitkan materi yang akan
dibelajarkan dengan materi atau pengetahuan yang telah dikuasai siswa sebelumnya, memberikan
komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik, serta membangkitkan motivasi dan
perhatian peserta didik untuk mengikutikegiatan pembelajaran.

Pada tahap pendahuluan, guru harus menciptakan kondisi awal pembelajaran yang baik dengan cara
membangun suasana akrab dengan peserta didik, mengecek kehadiran siswa, menciptakan kesiapan
belajar, menciptakan suasana belajar yang demokratis, dan melakukan apersepsi.
2.kegiatan inti dalam pembelajaran
a.tahap penyajian pembelajaran
Penyampaian materi pelajaran harus mengutamakan aktivitas
siswa sehingga guru lebih berperan sebagai fasilitator dalam
keseluruhan aktivitas mencapai tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar.
Sesuai isi permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar
proses yang menyebutkan bahwa kegiatan inti pembelajaran harus
dilakuakn secara sistematis melalui tiga proses kegiatan,yaitu:
o kegiatan eksplorasi
o kegiatan elaborasi
o kegiatan konfirmasi
Adapun bentuk-bentuk kegiatan inti pembelajaran terbagi menjadi 3 bentuk yaitu:
1.pembelajaran klasikal
Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan oleh guru apabila dalam proses
belajaranya lebih banyak bentuk penyajian materi(eksploratif)dari guru.
Keunggulan pembelajaran klasikal diantaranya memudahkan guru dalam mengorganisasi
materi pembelajaran sehingga dapat disampaikan dan dipahami siswa secara logis dan
sistematis baik urutan(squence) maupun ruang lingkupnya(scope).
Prinsip-prinsip dalampelaksanaan pembelajaran klasikal sebagai berikut:
 Sistematis. Dalam pembelajaran klasikal penyajian bahan pelajaran disajikan secara
berurutan dan terfokus pada tujuan.
 Perhatian dan aktivitas. Guru dalam pembelajaran klasikal harus memperhatikan aktivitas
siswa secara menyeluruh dalam kelas.
 Media pembelajaran. Untuk lebih mengoptimalkan efektivitas pembelajaran klasikal harus
didukung oleh media pembelajaran.
 Latihan atau penugasan. Untuk penguatan penguasaan pengetahuan ataupun
keterampilan siswa,guru perlu memberikan latihan atau tugas yang lebih menguatkan
kemampuan siswa.
2.pembelajaran kelompok
Pembelajaran kelompok yang sering disebut pembelajaran kooperatif(cooperative)
merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang dalam bentuk kegiatan kelompok
dengan jumlah siswa antara empat sampai enam orang sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kelompok sering digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan
cara belajar siswa aktif(CBSA).
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kelompok sebagai berikut:
• Adanya tujuan permasalahan
• Pembentukan kelompok
• Kerja sama
• Perhatian
• Motivasi
• Sumber belajar dan fasilitas
• Latihan dan tugas
Ada beberapa metode untuk pembelajaran kelompok yaitu diskusi,kerja
kelompok,pemecahan masalah,inkuiri,discovery,simulasi,dan penelitian
sederhana(observasi).
Setiap tahapan pembelajaran kelompok dalam implementasinya perlu dilandasi
dengan bimbingan guru sehingga siswa dapat melakukan diskusi secara efektif dan
efisien.

3.pembelajaran perorangan
Salah satu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan dapat memfasilitasi
penyesuaian dengan potensi siswa(diversifikasi kurikulum) adalah pembelajaran
perseorangan sehingga siswa dapat belajar secara optimal sesuai potensi yang
dimilikinya.
Adapun kompetensi yang dituntut pada guru dalam implementasi pembelajaran
perorangan yang terutama adalah mampu melkaaukan hal berikut:
• Menganalisis hasil belajar siswa
• Merencanakan,melaksanakan,dan menilai perbaikan dan pengayaan hasil belajar
siswa.
• Melaksanakan kegiatan belajar dalam latihan secara perseorangan.
4.tahap akhir dan tindak lanjut pembelajaran
Kegiatan akhir pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan menutup pelajaran sekaligus kegiatan
guru yang ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan serta
kegiatan tindak lanjut dari pembelajaran tersebut, secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut
pembelajaran sebagai betikut:
• menilai hasil proses belajar mengajar
• memberikan tugas/latihan yg dikerjakan diluar jam pelajaran.
• memberikan motivasi dan bimbingan belajar.
• menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa diluar jam pelajaran.
• berdasarkan hasil penilaian belajar siswa, kemungkinan siswa harus diberikan program Pembelajaran
secara perorangan atau kelompok untuk melaksanakan program pengayaan atau perbaikan diluar jam
pelajaran.

Apabila tahap pendahuluan dan tahap inti dalam pembelajaran sudah selesai serta setelah
menyimpulkan pelajaran, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru adalah melakukan penilaian.
 melakukan penilaian akhir
 mengkaji hasil penilaian
 melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai