Anda di halaman 1dari 67

TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Potensi Wilayah

Participatory Rural Appraisal (PRA)

Participatory Rural Appraisal (PRA) atau Pemahaman Partisipatif


Kondisi Pedesaan adalah pendekatan dan metode yang memungkinkan
masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan dalam
rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata (Sekar Ayu
Advianty, 2015).

Prinsip-prinsip PRA

Berikut adalah prinsip-prinsip gabungan menurut Adimihardja & Hikmat


(2003) serta Bhandari (2003):

1. Masyarakat dipandang sebagai subjek bukan objek.

2. Orang luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku.

3. Peneliti memposisikan dirinya sebagai insider bukan outsider.

4. Fokus pada topik utama permasalahan.

5. Pemberdayaan dan partisipatif masyarakat dalam menentukan


indikator sosial (indikator evaluasi partisipatif.

6. Keterlibatan semua anggota kelompok dan menghargai perbedaan.

7. Konsep triangulasi untuk mendapatkan informasi yang


kedalamannya dapat diandalkan. Konsep triangulasi yang
merupakan bentuk pemeriksaan dan pemeriksaan ulang (check and
recheck).

8. Optimalisasi hasil.

9. Fleksibel dalam proses partisipasi.

3
Teknik dalam melakukan PRA

Terdapat beberapa teknik utama didalam melakukan PRA, Bhandari


(2003) menyebutkan terdapat 7 jenis teknik utama yang dapat dilakukan, antara
lain:

• Secondary Data Review (SDR) – Review Data Sekunder. Merupakan cara


mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan maupun yang
belum disebarkan. Tujuan dari usaha ini adalah untuk mengetahui data manakah
yang telah ada sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan.

• Direct Observation – Observasi Langsung. Direct Observation adalah kegiatan


observasi secara langsung pada obyek masyarakat atau komunitas. Tujuannya
adalah untuk melakukan cross-check terhadap jawaban yang disebutkan oleh
masyarakat.

• Semi-Structured Interviewing (SSI) – Wawancara Semi Terstruktur. Adalah


wawancara yang mempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang masih
mungkin untuk berkembang selama interview dilaksanakan, karena pertanyaan
bersifat memberikan umpan bagi responden untuk memberikan jawaban yang
lebih detail. SSI dapat dilakukan kepada beberapa jenis responden yang
dianggap mewakili informasi, misalnya wanita, pria, anak-anak, pemuda, petani,
dan pejabat setempat.

• Pemetaan Sosial. Teknik ini adalah suatu cara untuk membuat gambaran
kondisi sosial-ekonomi masyarakat, misalnya gambar posisi pemukiman,
sumber-sumber mata pencaharian, peternakan, jalan, dan sarana-sarana umum.
Hasil gambaran ini merupakan peta umum sebuah lokasi yang menggambarkan
keadaan masyarakat maupun lingkungan fisik

• Pencatatan Alur Sejarah. Teknik pencatatan alur sejarah ini adalah suatu teknik
yang digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian dari suatu waktu lampau
sampai keadaan sekarang dengan persepsi dari komunitas/masyarakat
setempat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
topik-topik penting di masyarakat yang nantinya dapat dituangkan kedalam
program.

• Diagram Venn. Teknik ini adalah untuk mengetahui hubungan institusional


dengan masyarakat. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh masing-masing

4
institusi dalam kehidupan masyarakat serta untuk mengetahui harapan-harapan
apa dari masyarakat terhadap institusi-institusi tersebut.

• Focus Group Discussion – Diskusi Kelompok Terfokus. Teknik ini berupa diskusi
antara beberapa orang untuk membicarakan hal-hal bersifat khusus secara
mendalam. Tujuannya untuk memperoleh gambaran terhadap suatu masalah
dari misalnya program tertentu dengan lebih rinci serta melakukan evaluasi
terhadap program tersebut.

Tujuan penerapan metode PRA


Pada intinya Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah sekelompok
pendekatan atau metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling
berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi
dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata.
Metode tersebut dipandang telah memiliki teknis-teknis yang dijabarkan
cukup operasional dengan konsep bahwa keterlibatan masyarakat sangat
diperlukan dalam seluruh kegiatan. Pendekatan Participatory Rural Appraisal
(PRA) memang bercita-cita menjadikan masyarakat menjadi peneliti, perencana,
dan pelaksana pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan
(Chambers, 1996).

Programa Penyuluhan Pertanian

Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana tertulis yang


disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman pelaksanaan
penyuluhan serta sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan
pertanian. Programa penyuluhan pertanian dibuat dengan tujuan menyediakan
acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian bagi para penyelenggara,
memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana kegiatan
penyuluhan pertanian, serta menyediakan bahan penyusunan perencanaan
penyuluhan untuk disampaikan dalam forum musrenbangtan tahun berikutnya
(Permentan, 2016).

5
Unsur programa penyuluhan pertanian

Unsur programa penyuluhan menurut Permentan (2016) adalah sebagai berikut:

A. Keadaan

Keadaan yang menggambarkan fakta-fakta berupa data dan informasi


mengenai potensi, produktivitas dan lingkungan usaha pertanian,
perilaku/tingkat kemampuan petani dan kebutuhan pelaku utama dalam
usahanya di wilayah (desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/ kota,
provinsi, nasional) pada saat akan disusunnya programa penyuluhan
pertanian.

B. Tujuan

Tujuan dalam hal ini memuat pernyataan mengenai perubahan perilaku


dan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak dicapai dengan
cara menggali dan mengembangkan potensi yang tersedia pada dirinya,
keluarga dan lingkungannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dan merespon peluang. Prinsip yang digunakan dalam merumuskan
tujuan yaitu: SMART: Specific (khas); Measurable (dapat diukur);
Actionary (dapat dikerjakan/dilakukan); Realistic (realistis); dan Time
Frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan). Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah: ABCD: Audience
(khalayak sasaran); Behaviour (perubahan perilaku yang dikehendaki);
Condition (kondisi yang akan dicapai); dan Degree (derajat kondisi yang
akan dicapai).

C. Permasalahan

Permasalahan dalam hal ini terkait dengan faktor-faktor yang dinilai dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan, atau faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual)
dengan kondisi yang ingin dicapai.

D. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan menggambarkan apa yang dilakukan untuk mencapai


tujuan, bagaimana caranya, siapa yang melakukan, siapa sasarannya,

6
dimana, kapan, berapa biayanya, dan apa hasil yang akan dicapai untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dan merespon peluang yang ada.

Tahapan penyusunan programa penyuluhan pertanian

Menurut Permentan (2016), penyusunan programa penyuluhan


dilakukan oleh penyuluh pertanian bersama para pelaku utama dan pelaku
usaha serta organisasi petani secara partisipatif, melalui tahapan sebagai
berikut:

A. Perumusan keadaan

B. Penetapan tujuan

C. Penetapan masalah

D. Penetapan rencana kegiatan

Ada dua rencana yang harus disusun, yaitu:

1. Rencana kegiatan penyuluhan yang meliputi data dan informasi


mengenai tujuan, masalah, sasaran, lokasi, metode/kegiatan, waktu,
lokasi, biaya dan penanggungjawab serta pelaksana. Masalah dalam
rencana kegiatan penyuluhan berupa masalah-masalah yang bersifat
perilaku, yang antara lain bisa disidik (identifikasi) berdasarkan teknik
faktor penentu.

2. Rencana kegiatan untuk membantu mengikhtiarkan pelayanan dan


pengaturan yang meliputi data dan informasi mengenai tujuan,
sasaran, lokasi, jenis kegiatan, waktu, penanggungjawab serta
pelaksana. Masalah petani yang bersifat non perilaku antara lain
masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sarana dan
prasarana usahatani, pembiayaan, pengaturan, pelayanan dan
kebijakan pemerintah/ iklim usaha yang kurang kondusif.

E. Rencana monitoring dan evaluasi

Rencana monitoring dan evaluasi meliputi:

1. Penetapan indikator dan ukuran keberhasilan programa yaitu:

7
2. Penyusunan instrumen monitoring dan evaluasi

3. Penetapan jadwal monitoring dan evaluasi

4. Monitoring dilakukan paling kurang 3 (tiga) bulan sekali atau


triwulanan, sedangkan evaluasi dilakukan menjelang akan disusunnya
programa penyuluhan tahun berikutnya.

F. Revisi programa penyuluhan

Materi Penyuluhan Pertanian

Menurut UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan


Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, materi penyuluhan pertanian didefinisikan
sebagai bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada
pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi,
teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian
lingkungan.

Tujuan materi penyuluhan pertanian

Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan


kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan
pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian. Karena itu materi
penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku
usaha pertanian tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang
berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan
pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial
ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian materi
penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada
pelaku utama dan pelaku usaha pertanian (Permentan, 2018).

Penyiapan bahan materi penyuluhan pertanian

Bahan untuk penyusunan materi penyuluhan pada dasarnya harus


relevan dengan kebutuhan sasaran yang teridentifikasi. Tujuannya yaitu agar
materi yang tersusun menjadi efektif, dalam arti sesuai kebutuhan sasaran dan

8
mampu menyelesaikan permasalahan aktual yang dihadapi petani sasaran
(Permentan, 2018).

Penyusunan materi penyuluhan pertanian

A. Penyusunan sinopsis

Ringkasan dari materi penyuluhan pertanian perlu disiapkan dan


dituangkan dalam bentuk “sinopsis”. Tujuan penyusunan sinopsis yaitu
untuk meringkas bahan-bahan materi penyuluhan sehingga menjadi lebih
singkat, padat, mudah dipahami, dan terhindar dari bahan-bahan yang
kurang relevan dengan topik yang telah ditetapkan. Sinopsis terdiri dari
dua jenis, yaitu:

 Sinopsis yang ditulis untuk meringkas karya yang sudah ada atau
sudah ditulis secara lengkap.

 Sinopsis yang ditulis untuk persiapan menulis suatu gagasan yang


akan dituangkan dalam bentuk fiksi maupun non-fiksi.

B. Penyusunan LPM

Materi yang telah dipilih untuk disampaikan kepada sasaran selanjutnya


disusun dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM). Lembar Persiapan
Menyuluh (LPM) setidaknya berisi: Judul; Tujuan; Metode; Media; Waktu;
Alat Bantu; Uraian Kegiatan; dan Estimasi Waktu pelaksanaan
penyuluhan. Penyusunan LPM dimaksudkan untuk memudahkan
Penyuluh menyampaikan materi penyuluhannya, karena di dalam LPM
dicantumkan hal-hal yang akan digunakan dan disampaikan kepada
sasaran terkait dengan materi penyuluhan (Permentan, 2018).

Media Penyuluhan Pertanian

Menurut Supadmo (2000), media penyuluhan adalah suatu benda yang


dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada
sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.

Tujuan dan peran media penyuluhan pertanian

9
Melalui media penyuluhan pertanian petani dapat meningkatkan
interaksi dengan lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus walaupun
tidak berhadapan langsung dengan sumber komunikasi. Peranan media
penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi yakni dari segi proses
komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan (Supadmo, 2000).

1. Peranan media penyuluhan pertanian sebagai saluran komunikasi (channel)


dalam kegiatan penyuluhan pertanian sebagai berikut:

 Menyalurkan pesan/informasi dari sumber/komunikator kepada sasaran


yakni petani dan keluarganya sehingga sasaran dapat menerapkan pesan
dengan kebutuhannya.

 Menyalurkan ”feed back”/umpan balik dari sasaran/komunikan kepada


sumber/komuniukator sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan/
pengembangan dalam penerapan tehnologi selanjutnya.

 Menyebarluaskan pesan informasi kemasyarakat dalam jangkauan yang


luas, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

 Memungkinkan pelaksanaan penyuluhan pertanian secara teratur dan


sistematik.

2. Peranan media penyuluhan pertanian sebagai media belajar dalam kegiatan


penyuluhan pertanian sebagai berikut:

 Memberi pengalaman belajar yang integral dari kongkrit ke abstrak.

 Memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secara terus menerus


dan berkelanjutan.

 Memungkinkan proses belajar secara mandiri.

3. Peranan media penyuluhan pertanian sebagai peragaan dalam kegiatan


penyuluhan pertanian sebagai berikut:

a. Media Penyuluhan Pertanian Mempertinggi Efektivitas belajar.

b. Meningkatkan Interaksi Petani dengan Lingkungannya

c. Memungkinkan Untuk Meningkatkan Keterampilan

10
Jenis, penggolongan dan karakteristik media penyuluhan pertanian

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan dan


penyuluhan, banyak media pembelajaran yang bisa digunakan. Pertanyaan yang
muncul sekarang, bukan pada banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia,
tetapi bagaimana merencanakan dan membuat media visual dalam kegiatan
pelatihan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya
(Supadmo, 2000).

1. Menentukan jenis media

Penentuan jenis media visual yang efektif untuk suatu proses belajar mengajar
merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan suatu
pelatihan atau penyuluhan.

2. Penggolongan dan karakteristik media penyuluhan pertanian

Klasifikasi media berarti penggolongan atau mengelompokkan berbagai macam


media berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Tujuannya adalah untuk memudakan
pemilihan dan penggunaan media sesuai dengan kebutuhan sasaran. Klasifikasi
media penyuluhan pertanian berpedoman kepada klasifikasi media pendidikan
pada umumnya karena penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan yang
bersifat non-formal. Berikut ini merupakan jenis-jenis media penyuluhan:

 Media penyuluhan tercetak, seperti: gambar, sketsa, foto, poster, leaflet,


folder, peta singkap, kartu kilat, diagram, grafik, bagan, peta, brosur,
majalah, buku.

 Media penyuluhan audio, seperti: kaset, CD, DVD, MP3, MP4 audio.

 Media penyuluhan visual dan audio-visual, seperti: slide film, film, film
strip, video (VCD, DVD) film, televisi, komputer (interaktif, presentasi).

 Media penyuluhan berupa objek fisik atau benda nyata, seperti: benda
sesungguhnya, spesimen, model, atau simulasi.

3. Pengelompokkan media penyuluhan pertanian

11
Berdasarkan dasar-dasar pengelompokkan media pendidikan pada umumnya,
maka media penyuluhan pertanian dapat diklasifikasikan berdasarkan
rangsangan penerimaan/indera penerimaan, daya liput/jumlah sasaaran,
pengalaman belajar dan bentuk/karakteristik, media sebagai berikut:

1. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan panca indera terdiri


dari:

 Media benda sesungguhnya, rangsangan melalui seluruh


pancaindera antara lain: spesimen, monster, sample.

 Media Audio-Visual rangsangan melalui indera pendengaran dan


indera penglihatan antara lain : film, siaran televisi, video.

 Media Visual, melalui indera penglihatan antara lain : film, slide, foto,
poster.

 Media Audio, rangsangan melalui indera pendengaran antara lain :


kaset rekaman, siaran radio.

2. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan daya liput/jumlah


sasaran terdiri dari:

 Media Massal antara lain: siaran radio, siaran televisi dan media
cetak.

 Media Kelompok antara lain: film, slide, kaset rekaman, transparansi.

 Media individual antara lain: benda sesungguhnya, specimen.

3. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan tingkat pengalaman


belajar terdiri dari:

 Media yang memberikan pengalaman belajar secara kongkrit melalui


kehidupan masyarakat antara lain: benda sesunguhnya, petak
percontohan, spesimen.

 Media yang memberi pengalaman belajar melalui benda/situasi tiruan


antara lain: simulasi, permainan, model.

12
 Media yang memberi pengalaman belajar melalui audio-visual aids
(AVA) antara lain: film, kaset dan rekaman.

 Media yang memberi pengalam belajar melalui kata-kata baik lisan


atau tertulis antara lain: buku, majalah, ceramah.

4. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan bentuk/karakteristik


media yaitu:

 Media benda/situasi sesungguhnya antara lain: percontohan


tanaman/ternak

 Media berupa/situasi tiruan antara lain: model, simulasi, permainan


simulasi.

 Media terproyeksi antara lain: film, siaran TV, film slide.

 Media tercetak antara lain: poster, leaflet, folder, liptan.

 Media terekam antara lain: kaset, siaran radio, CD, VCD, DVD
(Supadmo, 2000).

Metode Penyuluhan Pertanian

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor:


52/Permentan/OT.140/2009 menjelaskan Metode penyuluhan pertanian adalah
cara/teknik penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada
pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong
dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Tujuan metode penyuluhan pertanian

Menurut Permentan tahun 2009, metode ini bertujuan untuk:

1. Mempercepat dan mempermudah penyampaian materi dalam pelaksanaan


penyuluhan pertanian;

13
2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan dan pelaksanaan
penyuluhan pertanian;

3. Mempercepat proses adopsi inovasi teknologi pertanian.

Jenis metode penyuluhan pertanian

Jenis metode penyuluhan pertanian menurut Permentan tahun 2009 terdiri dari:

1. Teknik komunikasi

a. Metode penyuluhan langsung

Metode penyuluhan langsung dilakukan melalui tatap muka dan


dialog antara penyuluh pertanian dengan pelaku utama dan pelaku
usaha, antara lain: demonstrasi, kursus tani, obrolan sore.

b. Metode penyuluhan tidak langsung dilakukan melalui perantara


(media komunikasi), antara lain: pemasangan poster, penyebaran
brosur/leaflet/folder/majalah, siaran radio, televisi, pemutaran slide
dan film.

2. Jumlah sasaran

a. Pendekatan perorangan;

b. Pendekatan kelompok; dan

c. Pendekatan massal.

3. Indera penerima dari sasaran indera penerima digunakan oleh sasaran


untuk menangkap rangsangan dalam kegiatan penyuluhan, semakin
banyak indera pemerima yang digunakan maka akan semakin efektif
penerimaan informasi penyuluhan

Jenis metode penyuluhan pertanian berdasarkan tujuan menurut Permentan


tahun 2009, terdiri dari:

1. Pengembangan kreativitas dan inovasi antara lain:

 Temu wicara

 Temu lapang (field day)

14
 Temu karya

 Temu usaha

2. Pengembangan kepemimpinan antara lain:

 Rembug paripurna

 Rembug utama

 Rembug madya

 Mimbar sarasehan

3. Pengembangan kerukunan dengan masyarakat antara lain:

a. Temu akrab

b. Ceramah

c. Demonstrasi

4. Kaji terap

5. Karya wisata

6. Kursus tani

7. Pameran usaha

8. Widyawisata

Memetakan Potensi Wilayah Desa Dengan Program GIS

Geographic Information System (GIS)

Geographic Information System (GIS) menurut Wikipedia adalah sistem


informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola
dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.

15
GIS bersifat dinamis dalam artian peta ini dapat diatur skalanya sesuai
dengan keinginan pengguna dan juga memiliki kemampuan untuk dilakukan
peng-update-an terhadap jumlah, letak, dan posisi dari suatu lokasi dalam peta.
Keistimewaan yang lain adalah dapat dihitungnya jarak antar titik pada peta
dengan lebih mudah. Dengan adanya peta digital yang memiliki banyak
keunggulan, maka banyak dikembangkan peta digital yang tidak hanya
digunakan untuk menunjukkan letak kota-kota dari suatu daerah melainkan juga
untuk memetakan potensi wilayah desa.

Akses Informasi, Teknologi, Permodalan dan Pasar

Akses informasi

Pemerintah sesuai dengan kewenangannya harus menyediakan


informasi pengembangan Usaha Peternakan dalam rangka Pemberdayaan
Peternak. Informasi dapat diberikan dalam bentuk media elektronik, media cetak,
dan media lain yang mudah dan cepat diakses oleh Peternak (Suryantini H,
2004).

Informasi pengembangan Usaha Peternakan dalam rangka Pemberdayaan


Peternak menurut Suryantini H, yaitu meliputi:

a. Harga komoditas hasil Peternakan;

b. Prasarana dan sarana Peternakan;

c. Data kebutuhan pangan nasional asal Hewan;

d. Peluang dan tantangan pasar;

e. Perkiraan populasi dan produksi;

f. Penyediaan pembiayaan dan peluang investasi;

g. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan;

h. Pemberian subsidi;

i. Teknologi Peternakan;

j. Peta penyebaran penyakit Hewan;

16
k. Rencana tata ruang wilayah;

l. Kelembagaan Peternak dan kelembagaan ekonomi Peternak; dan

m. Program pembangunan Peternakan.

Akses ilmu pengetahuan dan teknologi

Akses ilmu pengetahuan dan teknologi menurut Suryantini H (2004)


berasal dari hasil penelitian dan pengembangan dalam negeri. Hasilnya dapat
berupa invensi atau inovasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
Pemberdayaan Peternak paling sedikit meliputi:

a. Benih/bibit;

b. Pakan;

c. Alat dan mesin;

d. Budidaya;

e. Panen dan pascapanen;

f. Pengolahan dan pemasaran hasil;

g. Kesehatan hewan; dan/atau

h. Kesehatan masyarakat veteriner

Akses permodalan dan pasar

Sumber pembiayaan dan permodalan untuk Pemberdayaan Peternak


dapat berasal dari Pemerintah dan pemerintah daerah. Selain berasal dari
Pemerintah dan pemerintah daerah, sumber pembiayaan dan permodalan dapat
berasal dari masyarakat, lembaga perbankan, dan lembaga keuangan bukan
bank, serta badan usaha lainnya. Pembiayaan dan permodalan dari
Pemerintah dan pemerintah daerah dapat berupa bantuan pembiayaan atau
permodalan untuk pengembangan usaha. Bantuan pembiayaan atau permodalan
diberikan kepada Peternak melalui kelompok Peternak atau gabungan kelompok
Peternak (Permentan, 2017).

Pelayanan peternakan, pelayanan kesehatan hewan dan bantuan teknik

17
Menurut Permentan (2017), pelayanan peternakan terdiri dari:

a. Penyediaan dan pengelolaan lahan penggembalaan umum;

b. Penyediaan benih/bibit unggul;

c. Penyelamatan Ternak ruminansia betina produktif; dan

d. Penyediaan pos inseminasi buatan.

Pelayanan kesehatan hewan terdiri dari: (Permentan, 2017.)

a. Pemeriksaan kebuntingan;

b. Pengamatan dan pengidentifikasian penyakit;

c. Pengamanan penyakit Hewan;

d. Pengobatan Hewan sakit; dan

e. Pemberantasan penyakit Hewan.

Dalam rangka bantuan teknik, pemerintah sesuai dengan kewenangannya


memberikan: (Permentan, 2017.)

a. Supervisi dan pendampingan dalam menggunakan alat dan mesin


Peternakan dan Kesehatan Hewan;

b. Supervisi dalam penerapan sistem budidaya yang lebih efisien dan ramah
lingkungan; dan

c. Sarana produksi Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam meningkatkan


kemandirian dan daya saing usaha.

Pendidikan Orang Dewasa dan Pemberdayaan Masyrakat

Menurut UNESCO dalam Supriantono mendefinisikan pendidikan orang


dewasa yaitu, keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan apapun isi,
tingkatan, metodenya, baik formal atau tidak, yang melanjutkan maupun
menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas serta
latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat

18
mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan
kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap
dan perilakunya dalam persfektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan
partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang seimbang
dan bebas. Pendidikan orang dewasa dengan penyuluhan pertanian sangat
berkaitan erat terutama bagi penyuluh dalam menentukan metode apa yang
akan digunakan dalam memberikan penyuluhan kepada kelompok tani atau
sasaran lainnya (Sunhaji, 2013).

Dalam menentukan metode penyuluhan menurut Sunhaji, seorang


penyuluh harus mampu memahami prinsip – prinsip belajar orang dewasa
seperti:

1. Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila metode


pembelajaran yang diberikan menarik.
2. Orang dewasa akan belajar dengan giat apabila dosen/tenaga
pengajarnya menarik

3. Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila suasana ruang


belajar sesuai dengan suasana hatinya .

4. Orang dewasa akan belajar dengan tekun apabila selalu mendapat


support dari keluarga dan orang – orang disekitarnya

5. Orang dewasa akan belajar dengan giat apabila fasilitas ruang


belajar memadai.

Pemberdayaan masyarakat tani

Menurut Sadono D (2008), pemberdayaan masyarkat tani adalah proses


perubahan pola pikir, perilaku dan sikap petani dari subsisten tradisional menjadi
petani modern berwawasan agribisnis melalui proses pembelajaran yang
berkelanjutan. Program ini meliputi tiga aspek, yaitu:

1) Pemberdayaan sumber daya manusia petani;

2) Pemberdayaan kelembagaan petani; dan

3) Pemberdayaan usahatani

19
Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Evaluasi penyuluhan pertanian adalah kegiatan untuk menilai suatu


program penyuluhan pertanian. Evaluasi penyuluhan pertanian dilakukan dengan
proses pengumpulan data, penentuan ukuran, penilean serta perumusan
keputusan yang digunakan untuk perbaikan atau penyempurnaan perencanaan
berikutnya yang lebih lanjut demi tercapainya tujuan dari program penyuluhan
pertanian. Evaluasi penyuluhan pertanian sangat penting untuk kegiatan program
penyuluhan pertanian, bukan hanya untuk program itu sendiri melainkan
bermanfaat bagi pelaksanaan kegiatan penyuluhannya dan bagi petugas
pelaksana evaluasi penyuluhan pertanian.

Evaluasi yang baik akan didapat strategi atau rencangan kegiatan


selanjutnya untuk dilakukan agar program penyuluhan pertanian berjalan lebih
baik dan mencapai tujuan yang maksimal. Walaupun kegiatan evaluasi
penyuluhan pertanian membutuhkan waktu, biaya, tenaga dan sering dirasakan
sangat melelahkan namun evaluasi ini dapat digunakan untuk mengetahui suatu
perubahan keadaan benar-benar disebabkan oleh kegiatan penyuluhan atau
adanya faktor-faktor penyebab lain yang mempengaruhinya (Muhammad
Hairulzai. 2017).

Tujuan evaluasi penyuluhan pertanian menurut Muhammad Hairulzai tahun 2017


yaitu:

1. Untuk menentukan sejauh mana kegiatan penyuluhan pertanian dapat


dicapai yang ditandai dengan perubahan perilaku petani yang menjadi
sasaran didik dari kegiatan penyuluhan pertanian.
2. Didapat keterangan-keterangan dari lapangan yang dapat digunakan
untuk penyesuaian program penyuluhan pertanian yang sedang berjalan.

3. Untuk mengukur keefektifan dari metode dan alat bantu yang digunakan
dalam melaksanakan penyuluhan pertanian.

20
4. Untuk mendapatkan data laporan tentang hal-hal yang terjadi dilapangan.

5. Untuk memperoleh landasan bagi program penyuluhan pertanian.

6. Memberikan kepuasan bagi psikologis orang-orang yang terlibat di dalam


program penyuluhan pertanian.

Prinsip-prinsip evaluasi penyuluhan pertanian menurut Muhammad Hairulzai


tahun 2017 yaitu:

1. Evaluasi harus berdasarkan kebenaran atau fakta, kebenaran yang


obyektif untuk evaluasi adalah dengan metode-metode yang terpercaya
untuk dapat mengetahui sejauh mana penyuluhan telah mencapai tujuan.
2. Evaluasi penyuluhan merupakan bagian integrasi dari
proses pendidikan kepada masyarakat tani.

3. Evaluasi pertanian hanya dapat dilakukan berhubungan dengan tujuan-


tujuan penyuluhan pertanian.

4. Evaluasi harus menggunakan beberapa alat ukur yang berbeda.

5. Evaluasi dilakukan terhadap metode penyuluhan yang digunakan maupun


terhadap hasil kegiatan penyuluhan.

Kelembagaan Petani

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67 Tahun 2016 yang


dimaksud Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,
oleh, dan untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan
petani, mencakup Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, Asosiasi Komoditas
Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian Nasional.
Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Poktan adalah kumpulan
petani/peternak/pekebun yang dibentuk oleh para petani atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya,
kesamaan komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan
usaha anggota.

21
Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Gapoktan adalah
kumpulan beberapa Kelompok Tani yang bergabung dan bekerjasama untuk
meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang melaksanakan
kegiatan usahatani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani, baik yang berbadan hukum
maupun yang belum berbadan hukum.
Asosiasi Komoditas Pertanian adalah kumpulan dari petani, Kelompok
Tani, dan/atau Gabungan Kelompok Tani yang mengusahakan komoditas sejenis
untuk memperjuangkan kepentingan petani.

22
METODE PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan (PKL) II dilaksanakan pada tanggal 24 Juni


sampai 16 Agustus 2019, bertempat di Desa Parakan, Kecamatan Tirtamulya,
Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.

Materi Kegiatan

Materi kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II adalah:

1. Melaksanakan identifikasi potensi, permasalahan dan merumuskan


potensi dan pemecahan masalah wilayah melalui pemagangan pada
Lembaga Penyuluhan/Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).

2. Melaksanakan kegiatan magang tentang prosedur penyusunan


program dan programa penyuluhan pertanian.

3. Menyusun materi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan.

4. Memilih, menetapkan dan mendesain media penyuluhan pertanian.

5. Memilih, menetapkan dan menyusun desain dan strategi metode


penyuluhan pertanian.

6. Mampu menggunakan program GIS untuk memetakan potensi


wilayah desa.

7. Melaksanakan kegiatan magang mengenai akses dan informasi,


teknologi, permodalan, dan pasar pada Penyuluhan Peternakan dan
Kesejahteraan Hewan.

23
8. Melaksanakan penyuluhan dengan menerapkan prinsip Pendidikan
Orang Dewasa (POD) dan pemberdayaan masyarakat.

9. Melaksanakan evaluasi penyuluhan pertanian.

10. Melaksanakan penumbuhkembangan kelembagaan petani.

Prosedur Pelaksanaan

Pembekalan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II diawali dengan kegiatan
pembekalan yang dilaksanakan di Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian
Karawang pada tanggal 12 Juni – 14 Juni 2019.

Persiapan dan Penyusunan Proposal


Persiapan Praktik Kerja Lapangan II ini dimulai dari pembekalan hingga
nanti pemberangkatan kemasing-masing lokasi Praktik Kerja Lapangan II. Lalu
penyusunan proposal dilaksanakan setelah adanya konsultasi dan penetapan
lokasi kegiatan Praktik Kerja Lapangan II. Kegiatan pembuatan proposal disertai
konsultasi dengan pembimbing.

Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II akan dilakukan di
Kecamatan Pedes, Tegal Waru, Tirtajaya, dan Tirtamulya Kabupaten Karawang
Provinsi Jawa Barat. Berikut merupakan jadwal pelaksanaan kegiatan Praktik
Kerja Lapangan II.

Rincian kegiatan yang akan dilaksanakan selama kegiatan Praktik Kerja


Lapangan (PKL) II tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Rincian Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II

24
No Tujuan Kegiatan Rincian Kegiatan Output Kegiatan
1 Mampu melakukan - Melakukan koordinasi dengan- Hasil kerja berupa laporan IPW
kegiatan identifikasi aparat desa, pengurus kelompok berupa hasil wawancara (data
potensi, permasalahan tani, KTNA, penyuluh, tokoh primer) dan sekunder tentang
dan merumuskan masyarakat dan tokoh agama permasalahan,potensi usahatani,
rekomendasi potensi - Membuat/menggunakan produktivitas dan produksi
dan pemecahan instumen untuk menggali data komoditas strategis nasional,
masalah wilayah identifikasi potensi wilayah merumuskan rekomendasi dan
secara partisipatif (PRA dan atau pemecahan masalah di wilayah
Impact point) pedesaan secara partisipatif
- Daftar hadir wawancara
Lanjutan Tabel 1. - Foto kegiatan
2 Mampu menyusun - Melakukan identifikasi program- Hasil kerja berupa laporan hasil
program dan penyuluhan di tingkat desa analisis dari kegiatan identifikasi
programa penyuluhan - Pengumpulan data potensi Program Penyuluhan
pertanian wilayah, SDM,kelembagaan dan- Programa Penyuluhan Pertanian
sarana prasarana yang tingkat desa (Permentan 47 thn
diperlukan untuk menyusun 2016)
programa desa - Foto kegiatan
3 Mampu menyusun- Menentukan prioritas masalah- Sinopsis materi penyuluhan sesuai
materi penyuluhan sesuai kebutuhan sasaran kebutuhan sasaran, berdasarkan
pertanian (masalah perilaku). prioritas masalah *)
- Menyusun materi penyuluhan
sesuai hasil identifikasi
permasalahan

4 Mampu memilih, - Memilih media sesuai materi- Hasil kerja berupa pembuatan
menetapkan dan penyuluhan media penyuluhan tercetak dan
mendesain media - Menentukan jenis media elektronik *)
penyuluhan pertanian penyuluhan

5 Mampu memilih dan- Memilh metode penyuluhan- Hasil kerja berupa laporan tahapan
menetapkan strategi sesuai materi penyuluhan memilih, dan menetapkan metode
metode penyuluhan- Menetapkan dan menerapkan penyuluhan *)
pertanian metode penyuluhan pertanian
sesuai karakteristik sasaran

6 Mampu menggunakan- Menentukan titik ordinat di desa - Hasil kerja berupa : Pembuatan
program GIS untuk- Menganalisis data potensi Peta potensi wilayah desa
memetakan potensi wilayah desa menggunakan program GIS
wilayah desa
7 Mampu mengakses - Tahapan cara mengakses- Hasil keja berupa laporan tahapan
dan memanfaatkan informasi teknologi, permodalan dalam mengakses informasi
informasi teknologi,dan pasar teknologi, permodalan dan pasar
permodalan dan pasar - Implementasi hasil asesibilitas- Foto kegiatan
informasi teknologi, permodalan
dan pasar yang dilakukan oeh
sasaran/ pelaku utama dan
pelaku usaha
8 Mampu menerapkan- Mengidentifikasi karakteristik- Hasil kerja berupa laporan

25
No Tujuan Kegiatan Rincian Kegiatan Output Kegiatan
prinsip-prinsip POD sasaran identifikasi karakteristik sasaran
dan pemberdayaan- Menetapkan materi penyuluhan- Materi penyuluhan sesuai
masyarakat pada sesuai kebutuhan kebutuhan
pelaksanaan kegiatan- Melaksanakan kegiatan- Dokumen pelaksanaan
penyuluhan pertanian penyuluhan sesuai prinsip POD penyuluhan sesuai prinsip (POD)
(minimal 2x pertemuan)

9
Lanjutan Tabel 1. Mampu melakukan- Menentukan judul evaluasi- Laporan evaluasi penyuluhan
evaluasi pelaksanaan penyuluhan berdasarkan RKTPP pertanian
penyuluhan pertanian - Menyusun instrumen evaluasi - Foto kegiatan pengambilan data
- Melaksanakan evaluasi primer /sekunder
pelaksanaan penyuluhan- Daftar petani responden
pertanian (perilaku)

10 Mampu melaksanakan- Identifikasi tokoh masyarakat- Laporan penyuluhan dalam rangka


penyuluhan dalam setempat penumbuhan dan pengembangan
rangka - Melakukan pertemuan dalam kelembagaan petani (2 kali)
penumbuhkembangka rangka inisiasi penumbuhan
n kelembagaan petani kelembagaan petani
- Melakukan pertemuan dalam
rangka pengembangan
kelembagaan petani.

Sumber : Panduan PKL II Tahun 2019

Penyusunan Laporan
Mahasiswa wajib menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan II dengan
bimbingan dosen pembimbing. Konsultasi mahasiswa kepada pembimbing
internal dilakukan di Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian Karawang
Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan penyusunan
laporan ini dilakukan dari mulai awal keberangkatan sampai sebelum pengujian
Praktik Kerja Lapangan II.

Ujian
Mahasiswa wajib mengikuti ujian Praktik Kerja Lapangan II. Bahan ujian
yang perlu dipersiapkan oleh mahasiswa yaitu laporan Praktik Kerja Lapangan II
yang telah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing. Ujian diawali
dengan mempresentasikan hasil Praktik Kerja Lapangan II, kemudian dilanjutkan
dengan ujian secara lisan dan pengujian dosen pembimbing.

26
HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Potensi Wilayah

Keadaan Geografis

Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Desa Parakan Kecamatan


Tirtamulya, terdiri dari 1 (satu) desa, yaitu Desa Parakan dengan luas areal 272
Ha, berbatasan :

a) Sebelah Utara dengan Desa Citarik.

b) Sebelah Selatan dengan Desa Bojongsari

c) Sebelah Timur dengan Desa Kamuirang.

d) Sebelah Barat dengan Desa Tirtasari.

Keadaan topografi datar, jenis tanah Aluvial, tinggi tempat 20 s/d 28 meter
di atas permukaan laut dengan rata-rata curah hujan 76,86 mm/tahun. Terletak
1km dari Ibu Kota Kecamatan Tirtamulya, atau 25 km dari Ibu Kota Kabupaten
Karawang.

Luas Lahan dan Potensi Usahatani

Potensi lahan usahatani meliputi lahan sawah dan lahan darat seperti
pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Potensi Usahatani berdasarkan Jenis Lahan

Sawah (Ha) Darat (Ha)

Pekar Jumlah
No Desa ½ Pede- Tadah La- Ke- Ko- Lain-
Teknis (Ha)
Teknis saan Hujan dang anga bun lam lain
n

1 Parakan 272 95 1 11 379

27
Jumlah 272 95 1 11 379

Berdasarkan luas lahan tersebut telah terbagi habis kedalam 5 wilayah


kelompok tani (wilkel) hamparan seperti pada Lampiran 3.

Keadaan Penduduk

Keadaanjumlah penduduk sampai dengan akhir tahun 2016 adalah


sebanyak 8.150 orang, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 3.225
KK, sebagaimana Tabel 2, 3, dan 4 berikut ini.

Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Jenis Kelamin Kelompok Umur (Tahun)


No Desa
L P Jumlah 00-15 16-25 26-35 36-45 46-55 >55

1 Parakan 3750 4450 8200

Jumlah 3750 4450 8200

Tabel 3. Jumlah Kepala Keluarga dan Status Kepemilikan Lahan

Petani (KK) Non


Jumlah
No Desa Pemilik/ Peng- Buruh Jum Tani
Pemilik Guntai (KK)
Pgrp garap Tani lah (KK)

1 Parakan 325 255 415 475 1470 78

Jumlah 325 255 415 475 1470 78

Tabel 4. Keadaan Kepemilikan Tanah

Sawah ( Ha/orang ) Darat (Ha/orang)


No Desa
<0,1-0,5 >0,5-1,0 >1,0-2,0 >2,0-5,0 > 5,0 <0,1-0,5 >0,5-1,0 > 1,0

1 Parakan 100 200 70 41

28
Jumlah 100 200 70 41

Perkembangan Tingkat Pengelolaan Usahatani

- Padi
Tabel 5. Realisasi Tanam Padi MT. 2016/2017 dan MT. 2017

MT. MT. 2016/2017 MT. 2017


Luas Baku
Gol.
No Desa Sawah Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Air Tanam Tanam Tanam Tanam
( Ha )
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 Parakan 272 I Okt Nop Mar Mei

Jumlah 272

Tabel 6. Produktivitas Padi Sawah MT. 2016/2017 dan MT. 2017

Produktivitas
Luas Rata2 Produksi
(ku/Ha)
Musim Tanam Prod
No Desa (Ton GKP)
Tanam Poten-
( Ha ) Aktual (ku/Ha)
sial

1 Parakan 2016/2017 272 7,45

2017 272 7,56

Jumlah

- Palawija, Sayuran dan Buah-buahan


Tabel 7. Perkembangan Intensifikasi Palawija, Sayuran dan Buah-buahan

Musim Sasaran Tanam (Ha) Realisasi Tanam (Ha)


Komoditas
Tanam Jumlah Desa Jumlah

29
MT.
2016/2017 1. Jagung - - - -

2. Ubi Kayu - - - -

3. Kedelai - - - -

4. Kacang Hijau - - - -

5. Kacang Panjang - 4 - 4

6. Mentimun - 2 - 2

7. Terung - 2 - 2

8. Sawi - 2 - 2

2017 1. Jagung - - - -

2. Ubi Kayu - - - -

3. Kedelai - 25 - 25

4. Kacang Hijau - -

5. Kacang Panjang - 7 - 7

6. Mentimun - 7 - 7

7. Terung - 5 - 5

8. Sawi - 3 - 3

Tabel 8. Produktivitas Palawija, Sayuran dan Buah-buahan

Luas Luas
Rata2 Prod Produksi
No Komoditas Tanam Panen Keterangan
(ku/Ha) (Ton)
(Ha) ( Ha )

1 Jagung - - - - -

2 Ubi Kayu - - - - -

3 Kedelai 25 25 16 - -

4 Kacang Hijau - - - - -

5 Kacang Panjang 25 28 3 7

6 Mentimun 12 12 5 - -

7 Terung - - - - -

30
8 Sawi 2 2 4 - -

9 Jamur Merang * - - - - -

10 Mangga - - - - -

11 Rambutan - - - - -

12 Durian - - - - -

Jumlah 64 67 28 7

Tabel 9. Rata-rata Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Padi, Palawija,

Sayuran dan Buah-buahan


Tingkat Penerapan Teknologi ( % )
No Komoditas Rata2
a b c d e f g

1 Padi 98 95 98 100 80 95 90

2 Jagung 97 100 100 95 70 95 85

3 Ubi Kayu - - - - - - -

4 Kedelai 70 100 75 75 80 65 60

5 Kacang Hijau - - - - - - -

6 Kacang Panjang 98 100 100 100 100 95 80

7 Mentimun 98 98 100 100 100 95 80

8 Terung 98 95 100 100 100 95 80

9 Sawi 90 90 95 80 100 95 70

10 Jamur Merang * - - - - - - -

11 Mangga - - - - - - -

12 Rambutan - - - - - - -

13 Durian - - - - - - -

Keterangan: a). Pengolahan Tanah, b). Penggunaan Benih, c). Pemupukan, d). Pengendalian
OPT,

e). Pengaturan Air, f). Penanganan Panen, g). Pasca Panen.

- Perkebunan dan Kehutanan

31
Tabel 10. Perkembangan Areal Komoditi Tanaman Perkebunan dan Kehutanan
Kelapa Jati Mas Bambu

Prod/ Luas Prod/ Luas Prod/ Luas Prod/


No Desa Luas
Tanam Tahun Tanam Tahun Tanam Tahun Tanam Tahun
(Ha)
(…….) (Ha) (……..) (Ha) (…….) (Ha) (……..)

1 Parakan - - - - 1 - - -

Jumlah - - - - 1 - - -

Tabel 11. Rata-rata Tingkat Penerapan Teknologi


Tingkat Penerapan Teknologi ( % )
No Jenis Tanaman Rata2
a b c d e f g

1 Bambu 50 - - - - - 40 40

2 - - - - - - - -

3 - - - - - - - -

4 - - - - - - - -

Keterangan: a). Pengolahan Tanah, b). Penggunaan Benih, c). Pemupukan, d). Pengendalian
OPT,

e). Pengaturan Air, f). Penanganan Panen, g). Pasca Panen.

- Perikanan dan Kelautan


Tabel 12. Keadaan Luas Lahan dan Produktivitas Perikanan dan Kelautan

Luas Lahan ( Ha ) Produktivitas Ikan/Ha

Kolam Ikan Udang/


No D e s a Empang Mujaer Lele
Air Jumlah Mas Ban-
Tambak (kg) (kg)
Tawar (kg) deng

1 Parakan 1 - 1 - - 15.000 -

32
Jumlah 1 - - - - - -

Tabel 13. Rata-rata Tingkat Penerapan Teknologi

Tingkat Penerapan Teknologi ( % )


No Jenis Ikan Rata2
a b c d e f G

1 Mas - - - - - - - -

2 Mujaer - - - - - - - -

3 Lele 90 80 98 95 100 98 90 -

Keterangan: a). Pengolahan Tanah, b). Penggunaan Benih, c). Pemupukan, d). Pengendalian
OPT,

e). Pengaturan Air, f). Penanganan Panen, g). Pasca Panen.

- Peternakan
Tabel 14. Populasi Ternak dan Unggas Tahun 2016

Populasi Ternak (ekor)

No Desa Ayam Ayam Kam- Dom- Ker-


Bebek Entog Sapi
Buras Ras bing ba bau

1 Parakan 195 180 150 145 65 10 -

Jumlah - 195 180 150 145 65 10 -

Tabel 15. Produktivitas Bidang Peternakan

No Desa Produksi Daging/Telur (kg/th)

33
Ayam Ayam Kam- Dom- Ker-
Bebek Entog Sapi
Buras Ras bing ba bau

1 Parakan - - - - - - - -

Jumlah - - - - - - - -

Tabel 16. Tingkat Penerapan Teknologi Bidang Peternakan

Tingkat Penerapan Teknologi ( % )


No Jenis Ternak Rata2
A b c d e f g

1 Ayam Buras - - - - - - - -

2 Ayam Ras - - - - - - - -

3 Bebek - - - - - - - -

4 Entog - - - - - - - -

5 Kambing - - - - - - - -

6 Domba - - - - - - - -

7 Sapi - - - - - - - -

8 Kerbau - - - - - - - -

Pola Tanam dan Indeks Pertanaman


Tabel 17. Pola Tanam dan Indeks Pertanaman Tahun 2016
Lahan Sawah Lahan Darat

Pad
Palawija Sayuran Palawija
i-
Padi- - - -
Pad
No Desa Padi- Palawija Sayuran Sayuran
i- IP IIP IP IIP
- - -
Plwj
Ber
Sayuran Palawija Bera
(Ha) a
(Ha) (Ha) (Ha)
(Ha)

1.02
1 Parakan 211 248
2 - - - - - -

34
1.02
Jumlah 211 248
2 - - - - -

Keadaan Pencapaian Pendapatan

Tabel 18. Rata-rata Tingkat Pendapatan Usahatani

Pendapatan ( Rp/Ha/Th )
No Desa Kategori Petani
Sawah Darat

1 Parakan Petani Maju 13,5 jt 5,5 jt

Petani Biasa 12 jt 2 jt

Rata-rata - 12,75 3,75

Kelembagaan Petani/Kelompok Tani

Tabel 18. Keadaan Kelembagaan Petani/Kelompok Tani


Jumlah Luas Jumlah Aktifitas Kelas Kelompok

No Jenis Kelompok Klp (Ha/ Agt Tidak Pemul


Aktif Lanjut MadyaUtama
(bh) Kbg) (org) aktif a

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Klp Tani Dewasa 6 270 332 6 6

2 Klp Tani Sayuran

3 Klp Tani Palawija - - - - - - - - -

4 Klp Tani Buah2an - - - - - - - - -

5 Klp Tani Jamur Mrg 1 1 - 1 - - 1 - -

6 Klp Tani Perkebunan - - - - - - - - -

7 Klp Tani Kehutanan - - - - - - - - -

8 Klp Tani Perikanan - - - - - - - - -

9 Klp Tani Peternakan - - - - - - - - -

10 Klp P3A Mitra Cai 4 681 - 2 - - - - -

35
11 Klp Wanita Tani 1 - 1 - - - - -

12 Klp Taruna Tani - - - - - - - - -

13 Klp Petani Kecil P4K - - - - - - - - -

14 Gabungan Kel. Tani 2 681 - 2 - - 2 - -

15 Klp UPJA 2 150 - 2 - - 2 - -

Keadaan Sarana, Prasarana, dan Fasilitas Usahatani

Tabel 19. Jenis dan Jumlah Sarana, Prasarana, dan Fasilitas Usahatani

Jumlah Kondisi
No Jenis
(bh/unit) Baik Sedang Rusak

1 Pompa Air : Ø 2” 15 15 - - -

Ø 4” 2 2 - - -

Ø 8” - - -

2 Hand Tractor : Quick 18 10 8 - -

Rotary - - - - -

Mini Traktor - - - - -

3 Cangkul - - - - -

4 Hand Sprayer 100 80 20 - -

5 Emposan Tikus - - - - -

6 Sabit : Bergerigi - - - - -

Biasa 430 380 50 - -

7 Pedang/Parang 225 196 29 - -

8 Power Thresher 4 4 - -

9 Pedal Thresher - - - - -

10 Banting Bertirai - - - - -

36
11 Dryer/Open - - - - -

12 Pabrik Beras : Besar 8 - - - -

Kecil 2 - - - -

Mesin Pecah Kulit - - - - -

Penyosoh/Polisher - - - - -

13 Kios Saprotan 3 - - - -

14 Bank : BRI UD - - - - -

BPR - - - - -

15 Koperasi : KUD/KKT 1 - - - -

16 Pasar - - - - -

Peta Potensi Desa


Tujuan digambarkan peta potensi desa adalah diketahuinya kondisi,
potensi, dan masalah yang ada di wilayah tersebut. Dalam peta desa akan
diperoleh data/informasi sumber daya alam, tata guna lahan, batas wilayah,
penataan ruang beserta kondisinya dan sebaran penduduk. Gambar peta Desa
Parakan Kecamatan Tirtamulya dapat dilihat pada Gambar

37
Gambar . Peta Potensi Desa Parakan

38
Peta Transek
Peta data transek Desa Parakan Kecamatan Tirtamulya dapat dilihat pada
Gambar
Keterangan Ketinggian (dpl)
28 26 24 22
Penggunaan Kawasan - Lahan Pemukiman, Sungai,
Lahan perumahan sawah mesjid, Kolam
Lahan sawah - Padi sekolah, balai ikan,
Jalan raya - Daun potong desa, tanaman pemukiman
- Lahan sawah - Sayuran sayuran, , buah-
- Padi tanaman buah- buahan
- Daun potong buahan, irigasi
- Sayuran
- Ternak domba,
kambing, dan
sapi
Vegetasi Pohon-pohon, - Lahan buncis, Ikan,
bunga dan padi sawah kangkung, Pohon
serta ternak - Padi caysim/sawi, kelapa,
- Lahan sawah - Daun potong kedelai, sungai
- Padi - Sayuran kacang
- Daun potong panjang,
- Sayuran mentimun,
- Ternak domba, pepaya,
kambing, dan pisang,
sapi mangga,
klengkeng
Manfaat Pekarangan, Konsumsi, Pangan/konsu Pangan,
jalan raya, pangan, msi, konsumsi,
konsumsi, pendapatan pendapatan,
pangan, perdagangan
pendapatan,
perdagangan

Kalender Harian
Pembuatan kalender harian bertujuan untuk mengetahui gambaran pola
kegiatan keluarga (bapak, ibu dan anak) dan gambaran peluang anggota
keluarga dalam pemanfaatan dan penguasaan sumber daya keluarga. Informasi
yang akan diperoleh dari kalender harian adalah kerja produktif, social dari
bapak, ibu dan anak serta kontrol dan akses keluarga terhadap sumber daya.
Bentuk dari kalender harian di Desa Parakan dapat dilihat pada Gambar

39
Keterangan Gambar :
Bapak Ibu Anak
a= Mandi/Shalat a= Mandi/Shalat a= Mandi/Shalat
b= Opsih b= Masak b= Sarapan
c= Sarapan c= Sarapan c= Sekolah
d= Bekerja di d= Pekerajaan rumah d= Isoma
sawah/kebun tangga e= Main
e= Isoma e= Isoma f= Mengaji
f= Cari rumput f= Pengajian / masak g= Istirahat/shalat
g= g= Istirahat/shalat h= Shalat/makan
Istirahat/mandi/shalat h= Shalat/makan i= Belajar
h= Shalat/makan i= Nonton TV j= Nonton TV
i= Nonton TV j= Istirahat/tidur k= Tidur
j= Istirahat/tidur
Gambar . Kalender harian Desa Parakan Kecamatan Tirtamulya 2018

Kalender Musiman

Diketahuinya kegiatan - kegiatan, peristiwa, masalah dan peluang


dalam suatu siklus tertentu merupakan tujuan dari dibuatnya kalender musiman.
Dalam kalender musiman tersebut diperoleh data / informasi seperti curah hujan,
pola tanam siklus usaha, volume produksi dan lain-lain. Bentuk kalender
musiman di Desa Parakan ditunjukkan oleh Tabel .

Tabel . Kalender musiman di Desa Parakan 2016

40
Jenis Bulan (Ha)
No
Usahatani 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12

1 Lahan Sawah 272

2 Lahan Darat:

Kedelai 25

Kacang
25
Panjang

Mentimun 12

3 Peternakan

- Ayam 195 ekor

- Bebek 180 ekor

- Entog 150 ekor

- Domba 65 ekor

- Kambing 145 ekor

Jenis Bulan (Ha)


No 10 11 12 01 02 03 04 05 06 07 08 09
Usahatani
1 Lahan Sawah 272 272 272

2 Lahan Darat:

Kedelai 25

Kacang
25
Panjang

Mentimun 12

3 Peternakan

- Ayam 190 ekor

- Bebek 176 ekor

- Entog 190 ekor

- Domba 68 ekor

- Kambing 150 ekor

Sumber : UPTD PERTANIAN Kec. Tirtamulya, 2016

41
Petani di Desa Parakan pada umumnya memilih tanaman padi sebagai
tanaman utama dan sayuran berumur pendek sebagai pemotong siklus hama
penyakit. Pemilihan padi sebagai komoditas unggulan ini karena beberapa
varietas padi lokal sangat cocok di tanam Desa Parakan ini selain produksi
sangat tinggi juga tahan terhadap hama penyakit khususnya blast yang memang
endemis di daerah ini.

Penggunaan benih lokal yang terus menerus tanpa adanya pergiliran


varietas cenderung berbahaya karena lama-lama dikhawatirkan akan
mengakibatkan penurunan produktivitas oleh kerena itu pendampingan dalam
penyiapan benih, seleksi benih dan pergiliran varietas mutlak diperlukan. Hal ini
untuk menjaga agar petani dapat terus menanam benih lokal yang bermutu baik.

42
Tabel . Data Rataan Curah Hujan selama 5 Tahun

2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah Rata-rata


No Bulan
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
1 JAN 499 12 499 12 135 19 17 26 96 14 1,150 69 287.58 17.25
2 FEB 605 26 605 26 28 19 29 14 151 14 1,268 85 316.91 21.25
3 MAR 444 16 444 16 18 12 21 17 117 14 928 61 231.90 15.25
4 APR 394 16 394 16 12 11 7 10 246 16 807 53 201.80 13.25
5 MEI 145 5 145 5 20 10 252 12 73 12 562 32 140.50 8.00
6 JUNI 13 3 13 3 18 6 179 8 41 5 223 20 55.68 5.00
7 JULI 138 9 138 9 34.60 2.25
8 AGT 145 13 145 13 36.35 3.25
9 SEP 82 2 82 2 11 2 105 17 279 23 69.75 5.75
10 OKT 117 4 117 4 15 3 7 18 67 6 255 29 63.82 7.25
11 NOV 136 11 136 11 18 15 12 21 154 13 302 58 75.44 14.50

40
12 DES 175 13 175 13 26 18 10 25 183 18 386 69 96.48 17.25
10 10 1,12 1,610.7 130.2
2,61 2,61 301 115 922 190 112 6,443 521
Jumlah 8 8 7 9 5
217. 217. 25.0 76.8 15.8 536.9 43.4
9 9 9.58 93.9 9.33
Rata-rata 5 5 7 6 3 3 2

41
Diagram Venn
Diagram Venn atau disebut juga bagan hubungan kelembagaan dibuat
untuk mengetahui hubungan, pengaruh, kedekatan serta manfaat suatu
kelembagaan formal dengan masyarakat. Informasi yang diperoleh adalah jenis
kelembagaan, peranan dan hubungan dengan masyarakat serta akses dan
kontrol terhadap kelembagaan. Diagram Venn di Desa Parakan Tahun 2018
dapat dilihat pada Gambar

Gambar . Diagram venn Desa Parakan Kecamatan Tirtamulya

Bagan Kecenderungan dan Perubahan Mata Pencaharian

Bagan kecenderungan dan perubahan mata pencaharian masyarakat di


Desa Parakan Kecamtan Tirtamulya dapat dilihat pada Tabel.
Tabel. Bagan kecenderungan dan perubahan mata pencaharian di Desa Parakan
Kecamatan Tirtamulya

Tahun
Jenis Usaha Catatan
2014 2015 2016 2017 2018

Tenaga Kerja ***** ****** ***** **** *** Tenaga kerja


*** berkurang
dikarenakan

41
banyak petani yang
sudah tua dan
kurangnya minat
para remaja untuk
bertani karena para
remaja banyak
yang menjadi
pegawai pabrik,
buruh selain
pertanian

Kepemilikan lahan
***** ***** ***** semakin sempit
Kepemilikan *****
***** karena dibagikan
Lahan * ** * **** kepada anak-
anaknya.

Penggunaan
Varietas yang ***** ***** *****
**** ***** varietas bermutu
ditanam * * ***
semakin beragam

Penggunaan lahan
pertanian semakin
Penggunaan ***** ***** ***** berkurang karena
Lahan ***** ****
*** ** * alih fungsi lahan
Pertanian
menjadi lahan
perumahan

Penggunaan
teknologi
Penggunaan semangkin
***** meningkat karena
Teknologi ** ** **** *****
* teknologi saat ini
Peternakan semakin canggih
dan memudahkan
petani

Populasi ternak
Populasi ***** ***** khususnya ayam
*** **** *****
ternak * ** dan kambing
meningkat

Sumber: Data primer diolah Juli 2018


Ket: 1* = 1-5 Orang 10* = > 100 orang
Berdasarkan data tabel diatas, terlihat jelas keadaan perubahan mata
pencaharian masyarakat di Desa Parakan. Dari Tahun 2012-2017 terjadi
pengurangan jumlah orang yang berprofesi sebagai petani. Keadaan sebaliknya

42
terlihat pada profesi sebagai buruh perkebunan yang mengalami peningkatan.
Pada kenyataanya, masyarakat Desa Parakan perlahan beralih pekerjaan dari
petani menjadi tenaga kebun perusahaan. Masyarakat menganggap bahwa
bekerja sebagai tenaga kebun perusahaan sangat menjanjikan dan mampu
menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menghidupi keluarganya.

Diagram Alir

Diagram alir merupakan diagram arus masukan dan keluaran yang


bertujuan untuk mengetahui alur suatu sistem tertentu misalnya alur produksi
pertanian, pemasaran, sistem pengelolaan usaha, teknologi lokal dan lain-lain.
Bagan Diagram Alir di Desa Parakan disajikan pada Gambar .

43
Gambar . Diagram alir komoditas padi di Desa Parakan 2016

Gambar . Tataniaga Komoditi Padi di Desa Parakan

Gambar . Tataniaga Komoditi


Sayuran Desa Parakan

Gambar 7. Tataniaga Komoditi Ternak Desa Parakan

Peta

Mobilitas

44
Gambar . Peta mobilitas masyarakat Desa Parakan Kecamatan Tirtamulya

Alur Sejarah Desa


Sejarah nama Desa Parakan diambil dari Bahasa Sunda Yaitu
PAMARAKAN yang artinya adalah Suatu tempat yang berupa Rawa-rawa /
sungai yang dibendung bertujuan untuk mengeringkan air yang ada disungai
sehingga memudahkan untuk mencari Ikan. Karena dahulunya Desa Parakan
dilewati oleh 2 ( dua ) aliran sungai yaitu Sungai Kali Bawah dan sungai Kalen
Tarik, sehingga banyak rawa-rawa dan terdapat bantak Ikan. Masyarakat Desa
Parakan jaman dulu sudah terbiasa mencari ikan untuk dikonsumsi dan
dijadikan sebagai lauk – pauk salah satu cara dalam menangkap ikan yaitu
dengan di Parak ( dibendung ) sehingga lama kelamaan daerah tersebut sering
disebut Daerah PAMARAKAN maka sampai sekarang dijadikanlah daerah
tersebut DESA PARAKAN.
Pemekaran Desa dilaksanakan pada tahun 1979 di Mekarkan menjadi 4 (empat)
Desa yaitu :

a. Desa Parakan ( Desa Pokok )

b. Desa Kamurang

c. Desa Parakan mulya

d. Desa Citarik

Nama – nama Kepala Desa yang pernah menjabat sebagai berikut :

45
Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data primer dan data
sekunder dengan menggunakan teknik PRA di 2 (dua) desa, maka diperoleh
prioritas masalah seperti pada Tabel

Tabel . Prioritas masalah dibidang peternakan di Desa Parakan Kecamatan Tirtamulya

Skor Jumlah Prioritas


Jenis Masalah
NO Gawat Mendesak Penyebaran Skor masalah

1 2 3 4 5 6
Desa Parakan

1. Peternak belum 1 2 3 6
melaksanakan
IV
seleksi bibit yang
unggul
2. Peternak belum 2 2 2 6
menerapkan
III
pemberian pakan
sesuai anjuran
3. Peternak belum 3 3 3 9
menerapkan sistem
I
perkandangan yang
baik
4. Peternak belum 2 2 3 7
mengetehai
pencegahan dan
II
pengendalian
penyakit pada
ternak

46
Keterangan Nilai Skor:
Gawat :3 Mendesak :3 Penyebaran Tinggi :3
Agak Gawat :2 Agak Mendesak :2 Penyebaran Cukup :2
Tidak Gawat : 1 Tidak Mendesak :1 Penyebaran Rendah : 1

Menyusun Program dan Programa Penyuluhan Pertanian

Penyusunan Program
Program yang sedang berjalan di Desa Parakan yaitu program Dem
Area (Demonstrasi Area) dan Dam Parit.
Dem Area adalah demonstrasi untuk memperkenalkan teknologi baru
dalam teknik berproduksi dan pengelolaan usaha tani dengan luas unit tertentu
25-50 hektar untuk memperkenalkan teknologi baru dalam bidang teknik
berproduksi dan pengolahan membina gabungan kelompok tani.
Tujuan dari Dem Area dilakukan untuk mengatasi serangan Organisme
Pengganggu Tanaman dengan prinsip dasar PHT (Pengendalian Hama Terpadu).
Dam Parit (channel reservoir) adalah teknologi sederhana yang
dikembangkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat,
Bogor. Teknologi ini merupakan suatu cara untuk mengumpulkan/membendung
aliran air pada suatu parit (drainage network) dengan tujuan untuk menampung
volume aliran permukaan, sehingga selain dapat digunakan untuk mengairi lahan
di sekitarnya juga dapat ,emurunkan kecepatan run off, erosi dan sedimentasi.
Fungsi dan tujuan dari Dam Parit adalah:
1. Menurunkan debit puncak, yaitu debit yang paling tinggi yang terjadi pada
aliran tersebut. Biasanya pada musim penghujan debit air pada suatu parit /
saluran sangat tinggi sehingga dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor
serta erosi dengan membawa serta lapisan tanah atas yang subur. Dengan
dibangunnya dam parit yang memotong aliran, itu akan mengurangi
kecepatan aliran parit.

2. Memperpanjang waktu respon, yaitu memperpanjang selang waktu antara


saat curah hujan maksimum dengan debit maksimumnya. Dengan lamanya
air tertahan dalam DAS, maka sebagian air akan meresap kedalam tanah

47
untuk mebiuisi (recharge)cadangan air tanah dan sebagian air dapat dialirkan
ke l;ahan yang membutuhkan air / lahan yang tidak pernah mendapat air
irigasi melalui parit-parit. Pada parit-parit itu pun selanjutnya juga dibuat dam
/ bendung lagi. Demikian seterusnya, sehingga luas lahan yang dapat dialiri
dapat dimaksimalkan.

Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian


Penyusunan programa Penyuluhan Pertanian dilaksanakan dengan
memperhatikan keterpaduan dan kesinergian mulai dari Rembugtani Desa,
Mimbar Sarasehan kecamatan, kabupaten/kota, provinsi sampai nasional melalui
proses sebagai berikut:

a. Tingkat Kecamatan
Tabel 11. Teknik penyusunan programa Kecamatan Tirtamulya
Pelaksanaan
No Uraian Kegiatan
Sesuai Tidak

1 pimpinan unit kerja yang melaksanakan tugas bidang


penyuluhan di Kecamatan selaku penanggung jawab
penyusunan programa penyuluhan kecamatan Sesuai
memfasilitasi pembentukan tim penyusun programa
penyuluhan kecamatan;

2 pelaksanaan penyusunan programa penyuluhan


kecamatan dimulai dengan melakukan analisis
keadaan yang diperoleh dari hasil rekapitulasi PRA Sesuai
desa/kelurahan atau teknik identifikasi keadaan
wilayah yang lain;

3 selain melakukan analisis keadaan, Penyuluh


Pertanian di kecamatan melakukan evaluasi
programa penyuluhan kecamatan tahun sebelumnya
(T-1), untuk mengukur keberhasilan, efektivitas dan Sesuai
efesiensi pelaksanaan kegiatan penyuluhan di
kecamatan sekaligus memberi umpan balik terhadap
programa kecamatan tahun berikutnya (T+1);

4 hasil analisis keadaan dan hasil evaluasi programa


Penyuluhan Pertanian tahun sebelumnya (T-1)
Sesuai
digunakan sebagai bahan diskusi dalam pelaksanaan
Mimbar Sarasehan kecamatan;

48
5 kesepakatan dalam Mimbar Sarasehan kecamatan Sesuai
menjadi usulan indikatif dan kualitatif kegiatan
Penyuluhan Pertanian tahun berikutnya (termasuk
usulan dukungan prasarana sarana serta
pelayanan/pengaturan) yang disampaikan dalam
Musrenbang kecamatan. Musrenbang kecamatan
diperkirakan dilaksanakan sekitar bulan Februari -
Maret tahun berjalan;

6 hasil definitif Musrenbang kecamatan menjadi bahan Sesuai


dalam penyusunan programa Penyuluhan Pertanian
kecamatan tahun berikutnya (T+1);

7 penyusunan programa Penyuluhan Pertanian Sesuai


kecamatan dilaksanakan melalui pertemuan yang
dihadiri oleh seluruh Penyuluh pertanian di wilayah
unit kerja yang melaksanakan tugas bidang
penyuluhan di kecamatan, UPTD lain yang
membidangi pertanian, pejabat fungsional bidang
pertanian lain di kecamatan. Dalam hal wilayah unit
kerja yang melaksanakan tugas bidang penyuluhan di
kecamatan meliputi lebih dari satu kecamatan, maka
programa Penyuluhan Pertanian dibuat untuk setiap
kecamatan;

8 programa Penyuluhan Pertanian kecamatan disahkan Sesuai


oleh pimpinan unit kerja yang melaksanakan tugas
bidang penyuluhan di kecamatan dan selanjutnya
disampaikan kepada pimpinan unit kerja yang
melaksanakan tugas bidang Penyuluhan Pertanian di
kabupaten/kota.

Sumber : UPTD PERTANIAN Kec. Tirtamulya, 2018

Alur proses penyusunan programa kecamatan dilakukan sesuai dengan gambar


berikut ini

Gambar . Alur Proses Penyusunan Programa Kecamatan Tirtamulya

b. Tingkat Desa/Kelurahan
Tabel 12. Teknik Penyusunan Programa Desa Parakan Kecamatan Tirtamulya
Pelaksanaan
No Uraian Kegiatan
Sesuai Tidak

1 Penyuluh Pertanian yang bertugas di Sesuai


desa/kelurahan memfasilitasi proses
penyusunan programa Penyuluhan

49
Pertanian desa/kelurahan berkoordinasi
dengan unit kerja yang melaksanakan tugas
penyuluhan di kecamatan bekerjasama
dengan Ketua Posluhdes. Dalam hal
Posluhdes belum terbentuk, maka
programa Penyuluhan Pertanian mengacu
pada RKTPP;

2 pelaksanaan penyusunan programa


desa/kelurahan dimulai dengan analisis
keadaan melalui pelaksanaan PRA atau
teknik identifikasi keadaan wilayah lain oleh
Penyuluh Pertanian di desa/kelurahan
berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian Sesuai
Urusan Programa (Programmer) pada unit
kerja yang melaksanakan tugas bidang
penyuluhan di kecamatan dengan
melibatkan Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha;

3 selain melakukan analisis keadaan,


Penyuluh Pertanian di desa/ kelurahan
bersama sama dengan perwakilan
kelembagaan Pelaku Utama dan/atau
Pelaku Usaha berkewajiban melakukan
evaluasi programa penyuluhan
Sesuai
desa/kelurahan tahun sebelumnya (T-1),
untuk mengukur keberhasilan, efektivitas
dan efesiensi pelaksanaan kegiatan
penyuluhan di desa/kelurahan sekaligus
memberi umpan balik terhadap programa
desa/kelurahan tahun berikutnya (T+1);

4 hasil analisis keadaan dan hasil evaluasi


programa Penyuluhan Pertanian tahun
sebelumnya (T-1) digunakan sebagai bahan Sesuai
diskusi dalam pelaksanaan Rembugtani
Desa/Kelurahan;

5 kesepakatan dalam Rembugtani Sesuai


Desa/kelurahan menjadi usulan indikatif dan
kualitatif kegiatan Penyuluhan Pertanian
tahun berikutnya (termasuk usulan
dukungan prasarana sarana serta
pelayanan/pengaturan) yang disampaikan
dalam Musrenbang desa/kelurahan.
Musrenbang desa/kelurahan diperkirakan
dilaksanakan sekitar bulan Januari -

50
Februari tahun berjalan;

6 hasil definitif Musrenbang desa/kelurahan


menjadi bahan dalam penyusunan
Sesuai
programa Penyuluhan Pertanian
desa/kelurahan tahun berikutnya (T+1);

7 programa Penyuluhan Pertanian


desa/kelurahan ditandatangani oleh Ketua
Posluhdes serta diketahui dan
ditandatangani oleh Kepala
Sesuai
Desa/Kelurahan, selanjutnya programa
tersebut disampaikan kepada unit kerja
yang melaksanakan tugas bidang
penyuluhan di kecamatan.

Sumber : UPTD PERTANIAN Kec. Tirtamulya

Alur proses penyusunan programa desa dilakukan sesuai dengan gambar berikut
ini.

51
Gambar . Alur Proses Penyusunan Programa Desa Parakan

Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian

Penetapan materi penyuluhan pertanian yang dilakukan dalam kegiatan PKL


II di Desa Parakan didasarkan pada hasil identifikasi potensi wilayah dengan
menggunakan metode PRA. Hasil IPW menunjukan skala prioritas permasalah
yaitu :
 Kemarau panjang, sulit mendapatkan air.
 Kesulitan mencari pakan alternatif saat kemarau panjang
 Jerami padi yang tidak termanfaatkan

 Peternak masih memberikan hijauan seadanya diladang


 Kurangnya pengendalian dan penanganan penyakit saluran pernapasan
pada unggas

52
 Kurangnya kesadaran anggota kelompok ternak dalam kelembagaan
kelompok
Berdasarkan permasalahan tersebut maka ditetapkan materi penyuluhan
yang disampaikan pada kegiatan penyuluhan PKL II yaitu :
 Pembuatan pakan fermentasi gedebog pisang
 Mengenal penyakit pada saluran pernapasan pada unggas serta penangan
dan pengendaliannya
 Fungsi kelompok tani
 Amoniasi jerami padi

Pembuatan Media Penyuluhan Pertanian


Media penyuluhan yang akan digunakan dan dipersiapkan yaitu
berdasarkan karakteristik sasaran penyuluhan, dengan demikian media
penyuluhan yang disediakan dapat lebih mudah dipahami oleh sasaran dalam
hal ini kelompok tani. Media grafis berperan sebagai perantara yang dapat
membantu petani ketika proses belajar-mengajar berlangsung maupun setelah
kegiatan berlangsung. Media grafis dapat dibawa oleh sasaran untuk kemudian
dibaca kembali di rumah.
Media grafis penyuluhan pertanian yang digunakan pada saat kegiatan
PKL II adalah leaflet, powerpoint, dan video. Leaflet adalah media untuk
menyajikan pesan di selembar kertas yang dilipat tapi tidak dimatikan dan
berisikan langsung pada bahasan materinya yang sistematis. Powerpoint adalah
microsoft yang digunakan untuk penyampaian materi secara singkat dan jelas..
Materi yang dimuat pada media grafis dibuat berdasarkan atas
permasalahan yang ada di Desa Parakan. Media grafis leaflet yang dibuat dan
dibagikan kepada sasaran pada saat kegiatan penyuluhan dapat dilihat pada
lampiran
Penetapan Metode Penyuluhan Pertanian

Menurut Permentan No. 52 Tahun 2009 tentang Metode Penyuluhan


pertanian, salah satu metode penyuluhan yang mudah dilakukan adalah
ceramah, diskusi, demonstrasi dan anjangsana. Ceramah dan anjangsana
secara singkat dapat diartikan dengan menyampaikan informasi/pesan secara
lisan kepada sasaran dalam suatu pertemuan. Sedangkan Demonstrasi adalah
metode untuk memperlihatkan secara nyata tentang cara dan hasil penerapan
teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan dan bermanfaat. Melalui
metode-metode ini dapat terjalin keakraban antara penyuluh dan sasaran suluh

53
karena suasananya yang santai sehingga dalam penyampaian informasi dapat
diterima dengan baik.

Maka Metode yang diterapkan dalam pelaksanaan penyuluhan ini adalah


Ceramah, diskusi, demonstrasi dan anjangsana. Metode ini dirasa efektif dalam
mendemonstrasikan pembuatan fermentasi gedebog pisang, menyampaikan
materi tentang penyakit saluran pernapasan pada unggas serta pengendalian
juga penanganannya, fungsi kelompok tani, dan amoniasi jerami.

Memetakan Potensi Wilayah Desa dengan Program GIS

54
Akses dan Informasi, Teknologi, Permodalan dan Pasar

Akses Informasi

55
Akses informsi yang didapat oleh petani yang ada di Desa Parakan terkait
kegiatan pertaniannya yakni berasal dari penyuluh pertanian yang ada di kantor
UPTD Pertanian Kecamatan Tirtamulya. Penyuluh pertanian mendapatkan
informasinya berasal dari internet, media cetak dan televisi, kemudian penyuluh
pertanian membagiakan informasi tersebut kepada petani yang membutuhkan
dengan cara mengadakan pertemuan.
Akses Teknologi
Akses teknologi yang diperoleh oleh petani adalah akses teknologi yang
diperkenalkan oleh penyuluh, kemudian penyuluh menyampaikan manfaat dan
kegunaan dari teknologi tersebut kepada petani, sehingga petani paham,
mengerti dan mau menggunakan terknologi tersebut. Akses teknologi yang
dimiliki petani berupa alat dan mesin pertanian hand-tractor roda dua dan
transplanter yang dimanfaatkan oleh petani di Desa Parakan. Hand-tractor dan
transplanter berasal dari bantuan pemerintah daerah. Alsintan tersebut sengaja
didistribusikan ke petani untuk mengefesienkan usaha taninya.
Akses Permodalan
Akses permodalan di kelompoktani Desa Parakan rata-rata merupakan
dana hasil swadaya dari iuran yang diadakan setiap bulannya. Namun tidak
selamanya iruran tersebut berjalan lancar karena ada beberapa anggota yang
kurang aktif sehingga menyebabkan iuran sering terhambat. Akses permodalan
dapat digolongkan sangat rendah karena sangat kurangnya informasi tentang
lembaga-lembaga pemberi kredit yang dapat membantu petani dalam
pemenuhan kebutuhan modal dalam kegiatan usaha tani.
Akses Pasar
Akses pasar peternak dalam menjual hasil usaha ternaknya rata-rata
petani menjual hasil usaha ternaknya ke tengkulak langsung atau langsung ke
konsumen. Namun kebanyakan peternak di Desa Parakan langsung menjual
hasil usaha ternaknya ke konsumen.

Melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat dengan Prinsip-Prinsip POD


Evaluasi Penyuluhan Pertanian

56
Evaluasi penyuluhan pertanian mengenai penyuluhan tentang
pembuatan fermentasi jerami padi dan fermentasi gedebog pisang dengan
mengevaluasi 13 (tiga belas) orang responden yang mengikuti penyuluhan.
Pengambilan data evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan
pengetahuan anggota kelompoktani sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan.
Data responden lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
Tabel . Data Responden Evaluasi Penyuluhan Pembuatan Fermentasi
Jerami Padi dan Fermentasi Gedebog Pisang

Umur Pendidikan
No Nama Petani Alamat
(tahun) Akhir

1. Tarim Ds. Parakan 40 SLTP


Ds. Parakan
2. Enting 39 SLTP
Ds. Parakan
3. Oji 42 SD
Ds. Parakan
4. Eson Sonjaya 38 SLTA
Ds. Parakan
5. Odih 43 SLTP
Ds. Parakan
6. Hemi 37 SLTA
Ds. Parakan
7. Udin ML 51 SD
Ds. Parakan
8. Ondi 39 SLTP
Ds. Parakan
9. Judin 44 SD
Ds. Parakan
10
Warsan 50 SD
.
Ds. Parakan
11. Nian 55 SD
Ds. Parakan
12
Sodik Nasarudin 35 SLTA
.
Ds. Parakan
13
Boding 42 SLTP
.
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2019

57
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwasannya dapat dijadikan
responden yang baik dimana nantinya dapat menerapkan hasil pemahamannya
mengenai pembuatan fermentasi jerami padi dan fermentasi gedebog pisang.
Hasil Evaluasi Penyuluhan Pertanian Tingkat Pengetahuan
Evaluasi penyuluhan pembuatan fermentasi jerami padi dan fermentasi
gedebog pisang terhadap 13 responden dengan 10 soal, dengan kriteria :
a. Sangat menguasai (sangat mengetahui), jika benar ≥ 75% atau 8-10 soal
dijawab benar.
b. Menguasai (mengetahui), jika benar 50-74% atau 7-5 soal dijawab benar.
c. Kurang menguasai (kurang mengetahui), jika benar 25-49% atau 4-2 soal
dijawab benar.
d. Tidak menguasai (sangat kurang mengetahui), jika benar <25% atau kurang
dari 2 soal dijawab benar.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel .

Tabel . Hasil Evaluasi Tingkat Pengetahuan

Peningkatan
Pre Test Post Test
No Nama Petani
(Nilai Skor) (Nilai Skor)
(Nilai Skor)

1. Tarim 5 8 3
6
2. Enting 8 2
6
3. Oji 8 2
9
4. Eson Sonjaya 10 1
6
5. Odih 7 1
5
6. Suhemi 7 2
7
7. Udin ML 8 1
7
8. Ondi 9 2
6
9. Judin 7 1

58
7
10. Warsan 8 1
6
11. Nian 7 1
8
12. Sodik Nasarudin 9 1
7
13. Boding 8 1
85
Jumlah 104 19
6,5
Rata-rata 8 1,5
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2019

Berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan bahwasannya sebelum


dilakukan penyuluhan pembuatan fermentasi jerami padi dan fermentasi
gedebog pisang yaitu 6,5 dengan kriteria menguasai setelah dilakukan kegiatan
penyuluhan pembuatan fermentasi jerami padi dan fermentasi gedebog pisang
pengetahuan sasaran meningkat menjadi 8 dengan kriteria sangat menguasai.
Hal ini menggambarkan bahwasannya kegiatan penyuluhan merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan peternak agar mereka mau
berpartisipasi menerapkan teknologi yang dianjurkan sehingga dapat
meningkatkan produksi peternakan terutama produksi daging. Peningkatan
pengetahuan diharapkan akan meningkatkan partisipasi anggota kelompoktani
dalam penerapan inovasi yang telah disuluhkan oleh penulis.

Tabel . Sebaran Tingkat Pengetahuan Peternak Tentang Pembuatan


Fermentasi Jerami Padi dan Fermentasi Gedebog Pisang
No Kategori Tingkat Pengetahuan Jumlah Peternak Persentase (%)

1 Sangat Menguasai 7 53,8

2 Menguasai 6 46,2

3 Kurang Menguasai 0 0

4 Tidak Menguasai 0 0

Jumlah 13 100

Sumber :Data Primer diolah Agustus 2019


Berdasarkan hasil sebaran tingkat pengetahuan pembuatan fermentasi jerami
padi dan fermentasi gedebog pisang menunjukkan bahwa pengetahuan peternak

59
termasuk kedala kategori sangat menguasai dengan persentase 53,8 % dan
kategori menguasai dengan persentase 46,2 %

Melaksanakan Penumbuhkembangan Kelembagaan Petani

Untuk di Desa Parakan belum ada kelompok ternak dikarenakan para


peternak lebih merasa nyaman dengan beternak individu dan juga mereka
sebagai peternak kebanyakan hanya sebagai pekerjaan sampingan. Belum ada
kesadaran tentang fungsi kelompok pada peternak di Desa Parakan. Lalu,
kurangnya tenaga SDM penyuluh atau pekerja di bidang peternakan. Akibatnya
banyak dari peternak disana yang merasa kesulitan dalam pemeliharaannya baik
dari segi kandang, pakan maupun kesehatan ternak itu sendiri. Sehingga
akhirnya kami memberikan usulan untuk pembentukan kelompok ternak, agar
peternak dapat terarah dalam memelihara ternak serta bisa mendapat bantuan
dari pemerintah setempat.

60
KESIMPULAN DAN SARAN

61
DAFTAR PUSTAKA

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2009. Peraturan Menteri Pertanian No.


35/Permentan/OT.140/7/2009 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian Dan Angka Kreditnya. Jakarta:
Kementerian Pertanian.

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2009. Peraturan Menteri Pertanian No.


52/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian.
Jakarta: Kementerian Pertanian.

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2013. Peraturan Menteri Pertanian No.


07/Permentan/OT.140/1/2013 tentang Pedoman Pengembangan
Generasi Muda Pertanian. Jakarta: Kementerian Pertanian.

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2016. Peraturan Menteri Pertanian No.


47/Permentan/SM.010/9/2016 tentang Pedoman Penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Kementerian Pertanian.

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2016. Peraturan Menteri Pertanian No.


67/Permentan/SM.050/12/2016 tentang Pembinaan Kelembagaan Petani.
Jakarta: Kementerian Pertanian.

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2017. Peraturan Menteri Pertanian No.


13/Permentan/PK.240/5/2017 tentang Kemitraan Usaha Peternakan.
Jakarta: Kementerian Pertanian.

62
[Kementan] Kementerian Pertanian. 2018. Peraturan Menteri Pertanian No.
03/Permentan/SM.200/1/2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Kementerian Pertanian.

[Polbangtan] Politeknik Pembangunan Pertanian Karawang. 2019. Panduan


praktik kerja lapangan II. Karawang: Politeknik Pembangunan Pertanian.

Anantanyu S. 2011. Kelembagaan petani: peran dan strategi pengembangan


kapasitasnya. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 7(2):102-109.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penyuluhan Pertanian Pusat


Pengembangan Petugas Pertanian. 2000. Modul manajemen peyuluhan
pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.

Hasansulama H.M.I. R. Setiamihardja. 1989. Penyuluhan pertanian. Bandung.


Universitas Padjadjaran.

Muhammad Hairulzai. 2017. “Evaluasi Penyuluhan Pertanian”


https://muhammadhairulzai1604.wordpress.com/2017/02/07/evaluasi-
penyuluhan-pertanian-2/, diakses pada 28 Agustus 2018, pukul 17.09.

Sadono D. 2008. Pemberdayaan petani: paradigma baru penyuluhan pertanian


di Indonesia [tesis]. Karawang. Institut Pertanian Karawang.

Sekar Ayu Advianty. 2015. “Penggunaan Metode Participatory Rural Appraisal


(PRA) dalam Evaluasi Kebijakan Program”
https://www.kompasiana.com/sekar_advianty/552c4ac36ea8349f418b45c
1/penggunaan-metode-participatory-rural-appraisal-pra-dalam-evaluasi-
kebijakanprogram, diakses pada 26 Agustus 2018, pukul 13.08.

Sunhaji. 2013. Konsep pendidikan orang dewasa. Jurnal Kependidikan. 1(1):1-


11.

Supadmo. 2000. Media penyuluhan pertanian dan komunikasi. Jakarta:


Departemen Pertanian.

Suryantini H. 2004. Pemanfaatan informasi teknologi pertanian oleh penyuluh


pertanian: kasus di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Jurnal
Perpustakaan Pertanian. 13(1):17-23.

van den Ban A.W, Hawkins H.S. 1999. Penyuluhan pertanian. Yogyakarta.
Kanisius.

Wikipedia. 2018. “Sistem Informasi Geografis”


https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Sistem_informasi_geografis&stable=0&redirect=no, diakses pada 16
Juni 2019, pukul 15.07.

63
64
41

Anda mungkin juga menyukai