Anda di halaman 1dari 11

ESSAY

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pertanian Modern dan
Agrobisnis E3

Disusun Oleh:

Ahmad Andy Syarifuddin

190910302113

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2022-2023
PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

PENDAHULUAN

Pembangunan adalah usaha multidimensi yang melibatkan perubahan dari berbagai


perspektif, termasuk struktur sosial, sikap masyarakat, dan institusi nasional, tanpa
mengorbankan tujuan awal pertumbuhan ekonomi, mengatasi ketimpangan pendapatan, dan
memperluas kesempatan kerja (Widodo, 2006:04) Pembangunan tidak hanya dilakukan di
tingkat pusat, tetapi juga dapat dilakukan dalam skala yang lebih kecil, yaitu di provinsi,
kabupaten, kabupaten, kotamadya daerah dan desa. Pengembangan yang dilakukan pada area
yang lebih kecil memberikan hasil yang mendukung pengembangan yang dilakukan pada
area yang lebih luas.

Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi fokus pembangunan nasional,
terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil strategis, khususnya pangan.
Pengelolaan dan pemanfaatan hasil pertanian tersebut harus dapat dimanfaatkan secara lebih
sistematis dan optimal serta bermanfaat bagi seluruh penduduk Indonesia. Di sisi lain, areal
pertanian yang semakin menyempit digerus oleh kawasan pemukiman dan industri, serta
pertumbuhan penduduk, yang berdampak khususnya pada sulitnya pemenuhan pangan dan,
pada umumnya, kehidupan generasi mendatang. Oleh karena itu, masalah pertanian menjadi
sangat kompleks karena berkaitan dengan mata pencaharian masyarakat saat ini dan masa
depan.

Sektor pertanian, khususnya usaha tani lahan sawah, memiliki nilai multifungsi yang
besar dalam peningkatan ketahanan pangan, kesejahteraan petani, dan menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Pertanian dengan program lahan pertanian abadi dapat diwujudkan apabila
sektor pertanian dengan nilai multifungsinya dapat berperan dalam pertumbuhan
perekonomian Indonesia. Pembangunan Pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari
keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi
penyelamat perekonomian nasional karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara
sektor lain pertumbuhannya negatif. Menurut Budi Kolonjono, beberapa alasan yang
mendasari pentingnya pertanian di Indonesia adalah: (1)Potensi sumberdayanya yang besar
dan beragam, (2)Pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar,(3)Besarnya penduduk
yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini,(4)Menjadi basis pertumbuhan di pedesaan
(Kusumaninrum, 2019).
Kuatnya aksesibilitas pada investor asing /swasta besar dibandingkan dengan petani
kecil dalam pemanfaatan sumberdaya pertanian di Indonesia, maka dipandang perlu adanya
grand strategy pembangunan pertanian melalui pemberdayaan petani kecil. Dari hal tersebut,
diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada di
Indonesia. Sehingga tujuan-tujuan untuk pertanian Indonesia akan tercapai seperti, (1) Dapat
memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia, (2) petani akan mendapatkan penghasilan
dan dapat memenuhi kebutuhannya sehingga akan sejahtera, (3) Dapat meningkatkan
pertumbuhan perekonomian melalui devisa negara, (4) tidak ada lagi kemiskinan, dan dapat
memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk di Indonesia.Selain itu, sektor pertanian juga
memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto (BPS 2016), 1,51% tanaman hortikultura,
3,42% tanaman pangan, 3,46% tanaman perkebunan, 1,62% peternakan, 0,20% jasa pertanian
dan perburuan, 2,56% perikanan, dan 0,69% kehutanan (Kusumaninrum, 2019).

Sektor pertanian memainkan peran penting dalam perekonomian negara-negara


berkembang. Sektor pertanian memiliki peran ganda dalam pembangunan ekonomi, antara
lain 1) sebagai pemasok bahan pangan, 2) sebagai sumber tenaga kerja bagi sektor ekonomi
lainnya, 3) sebagai sumber modal bagi pertumbuhan ekonomi modern terutama pada tahap
awal. . ekonomi Pembangunan, 4) sebagai sumber mata uang, dan 5) masyarakat pedesaan
merupakan pasar bagi produk-produk sektor industri di perkotaan (Gillis et al, 1992).

Secara tradisional, peran pertanian dalam pembangunan ekonomi dipandang hanya


pasif dan hanya mendukung. Berdasarkan pengalaman sejarah negara-negara Barat, apa yang
disebut dengan pembangunan ekonomi identik dengan perubahan struktur ekonomi yang
cepat, yaitu dari ekonomi yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi industri modern
dan pelayanan publik yang lebih kompleks. Oleh karena itu, peran utama pertanian dianggap
hanya sebagai sumber tenaga kerja dan bahan baku pangan yang murah untuk pengembangan
industri, yang disebut “sektor utama” dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi makro
(Todaro, 2010).

Peran sektor pertanian dalam perekonomian suatu negara atau daerah dapat dilihat dari
beberapa aspek, yaitu: sebuah). Bagian dari sektor pertanian dalam produk domestik bruto
(PDB) atau produk domestik regional bruto (PDB), b). Proporsi sektor pertanian dalam
kesempatan kerja, c). Kemampuan sektor pertanian Dalsun dalam menawarkan menu yang
beragam sangat mempengaruhi pola konsumsi dan pola makan masyarakat, ssd). kemampuan
sector pertanian dalam mendukung pengembangan industri hulu dan hilir, dan e). Ekspor
produk pertanian meningkatkan nilai tukar negara. Sektor pertanian merupakan faktor yang
sangat strategis, menjadi basis perekonomian nasional di pedesaan, menguasai mayoritas
penduduk, menyerap lebih dari separuh total tenaga kerja bahkan menjadi katup pengaman
saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia. (Arfin, 2004).

Indikator pembangunan ekonomi daerah setiap tahun tercermin dalam perkembangan


produk domestik bruto (PDB) daerah. Perkembangan PDRB berguna dalam perencanaan
pembangunan. Pembangunan ekonomi daerah dan pusat dibagi menjadi sembilan bidang
ekonomi. Sektor pertanian sendiri merupakan sektor yang memberikan kontribusi cukup
besar terhadap perkembangan perekonomian. Sensus pertanian tahun 2013, menjelaskan
dalam lima tahun terakhir (tahun 2009 hingga tahun 2013) kontribusi sektor pertanian pada
pembentukan PDRB Jawa Timur cenderung mengalami pelemahan (16,34% menjadi 14,91%
dan diiringi pelemahan tenaga kerja dari 42,93% menjadi 37,41%). Oleh sebab itu,
permasalahan yang sedang dialami sektor pertanian Jawa Timur, membuat sektor pertanian
semakin hari tidak diminati dan membuat perannya terus menurun (Sensus Pertanian Jawa
Timur, 2014).

Besarnya peran sektor pertanian dalam pembangunan perekonomian menuntut


pemerintah untuk lebih mengembangkan sektor pertanian, namun disisi lain peran sektor
pertanian juga mengalami penurunan. Hal tersebut disampaikan oleh Arifin (2001) yang
menjelaskan bahwa penyebab utama penurunan peran sektor pertanian adalah peningkatan
produksi pertanian yang masih terlalu bergantung pada ketersediaan lahan, meskipun
konversi tersebut melibatkan beberapa kegiatan ekonomi untuk penggunaan lain dari lahan
pertanian, yang masih dalam proses.

Kontribusi sektor pertanian semakin kecil dengan berkembangnya suatu perekonomian.


Karena semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi suatu negara maka tingkat pendapatan
masyarakat juga meningkat. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat proporsi
pengeluaran untuk makanan yang diproduksi sektor pertanian akan relatif menurun.

Pemerintah Jawa Timur melalui Bappeda Provinsi Jawa Timur (2013), membuat
kebijakan revitalisasi pertanian dan pengembangan agroindustri atau agrobisnis di Jawa
Timur, yaitu: peningkatan produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk
pertanian dan perikanan
Kebijakan tersebut dibuat untuk fokus melakukan pengembangan pada sektor pertanian
dengan berpijak pada konsep efisiensi. Diartikan pada efisiensi pengembangan sumberdaya
pertanian yang dapat ditempuh dengan mengembangkan komoditas yang mempunyai
keunggulan komperatif dalam aspek biofisik (lokasi, lahan) dan aspek sosial ekonomi
(penguasaan teknologi, kemampuan sumberdaya manusia infrastruktur dicontohkan seperti
pasar dan kebiasaan petani di masing-masing daerah) (Anonymous, 1995 dalam Syafa’at dan
Friyatno, 2000).

Pembangunan pertanian telah dan akan terus memberikan sumbangan bagi


pembangunan daerah, baik secara langsung dalam pembentukan Pendapatan Domestik
Regional Bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja, danpeningkatan pendapatan masyarakat,
maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain. Pembangunan
pertanian merupakan upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat tani, yang dicapai melalui
investasi teknologi, pengembangan produktivitas tenaga kerja, pembangunan sarana
ekonomi, serta penataan dan pengembangan kelembagaan pertanian.Sumber daya manusia,
bersama-sama dengan sumber daya alam, teknologi dan kelembagaan merupakan faktor
utama yang secara sinergis menggerakan pembangunan pertanian untuk mencapai
peningkatan produksi pertanian.

Fenomena diatas patut dikaji dan hal ini menjadi perhatian berbagai kalangan karena
Indonesia yang memiliki potensi dan kekayaan yang berlimpah serta tanah yang subur yang
dimiliki negara kita sangat memungkinkan untuk pengembangan pertanian. Untuk itu perlu
diciptakan suasana kemasyarakatan yang mendukung cita-cita pembangunan, serta
terwujudnya kreatifitas dan aktivitas dikalangan masyarakat. Alasan menempatkan sektor
pertanian pada skala prioritas utama yaitu, sebagian besar penduduk bekerja disektor
pertanian yang merupakan golongan berpendapatan rendah.

PEMBAHASAN

Pembangunan pertanian merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari


pembangunan ekonomi dan pembangunan nasional. Hasil kajian terhadap perkembangan
ekonomi berbagai negara menunjukkan adanya mekanisme keterkaitan antara perkembangan
pertanian dengan perkembangan industri dan jasa. Keberhasilan pembangunan pertanian,
khususnya peningkatan pendapatan masyarakat dan ketersediaan bahan pangan pokok,
mempercepat perkembangan sektor industri dan jasa serta mempercepat penataan
perekonomian nasional. Bukti empiris juga menunjukkan bahwa keberlangsungan sektor
industri semakin kuat bila didukung oleh pembangunan sektor pertanian yang lestari dan
lestari, dalam hal ini terlihat adanya keterkaitan antara pertanian, industri dan jasa.

Fakta menunjukkan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam produk
nasional bruto. Laju pertumbuhan sektor pertanian memiliki arti penting dalam kaitannya
dengan pertumbuhan sektor ekonomi lainnya. Hanya bagian dari sektor pertanian dalam
produk domestik bruto yang menurun dari tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan
perekonomian negara. Kalaupun melihat penurunan pangsa sektor pertanian dalam PDB
masing-masing negara, hal ini tentu saja berbeda, di satu sisi sangat bergantung pada
pertumbuhan sektor pertanian dan di sisi lain. ketika sangat bergantung pada sektor lain,
ternyata keadaan ini memperlemah posisi relatif pertanian baik dalam struktur produk
domestik bruto maupun dalam kesempatan kerja.

Hal ini didukung oleh pandangan Kuznets (1966) yang membagi peran sektor dalam
pembangunan ekonomi menjadi beberapa bagian, yaitu: (1) pangsa produksi, (2) pangsa
pasar, dan (3) input faktor. Oleh karena itu, peran utama sektor pertanian dalam
pembangunan ekonomi negara adalah pertumbuhan sektor pertanian itu sendiri.
Meningkatkan produksi sektor pertanian meningkatkan produk nasional bruto negara ini,
karena produk nasional bruto adalah penjumlahan dari nilai tambah dari berbagai sektor
ekonomi, kontribusi ini disebut bagian produksi. Sementara pangsa pasar diciptakan melalui
produksi faktor-faktor lain dan mekanisme permintaan pasokan output pertanian, input faktor
tercipta ketika faktor-faktor produksi di sektor pertanian dialihkan ke sektor non-pertanian.
Mendukung pertumbuhan ekonomi nasional tercermin dari kontribusinya terhadap berbagai
kegiatan ekonomi.

Peran strategis sektor pertanian dalam pembangunan nasioanl antara lain:


penyedia pangan bagi penduduk Indonesia, penghasil devisa negara melalui ekspor,
penyedia bahan baku industri, peningkatan kesempatan kerja dan usaha, peningkatan
pendapatan daerah, pengentasan kemiskinan dan pendorong bergeraknya sektor-sektor
ekonomi lainnya. Pada kenyatannya, sampai saat ini sektor pertanian masih menghadapi
banyak permasalahan. Kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada sektor pertanian
menjadi kendala dalam perkembangan sektor pertanian. Pemerintah lebih
memperhatikan sektor industri karena sektor industri selama ini diklaim memberikan
pendapatan yang tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian. Investor juga lebih tertarik
menanamkan modalnya pada sektor industri dibandingkan sektor pertanian.

Pengembangan lapangan usaha pertanian jangka panjang difokuskan pada produk-


produk olahan hasil pertanian yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional,
seperti pengembangan agroindustri. Salah satu lapangan usaha pertanian yang berorientasi
ekspor dan mampu memberikan nilai tambah adalah sektor perekebunan. Nilai PDB sektor
pertanian mengalami pertumbuhan yang semakin membaik dari tahun ke tahun. Jika
diperhatikan dengan baik, peranan sektor pertanian masih dapat ditingkatkan sebagai upaya
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat tani di Indonesia. Secara empirik, keunggulan
dan peranan pertanian atau agribisnis tersebut cukup jelas, yang pertama dilihat adalah
peranan penting agribisnis (dalam bentuk sumbangan atau pangsa realtif terhadap nilai
tambah industri non-migas dan ekspor non-migas), yang cukup tinggi.

Sebagai negara agraris, banyak penduduk Indonesia yang memiliki mata pencaharian
sebagai petani. Karena dari sektor pertanian lah rakyat dapat memenuhi kebutuhannya
dengan baik. sekitar 60% rakyat Indonesia menganggap bahwa pertanian menjadi salah satu
sektor yang memilki peran yang sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Salah satunya adalah dengan membantu meningkatkan devisa negara.

Dampak-dampak positif dengan menggunakan pertanian sebagai faktor penunjang


pertumbuhan ekonomi: 1) Dapat menyerap banyak tenaga kerja, besarnya kontribusi sektor
pertanian terhadap perekonomian nasional tersebut diindikasikan juga dengan besarnya
penyerapan tenaga kerja. Indikasi ini didukung kenyataan bahwa sektor pertanian masih
bersifat padat karya (labor intensive) dibandingkan padat modal (capital intensive). Data BPS
menunjukkan bahwa kemampuan sektor pertanian menyerap tenaga kerja mengalami
peningkatan dari 43,3 % pada tahun 2004 menjadi 44,0 % pada tahun 2005. Bahkan data BPS
Februari 2006 menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian mencapai
44,5 %. 2) Memenuhi ketahanan pangan, pada umumnya masyarakat Indonesia yang
dijadikan bahan pangan adalah padi (beras), sementara saat ini produksi padi petani di dalam
negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia belum mencukupi. 3) Merupakan
kebutuhan pokok manusia, sektor pertanian merupakan sumber kehidupan manusia dan juga
sektor yang menjanjikan bagi perekonomian Indonesia. 4) Kontribusi Sektor Pertanian
terhadap Pertumbuhan Ekonomi, pada tahun 2015, indeks berantai produk domestik bruto
(PDB) sektor pertanian atas dasar harga konstan menunjukkan penurunan sebesar 0,47 poin
dibanding tahun 2014. Demikian juga, pada tahun 2016, indeks berantai PDB sektor
pertanian atas dasar harga konstan menurun kembali sebesar 0,51 poin dari 103,77 pada
tahun 2015 menjadi 103,25 pada tahun 2016, (BPS, 2016).

Pendapatan Daerah Bruto (BRDP) merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur kesejahteraan masyarakat di daerah. Tingkat pertumbuhan produk domestik
bruto (keuangan) yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat, mencapai stabilisasi ekonomi yang stabil dan dinamis, serta memajukan
kemakmuran bangsa. Sektor pertanian memiliki nilai pengganda yang tinggi dibandingkan
dengan sektor lainnya, sehingga efek pengganda lebih tersebar ke seluruh rumah tangga. Hal
ini menjadikan pertanian sebagai mesin ekonomi di daerah pertanian seperti Riau. Sektor
pertanian merupakan motor penggerak pembangunan (mesin injeksi) dan dari sisi bahan
baku, bahan makanan dan daya beli produk dari sektor lain. Tentunya pembangunan tersebut
harus didukung dengan pengembangan sektor pertanian yang kuat sesuai dengan supply and
demand. Berkat kekuatan penawaran dan permintaan di sektor pertanian, pertanian mampu
mendukung dan terhubung dengan sektor ekonomi lainnya. Peran sektor pertanian dalam
perekonomian juga termasuk pengentasan kemiskinan, pembangunan pedesaan dan promosi
lingkungan yang berkelanjutan.

Sektor pertanian yang berhasil merupakan persyaratan bagi pembangunan sektor


industri dan jasa. Para perancang pembangunan indonesia pada awalnya masa pemerintahan
orde baru menyadari benar hal tersebut, sehinggaa pembangunan angka panjang dirancang
secara bertahap. Pada tahap pertama, pembangunan dititik beratkan pada pembangunan
sektor pertanian dan industri penghasil sarana produksi pertanian. Pada tahap kedua,
pembangunan dititik beratkan pada industri pengolahan penunjang pertanian (Agroindustri)
yang berkelanjutan secara bertahap di alihkan pada pembangunan industri mesin dan logam.

Sektor pertanian telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan


PDRB, perolehan devisa, penyediaan pangan, dan bahan industri, pengetasan kemiskinan,
menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian
mempunyai efek pengganda kedepaan yang besar melalui keterkaitan input- ouput outcome
antara industri, konsumsi, dan investasi. Hal ini terjadi nasional dan regional karena
keunggulan komparatif sebagian besar wilayah indonesia adalah sektor pertanian
(Laoh,2008).
Sektor pertanian tidak akan mampu berkembang baik tanpa adanya dukungan atau
peran dari sumber daya manusia. Hal ini menjadi sebuah kondisi yang layak untuk
diwaspadai bersama mengingat pergeseran perekonomian semakin mengarah pada
industrialiasi. Kondisi ini bukan tidak mungkin akan mengancam penurunan sumber daya
manusia di sektor pertanian seiring dengan berkembangnya citra bahwa sektor pertanian
merupakan sektor konvensional dan tidak lagi menjanjikan secara financial
(menguntungkan).

KESIMPULAN

Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi fokus pembangunan nasional,
terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil strategis, khususnya pangan. Sektor
pertanian memainkan peran penting dalam perekonomian negara-negara berkembang. Sektor
pertanian memiliki peran ganda dalam pembangunan ekonomi, antara lain 1) sebagai
pemasok bahan pangan, 2) sebagai sumber tenaga kerja bagi sektor ekonomi lainnya, 3)
sebagai sumber modal bagi pertumbuhan ekonomi modern terutama pada tahap awal
ekonomi Pembangunan, 4) sebagai sumber mata uang, dan 5) masyarakat pedesaan
merupakan pasar bagi produk-produk sektor industri di perkotaan.

Sektor pertanian telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan


PDRB, perolehan devisa, penyediaan pangan, dan bahan industri, pengetasan kemiskinan,
menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian
masih konsisten menjadi kontributor terbesar pada perekonomian di Indonesia.

SARAN

Sebagai sektor basis dan sektor dengan kontribusi terbesar pada Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) di Indonesia, maka sektor pertanian perlu mendapat perhatian khusus
dari pemerintah, lewat kebijakan pemerintah dalam mengoptimalkan kinerja sektor pertanian
sehingga dapat berpengaruh terhadap produktifitas setiap subsektor pertanian. Selain itu,
pemerintah harus mengembangkan berbagai subsektor pertanian terutama subsektor yang
memberikan kontribusi terbesar pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap
sektor pertanian. Serta, beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat disarankan antara lain
pemerintah melakukan strategi pembangunan alternatif dengan cara misalnya melalui
pengembangan inftrastruktur sarana dan prasarana di pertanian, misalnya dengan cara
pembangunan saluran air untuk pengairan yang lebih baik dan menyiapkan lahan untuk
meningkatkan hasil output di pertanian. Selain itu pemerintah juga bisa menciptakan
pengembangan produk pertanian sehingga dapat menciptakan surplus yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Bustanul, 2004, Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia, PT Kompas Media Nusantara,
Jakarta

Arifin, Bustanul. 2001. Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia. Telaah Struktur, Kasus, dan
Alternatif Strategi. Erlangga. Jakarta

Bappeda Provinsi Jawa Timur. 2013. Pembangunan Ekonomi Provinsi Jawa Timur.
Disampaikan dalam: Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan
Agropolitan/Minapolitan Tahun 2013. Surabaya.

Gillis, Malcom, Dwight H Perkins, Michael Roemer and Donald R Snodgrass. 1992.
Economics of Development.Third Edition. W W Norton & Company. New York.
Miller

Kusumaningrum, S.1. 2019. Pemanfaatan Sektor Pertanian Sebagai Penunjang Pertumbuhan


Perekonomian Indonesia. Jurnal Transaksi Vol. 11, No. 1.

Sensus Pertanian Jawa Timur. 2014. Analisis Sosial Ekonomi Petani Di Jawa Timur. Analisis
Hasil Survei Pendapatan Petani, Sensus Pertanian 2013. Badan Pusat Statistik Provinsis
Jawa Timur. Surabaya.

Todaro, M. P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.Erlangga: Jakarta

Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah).
UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai