Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mercy Riquana Sutra

NIM : 170301112
Prodi : AGROTEKNOLOGI
Kelas : AET 2
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pertanian
REVITALISASI PERTANIAN
Revitalisasi pertanian mengandung arti sebagai kesadaran untuk menempatkan kembali
arti penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual dalam arti menyegarkan
kembali vitalitas memberdayakan kemampuan dan meningkatkan kinerja pertanian dalam
pembangunan nasional dengan tidak mengabaikan sektor lain. Revitalisasi pertanian memiliki
tiga pilar pengertian. Pertama, pengertian revitalisasi pertanian sebagai kesadaran akan
pentingnya pertanian dalam arti vitalnya pertanian- bagi kehidupan bangsa dan rakyat Indoesia;
kedua, revitalisasi pertanian sebagai bentuk rumusan harapan masa depan akan kondisi
pertanian; serta ketiga, pengertian revitalisasi sebagai kebijakan dan strategi besar melakukan
proses revitalisasi itu sendiri.
Revitalisasi bukan dimaksudkan membangun pertanian at all cost dengan cara-cara
yang top-dwonsentralistik; bukan pula orientasi proyek untuk menggalang dana; tetapi
revitalisasi adalah menggalang komitmen dan kerja sama seluruh stakeholder dan mengubah
paradigma pola pikir masyarakat melihat pertanian tidak hanya urusan bercocok tanam yang
hanya sekedar menghasilkan komoditas untuk dikonsumsi. Pertanian mempunyai multi-fungsi
yang belum mendapat apresiasi yang memadai dari masyarakat. Pertanian merupakan way of
life dan sumber kehidupan sebagian besar masyarakat kita. Pertanian merupakan pemasok
sandang, pangan, dan pakan untuk kehidupan penduduk desa dan kota; juga sebagai pemelihara
atau konservasi alam yang berkelanjutan dan keindahan lingkungan untuk dinikmati (wisata-
agro), sebagai penghasil biofarmaka dan penghasil energi seperti bio-diesel.

STUDI KASUS
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali
menyapa para perwakilan tani-nelayan seluruh Indonesia.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir dan beberapa perwakilan
petani dari Jambi, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat mengungkapkan perasaaannya,
suka duka, maupun ide-ide segar dari kaum tani-nelayan Indonesia.
Mereka meminta akses modal bagi kaum tani-nelayan dipermudah, impor beberapa jenis
komoditi pangan dibatasi, harga cabai yang tidak stabil, hingga perlunya Bank Pertanian.
Presiden mendengar serius pandangan mereka dan menjawab satu demi satu pertanyaan dan
ungkapan perasaan para tani-nelayan.
Sejak 18 - 23 Juni 2011, wilayah Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan
Timur, menjadi wilayah yang ramai oleh kehadiran sekitar 30.000 tani dan nelayan dari seluruh
pelosok Tanah Air.
Dengan semangat yang menggelora, mereka berkumpul dalam acara Pekan Nasional
(PENAS) XIII Petani-Nelayan Indonesia 2011.
Empat tahun lalu, PENAS XII 2007 digelar di Banyuasin, Sumatera Selatan. Acara
PENAS ini adalah kegiatan empat tahun sekali yang dihadiri oleh perwakilan petani-nelayan
seluruh Indonesia, petani ASEAN dan petani Jepang, asosiasi dan organisasi profesi pertanian,
penyuluh, peneliti, aparatur pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya.
Acara ini begitu strategis sebagai forum untuk tukar menukar informasi dan pengalaman,
diseminasi teknologi, pengembangan diri dan apresiasi dan pengembangan kemitraan dan
promosi hasil pertanian.
Presiden SBY melihat kegiatan PENAS ini bernilai strategis dalam menyatukan tani-
nelayan Indonesia dengan berbagai pemangku kepentingan yang terkait dengan sektor pertanian.
Keseriusan Pemerintah untuk membangun pertanian dalam arti luas tidak hanya pada
periode 2009 - 2014 ini saja, namun telah menjadi tekad sejak tahun 2004. Tema "Revitalisasi
Pertanian" menjadi salah satu prioritas yang ditegaskan oleh Presiden dalam skenario
pembangunaan nasional pada kurun waktu 2004 - 2009.
Kebijakan Revitalisasi Pertanian terasa penting dalam konteks sosial-ekonomi-budaya
masyarakat Indonesia. Pertanian sebagai salah satu sektor utama dalam struktur ekonomi kita.
Setting sosial kita masih diwarnai oleh masyarakat agraris yang menetap di wilayah perdesaan.
Sebagian besar penduduk di wilayah perdesaan menggantungkan hidupnya di sektor pertanian,
entah menjadi pemilik lahan, buruh tani, nelayan, maupun dunia usaha yang terkait dengan
pertanian.
Dengan konteks wilayah yang masih menyimpan sejuta potensi, sektor pertanian
membawa sejuta harapan bagi masa depan ekonomi Indonesia. Namun, sektor pertanian
menghadapi perubahan sebagai akibat globalisasi seperti semakin terbukanya pasar dan
meningkatnya persaingan, meningkatnya tuntutan kebijakan pertanian yang berlandaskan
mekanisme pasar (market oriented policy), dan semakin berperannya selera konsumen (demand
driven) dalam menentukan aktivitas di sektor pertanian.
Empat Kebijakan Pokok
Sejak 2004 strategi Revitalisasi Pertanian ditempuh dengan empat kebijakan pokok, yaitu
kebijakan penguatan kemampaun petani dan nelayan, serta lembaga pendukungnya; kebijakan
dalam pengamanan ketahanan pangan; kebijakan dalam peningkatan produktifitas, produksi,
daya saing, dan nilai tambah produk pertanian dan nelayan; serta kebijakan dalam pemanfaatan
hutan untuk diversifikasi usaha dan mendukung produksi pangan.
Dari empat kebijakan dasar ini, sejumlah program pembangunan sektoral dikemas guna
mewujudkan revitalisasi pertanian, seperti program peningkatan ketahanan pangan, program
pengembangan agribisnis, program peningkatan kesejahteraan petani, program pengembangaan
sumberdaya perikanan, dan program pemantapan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan.
Komitmen yang tinggi dari sisi kebijakan dan program ini ditunjukkan pula dari kenaikan
anggaran disektor pertanian dalam arti luas. Tidak hanya anggaran Kementerian Pertanian,
namun porsi anggaran untuk pembangunan perdesaan, perikanan, kelautan, kehutanan, dan
pelbagai infrastruktur wilayah yang mendukung revitalisasi pertanian. Demikian pula, dalam
mengembangan sektor pertanian, ada sejumlah program yang terkait sangat erat. Misalnya,
keamanan dalam negeri untuk penangkapan pelaku illegal fishing dan pelanggaran hukum di
wilayah perairan Indonesia.
Demikian pula, kerjasama perdagangaan internasional dan kebijakan ekspor-impor, serta
kebijakan industri hulu-hilir yang terkait dengan sektor pertanian. Selain itu, kebijakan
pembiayaan merupakan aspek penting lainnya yang mendukung pengembangan tani-nelayan.
Misalnya, pengembangaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), penguatan sumber daya
manusia di sektor pertanian, serta kemampuan inovasi dan teknologi guna meningkatkan
produksi, nilai tambah, dan antisipasi anomali iklim.
Menariknya, dalam mengembangkan usaha pertanian ini, Pemerintah mengedepankan
pendekatan kewilayahan terpadu dengan konsep pengembangan agribisnis.
Dalam hal perikanan, pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dan perikanan didekati
dengan pendekatan minapolitan. Oleh karena itu, perwilayahan komoditas, pemetaan zona
ekologi wilayah dan karakteristik sosial budaya menjadi faktor yang selalu dipertimbangkan
dalam mengembangkan sektor pertanian di daerah-daerah.
Demikian pula, pertanian sangat erat dengan pembangunan perdesaan. Salah satu konsep
yang diinisiasi adalah `ove village ove product`.
Ke depan, pada tahun 2009 - 2014, Presiden SBY juga telah menekankan pendekatan
kewilayahaan berbasis pulau-pulau. Terakhir, enam koridor ekonomi wilayah dikemas dalam
kebijakan Perluasan dan Percepatan Ekonomi Indonesia (MP3I).
Kemajuan yang dicapai selama tujuh tahun terakhir ini adalah usaha kita bersama. Baik
Pemerintah, Pemerintah Daerah, lembaga perbankan, dunia usaha, perguruan tinggi, penyuluh,
dan para petani-nelayan.
Namun, Presiden SBY menyadari masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus kita
selesaikan. Kita harus optimis untuk menyelesaikan sederet persoalan itu. Tidak ada hari tanpa
usaha, kerja keras, dan harus bisa.

Anda mungkin juga menyukai