Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN METODE DISKUSI DALAM

MATA PELAJARAN FIQIH kelas 4J KMI GONTOR

Rabiatun Azhari Ritonga


Universitas Darussalam Gontor
rabiatunazhrtg@gmail.com

Abstrak
Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan pendidik dalam
menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik sehingga menciptakan suatu proses interaksi
edukatif antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang terarah untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Metode jauh lebih penting dibanding materi adalah sebuah realita bahwa cara
penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi
yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya materi yang yang cukup baik,
karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu sendiri kurang dapat
dicerna oleh peserta didik. Oleh karena itu penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi
pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat
terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien.
Metode penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian
yang bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai fakta- fakta yang ditemukan di
lapangan yang bersifat verbal, kalimat, fenomena- fenomena dan bukan berupa angka-angka
dengan cara mereduksi data, menyajikan data dan verifikasi data. Subjek penelitian ini adalah guru
matapelajaranfiqih, siswa kelas XII dan kepala madrasah.
Hasil penelitian pembelajaran fiqih di MA Al Mujahadah berkaitan dengan penerapan
metode diskusi dalam pembelajaran tersebut telah dilaksanakan dengan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari penerapan metode yang sudah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi,
kemampuan dan karakteristik peserta didik.
Kata Kunci: Strategi Pembelajaran, Metode Diskusi, Pembelajaran Fiqih.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi
manusiadan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak bagi setiap
orang, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Perkembangan suatu bangsa banyak ditentukan oleh perkembangan
pendidikan bangsa itu sendiri. Dengan adanya pendidikan diharapkan mampu

1
melahirkan manusia sebagai individuyang siap menghadapi tantangan dalam
kehidupannya.
Sedangkan istilah pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini
mendapat awalan me-sehingga “mendidik” artinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,
tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.1
Selanjutnya, pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.2
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesertadidik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3
Dari undang undang Sistem Pendidikan Nasional tersebut disimpulkan
bahwa pendidikan itu pada hakikatnya proses mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Salah satu upaya yang dilakukan agar siswa memiliki kekuaatan spiritual
keagamaan adalah dengan memberikan pelajaran Pendidikan Agama Islam di
sekolah. Selanjutnya pada pasal 3 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

1
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT
RemajaRosda karya, 2010), Hlm. 10
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
BalaiPustaka, 2001), Hlm. 263
3
Undang-undang SISDIKNAS Bab 1 pasal 1 ayat 1

2
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab”.4
Salah satu upaya yang dilakukan agar siswa memiliki kekuaatan spiritual
keagamaan adalah dengan memberikan pelajaran Pendidikan Agama Islam di
sekolah Pendidikan agama mempunyai peran yang sangat strategis dalam hal
peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
Metode adalah cara atau jalan yang tepat untuk melakukan sesuatu atau
suatu jalan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Tanpa metode, suatu materi
pelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode pembelajaran yang
tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar
sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia.
Metode sebagai cara untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa sangat
berpengaruh terhadap pemahaman dan penguasaan siswa terhadap pelajaran.
Sehingga demikian, akan membantu siswa dalam memahami dan menguasai
pelajaran.5
Berangkat dari sebuah prinsip bahwa proses transformasi knowledge (ilmu
pengetahuan) dari pendidik kepoada pesrta didik, merupakan suatu yang sangat
strategis dan memiliki peranan yang amat signifikan bagi keberhasilan proses
pembelajaran di sekolah. Salah satu bukti yang membenarkan statmen ini adalah
sebuah teori yang berbunyi :“Ath- Toriqotu ahammu minal maadah” artinya :
metode itu lebih penting daripada materi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa-siswa
dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

4
Sekretaris Negara, UU RI No 20 Tahun 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hlm. 3.
5
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005),
hlm. 21

3
LANDASAN TEORI
STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan
kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan
sarana penunjang kegiatan. Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
disebut strategi pembelajaran.
Dimana pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan strategi pembelajaran adalah
terwujudnya efesiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta
didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan
dan atau kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok dan atau
komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya.
Isi kegiatannya adalah bahan/materi belajar yang bersumber dari
kurikulum suatu program pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah
yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Sumber pendukung
kegiatan pembelajaran mencakup fasilitas dan alat-alat bantu pembelajaran.
Dengan demikian strategi pembelajaran mencakup penggunaan
pendekatan, metode dan teknik, bentuk media, sumber belajar, pengelompokan
peserta didik, untuk mewujudkan interaksi edukasi antara pendidik dengan peserta
didik, antar peserta didik, dan terhadap proses, hasil, dan/atau dampak kegiatan
pembelajaran.6
Dalam hal ini, strategi pembelajaran di artikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk
mencapai tujuan tertentu, yakni tujuan pembelajaran.
Stretegi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem
pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk

6
Majid, A. (2015). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm: 24

4
mencapai tujuan pembelajaran, yang dijabarkan dari pendangan falsafah atau teori
belajar tertentu. Berikut pendapat beberapa ahli berkaitan dengan pengertian
strategi pembelajaran.
Menurut Kozma dalam Majid (2015:7) secara umum menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu
yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Sedangkan Wina Sanjaya dalam Majid (2015:) menyatakan bahwa
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan atau rangkaian kegiatan yang
dipilih guru mencakup penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya yang ditujukan untuk siswa, yang bertujuan agar tercapainya tujuan
pembelajaran.7

METODE DISKUSI
a. Pengertian Metode Diskusi
Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum,
metode diartikan sebagai cara melakukan pekerjaan menggunakan fakta dan
konsep-konsep secara sistematis.8 Metode adalah cara yang digunakan untuk
mengnerapkan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
optimal.
Sedangkan diskusi mengandung pengertian suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok individu yang di dalamnya terdapat sebuah proses bertukar

7
Wati, Widya. "Makalah Strategi Pembelajaran Teori Belajar dan
Pembelajaran." Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang (2010). Hlm:27
8
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT
RemajaRosdakarya, 2011), hlm. 198

5
argumentasi guna menyelesaikan sebuah permasalahan bahkan bisa membuat
sesuatu hal yang baru.
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya
dengan belajar memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga
disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama
(socialized recitation).
Aplikasi metode diskusi biasanya melibatkan seluruh siswa atau sejumlah
siswa tertentu yang diatur dalam bentuk kelompok-kelompok.Tujuan penggunaan
metode diskusi ialah untuk memotivasi (mendorong) dan memberi stimulasi
(member rangsangan) kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam
(reflective thinking).
Sementara menurut penulis, metode diskusi adalah suatu bentuk kegiatan
yang dilaksanakan dalam bimbingan.Kegiatan diskusi merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
Secara umum kelebihan dan kekurangan metode diskusi adalah sebaga
berikut :
Kelebihan metode diskusi adalah
1) Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan prakarsa, dan
terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
3) Memperluas wawasan
4) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk memperkuat dalam
memecahkan.
Kekurangan metode diskusi
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
2) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang
panjang.
3) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin
menonjolkan diri.9

9
Ahmad, Mawardi, and Syahraini Tambak. "Penerapan Metode Diskusi Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada Pelajaran Fiqh." Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu
Pengetahuan 15.1 (2018): 64-84.

6
c. Tujuan Metode Diskusi
Metode diskusi memiliki tujuan tertentu, Tayar Yusuf dan Syaiful
Anwar merumuskan beberapa tujuan metode diskusi diantaranya yaitu:
1) Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan
menyimpulkan pada diri siswa.
2) Mengembangkan sikap sportif terhadap sekolah, para guru dan bidang studi
yang dipelajari.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri yang
lebih positif.
4) Meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengemukakan pendapat.
5) Mengembangkan sikap terhadap isu-isu controversial.
Oleh karenanya, untuk mencari dan menemukan jawaban yang baik dan
benarmaka diperlukan musyawarah agar permasalahan yang dihadapi dapat
terselesaikan, begitu juga bila dikaitkan dengan proses pembelajaran yang
dalam hal ini metode diskusi adalah salah satu cara untuk menyelesaikan
persoalan yang terjadi.
d. Fungsi Diskusi
Diskusi memiliki beberapa fungsi tertentu, Mansyur merumuskan
beberapa fungsi metode diskusi diantaranya yaitu:
1) Mendorong siswa untuk berpikir dan mengelurkan pendapatnya,
2) Mengembangkan daya dan imajinasi dan intuitif serta daya pikir yang kritis,
3) Berfungsi sebagai bahan masukan.10
e. Aplikasi Metode Diskusi dalam Proses Pembelajaran
Siswa dalam kelas dapat dianggap seorang individu dalam suatu
masyarakat kecil yaitu kelas dan sekolah, mereka tahu hak-haknya sebagai
bagian dari kesatuan masyarakat disamping juga mempunyai kewajiban dan
keharusan menghormati hak- hak orang lain dan teman-teman sekolahnya.
Siswa yang kurang memahami tugas dan haknya sebagai anggota dalam
suatu kelas dapat merupakan hambatan dalam proses pembelajaran.5

10
Ibrahim Nana syahyodih, Perencanaan Pengajaran (Cet. I; Jakarta: PT:Rineka Cipta),
h. 35.

7
Dalam hal ini, pendidik sebagai penanggung jawab lahirnya manusia
(siswa) berperilaku yang baik, berpengetahuan yang luas harus memiliki
profesionalisme yang lebih baik. Kaitannya dengan aplikasi metode diskusi,
memerlukan wawasan yang mantap dan utuh tentang kegiatan
pembelajaran. Seorang pengajar harus mengetahui dan memiliki gambaran
secara menyeluruh sebagaimana proses pengajaran melalui metode diskusi,
serta langkah-langkah apa yang dilakukan dengan baik dan memperoleh
hasil sesuai yang diharapkan.
f. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi
Terdapat beberapa langkah metode diskusi, Mansyur mengembangkan 2
langkah-langkah dalam menggunakan metode diskusi, diantaranya:
1) Persiapan menentukan topik diskusi yaitu:
Membagi kelas menjadi beberaa kelompok, merumuskan butir-butir
pengarahan, petunjuk dan antisipasi untuk kelancaran diskusi
2) Pelaksanaan metode diskusi yaitu:
Menjelaskan topik diskusi, memberi pengarahan diskusi, memilih dan
menetapkan pimpinan diskusi, sekertaris, dan lainnya, kelompok
melaksanakan diskusi, guru mengontrol tiap kelompok untuk menjaga atau
membantu kegiatan diskusi (mengarahkan anggota kelompok, membantu
meluruskan pertanyaan atau jawaban anggota kelompok, kelompok
melaporkan hasil diskusi kemudian ditanggapi kelompok lain.
Bila perlu kelompok lain, membantu memberikan jawaban, hasil diskusi
seluruh kelompok ditulis dalam laporan, laporan dari hasil diskusi
disampaikan kepada guru/pengajar oleh pimpinan diskusi (moderator).11
g. Jenis Metode Diskusi
Muh. Azhar,mengemukakan jenis-jenis metode diskusi ada 5
diantaranya yaitu:

1) Whole Group yaitu: diskusi kelompok besar (kelas). Idealnya dari 15


orang

11
Mansyur, ET All. Materi Pokok Strategi Belajar Mengaja r (Jakarta:UT,199), h.
145

8
2) Buzz Group yaitu satu kelompok besar dibagi menjadi kelompok
kecil (kelasdibagi menjadi beberpa) terdiri atas 4-6 orang
3) Panel diskusi yaitu: Kelompok kecil (3-6 orang) mendiskusikan satu
materi, dipimpin seorang moderator. Dalam satu panel murni,
audience/pendengartidak ikut dalam diskusi
4) Syndicate Group yaitu: Kelas dibagi menjadi kelompok kecil (3-5
orang). Masing-masing kelompok melakukan tugas ‘’tertentu’’.
Pengajaran/guru menjelaskan problem. Menggambarkan aspek-
aspek masalah tiap kelompok (sindikat) diberi tugas untuk
mempelajari masalah tersebut. Hasil belajar yang diharapkan adalah
yang datangnya dari arah sumber tadi.
5) Fish Bowl yaitu: beberapa peserta dipimpin seorang ketua berdiskusi
mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur setengah
lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta.
Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi ’’Fish
bowl’’.
Sedangkan dalam diskusi, kelompok pendengar yang akan
menyumbankan pikiran menduduki kursi kosong yang disediakan. Bila ketua
mempersilahkan bicara, ia langsung dapat berbicara dan meninggalkan kursi
apabila telah selesai bicara.12

PEMBELAJARAN FIQIH
Pengertian Pembelajaran Fiqih
Fiqih adalah salah satu rumpun mata pelajaaran pendidikan agama islam
yang di ajarkan di KMI yang materi pelajarannya di sesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang berlaku di Madrasah tersebut.
Kata fikih dalam bahasa Arab berasal dari kata fiqhan-yafqahu-faqiha,
artinya paham atau tahu betul tentang sesuatu. Sedangkan ilmu fikih menurut
istilah berarti ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum syara’ yang

12 Lalu Muh. Azhar, Proses Pembelajaran C.B.S.A(Surabaya: Usaha Nasional, 1993),


h.11.

9
berkenaan dengan amal perbuatan manusia yang diperoleh dalil-dalil tafsil (jelas
dan terperinci).
Orang yang mendalam fikih disebut dengan fakih, jamaknya adalah
fuqaha. Ilmu fikih menurut istilah syara’: ialah ilmu tentang hukum-hukum
syariat.
Dari beberapa definisi yang penulis sebutkan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa metode diskusi yang digunakan dalam pengajaran merupakan
suatu instrumen belajar yang dalam pelaksanaannya memerlukan beberapa
persiapan sehingga nantinya dapat mengantarkan proses belajar mengajar pada
tujuan yang diharapkan.13
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, No 20 tahun 2003
pasal 1 ayat 20 ditegaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang meliputi beberapa komponen yang
saling berkaitan satu sama lain misalnya tujuan pembelajaran, pendidik, peserta
didik, materi, fasilitas, metode, media serta evaluasi.14
Pembelajaran Fiqih adalah siswa. Setiap siswa mempunyai kemampuan
dan pembawaan yang berbeda. Siswa juga berasal dari lingkungan sosial yang
tidak sama. Kemampuan, pembawaan, dan lingkungan sosial siswa
membentuknya menjadi sebuah karakter tersendiri yang mempunyai pola perilaku
tertentu.
Pola perilaku yang terbentuk tersebut menentukan aktivitas yang
dilakukan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas
diarahkan untuk mencapai cita-cita siswa, tentunya dengan bimbingan guru.
Tujuan Pembelajaran Fikih
Adapun tujuan mata pelajaran fikih di Madrasah Aliyah, yaitu:

1) Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tatacara


pelaksanaan hukum Islam baik.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum-hukum Islam dengan

13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 202.
14
Asfiati, Managemen Pembelajaran Pendidikan Islam, (Bandung: CitaPustaka Media,
2014), hlm. 43.

10
baik dan benar.
3) Mengenal, memahami dan menghayati terhadap sumber hukum islam
dengan memanfaatkan ushul fikih dengan metode penetapan dan
mengembangkan hukum islam dari sumbernya.
4) Menerapkan kaidah-kaidah pembahasan syara’ dalam rangka melahirkan
hukum islam yang diambil dari dalilnya untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Maka tujuan ilmu fikih adalah untuk mengetahui dan menerapkan
hukum- hukum syara dari amal perbuatan manusia, yaitu apasaja yang wajib
dikerjakan manusia maupun yang wajib ditinggalkan manusia yang diperoleh
dari dalil-dalil terperinci ke dalam kehidupan sehari-hari, demi untuk
kemaslahatan manusia dan mencegah timbulnya kerusakan di tengah-tengah
mereka.

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian Ini Secara Umum Bertujuan Untuk Mengetahui Bagaimana
Cara Menganalisis Strategi Pembelajaran Metode Diskusi Dalam Mata Pelajaran
Fiqih Kelas 4 KMI GONTOR.

HASIL BELAJAR
Pengertian Hasil Belajar
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Hasil belajar
merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu atau dapat juga
berarti pendapatan atau perolehan.
Hasil Belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami
interaksi proses pembelajaran. Hasil belajar Fiqih yaitu hasil belajar yang dicapai
oleh seseorang setelah mengalami proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
1. Faktor Guru
Setiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri, pola mengajar
tercermin dalam tingkah laku pada waktu melaksanakan pengajaran. Gaya
mengajar yang dilakukan guru mencerminkan bagaimana pelaksanaan

11
pengajaran guru yang bersangkutan, yang dipengaruhi oleh pandangannya
sendiri tentang mengajar, konsep, psikologi, dan kurikulum.
2. Faktor Siswa
Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun
kepribadian, kecakapan, yang dimiliki masing-masing itu meliputi,
kecakapan potensial maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar.
3. Faktor Kurikulum
Bahan-bahan pengajaran sebagai isi kurikulum mengacu kepada
tujuan yang hendak dicapai.
4. Faktor Lingkungan
Lingkungan meliputi keadaan ruangan, tata ruang dan berbagai situasi
fisik yang ada disekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar.15
Berdasarkan berbagai pernyataan tersebut, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal tersebut terdiri atas, faktor fisiologis psikologis, sedangkan faktor
eksternal terdiri atas faktor lingkungan (fisik dan sosial) dan faktor instrumental
(kurikulum, sarana-prasarana, guru, metode, media serta manajemen).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan metode pembelajaran diskusi.
Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2022 di Pondok
Modren Darussalam Gontor Putri Kampus 1. Yang dijadikan subjek dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas 4J KMI. Seluruh kelas berjumlah 37 siswa.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan
kelas (PTK). Ada empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan
kelas ini yaitu:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan

15
Saidi, Ahmad. Pelaksanaan metode ceramah dan metode diskusi pada bidang studi
fikih di MTsN Muarasipongi. Diss. IAIN Padangsidimpuan, 2019. hlm:120

12
3. Pengamatan
4. Refleksi
Keempat langkah dengan dua siklus di atas dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan siswa. Secara jelas keempat langkah di atas akan dipaparkan secara
rinci berikut ini:
1. Rencana: adalah tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan mutu atau perbaikan perilaku dan sikap sebagai solusi.
2. Tindakan dan Observasi: adalah yang dilakukan oleh guru atau peneliti
sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perbaikan yang diinginkan.
3. Refleksi: adalah peneliti mengkaji, melihat dan memperhitungkan atas
hasil refleksi ini peneliti bersama-sama guru dapat melalakukan releksi
perbaikan.
4. Revisi :Berdasarkan tahap refleksi,peneliti membuat revisi rancangan
berupa tindakan perbaikan untuk dilaksanakan pada langkah selanjutnya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
dan lembar observasi. Tes diberikan kepada siswa untuk mendapatkan
pemahaman siswa dalam mata pelajaran Fiqih. Lembar pengamatan digunakan
untuk mencatat informasi dari semua kegiatan yang sedang berlangsung.

IMPLEMENTASI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FIKIH


DI KMI GONTOR PUTRI 1
Penelitian ini merupakan penilaian tindakan kelas, adapun prosedur
pengumpulan data adalah :
1. Tahap Persiapan
Tahap ini adalah tahap awal sebelum pengumpulan data, pada
tahap ini direncanakan semua kegiatan yang akan menunjang
kelancaran pengambilan data seperti : Menyusun proposal penelitian
dengan persetujuan Kepala Madrasah.
2. Tahap pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan selama dua kali putaran dan setiap putaran
terdiri dari tahap perencanaan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan
revisi.

13
Langkah-langkah pembelajaran metode pembelajaran diskusi
sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan berdo’a
2) Guru memberikan gambaran-gambaran materi yang akan diberikan
3) Tanya jawab secara klasikal tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan materi.
4) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan
memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara
pemecahannya.
5) Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok
diskusi, memilih pimpinan diskusi.
6) Pimpinan diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang lebih
memahami/menguasai persoalan yang akan didiskusikan.
7) Para siswa berdiskusi di dalam kelompoknya, sedangkan guru
berkeliling menjaga ketertiban setiap anggota kelompok agar
berpartisipasi aktif dan diskusi berjalan lancar.
8) Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Setelah itu ditanggapi
oleh semua siswa. Guru memberi ulasan terhadap laporan-laporan
tersebut.
9) Guru memberikan ulasan terakhir mengenai inti materi yang
diajarkan.
10) Siswa mencatat hasil diskusi, dan guru menginstruksikan untuk
mengumpulkan laporan hasil diskusi kelompoknya.
11) Guru memberikan tugas dan kesimpulan.
12) Guru mengakhiri / menutup pelajaran dengan do’a.

3. Pengamatan
Berdasarkan dari pengamatan peneliti pada saat berlangsungnya
pembelajaran dan pelaksanaan penampilan perkelompok untuk

14
mempraktekkan materi yang sudah didiskusikan, sebagian besar siswa
cukup berpartisipasi aktif dalam pembelajaran Fiqih. 16

PENYAJIAN DATA
Berdasarkan hasil penelitian dalam berbagai macam jurnal, penerapan
metode Diskusi dalam pembelajaran Fiqih menunjukkan bahwa prestasi dan
aktivitas siswa dan performance guru ketika melakukan kegiatan pembelajaran
meningkat. Performance guru yang meningkat saangt berpengaruh pada prestasi
belajar siswa, dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya sebagai
tranformator tetapi mampu sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator.
Hal tersebut menghadapkan siswa pada pengalaman kongkrit sehingga
siswa dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis, termotivasi untuk
terlibat langsung, dan memudahkan siswa dalam menggunakan metode Diskusi.
Dengan demikian pembelajaran yang di kehendaki padamateri Fiqih
tersebut menekankan keterlibatan siswa secara aktif dapat terlaksana. Dan
melibatkan langsung siswa untuk berperan aktif di dalam kelas melebihi keaktifan
seorang guru.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan tentang penerapan metode
diskusi dalam pembelajaran fiqih kelas 4 KMI di GONTOR, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan penerapan metode diskusi di
GONTOR, maka dapat digolongkan dalam jenis diskusi Whole group, yang mana
dalam satu kelas (ruangan) membahas permasalahan yang sama dan materi yang
dijadikan bahan diskusi telah ditentukan sebelumnya. Adapun jumlah siswa yang
ikut dalam kegiatan diskusi tersebut berjumlah 37.
Kemudian dari segi materi, yang mana metode diskusi digunakan dalam
pengajaran fikih yang didalamnya sangat memungkinkan timbul banyaknya
permasalahan yang juga berakibat menimbulkan berbagai macam jawaban.

16
Arifin, M. (2020). Implementasi Metode Diskusi dalam Upaya Meningkatkan
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Fiqih di MTs Miftahul
Huda Bulung Kulon Jekulo Kudus Tahun Pelajaran 2019/2020 (Doctoral dissertation, IAIN
KUDUS).hlm:78

15
Hal seperti ini sejalan dengan pendapat Abdul Mujib bahwa metode
diskusi dapat memberikan kesempatan pada peserta didiknya untuk mengadakan
pembicaraan ilmiah, baik secara individu maupun berkelompok dan
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun alternatif
pemecahan suatu masalah.
Masalah yang didiskusikan dapat berupa pemecahan masalah social (the
social problem), pemecahan kasus kehidupan sehari-hari serta pemecahan
masalah pelajaran, khususnya koreksi pemahaman.Dari sini dapat disimpulkan
bahwa diterapkannya metode diskusi dalam pembelajaran mata pelajaran fiqih
merupakan tindakan yang sangat mendukung dalam usaha pencapaian tujuan
pembelajaran mata pelajaran fiqih.
Diterapkannya metode diskusi umtuk kelas XII merupakan satu tindakan
yang tepat.Karena dari segi tingkat pendidikan mereka lebih menguasai materi
sehingga kemungkinan untuk aktif dalam diskusi semakin besar.Hal ini terbukti
dengan banyaknya masukan-masukan yang datang dari para siswa pada setiap
diskusi, baik berupa pertanyaan, pernyataan, komentar maupun jawaban.
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan metode Diskusi dalam
pembelajaran Fiqih menunjukkan bahwa prestasi dan aktivitas siswa dan
performance guru ketika melakukan kegiatan pembelajaran meningkat.
Performance guru yang meningkat dari siklus I ke siklus II sangt berpengaruh
pada prestasi belajar siswa, dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya
sebagai tranformator tetapi mampu sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator.
Hal tersebut menghadapkan siswa pada pengalaman kongkrit sehingga
siswa dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis, termotivasi untuk
terlibat langsung, dan memudahkan siswa dalam menggunakan metode Diskusi.

DISKUSI
Proses pembelajaran fikih akan lebih efektif apabila proses
pembelajarannya tidak hanya terbatas pada subtansi buku teks, tetapi yang lebih
penting adalah memahami konsep secara nyata dan mampu memberikan
dorongan kepada siswa untuk berfikir kritis sehingga menumbuhkan multiple
intelligences atau beberapa jenis kecerdasan diantaranya kecerdasan verbal-

16
linguistik dan kecerdasan interpersonal, maka dengan demikian tujuan
pembelajaran akan tercapai.
Dan hal tersebut dapat dicapai dengan cara memilih metode pembelajaran
yang tepat termasuk didalamnya adalah metode diskusi. Proses belajar
hendaknya berbuah pemahaman yang kemudian berkembang menjadi
kepekaan. Untuk menjadi warga nergara yang cerdas, setiap anak harus dibina
agar memililki berbagai keahlian sesuai dengan talenta dan kemampuan.
Intinya dengan belajar siswa dapat berubah baik secara kognitif, afektif,
psikomotorik. bagaimana seorang guru mampu mengembangkan dan
menciptakan serta mengatur situasi yang memungkinkan siswa melakukan
proses belajar sehingga bisa memberikan perubahan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
Seorang guru yang mengajar dikelas dituntut dapat menjalankan tugasnya
dengan efektif dan efisien sehingga mampu membangkitkan kemampuan
berpikir siswa sehingga diharapkan siswa lebih aktif dan dapat menyelesaikan
berbagai masalah yang timbul karena sudah terbiasa menyelesaikan
permasalahan yang terjadi dan dapat mengaplikasikannya segala
kemampuannya dalam kehidupan sehari-harinya.
Kecerdasan verbal-linguistik dan kecerdasan interpersonal diperlukan
untuk menyelesaikan masalah karena dengan begitu siswa dapat memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah dan memunculkan gagasan baru dalam
menyelesaian masalah. selain itu menghadapi masalah dengan berfikir kritis
selain memunculkan gagasan baru juga memberikan gambaran cara atau sebuah
solusi yang baik. Pada penelitian ini dipilih salah satu metode pembelajaran
yaitu metode diskusi untuk mengembangkan kecerdasan jamak peserta didik.
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta
didik pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan permasalahan, menjawab pertanyaan dan memahami pengeta-huan
peserta didik, serta untuk membuatu suatu keputusan.
Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang mengadu arguementasi.
Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusantertentu
secara bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk

17
menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran.
Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi; pertama, diskusi merupakan
metode yang sulit untuk diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar peserta
didik muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentuan,
kedua, diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, pada hal waktu
pembelajaran di dalam kelas sangat terbatas, keterbatasan itu tidak mungkin dapat
menghasilkan sesuatu secara tuntas.
Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru sebab dengan
perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari.

18
DAFTAR PUSTAKA
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung:
PT Remaja Rosda karya, 2010)

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia


(Jakarta: Balai Pustaka, 2001)

Undang-undang SISDIKNAS Bab 1 pasal 1 ayat 1

Wati, Widya. "Makalah Strategi Pembelajaran Teori Belajar dan


Pembelajaran." Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang (2010).

Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung:


PT Remaja Rosdakarya, 2011)

Sekretaris Negara, UU RI No 20 Tahun 2003, Jakarta: Sinar Grafika, 2003.

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2005

Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2011

Wati, Widya. "Makalah Strategi Pembelajaran Teori Belajar dan


Pembelajaran." Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang (2010).

Majid, A. (2015). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Asfiati, Managemen Pembelajaran Pendidikan Islam, Bandung: CitaPustaka


Media, 2014.

Mansyur, ET All. Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:UT,199.

Asfiati, Managemen Pembelajaran Pendidikan Islam, Bandung: CitaPustaka


Media, 2014.

Ahmad, Mawardi, and Syahraini Tambak. "Penerapan Metode Diskusi Dalam


Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada Pelajaran Fiqh." Al-Hikmah: Jurnal
Agama Dan Ilmu Pengetahuan 15.1 (2018): 64-84.

19
Saidi, Ahmad. Pelaksanaan metode ceramah dan metode diskusi pada bidang
studi fikih di MTsN Muarasipongi. Diss. IAIN Padangsidimpuan, 2019.

Arifin, M. (2020). Implementasi Metode Diskusi dalam Upaya Meningkatkan


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Fiqih di
MTs Miftahul Huda Bulung Kulon Jekulo Kudus Tahun Pelajaran
2019/2020 (Doctoral dissertation, IAIN KUDUS).

20

Anda mungkin juga menyukai