Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pertanian Modern dan
Agrobisnis E3
Disusun Oleh:
190910302113
PENDAHULUAN
Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi fokus pembangunan nasional,
terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil strategis, khususnya pangan.
Pengelolaan dan pemanfaatan hasil pertanian tersebut harus dapat dimanfaatkan secara lebih
sistematis dan optimal serta bermanfaat bagi seluruh penduduk Indonesia. Di sisi lain, areal
pertanian yang semakin menyempit digerus oleh kawasan pemukiman dan industri, serta
pertumbuhan penduduk, yang berdampak khususnya pada sulitnya pemenuhan pangan dan,
pada umumnya, kehidupan generasi mendatang. Oleh karena itu, masalah pertanian menjadi
sangat kompleks karena berkaitan dengan mata pencaharian masyarakat saat ini dan masa
depan.
Sektor pertanian, khususnya usaha tani lahan sawah, memiliki nilai multifungsi yang
besar dalam peningkatan ketahanan pangan, kesejahteraan petani, dan menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Pertanian dengan program lahan pertanian abadi dapat diwujudkan apabila
sektor pertanian dengan nilai multifungsinya dapat berperan dalam pertumbuhan
perekonomian Indonesia. Pembangunan Pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari
keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi
penyelamat perekonomian nasional karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara
sektor lain pertumbuhannya negatif. Menurut Budi Kolonjono, beberapa alasan yang
mendasari pentingnya pertanian di Indonesia adalah: (1)Potensi sumberdayanya yang besar
dan beragam, (2)Pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar,(3)Besarnya penduduk
yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini,(4)Menjadi basis pertumbuhan di pedesaan
(Kusumaninrum, 2019).
Kuatnya aksesibilitas pada investor asing /swasta besar dibandingkan dengan petani
kecil dalam pemanfaatan sumberdaya pertanian di Indonesia, maka dipandang perlu adanya
grand strategy pembangunan pertanian melalui pemberdayaan petani kecil. Dari hal tersebut,
diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada di
Indonesia. Sehingga tujuan-tujuan untuk pertanian Indonesia akan tercapai seperti, (1) Dapat
memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia, (2) petani akan mendapatkan penghasilan
dan dapat memenuhi kebutuhannya sehingga akan sejahtera, (3) Dapat meningkatkan
pertumbuhan perekonomian melalui devisa negara, (4) tidak ada lagi kemiskinan, dan dapat
memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk di Indonesia.Selain itu, sektor pertanian juga
memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto (BPS 2016), 1,51% tanaman hortikultura,
3,42% tanaman pangan, 3,46% tanaman perkebunan, 1,62% peternakan, 0,20% jasa pertanian
dan perburuan, 2,56% perikanan, dan 0,69% kehutanan (Kusumaninrum, 2019).
Peran sektor pertanian dalam perekonomian suatu negara atau daerah dapat dilihat dari
beberapa aspek, yaitu: sebuah). Bagian dari sektor pertanian dalam produk domestik bruto
(PDB) atau produk domestik regional bruto (PDB), b). Proporsi sektor pertanian dalam
kesempatan kerja, c). Kemampuan sektor pertanian Dalsun dalam menawarkan menu yang
beragam sangat mempengaruhi pola konsumsi dan pola makan masyarakat, ssd). kemampuan
sector pertanian dalam mendukung pengembangan industri hulu dan hilir, dan e). Ekspor
produk pertanian meningkatkan nilai tukar negara. Sektor pertanian merupakan faktor yang
sangat strategis, menjadi basis perekonomian nasional di pedesaan, menguasai mayoritas
penduduk, menyerap lebih dari separuh total tenaga kerja bahkan menjadi katup pengaman
saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia. (Arfin, 2004).
Pemerintah Jawa Timur melalui Bappeda Provinsi Jawa Timur (2013), membuat
kebijakan revitalisasi pertanian dan pengembangan agroindustri atau agrobisnis di Jawa
Timur, yaitu: peningkatan produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk
pertanian dan perikanan
Kebijakan tersebut dibuat untuk fokus melakukan pengembangan pada sektor pertanian
dengan berpijak pada konsep efisiensi. Diartikan pada efisiensi pengembangan sumberdaya
pertanian yang dapat ditempuh dengan mengembangkan komoditas yang mempunyai
keunggulan komperatif dalam aspek biofisik (lokasi, lahan) dan aspek sosial ekonomi
(penguasaan teknologi, kemampuan sumberdaya manusia infrastruktur dicontohkan seperti
pasar dan kebiasaan petani di masing-masing daerah) (Anonymous, 1995 dalam Syafa’at dan
Friyatno, 2000).
Fenomena diatas patut dikaji dan hal ini menjadi perhatian berbagai kalangan karena
Indonesia yang memiliki potensi dan kekayaan yang berlimpah serta tanah yang subur yang
dimiliki negara kita sangat memungkinkan untuk pengembangan pertanian. Untuk itu perlu
diciptakan suasana kemasyarakatan yang mendukung cita-cita pembangunan, serta
terwujudnya kreatifitas dan aktivitas dikalangan masyarakat. Alasan menempatkan sektor
pertanian pada skala prioritas utama yaitu, sebagian besar penduduk bekerja disektor
pertanian yang merupakan golongan berpendapatan rendah.
PEMBAHASAN
Fakta menunjukkan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam produk
nasional bruto. Laju pertumbuhan sektor pertanian memiliki arti penting dalam kaitannya
dengan pertumbuhan sektor ekonomi lainnya. Hanya bagian dari sektor pertanian dalam
produk domestik bruto yang menurun dari tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan
perekonomian negara. Kalaupun melihat penurunan pangsa sektor pertanian dalam PDB
masing-masing negara, hal ini tentu saja berbeda, di satu sisi sangat bergantung pada
pertumbuhan sektor pertanian dan di sisi lain. ketika sangat bergantung pada sektor lain,
ternyata keadaan ini memperlemah posisi relatif pertanian baik dalam struktur produk
domestik bruto maupun dalam kesempatan kerja.
Hal ini didukung oleh pandangan Kuznets (1966) yang membagi peran sektor dalam
pembangunan ekonomi menjadi beberapa bagian, yaitu: (1) pangsa produksi, (2) pangsa
pasar, dan (3) input faktor. Oleh karena itu, peran utama sektor pertanian dalam
pembangunan ekonomi negara adalah pertumbuhan sektor pertanian itu sendiri.
Meningkatkan produksi sektor pertanian meningkatkan produk nasional bruto negara ini,
karena produk nasional bruto adalah penjumlahan dari nilai tambah dari berbagai sektor
ekonomi, kontribusi ini disebut bagian produksi. Sementara pangsa pasar diciptakan melalui
produksi faktor-faktor lain dan mekanisme permintaan pasokan output pertanian, input faktor
tercipta ketika faktor-faktor produksi di sektor pertanian dialihkan ke sektor non-pertanian.
Mendukung pertumbuhan ekonomi nasional tercermin dari kontribusinya terhadap berbagai
kegiatan ekonomi.
Sebagai negara agraris, banyak penduduk Indonesia yang memiliki mata pencaharian
sebagai petani. Karena dari sektor pertanian lah rakyat dapat memenuhi kebutuhannya
dengan baik. sekitar 60% rakyat Indonesia menganggap bahwa pertanian menjadi salah satu
sektor yang memilki peran yang sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Salah satunya adalah dengan membantu meningkatkan devisa negara.
Pendapatan Daerah Bruto (BRDP) merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur kesejahteraan masyarakat di daerah. Tingkat pertumbuhan produk domestik
bruto (keuangan) yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat, mencapai stabilisasi ekonomi yang stabil dan dinamis, serta memajukan
kemakmuran bangsa. Sektor pertanian memiliki nilai pengganda yang tinggi dibandingkan
dengan sektor lainnya, sehingga efek pengganda lebih tersebar ke seluruh rumah tangga. Hal
ini menjadikan pertanian sebagai mesin ekonomi di daerah pertanian seperti Riau. Sektor
pertanian merupakan motor penggerak pembangunan (mesin injeksi) dan dari sisi bahan
baku, bahan makanan dan daya beli produk dari sektor lain. Tentunya pembangunan tersebut
harus didukung dengan pengembangan sektor pertanian yang kuat sesuai dengan supply and
demand. Berkat kekuatan penawaran dan permintaan di sektor pertanian, pertanian mampu
mendukung dan terhubung dengan sektor ekonomi lainnya. Peran sektor pertanian dalam
perekonomian juga termasuk pengentasan kemiskinan, pembangunan pedesaan dan promosi
lingkungan yang berkelanjutan.
KESIMPULAN
Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi fokus pembangunan nasional,
terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil strategis, khususnya pangan. Sektor
pertanian memainkan peran penting dalam perekonomian negara-negara berkembang. Sektor
pertanian memiliki peran ganda dalam pembangunan ekonomi, antara lain 1) sebagai
pemasok bahan pangan, 2) sebagai sumber tenaga kerja bagi sektor ekonomi lainnya, 3)
sebagai sumber modal bagi pertumbuhan ekonomi modern terutama pada tahap awal
ekonomi Pembangunan, 4) sebagai sumber mata uang, dan 5) masyarakat pedesaan
merupakan pasar bagi produk-produk sektor industri di perkotaan.
SARAN
Sebagai sektor basis dan sektor dengan kontribusi terbesar pada Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) di Indonesia, maka sektor pertanian perlu mendapat perhatian khusus
dari pemerintah, lewat kebijakan pemerintah dalam mengoptimalkan kinerja sektor pertanian
sehingga dapat berpengaruh terhadap produktifitas setiap subsektor pertanian. Selain itu,
pemerintah harus mengembangkan berbagai subsektor pertanian terutama subsektor yang
memberikan kontribusi terbesar pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap
sektor pertanian. Serta, beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat disarankan antara lain
pemerintah melakukan strategi pembangunan alternatif dengan cara misalnya melalui
pengembangan inftrastruktur sarana dan prasarana di pertanian, misalnya dengan cara
pembangunan saluran air untuk pengairan yang lebih baik dan menyiapkan lahan untuk
meningkatkan hasil output di pertanian. Selain itu pemerintah juga bisa menciptakan
pengembangan produk pertanian sehingga dapat menciptakan surplus yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Bustanul, 2004, Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia, PT Kompas Media Nusantara,
Jakarta
Arifin, Bustanul. 2001. Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia. Telaah Struktur, Kasus, dan
Alternatif Strategi. Erlangga. Jakarta
Bappeda Provinsi Jawa Timur. 2013. Pembangunan Ekonomi Provinsi Jawa Timur.
Disampaikan dalam: Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan
Agropolitan/Minapolitan Tahun 2013. Surabaya.
Gillis, Malcom, Dwight H Perkins, Michael Roemer and Donald R Snodgrass. 1992.
Economics of Development.Third Edition. W W Norton & Company. New York.
Miller
Sensus Pertanian Jawa Timur. 2014. Analisis Sosial Ekonomi Petani Di Jawa Timur. Analisis
Hasil Survei Pendapatan Petani, Sensus Pertanian 2013. Badan Pusat Statistik Provinsis
Jawa Timur. Surabaya.
Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah).
UPP STIM YKPN. Yogyakarta.