PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai sebuah negara agraris atau pertanian yang memiliki
lahan yang begitu luas yang bisa dimanfaatkan oleh penduduknya sebagai mata
pencaharian, dengan demikian Sebagian besar penduduk menggantungkan
hidupnya pada sektor pertanian. Namun sektor agraris atau pertanian di Indonesia
tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai mata pencaharian penduduk saja, akan
tetapi juga dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
Pembangunan di sector pertnian diarahkan untuk meningkatkan produksi
pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industry dalam negeri,
meningkatkan ekspor dan pendapatan petani serta memperluas kesempatan kerja.1
1
Siswono Yudohusodo. 1999. Modernisasi Pertanian Merupakan Harga Mati. Kompas
Edisi 22 Maret 1999.
Pangan” dalam laporan yang diterbitkan oleh The Economist, tercatat ada 11
produk pertanian Indonesia yang memiliki peringkat sangat baik di dunia. Produk
lada putih dan pala menempati peringkat satu dunia. Sedangkan, komoditas
minyak sawit dan karet menempati peringkat nomor dua dunia. Selanjutnya beras,
cokelat, dan lada hitam berada di peringkat tiga. Kopi dan total karet masing-
masing duduk di peringkat empat, kemudian teh dan biji-bijian masing-masingdi
peringkat enam dunia2. Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa sektor
pertanian di Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pentas ekonomi dunia,
dan ini nantinya akan menjadi penunjang peningkatan perekonomian Indonesia
jika dimanfaatkan dengan baik Ini adalah tantangan yang besar untuk pemerintah
agar dapat memanfaatkan sektor pertanian dengan baik untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia.3
PEMBAHASAN
A. Pembangunan Pertanian
pembangunan pertanian memiliki arti yang sangat strategis, tidak hanya bagi
negara-negara berkembang, bagi negara maju pun pertanian tetap mendapat
perhatian dan perlindungan yang sangat serius. Membahas pertanian adalah
membahas tentang “kelangsungan hidup”7, pertanian adalah penyedian bahan
pangan, bahan sandang dan bahkan bahan papan. Selama manusia di dunia masih
memerlukan bahan pangan untuk menjamin kelangsungan hidupnya maka
pertanian tetap akan memegang peran yang sangat penting. Meskipun dalam
kenyataanya, arti penting pertanian kadang-kadang dilupakan oleh banyak orang.
5
Ahmad Erani Yustika. 2003. Tragedi Petani dan Involuasi Kebijakan Pertanian. Suara
Pembaharuan Daily Edisi 10 Oktober 2003.
6
Ropingi. 2002. Identifikasi Komponen Pertumbuhan Sektor Pertanian. Surakarta:
Pradya Paramitha.
7
I.W. Suryadi Rusasta 2004. Ekonomi Tenaga Kerja Pertanian dan Implikasinya dalam
Peningkatan Produksi dan Kesejahteraan Buruh Tani. Jurnal Litbang Pertanian,
23(3), 2004.
Secara garis besar, Pertanian memberikan kontribusi yang penting bagi negara
antara lain melalui perananya dalam berbagai hal8 :
1. Menyediakan bahan pangan,
2. Menyediakan lapangan kerja,
3. Menyediakan bahan baku bagi industri,
4. Sumber devisa,
5. Penjaga kelestarian lingkungan (konservasi lahan, mencegah banjir,
penyedia udara yang sehat).
8
Kaniasari, N. 2012. Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Pertanian.
Buku. IPB Press.
9
L Muta’ali, Dinamika Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Wilayah Di Indonesia
(books.google.com, 2019).
10
S I Kusumaningrum,‘Pemanfaatan Sektor Pertanian Sebagai Penunjang Pertumbuhan
Perekonomian Indonesia’, Transaksi, 2019 hal. 82.
Pembangunan pertanian merupakan bagian penting dari pembangunan
nasional, karenanya visi dan misi pembangunan pertanian dirumuskan dalam
kerangka dan mengacu pada pencapaian visi dan misi pembangunan nasional. Visi
pembangunan pertanian adalah terwujudnya pertanian yang modern, tangguh dan
efisien menuju masyarakat Indonesia yang sejahtera.
Misi pembangunan adalah:
a) Menggerakkan berbagai upaya untuk memanfaatkan sumber daya
pertanian secara optimal dan menerapkan teknologi modern dalam rangka
membangun pertanian yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan,
b) Memberdayakan masyarakat pertanian menuju wiraswasta agribisnis yang
mandiri, maju, dan sejahtera.11
Menurut Ealau dan Prewitt dalam Suharto (1997), kebijakan adalah sebuah
ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang,
baik dari yang membuatnya maupun yang mentaatinya (yang terkena kebijakan
itu).15 Sedangkan kamus Webster memberi pengertian kebijakan sebagai prinsip
atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan.
Sedangkan Titmuss mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-prinsip yang
mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu. Kebijakan,
menurut Titmuss, senantiasa berorientasi kepada masalah (problem-oriented) dan
berorientasi kepada tindakan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk
mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten
dalam mencapai tujuan tertentu.16
Sesuai dengan tugas dan fungsinya dikaitkan dengan undang-undang dan Per-
aturan Pemerintah tersebut diatas, Kementerian Pertanian berperan dalam
menetapkan program-program dan kebijakan-kebijakan, pengaturan, standar, dan
norma yang terkäit dengan program nasional pembangunan pertanian. Program
pembangunan pertanian yang didukung anggaran APBN sektor per-tanian lebih
dari 80 persen telah dialokasikan ke daerah, yang secara operasional program
17
Kunarjo, 2002, Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan, Universitas
Indonesia UI Press, Jakarta.
18
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, 2008, Pengantar Manajemen. Kencana
Prenada Media Group. Jakarta.
pembangunan pertanian sebagian besar menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah.19
Dalam kebijakan disentralisasi, kebijakan diarahkan pada pembangunan yang
berbasis pada pendayagunaan keragaman sumberdaya lokal, berkembangnya
pelaku ekonomi lokal, memberikan kemampuan pemerintah daerah sebagai
pengelola utama pembangunan agribisnis dan meningkatnya bagian nilai tambah
yang dinikmati rakyat local.20
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sejalan dengan adanya
Undang-Undang Otonomi Daerah tersebut maka sudah menjadi kewajiban
19
Susanti, Elis, 2017, Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Way Kanan Tahun 2010-2019
Perspektif Ekonomi Islam, skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas
Negeri Raden Intan Lampung, Lampung.
20
George R Terry, 2003, Prinsip-Prinsip Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta.
21
Mayrowani, H. (2012). Pembangunan pertanian pada era otonomi daerah: Kebijakan
dan implementasi.
pemerintah daerah untuk menangani potensi wilayah yang berada dalam ruang
lingkup pemerintahannya Pelaksanaan otonomi daerah menuntut tiap daerah agar
terbiasa melakukan optimalisasi semua sumber dayanya.22 Oleh karena itu, tiap
daerah harus bisa cermat dalam memberdayakan potensi alam daerah setempat
supaya lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka meningkatkan
pendapatan daerah. Daerah memiliki keunggulan tertentu yang berbeda dengan
daerah lain sehingga daerah perlu melakukan antisipasi dengan menentukan apa
yang menjadi basis ekonomi dan kemungkinan bisa dikembangkan pada masa
yang akan dating.
C. Revitalisasi Pertanian
22
Bratakusumah, Deddy Supriady & Riyadi, 2005, Perencanaan Pembangunan Daerah,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
23
ERAWATI, V. E. (2020). IMPLEMENTASI PROGRAM PAKET HEMAT (PAHE)
PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA
SURABAYA (Doctoral dissertation, UPN" VETERAN" JATIM).
24
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Revitalisasi pertanian ditempuh dengan empat langkah pokok yaitu
peningkatan kemampuan petani dan penguatan lembaga pendukungnya,
pengamanan ketahanan pangan, peningkatan produktivitas, produksi, daya saing
dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan serta pemanfaatan hutan untuk
diversifikasi usaha dan mendukung produksi pangan dengan tetap memperhatikan
kesetaraan gender dan kepentingan pembangunan berkelanjutan25
25
Lukman Hakim. 2015. Pertanian di Era Globalisasi, (Online), (http://el-
judge.blogspot.com/2015/04/pertanian-di-era-globalisasi.html), diakses 27 April 2015.
26
Tribawono, I. H. D. (2018). Hukum Perikanan Indonesia. PT Citra Aditya Bakti.
populasi hewan dan produksi pangan hewani dari produksi dalam negeri
agar ketersediaan dan keamanan pangan hewani dapat lebih terjamin untuk
mendukung peningkatan kualitas SDM.
c) Melakukan diversifikasi pangan untuk menurunkan ketergantungan pada
beras dengan melakukan rekayasa sosial terhadap pola konsumsi
masyarakat melalui kerjasama dengan industri pangan, untuk
meningkatkan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif.
27
Diakses melalui : http://hukum.unsrat.ac.id>pres
Pengembangan dan peningkatan produksi, produktivitas, kapasitas, kualitas
dan nilai tambah komoditas pertanian (terutama bahan pangan) di pedesaan
salah satunya dapat dicapai dengan pemberdayaan, pengembangan dan penguatan
jaringan kelembagaan yang menangani pemberdayaan masyarakat tani.
Pemerintah hendaknya secara serius dan berkesinambungan melaksanakan
program pemberdayaan kelembagaan pertanian untuk mendampingi berbagai
program kebijaka pembangunan pertanian. Terutama untuk tercapainya SDM
petani yang berteknologi inovatif mulai dari usaha tani hingga pasca panen mutlak
diperlukan.28 Program pemberdayaan dan pengembangan kelembagaan pertanian
usahatani merupakan upaya pemberdayaan dan pengembangan kapasitas dan
kemampuan (kompetensi) petani, melalui: pemberdayaan dan pengembangan
kelompok tani/Gapoktan dan petugas penyuluhan (PPL dan POPT).
28
R Elizabeth, ‘Revitalisasi Implementasi Pemberdayaan Kelembagaan Pertanian
Berkesinambungan Mendukung Pencapaian Dayasaing Produk Olahan’, UNES Journal
of Scientech Research, 2019 <https://ojs.ekasakti.org/index.php/UJSR/article/view/178>.
29
Pajar Pamuji. 2014. Peran Sektor Pertanian Dalam Membangun Perekonomian Bangsa
dan Peran Sumber Daya Dalam Sektor Pertanian, (Online) ,
(https://shpashter.wordpress.com/2014/12/07/peran-sektor-pertanian-dalammembangun-
perekonomian-bangsa-dan-peran-sumber-daya-dalam-sektorpertanian/), diakses 7
Desember 2014
Konsep dasar dari pentingnya pertanian sebagai sektor pemimpin di dalam
pembangunan ekonomi dapat dilihat dalam pernyataan. sebagai berikut: Sektor
andalan perekonomian adalah yang memiliki ketangguhan dan ketangguhan
tinggi. Sektor andalan merupakan tulang punggung (backbone) dan mesin
penggerak perekonomian (engine of growth) sehingga dapat pula disebut sebagai
sektor kunci atau sektor pemimpin (leading sector) perekonomian nasional.
Menurut mereka, ada lima syarat yang harus dilihat sebagai Kriteria dalam
mengevaluasi pertanian sebagai sektor kunci dalam perekonomian nasional.
Kelima syarat tersebut adalah strategis, tangguh, artikulatif, progresif, dan
responsif.30
PENUTUP
A. Kesimpulan
pertanian adalah penyedian bahan pangan, bahan sandang dan bahkan
bahan papan. Selama manusia di dunia masih memerlukan bahan pangan untuk
menjamin kelangsungan hidupnya maka pertanian tetap akan memegang peran
yang sangat penting.
30
Kedi Suradista. 2017. Revitalisasi Kelembagaan Untuk Percepatan Pembangunan
Sektor Pertanian Dalam Otonomi Daerah. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 4 No.
4, Desember 2006 : 281-314.
Pertanian memberikan kontribusi yang penting bagi negara antara lain melalui
perananya dalam berbagai hal :
1. Menyediakan bahan pangan,
2. Menyediakan lapangan kerja,
3. Menyediakan bahan baku bagi industri,
4. Sumber devisa,
5. Penjaga kelestarian lingkungan (konservasi lahan, mencegah banjir,
penyedia udara yang sehat).
DAFTAR PUSTAKA