Anda di halaman 1dari 5

Nama : Reski Elvinasari

Nim : 004610112019

Jurusan/Semester : Promosi Kesehatan/ Semester 3

Metode Participatory Rural Appraisal (PRA)

PRA adalah antara lain dilatar belakangi oleh kritik para aktivis pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat terhadap penelitian dahulu yang lebih banyak memposisikan
masyarakat sekedar sebagai obyek penelitian. Lahirnya metode partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dikarenakan adanya kritik bahwa masyarakat hanya diperlakukan sebagai
obyek, bukan subyek. Metode Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan perkembangan
dari metode-metode terdahulu, diantaranya teknik Rapid Rural Appraisal (RRA) yang kurang
dalam mengajak stakeholder untuk berpartisipasi dalam program atau kebijakan (Chambers,
1992).

Jadi, PRA adalah teknik yang memungkinkan masyarakat untuk turut serta dalam
membuat tindakan nyata rencana, pengawasan, dan evaluasi kebijakan yang berpengaruh
pada kehidupannya. PRA bukan hanya terdiri dari riset, melainkan juga perencanaan
(partisipatif), monitoring, dan evaluasi. Dengan dilibatkannya masyarakat dalam proses
program, program itu akan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tingkat kepedulian
masyarakat  dalam menjalankan program/kebijkan akan lebih tinggi.

Prinsip-prinsip PRA

Berikut adalah prinsip-prinsip gabungan menurut Adimihardja & Hikmat (2003) serta Bhandari
(2003):

1. Masyarakat dipandang sebagai subjek bukan objek.

2. Orang luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku.

3. Peneliti memposisikan dirinya sebagai insider bukan outsider.

4. Fokus pada topik utama permasalahan.


5. Pemberdayaan dan partisipatif masyarakat dalam menentukan indikator sosial
(indikator evaluasi partisipatif). Kemampuan masyarakat ditingkatkan melalui
proses pengkajian keadaan, pengambilan keputusan, penentuan kebijakan,
peilaian, dan koreksi terhadap kegiatan yang dilakukan.

6. Keterlibatan semua anggota kelompok dan menghargai perbedaan.

7. Konsep triangulasi. Untuk bisa mendapatkan informasi yang kedalamannya


dapat diandalkan, bisa digunakan konsep triangulasi yang merupakan bentuk
pemeriksaan dan pemeriksaan ulang (check and recheck).

8. Optimalisasi hasil.

9. Fleksibel dalam proses partisipasi.

Teknik dalam melakukan PRA (Bhandari, 2003)

Terdapat beberapa teknik utama didalam melakukan PRA, Bhandari, 2003


menyebutkan terdapat 7 jenis teknik utama yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Secondary Data Review (SDR) – Review Data Sekunder. Merupakan cara


mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan maupun yang
belum disebarkan. Tujuan dari usaha ini adalah untuk mengetahui data manakah
yang telah ada sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan.

2. Direct Observation – Observasi Langsung. Direct Observation adalah kegiatan


observasi secara langsung pada obyek masyarakat atau komunitas. Tujuannya
adalah untuk melakukan cross-check terhadap jawaban yang disebutkan oleh
masyarakat.

3. Semi-Structured Interviewing (SSI) – Wawancara Semi Terstruktur. Adalah


wawancara yang mempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang masih
mungkin untuk berkembang selama interview dilaksanakan, karena pertanyaan
bersifat memberikan umpan bagi responden untuk memberikan jawaban yang
lebih detail. SSI dapat dilakukan kepada beberapa jenis responden yang
dianggap mewakili informasi, misalnya wanita, pria, anak-anak, pemuda, petani,
dan pejabat setempat.

4. Pemetaan Sosial. Teknik ini adalah suatu cara untuk membuat gambaran kondisi
sosial-ekonomi masyarakat, misalnya gambar posisi pemukiman, sumber-
sumber mata pencaharian, peternakan, jalan, dan sarana-sarana umum. Hasil
gambaran ini merupakan peta umum sebuah lokasi yang menggambarkan
keadaan masyarakat maupun lingkungan fisik

5. Pencatatan Alur Sejarah. Teknik pencatatan alur sejarah ini adalah suatu teknik
yang digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian dari suatu waktu lampau
sampai keadaan sekarang dengan persepsi dari komunitas/masyarakat
setempat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
topik-topik penting di masyarakat yang nantinya dapat dituangkan kedalam
program.

6. Diagram Venn. Teknik ini adalah untuk mengetahui hubungan institusional


dengan masyarakat. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh masing-masing
institusi dalam kehidupan masyarakat serta untuk mengetahui harapan-harapan
apa dari masyarakat terhadap institusi-institusi tersebut.

7. Focus Group Discussion – Diskusi Kelompok Terfokus. Teknik ini berupa diskusi
antara beberapa orang untuk membicarakan hal-hal bersifat khusus secara
mendalam. Tujuannya untuk memperoleh gambaran terhadap suatu masalah
dari misalnya program tertentu dengan lebih rinci serta melakukan evaluasi
terhadap program tersebut.

Tahap Penerapan PRA dalam Evaluasi Kebijakan/Program

Tahapan didalam melakukan PRA secara umum dapat dibagai kedalam beberapa
kegiatan sebagai berikut:

1. Membangun kesepakatan untuk mengevaluasi bersama-sama. Secara detail


dalam tahapan ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, meliputi:
Penentuan latar belakang (apa yang akan di evaluasi); tujuan; biaya; waktu
Tujuan dari diadakannya evaluasi; dan Pemilihan fasilitator

2. Menetapkan term of reference, meliputi: Pemilihan teknik dan pemilihan


representasi wakil kelompok (stakeholder)

3. Mengumpulkan dan menganalisa data, meliputi: Pemetaan wilayah dan kegiatan


yang erat berhubungan dengan penilaian dampak program; Identifikasi
permasalahan beserta potensi pemecahan masalah; dan Pemilihan pemecahan
masalah

Kelebihan dan kekurangan PRA

1. Masyarakat yang merupakan pelaku program kegiatan dapat berpartisipasi aktif.


Tingkat kesesuaian programnya dengan kebutuhan masyarakat akan besar
sehingga keberhasilan dan keberlanjutan (sustainability) program dapat terjamin.

2. Teknik PRA memberi keseimbangan peran dan pola hubungan antara kelompok
dominan dan kelompok yang terpinggirkan (ex: kaya dan miskin; pusat dan
pinggiran).

3. Metode dan teknik dalam PRA terus berkembang sehingga bisa timbul beberapa
persepsi dalam penerapannya secara praktis.

4. Butuh waktu yang tidak sebentar dan besarnya biaya.

Referensi

Adimihardja, K. &. H. H., 2003. Participatory Research Appraisal: Pengabdian dan


Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Penerbit Humaniora.

Bhandari, B. B., 2003. Participatory Rural Appraisal. In: Kanagawa, Japan: Institute for Global
Environmental Strategies (IGES), p. Module 4.
Riant, N. D., 2004. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai