id
SKRIPSI
Jurusan/Program Studi
Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis
Oleh :
Marlina Perdana Putri
H 0307058
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
2011to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang telah begitu besar memberikan limpahan hidayah-Nya kepada
penulis hingga karya ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa
terlimpah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarga,
sahabat, dan orang-orang yang senantiasa berjuang di jalan-Nya.
Usaha dan upaya untuk senantiasa melakukan yang terbaik atas setiap kerja
menjadikan akhir dari pelaksanaan penelitian terwujud dalam bentuk penulisan
skripsi dengan judul “Analisis Komparatif Usahatani Tumpangsari Jagung dan
Kacang Tanah dengan Monokultur Jagung di Kabupaten Wonogiri”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana
Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penyusunan
skripsi ini, antara lain :
1. Allah SWT atas segalanya yang telah diberikan kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Sebelas Maret surakarta.
3. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti MS. selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial
Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
surakarta
4. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP. selaku Ketua Komisi Sarjana
Jurusan/Prodi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
5. Ibu Wiwit Rahayu SP. MP selaku pembimbing utama yang dengan sabar
memberikan masukan, nasehat dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi
ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Ibu Erlyna Wida Riptanti SP. MP selaku Pembimbing Akademik dan
Pembimbing Pendamping yang benar-benar berperan sebagai ibu di kampus
yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan arahannya sehingga
commit to user
penulis lebih matang dalam menghadapi masalah.
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. Ibu Prof. Dr. Ir Suprapti, MP. selaku penguji skripsi atas diskusi, bimbingan,
serta arahannya kepada penulis.
8. Kepala BPS Kabupaten Wonogiri beserta staf atas bantuan dalam
menyediakan data yang penulis butuhkan.
9. Kepala BAPPEDA Kabupaten Wonogiri beserta staf atas bantuan dalam
menyediakan data yang penulis butuhkan.
10. Kantor Kecamatan Ngadirojo, Kepala Desa, Penyuluh lapangan Kecamatan
Ngadirojo dan responden di Desa Gedong Kecamatan Ngadirojo Kabupaten
Wonogiri atas bantuan kepada penulis selama penelitian.
11. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
12. Bapak Mandimin, Bapak Syamsuri dan Mbak Ira yang dengan sabar
membantu menyelesaikan segala urusan administrasi berkenaan dengan studi
dan skripsi penulis.
13. Kedua orang tuaku Bapak Rina Mulato dan Ibu Winarti atas pengorbanan, doa
dan restunya semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala dapat memberikan balasan
kebaikan, cinta, dan surga-Nya .
14. Kakak-kakakku semuanya (Mbak Hesti, Mbak Novi, Mas Bagas, Mas Tri,),
adikku (Pranata dan Azka), terima kasih atas kasih sayang, senyum, canda dan
semua pengorbanan kalian semoga mendapat balasan kebaikan dari Alloh
Subhanahu Wa Ta’ala.
15. Sahabat-sahabatku SMA (Diar, Riska, Etik, Dina, Wahyu, Nuning, Tunjung,
Joko, dan Isna) terima kasih atas nasehat, kebaikan, curhatannya, kasih
sayang, perhatian, bantuan, motivasi dan persahabatan yang sudah kalian
berikan kepadaku. Terima kasih sudah bersedia mendengarkan keluh kesahku
selama aku kuliah, meskipun kita tidak satu kampus, selamanya kita
bersahabat. Sahabat segalanya untukku, jangan putus ya, semoga ini
selamanya,,, Amin
16. Sahabat-sahabatku kuliah (Feri, Ida, Yeni, Devi, Nurana, Isti, Riska, Maria
dan Reni), terima kasih atas kasih sayang, gurauan, kebersamaan yang indah
dan motivasinya yang telah mewarnai hidupku dan tetep semangat
“SKRIPSI”nya ya…!!!!!. commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 7
II. LANDASAN TEORI................................................................................. 8
A. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 8
B. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 8
1. Jagung ............................................................................................ 8
2. Kacang tanah ................................................................................... 10
3. Monokultur dan tumpangsari .......................................................... 12
4. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani ............................... 14
5. Efisiensi Usahatani .......................................................................... 12
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ................................................... 19
D. Hipotesis................................................................................................ 21
E. Asumsi ................................................................................................. 21
F. Pembatasan Masalah ............................................................................. 22
G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel....................... 22
III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 24
A. Metode Dasar Penelitian ....................................................................... 24
B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian................................................ 24
1. Metode pengambilan daerah sampel ............................................... 24
2. Metode Pengambilan sampel responden ......................................... 25
C. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. ...... 26
E. Metode Analisis Data ............................................................................ 27
1. Analisis pendapatan ......................................................................... 27
2. Analisis Efisiensi ............................................................................. 29
IV.KEADAAN UMUM DAERAH
commit to user
A. Keadaan Geografi ……………………………………………………… 32
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SUMMARY
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya
hidup dengan mata pencaharian sebagai petani. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor pertanian merupakan sektor penting yang mendukung kehidupan
penduduk. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya
alam berupa lahan yang cukup luas dan subur. Keadaan iklim, suhu, dan
kelembaban yang cocok untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman pangan
pokok, sehingga hampir seluruh tanaman pangan pokok (biji-bijian, umbi-
umbian, dan kacang-kacangan) dapat diusahakan sebagai usahatani dan
tumbuh dengan relatif baik.
Pengembangan sektor pertanian dapat dilakukan pada berbagai jenis
tanaman, baik tanaman holtikultura, perkebunan maupun tanaman palawija.
Tanaman palawija yang dikembangkan di Indonesia diantaranya seperti
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang-kacangan, dan sebagainya.
Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah yang memiliki
potensi besar dalam bidang pertanian, tanah yang subur dan luas merupakan
salah satu faktor yang mampu mendukung kemajuan pertanian di Kabupaten
Wonogiri. Beragam jenis tanaman bahan pangan telah dibudidayakan, baik
pada lahan tegalan maupun lahan sawah. Tanaman yang sering ditanam pada
lahan sawah adalah padi sawah, jagung, kedelai dan kacang tanah. Produksi
tanaman bahan pangan di Kabupaten Wonogiri cukup besar, hal tersebut dapat
dilihat pada luas panen, rata-rata produksi dan produktivitas bahan makanan di
Kabupaten Wonogiri yang disajikan pada Tabel 1.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan
sebagai berikut :
1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan dari usahatani
tumpangsari jagung-kacang tanah dan usahatani monokultur jagung.
2. Mengkaji dan membandingkan apakah pendapatan usahatani tumpangsari
jagung-kacang tanah lebih tinggi daripada usahatani monokultur jagung.
3. Mengkaji dan membandingkan apakah efisiensi usahatani tumpangsari
jagung-kacang tanah lebih tinggi daripada usahatani monokultur jagung.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
A. Penelitian Terdahulu
Andrianie (2006: 64-68) dalam penelitiannya tentang ”Analisis Usahatani
Tumpangsari Wijen dan Jagung pada Lahan Tegalan ditinjau Dari Segi
Peningkatan Pendapatan Petani di Kabupaten Sragen” menyatakan bahwa
usahatani tumpangsari jagung dan wijen memiliki rata-rata pendapatan sebesar
Rp. 3.946.476,90Ha/MT sedangkan usahatani monokultur jagung memiliki
rata-rata penndapatan sebesar Rp. 2.527.554,00Ha/MT. Hasil analisis R/C
ratio usahatani tumpangsari jagung dan wijen adalah sebesar 1,86, sedangkan
R/C ratio pada usahatani monokultur jagung sebesar 1,66. Berdasarkan hasil
analisis R/C ratio tersebut menunjukkan bahwa usahatani tumpangsari jagung
dan wijen lebih efisien dibandingkan usahatani monokultur jagung.
Penelitian Mardiyanti (2003: 59-64) yang berjudul ”Studi Komparatif
Usahatani Jagung Sistem Tanam Tumpangsari Jagung-Kedelai dan
Monokultur Jagung di Kabupaten Wonogiri” menghasilkan kesimpilan bahwa
biaya usahatani tumpangsari jagung dan kedelai Rp. 1.460.329/Ha/MT
sedangkan untuk monokultur jagung sebesar Rp. 1.373.691/Ha/MT. Dari hasil
analisis juga diperoleh bahwa penddapatan usahatani tumpangsari jagung
dengan kedelai Rp. 2.347.063Ha/MT dan pendapatan usahatani monokultur
jagung sebesar Rp. 1.704.367Ha/MT. Pada usahatani tumpangsari jagung
dengan kedelai diperoleh nilai R/C ratio sebesar 2,6 dan R/C ratio usahatani
monokultur jagung sebesar 2,2 yang berarti bahwa usahatani tumpangsari
jagung dengan kedelai lebih efisien daripada usahatani monokultur jagung.
Menurut hasil penelitian Ekwasita (2007: 102-104) “Kajian Kelayakan
Usahatani Sambiloto dengan Jagung” menunjukkan bahwa pada usahatani
monokultur sambiloto membutuhkan biaya sebesar Rp. 4.232.300 dengan
penerimaan sebesar Rp. 5.368.985, pendapatan bersih Rp. 1.136.685 dengan
nilai B/C 1,27. Pada usahatani tumpangsari sambiloto dan jagung dengan jarak
commit to
tanam 90 cm x 20 cm membutuhkan userRp. 2.644.813 dengan penerimaan
biaya
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
Rp. 3.833.173, pendapatan bersih Rp. 1.188.360 dan nilai B/C 1,5. Biaya pada
usahatani tumpangsari jagung-sambiloto dengan jarak 90 cm x 20 cm lebih
rendah dari pada biaya usahatani monokultur sambiloto. Penurunan biaya ini
juga diikuti dengan penurunan penerimaan, usahatani tumpangsari jagung-
sambiloto memberikan pendapatan yang lebih besar. Usahatani tumpangsari
jagung-sambiloto juga membrikan nilai B/C yang lebih tinggi.
B. Tinjauan Pustaka
1. Jagung
Jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang
mengandung sumber hidrat arang yang dapat digunakan untuk
menggantikan (mensubstitusi) beras sebab:
a. Jagung memiliki kalori yang hampir sama dengan kalori yang
terkandung pada padi (lihat Tabel 3).
b. Kandungan protein di dalam biji jagung sama dengan biji padi,
sehingga jagung dapat pula menyumbang sebagian kebutuhan protein
yang diperlukan manusia. Kandungan karbohidratnyapun mendekati
mendekati karbohidrat pada padi (lihat Tabel 3), berarti jagung juga
memiliki nilai gizi yang hampir mendekati nilai gizi padi.
c. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada
kondisi tanah yang agak keringpun masih dapat ditanam. Di daerah-
daerah tertentu jagung digunakan sebagai makanan pokok, karena
jagung mudah diperoleh.
Tabel 3. Kadar Kalori, Protein dan Kadar Karbohidrat pada Berbagai
Bahan Makanan Mentah
Bahan Mentah Kadar Kadar Kadar
Kalori Protein Karbohidrat
(gram) (gram)
Beras/padi 350 Kal 8 73
Jagung 320 Kal 8 63
Ubi kayu basah 136 Kal 1,22 32
Gaplek tepung 352 Kal 1,5 85
Ketela rambat 125 Kal 1,8 28
Kentang 85 Kal 2 19
Sagu commit to user
341 Kal - 85
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
cabang tumbuh sama tinggi dengan batang utama. Walaupun terdiri dari
dua sub-species, tetapi nama botani kacang tanah adalah Arachis hypogeae
L, dan berlaku bagi kedua sub species tersebut. Taxonomi secara
lengkapnya adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Polipetales
Famili : Leguminosae
Genus : Arachis
Species : Hypogaea
Sub-species : 1. Fastigiata
2. Hypogaea
Varietas : Gajah, Macan, Rusa, Anoa, Tupai, dan lain-lain
(Sumarno, 1987: 21-26)
Kacang tanah selain dapat langsung dimakan, juga merupakan
tanaman industri. Bijinya mengandung 25-30% protein yang berkualitas
tinggi. Disamping mengandung lemak yang tinggi (40-50%), juga
mengandung mineral-mineral seperti Ca, P dan Fe, serta vitamin A dan B.
Kacang tanah juga merupakan sumber vitamin B1 dan B2.
Tabel 4. Nilai Gizi Kacang Tanah untuk Setiap 100 gram Bahan yang
dapat Dimakan.
Kacang goreng Mentega Kacang mentah
Kalori (kal) 585 589 687
Protein (g) 26 25,2 9,2
Lemak (g) 49,8 50,6 71,2
Hidrat arang (g) 18,8 18,8 14,6
Serat (g) 2,4 1,8 2,3
Abu (g) 3,8 3,7 1,6
Kalsium (mg) 74 59 73
Vit A (S.I) - - 130
Besi (mg) 2,1 1,9 2,4
Fosfor (mg) 401 380 289
Thiamin (mg) 0,32 0,12 0,86
Riboflavin (mg) commit
0,32
to user 0,12 0,13
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
Usahatani tumpangsari
Input jagung kacang tanah dan Output
monoklutur jagung
Analisis usahatani
E. Asumsi
1. Petani bertindak rasional dalam berusahatani, artinya selalu berusaha
memperoleh pendapatan yang paling tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
F. Pembatasan Masalah
1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data usahatani pada satu kali
musim tanam yaitu pada bulan November 2010 – Februari 2011.
2. Harga faktor produksi dan hasil diperhitungkan sesuai dengan harga yang
diterima oleh petani di daerah setempat pada saat penelitian dilakukan.
commit
dalam satuan kilogram (Kg) to user
dan dinilai dengan rupiah (Rp/Ha/MT).
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
6. Tenaga kerja adalah keseluruhan tenaga kerja yang digunakan, baik dalam
usahatani monokultur jagung maupun tumpangsari jagung-kacang tanah
dalam satu musim tanam, baik tenaga kerja keluarga maupun tenaga kerja
luar. Semua tenaga kerja dikonversikan ke dalam tenaga kerja pria dan
diukur dalam HKP, sedangkan nilai tenaga kerja berdasarkan upah dan
dinyatakan dalam rupiah (Rp/ HKP).
7. Produksi adalah jumlah hasil panen yang dihasilkan dari usahatani pada
satu kali musim tanam yang dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg).
8. Biaya usahatani adalah biaya mengusahakan yang merupakan biaya alat-
alat luar yang dikeluarkan oleh petani dalam kegiatan usahataninya yang
meliputi benih, pupuk, pestisida, upah tenaga kerja luar, alat–alat, pajak,
pengangkutan, selamatan, ditambah dengan biaya tenaga kerja keluarga
sendiri, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/Ha/MT).
9. Penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diterima petani dari hasil
produksi usahatani monokultur jagung maupun tumpangsari jagung
kacang tanah, merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi dengan
harga jual produk per kilogram (Kg), dinyatakan dalam rupiah
(Rp/Ha/MT).
10. Pendapatan usahatani adalah pendapatan dari usahatani jagung dengan
sistem tanam tumpangsari jagung-kacang tanah atau monokultur jagung
yang diperhitungkan dari selisih antara penerimaan usahatani jagung
dengan sistem tanam tumpangsari jagung-kacang tanah atau monokultur
jagung (TR) dengan biaya usahatani jagung dengan sistem tanam
tumpangsari jagung-kacang tanah atau monokultur jagung (TC) selama
satu musim tanam dengan satuan rupiah per hektar per musim tanam
(Rp/Ha/MT).
11. Efisiensi adalah sejumlah konsep yang terkait pada kegunaan
pemaksimalan serta pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses
produksi.
12. Analisis komparatif usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah dan
commit
monokultur jagung adalah to user perbandingan antara usahatani
analisis
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
107 petani. Sampel dalam penelitian ini diambil 30 petani dari setiap
usahatani monokultur jagung dan tumpangsari jagung-kacang tanah di
Desa Gedong.
Pengambilan sampel petani tumpangsari jagung-kacang tanah dan
monokultur jagung dilakukan dengan menggunakan metode simple
random sampling. Sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang
diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan
elementer dari populasi mempuyai kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel (Singarimbun dan Effendi, 1995). Metode pengambilan
sampel responden secara acak sederhana dilakukan dengan cara undian.
Setiap petani mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi petani
sampel. Nama-nama petani tumpangsari jagung-kacang tanah dan petani
monokultur jagung yang menjadi populasi dalam penelitian disusun pada
daftar kerangka sampling dan diberi nomor. Setiap nomor unit penelitian
dari kerangka sampling ditulis dalam secarik kertas. Kertas-kertas tersebut
kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam kotak dan diundi. Jumlah
sampel diambil sebanyak 30 petani pada usahatani tumpangsari jagung-
kacang tanah, serta 30 petani pada usahatani monokultur jagung. Nomor-
nomor yang terambil menjadi unit penelitian yang terpilih menjadi sampel.
3. Pencatatan
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu
dengan melakukan pencatatan terhadap data yang ada pada instansi-
instansi yang berhubungan dengan penelitian.
Keterangan :
µ1 : Pendapatan usahatani tumpangari jagung-kacang tanah
µ2 : Pendapatan usahatani monokultur jagung
H0 : Pendapatan usahatani tumpangsari jagung-kacang sama dengan
usahatani monokultur jagung.
H1 : Pendapatan usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah lebih
tinggi daripada usahatani monokultur jagung.
b. Menentukan level of significance (α) dalam penelitian ini ditentukan nilai
α = 5 % sehingga nilai t – tabel sebesar 1,699
c. Menentukan kriteria pengujian
t (α; n-1)
H0 diterima apabila : t hitung ≤ t tabel
H0 ditolak apabila : t hitung > t tabel
d. Perhitungan nilai t hitung
t= ëX 1 - X2û
(n1 - 1)Sd1 + (n2 - 1)Sd 2 2 é 1 + 1 ù
2
Keterangan :
X 1 = Rata-rata pendapatan pada usahatani tumpangsari jagung-kacang
tanah (Rp)
X 2 = Rata-rata pendapatan pada usahatani monokultur jagung (Rp)
Sd12 = Varian pendapatan pada usahatani tumpangsari jagung-kacang
tanah
Sd22 = Varian pendapatan pada usahatani monokultur jagung
n1 = Jumlah petani sampel usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah
n2 = Jumlah petani sampel usahatani monokultur jagung
Dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika t hitung > t tabel, maka pendapatan usahatani tumpangsari jagung-
kacang tanah lebih tinggi daripada usahatani monokultur jagung.
b. Jika t hitung ≤ t tabel, maka pendapatan usahatani tumpangsari jagung-
kacang tanah lebih kecil atau sama dengan usahatani monokultur
jagung.
t (α; n-1)
H0 diterima apabila : t hitung ≤ t tabel
H0 ditolak apabila : t hitung > t tabel
d. Perhitungan nilai t hitung
t= ëe 1 -e2û
(n1 - 1)Sd12 + (n2 - 1)Sd 2 2 é 1 + 1 ù
ê ú
(n1 + n2 ) - 2 ë n1 n2 û
Keterangan :
e 1 = Rata-rata efisiensi pada usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah
e 2 = Rata-rata efisiensi pada usahatani monokultur jagung
Sd12 = Varian efisiensi pada usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah
Sd22 = Varian efisiensi pada usahatani monokultur jagung
n1 = Jumlah petani sampel usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah
n2 = Jumlah petani sampel usahatani monokultur jagung
Dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika t hitung > t tabel, maka usahatani tumpangsari jagung-kacang
tanah lebih efisien daripada usahatani monokultur jagung.
b. Jika t hitung ≤ t tabel, maka usahatani tumpangsari jagung-kacang
tanah lebih efisien atau sama dengan usahatani monokultur jagung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
A. Keadaan Geografi
1. Letak dan Batas Wilayah
Kabupaten Wonogiri dengan luas daerah 182.236,02 ha berada
32 Km disebelah Selatan Kota Solo dengan wilayah berupa dataran
pegunungan maupun pantai. Wilayah pegunungan memanjang dari sisi
Selatan sampai Timur yang juga wilayah yang berbatasan dengan Provinsi
Jawa Timur .
Kabupaten Wonogiri terletak pada garis lintang 7°32’ - 8°15’ Lintang
Selatan dan garis bujur 110°41’ - 111°18’ Bujur Timur. Keadaan alamnya
sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping, terutama
dibagian selatan, termasuk jajaran Pegunungan Seribu yang merupakan
mata air dari Bengawan Solo. Kabupaten Wonogiri secara administrasi
terbagi menjadi 25 Kecamatan.
Batas-batas administratif wilayah Kabupaten Wonogiri adalah
sebagai berikut :
Sebelah Selatan : Kabupaten Pacitan dan Samudra Indonesia
Sebelah Utara : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Ponorogo
Sebelah Barat : Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Topografi Daerah
Wilayah Kabupaten Wonogiri terletak pada ketinggian mulai dari
101 meter di atas permukaan laut sampai dengan ketinggian 601 meter di
atas permukaan laut. Perincian pembagian wilayah Kabupaten Wonogiri
menurut ketinggian tempat dapat dilihat pada Tabel 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
3. Keadaan Iklim
Keadaan iklim suatu daerah dapat ditentukan atas dasar jumlah hari
hujan, jumlah curah hujan, rata-rata bulan kering, rata-rata bulan basah, ke-
tinggian tempat dari permukaan laut, dan suhu udara.
Tipe iklim di Kabupaten Wonogiri diketahui dengan menggunakan
perhitungan berdasarkan metode Schmit Ferguson, yaitu dengan cara
membagi iklim berdasarkan jumlah bulan kering (BK) dengan bulan basah
(BB) dari data curah hujan selama 10 tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2000
sampai dengan tahun 2009.
Berdasarkan hasil analisis data pada Lampiran 30 Kabupaten
Wonogiri termasuk wilayah bertipe iklim D atau beriklim sedang dengan
nilai Q sebesar 85,9 persen. Tanaman jagung dapat tumbuh di berbagai
tempat karena dapat dengan mudah menyesuaikan dengan lingkungannya
(AAK, 1990), sehingga usahatani jagung tentunya juga dapat
dikembangkan di daerah ini.
B. Keadaan Penduduk
1. Keadaan Penduduk menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk menurut umur digunakan untuk mengetahui
jumlah penduduk yang produktif dan yang non produktif. Menurut Badan
Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri golongan umur non produktif adalah
golongan umur antara 0-14 tahun dan golongan umur lebih dari atau sama
dengan 65 tahun, sedangkan golongan umur produktif adalah golongan
umur 15-64 tahun. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin digunakan
untuk mengetahui angka rasio jenis kelamin (Sex Ratio/SR). Komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kabupaten Wonogiri dapat
dilihat pada Tabel 7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
1) Persiapan Lahan
Persiapan lahan terdiri dari pengolahan tanah, pemberiaan pupuk
kandang dan pembuatan bidang penanaman. Pengolahan tanah merupakan
salah satu upaya penyesuaian kondisi lahan yang tepat bagi tanaman dan
pembersihan lahan dari gulma. Dengan adanya proses pengolahan tanah
maka akan memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi gembur dan
mempermudah akar dalam menyerap air dan unsur hara serta upaya
memperbaiki aerasi dan drainasenya.
Pengolahan tanah pertama kali dilakukan dengan membalik tanah
menjadi bongkahan-bongkahan besar kemudian dilanjutkan pemecahan
bongkahan-bongkahan menggunakan cangkul hingga tanah menjadi
gembur. Pada lahan yang sudah gemburdiberi pupuk kandang dan
dilakukan pembuatan guludan. Pupuk kandang yang diberikan adalah
pupuk kandang yang sudah kering dan disebarkan merata di seluruh areal
tanam dan dicampur dengan tanah, pemberian pupuk kandang ini
bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah.
2) Penanaman
Penanaman tanaman jagung menggunakan benih jagung baru bukan
dari hasil panen sebelumnya. Jarak tanam yang digunakan petani satu
dengan petani lainnya terkadang berbeda. Pengaturan jarak tanam ini perlu
dilakukan agar jarak antar tanaman tidak terlalu rapat dan tidak terjadi
perebutan unsar hara antar tanaman serta untuk menjaga pertumbuhan
tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan subur. Penanaman jagung
dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak antar baris 70 cm dan jarak
antar tanaman dalam baris 20 cm tetapi ada pula petani yang menanam
jagung dengan jarak antar baris 80 cm dan jarak antar tanaman dalam
baris 30 cm dan lubang tanam sedalam 5 cm. Benih yang ditanam per
lubangnya cukup satu butir, tetapi ada juga petani yang menanam dua butir
benih setiap lubang untuk mengantisipasi bila benih tidak tumbuh.
Penanaman jagung dan kacang tanah pada sistem tanam tumpangsari
commitdengan
jagung-kacang tanah dilakukan to user cara ditugal. Penanaman jagung
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
B. Hasil Penelitian
1. Identitas Petani Sampel
Identitas petani sampel merupakan gambaran secara umum tentang
keadaan dan latar belakang petani sampel. Hal ini meliputi luas lahan yang
diusahakan, umur petani, pendidikan petani, jumlah anggota keluarga
petani, jumlah keluarga yang aktif dalam usahatani, serta pengalaman
petani dalam budidaya jagung baik secara monokultur atau tumpangsari.
Identitas petani sampel dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
penerimaan tambahan dari hasil tanaman kacang tanah. Jika pada saat
panen harga kacang tanah mahal, maka penerimaan petani akan lebih
besar.
Kebanyakan petani didaerah penelitian memilih menjual kacah
tanah dalam keadaan polong basah atau setelah panen kacang tanah
langsung dijual tanpa melakukan proses pasca panen. Terkadang pada
saat panen raya kacang tanah terdapat tengkulak yang langsung
membeli kacang tanah milik petani. Petani langsung menjual kacang
tanahnya setelah panen dengan beberapa alasan diantaranya petani
akan lebih cepat memperoleh uang dari hasil panennya, selain itu
karena musim hujan yang panjang dan tidak ada panas matahari
membuat petani kesulitan jika ingin menjual kacang tanah dalam
bentuk ose, karena kacang tanah tidak dapat kering sempurna dan
terkadang timbul jamur.
c. Pendapatan Usahatani Monokultur Jagung dan Tumpangsari Jagung-
Kacang tanah
Pendapatan usahatani dalam penelitian ini diperoleh dengan
menghitung selisih antara penerimaan usahatani dan biaya usahatani
selama satu musim tanam. Rata-rata pendapatan usahatani monokultur
jagung dan tumpangsari jagung-kacang tanah dalam satu kali masa
tanam dapat kita lihat dalam Tabel 22.
Tabel 22. Rata-rata Total Pendapatan Usahatani Monokultur Jagung
dan Tumpangsari Jagung-Kacang Tanah MT November
2010 sampai Februari 2011 di Kecamatan Ngadirojo
Kabupaten Wonogiri
Usahatani Monokultur Jagung Usahatani Tumpangsari
No Uraian (Rp) Jagung-Kacang Tanah (Rp)
Per UT Per Ha Per UT Per Ha
1 Total 3.691.167,00 14.313.521,00 5.423.000,00 17.893.633,00
penerimaan
2 Total biaya 2.176.923,00 8.419.794,00 2.839.683,00 9.444.154,00
3 Total pendapatan 1.514.244,00 5.893.727,00 2.583.317,00 8.449.479,00
Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 23 – 26)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang analisis komparatif usahatani monokultur
jagung dan tumpangsari jagung-kacang tanah di Kabupaten Wonogiri ini,
kesimpulan yang dapat diambil antara lain :
1. Besarnya biaya mengusahakan pada usahatani monokultur jagung adalah
Rp. 8.419.794,00/Ha/MT, besarnya penerimaan adalah
Rp. 14.313.521,00/Ha/MT, sehingga pendapatan yang diperoleh petani
adalah Rp. 5.893.727,00/Ha/MT. Besarnya biaya mengusahakan pada
usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah adalah
Rp. 9.444.154,00/Ha/MT besarnya penerimaan adalah
Rp. 17.893.633,00/Ha/MT, sehingga pendapatan yang diperoleh petani
adalah Rp 8.449.479,00Ha /Ha/MT.
2. Usahatani tumpangsari jagung kacang-tanah memiliki pendapatan yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan usahatani monokultur jagung (Hasil
uji t pendapatan menunjukkan bahwa thitung nilainya 6,264 lebih besar dari
pada ttabel yang nilainya 1,699)
3. Usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah lebih efisien untuk
dikembangkan daripada usahatani monokultur jagung (Hasil uji t efisiensi
menunjukkan bahwa thitung nilainya 4,672, lebih besar dapi pada ttabel yang
nilainya 1,699)
2. Saran
Dari hasil penelitian ini, disarankan petani dan pemerintah daerah
Kabupaten Wonogiri lebih memperhatikan pengembangan usahatani jagung
secara tumpangsari salah satunya tumpangsari jagung-kacang tanah. Hal ini
dapat diwujudkan antara lain dengan :
1. Petani menggunakan sistem tanam tumpangsari jagung-kacang tanah
daripada monokultur jagung, karena sistem tanam tumpangsari jagung-
kacang tanah memberikan pendapatan dan efisiensi yang lebih tinggi
commit
daripada usahatani monokultur to user
jagung.
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id
2. Petugas penyuluh lapang lebih aktif untuk memotifasi petani agar mau
membudidayakan tumpangsari jagung-kacang tanah serta memberikan
pengetahuan tentang budidaya tumpangsari jagung-kacang tanah agar
kedua tanaman dapat tumbuh dengan optimal dan berproduksi lebih tinggi.
commit to user